(Tugas Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Pelajaran Agama)
Kelas : 5A
Nama lengkapnya adalah Luqman bin Anqa’ bin Sadun, sedangkan anaknya
bernama Tsaran. Ia berkebangsaan Habsyi dan berasal dari Kota Sudan, la hidup
lama sampai seribu tahun sehingga dapat menemui zaman kebangkitan Nabi Daud
a.s.
Lugman bukanlah seorang nabi atau raja, dia adalah manusia biasa yang
saleh dan berakhlak mulia. Pekerjaannya sebagai tukang kayu, tukang jahit, juga
sebagai pengembala kambing, dan pernah menjadi gadhi (hakim) pada masa Nabi
Daud as.
Dikisiahkan dalam sebuah riwayat, bahwa pada suatu hari Luqman al-
Hakim telah memasuki pasar dengan menaiki seekor himar (keledai), sedangkan
anaknya mengikutinya dari belakang. Melihat tingkah laku Luqman itu, orang-
orang berkata, "Lihat itu orang tua yang tidak bertimbang rasa, sedangkan anaknya
dibiarkan berjalan kaki." Setelah mendengarkan desas-desus dari orang-orang
tersebut maka Luqman pun turun dari himnarnya itu lalu diletakkan anaknya di atas
himar itu. Melihat keduanya, maka orang di pasar itu berkata pula, "Lihat orang
tuanya berjalan kaki sedangkan anaknya sedap menaiki himar itu, sungguh kurang
ajar anak itu."
Setelah mendengar kata-kata itu, Luqman pun naik ke punggung himar itu
bersama anaknya. Kemudian orang-orang berkata lagi. "Lihat itu dua orang menaiki
seckor himar, mereka sungguh menyiksakan himar itu." Karena ia tidak suka
mendengar percakapan orang, Luqman dan anaknya turun dari himar itu, kemudian
terdengar lagi orang berkata, "Dua orang berjalan kaki, dan himar itu tidak
dikendarai." Dalam perjalanan pulang. Luqman al-Hakim menasihati anaknya
mengenai sikap manusia dan ucapan-ucapan mereka. Ia berkata, "Sesungguhnya
tidak ada seseorang pun yang lepas dari ucapannya. Maka orang yang berakal tidak
akan mengambil pertimbangan kecuali kepada Allah saja. Siapa pun yang mengenal
kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangannya."
Nasihat Luqman
Di antara nasihat Luqman yang terdapat dalam surah Luqman antara lain Sebagai
berikut.
َ َوا ذ قَا َل لُقمٰ نُ ل بنه َوه َُو يَعظُه ٰيبُنَي َل تُشرك با ّٰلل ۗ ان الشركَ لَـظُلم
عظيم
Terjemahannya:
"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi
pelajaran kepadanya, "Wahai anakku! Janganlah engkau menyekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang
besar.""(QS. Luqman 31: Ayat 13)
Wahai anakku, janganlah menyamakan Allah Swt. Dengan sesuatu apa pun
karena sehebat apa pun manusia, matahari, apalagi patung tidak akan bisa
menyamai Allah Swt. Sebagai pencipta alam semesta dan sebagai sumber nikmat
dan karunia. Barang siapa ingkar kepada pemberi nikmat dan karunia Allah Swt.,
orang tersebut telah berbuat kezaliman yang besar, Zalim ialah kejam, bengis,
aniaya, dan tidak menaruh kasih sayang.
Perbuatan syirik merupakan dosa dan kezaliman yang sangat besar, Allah
Swt. Tidak akan mengampuni orang yang berbuat syirik selama ia tidak bertobat
kepada Allah.
b. Hendaklah berbuat baik terhadap kedua orang tua
Terjemahannya:
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang
tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu."(QS. Luqman 31: Ayat
14)
Ingatlah, apa yang telah terjadi pada diri ibumu, seperti kasih sayang ibu
dan saat dia mengandung, menyusui dan mendidikmu. Ingatlah bagaimana ketika
beliau hamil dan merasakan berbagai macam kesakitan dan kelelahan. Dalam masa
yang sangat lama engkau berada di rahim ibumu, betapa berat beliau membawamu
di perutnya selama sembilan bulan. Begitu pula penderitaan yang dirasakan ketika
beliau berdiri, duduk dan tidur. Ingatlah ketika ibumu melahirkanmu. Betapa berat
penderitaan yang dirasakan oleh ibumu sampai engkau keluar menuju kehidupan
ini. Kemudian ingatlah ketika ibumu menyusuimu dan ingatlah pula apa yang
dirasakannya berupa kelelahan, rasa sakit, dan begadang.
Seluruh keindahan ini sudah sepantasnya untuk tidak dilupakan dan tidak
hilang dalam ingatan seorang anak. Sudah selayaknya anak berbuat baik dan tidak
menyakiti kedua orang tuanya. Anak harus mencari keridaan keduanya. Tanpa
keridaan kedua orang tua, seorang anak tidak akan memperoleh keridaan Allah Swt.
c. Hindarilah perbuatan dosa
Anak muslim selelu taat kepada printah Allah Swt. dan menjauhi segala larangan-
Nya. Amati dan bacalah dengan tartil Q.S. Luqman/31: 16 berikut!
ّللا
َ ٰ ّللا ۗ ان َ ٰيبُنَي ان َها ان تَكُ مثقَا َل َحبة من خَردَل فَتَكُن في
ُ ٰ صخ َرة اَو فى السمٰ ٰوت اَو فى الَ رض يَأت ب َها
لَطيف خَبير
Terjemahannya:
"(Luqman berkata), "Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat
biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan
memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Maha Halus, Maha Mengetahui."(QS.
Luqman 31: Ayat 16)
Terjemahannya:
"Wahai anakku! Laksanakanlah sholat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf
dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang
penting."(QS. Luqman 31: Ayat 17)
Luqman berseru “Hai, Anakku, Dirikanlah salat karena salat termasuk
kewajiban yang paling agung dan fardu yang diwajibkan oleh Allah kepada hamba-
hamba-Nya. Salat adalah tiang agama (Islam). Barang siapa menegakkan salat
berarti menegakkan agama, dan barang siapa tidak menegakkan salat berarti ja telah
meruntuhkan agama.
Salat adalah amalan hamba yang pertama kali dihisab pada hari kiamat.
Apabila salatnya bagus, baguslah seluruh amalannya. Apabila salatnya buruk.
Buruklah seluruh amalannya.
Terjemahannya:
"Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan
janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-
orang yang sombong dan membanggakan diri." (QS. Luqman 31: Ayat 18)