Keluarga adalah miniatur masyarakat terkecil yang memiliki peren yang sangat
menentuka. Islam adalah agama yang memberikan perhatian besar kepada
keluarga. Hal ini karena sejatinya membangun keluarga bagi seorang muslim tidak
hanya untuk kehidupan di dunia, namun berlanjut hingga di akhhirat kelak. Karena
itulah ada beberapa prinsip agar keluarga terjaga keselamatannya dari pedihnya
neraka Allah Swt. Prinsip-prinsip terbiyah ini sangat jelas disampaikan dalam kisah
Luqman al-Hakim berikut ini:
ُ ك َل
(13( ظ ْل ٌم َعظِ ي ٌم ُ َوإِ ْذ َقا َل لُ ْق َمانُ اِل ْب ِن ِه َوه َُو َيع
َ ِْظ ُه َيا ُب َنيَّ اَل ُت ْش ِركْ ِباهَّلل ِ إِنَّ ال ِّشر
Bahasan yang paling awal dididikkan kepada anak adalah tentang keyakinan
kepada Allah, Al-Ahad. Itulah pondasi pendidikan yang pertama dan utama
ditanamkan dalam pikiran anak-anak. Sembahlah Allah saja, dan jangan
menyekutukannya dengan apa atau siapa pun, di mana pun dan kapan pun!
Aqidah yang kokoh dan kesadaran akan pengawasan Allah perlu dibuktikan dengan
perbuatan. Maka Luqman menuntun putranya kepada amal saleh atau kebaikan
yang harus dilakukan. Di ayat ke-17 Luqman menasihati putranya:
َ َا أVV ِبرْ َع َلى َمVاص ْ َّ َيا ُب َنيَّ أَق ِِم ال
َ Vَِذل
( ْك ِمن َّك إِن َ ا َبVص ِ Vصاَل َة َوأمُرْ ِب ْال َمعْ رُوفِ َوا ْن َه َع ِن ْال ُم ْن َك
ْ ر َوV
17( ُور ُ َع ْزم اأْل
ِ م ِ
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa
yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang
diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Luqman: 17)
Luqman menghasung putranya untuk melaksanakan shalat, berdakwah dan
bersabar, sebagai tanda bakti dan bukti kesetiaan hamba kepada Penciptanya.
4. Tidak sombong
Seseorang tidak akan mampu hidup sendiri di dunia ini. Ia bersama triliunan
makhluk Allah lainnya hidup bersama di jagat raya ini dan saling tergantung satu
dengan lainnya. Karenanya tak ada satu makhluk pun yang patut membanggakan
diri di hadapan makhluk lainnya. Inilah yang menjadi pokok nasihat Luqman
berikutnya.
ٍ ال َف ُخ
(18( ور ِ ْمْش فِي اأْل َر
ٍ ض َم َرحً ا إِنَّ هَّللا َ اَل ُيحِبُّ ُك َّل م ُْخ َت ِ اس َواَل َت
ِ ك لِل َّن َ َواَل ُت
َ صعِّرْ َخ َّد
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman: 18)
5. Sederhana
ِ ت ْال َحم
(19( ِير ُ ص ْو ِ ِك إِنَّ أَ ْن َك َر اأْل َصْ َوا
َ ت َل َ ص ْوت َ َوا ْقصِ ْد فِي َم ْش ِي
ْ ك َو
َ ْاغضُضْ ِمن
Apa yang diajarkan Luqman al-Hakim kepada putranya tampak jauh lebih sederhana
dalam ukuran kita saat ini. Tetapi dalam kesederhanaan itu terdapat makna yang
dalam, yang menjadi inti kepribadian muslim. Iman, sadar, shalat, amar makruf nahi
mungkar, sabar, rendah hati, dan sederhana. Mari kita terapkan pada diri sendiri,
kita tanamkan pada jiwa anak-anak dan keluarga tercinta, dan kita sebarkan pada
lingkungan sekitar. Insya Allah negeri ini akan menjadi lebih Islami dan diberkahi
Allah Subhaanahu wa ta’aala.
*)Disampaikan oleh Ahmad Zainal Arifin, S.Pd: dalam acara siraman Qolbu Ramadhan
1442 H, di Radio Suara Sampang FM, Pada hari Selasa, 20 April 2021. Pukul 17.00 Wib
s.d. menjelang adzan Maghrib.