Anda di halaman 1dari 4

Nama:Irda Safitri

Nim:204210166

Kelas:2F PGMI

Dosen Pengampu:Drs.Ali Musa Lubis,M.Ag

Ringkasan Surah Al-Luqman Ayat 12-19 serta Asbabun Nuzul Surah Al-Luqman

Berikut Quran Surat Al Luqman Ayat 12-19

١٢ – ‫َولَ َق ْد ٰا َت ْي َنا لُ ْق ٰم َن ْال ِح ْك َم َة اَ ِن ا ْش ُكرْ هّٰلِل ِ َۗو َمنْ َّي ْش ُكرْ َف ِا َّن َما َي ْش ُك ُر لِ َن ْفسِ ۚ ٖه َو َمنْ َك َف َر َفاِنَّ هّٰللا َ غَ نِيٌّ َح ِم ْي ٌد‬

12. Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu, ”Bersyukurlah kepada Allah!
Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri;
dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji.

ُ َ‫ك ل‬
١٣ – ‫ظ ْل ٌم َعظِ ْي ٌم‬ ‫هّٰلل‬ ُ ‫َوا ِْذ َقا َل لُ ْق ٰمنُ اِل ْبنِهٖ َوه َُو َيع‬
َ ْ‫ِظ ٗه ٰي ُب َنيَّ اَل ُت ْش ِركْ ِبا ِ ۗاِنَّ ال ِّشر‬

13. Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya,
”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”

َ ۗ ‫ْن اَ ِن ا ْش ُكرْ لِيْ َول َِوالِ َد ْي‬


١٤ – ‫ك ِالَيَّ ْالمَصِ ْي ُر‬ َ ‫ان ِب َوالِدَ ْي ۚ ِه َح َملَ ْت ُه اُم ُّٗه َوهْ ًنا َع ٰلى َوهْ ٍن َّوف‬
ِ ‫ِصالُ ٗه فِيْ َعا َمي‬ َ ‫ص ْي َنا ااْل ِ ْن َس‬
َّ ‫َو َو‬

14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia
dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.

‫?اب ِالَ ۚيَّ ُث َّم ِالَيَّ َم??رْ ِج ُع ُك ْم‬ ٓ


َ ‫ك ِبهٖ عِ ْل ٌم َفاَل ُتطِ عْ ُه َما َو‬
َ ?‫صا ِح ْب ُه َما? فِى ال ُّد ْن َيا َمعْ ر ُْو ًفا َّۖوا َّت ِبعْ َس ِب ْي َل َمنْ اَ َن‬ َ َ‫ْس ل‬ َ ‫ك َع ٰلى اَنْ ُت ْش ِر‬
َ ‫ك ِبيْ َما لَي‬ َ ‫َواِنْ َجا َه ٰد‬
١٥ – ‫َفا ُ َن ِّبُئ ُك ْم ِب َما ُك ْن ُت ْم َتعْ َملُ ْو َن‬
15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak
mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya
di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku
tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

١٦ – ‫ت ِب َها هّٰللا ُ ۗاِنَّ هّٰللا َ لَطِ يْفٌ َخ ِب ْي ٌر‬


ِ ‫ض َيْأ‬
ِ ْ‫ت اَ ْو فِى ااْل َر‬ َ ْ‫ك م ِْث َقا َل َح َّب ٍة مِّنْ َخرْ دَ ٍل َف َت ُكنْ فِي‬
ِ ‫ص ْخ َر ٍة اَ ْو فِى الس َّٰم ٰو‬ ُ ‫ٰي ُب َنيَّ ِا َّن َهٓا اِنْ َت‬

16. (Lukman berkata), ”Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan
berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan).
Sesungguhnya Allah Mahahalus, Mahateliti.

َ ِ‫ك اِنَّ ٰذل‬


١٧ – ‫ك مِنْ َع ْز ِم ااْل ُم ُْو ِر‬ َ َ‫ٰي ُب َنيَّ اَق ِِم الص َّٰلو َة َوْأمُرْ ِب ْال َمعْ ر ُْوفِ َوا ْن َه َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َواصْ ِبرْ َع ٰلى َمٓا ا‬
َ ۗ ‫صا َب‬

17. Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah
(mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang
demikian itu termasuk perkara yang penting.

‫هّٰللا‬
ٍ ‫ض َم َرحً ۗا اِنَّ َ اَل ُيحِبُّ ُك َّل م ُْخ َت‬
١٨ – ‫ال َف ُخ ْو ۚ ٍر‬ ِ ْ‫مْش فِى ااْل َر‬
ِ ‫اس َواَل َت‬
ِ ‫َّك لِل َّن‬ َ ‫َواَل ُت‬
َ ‫صعِّرْ َخد‬

18. Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan
di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membanggakan diri.

١٩ - ࣖ ‫ت ْال َح ِمي ِْر‬ َ ‫ت َل‬


ُ ‫ص ْو‬ َ ۗ ‫ص ْو ِت‬
ِ ‫ك اِنَّ اَ ْن َك َر ااْل َصْ َوا‬ َ ‫َوا ْقصِ ْد فِيْ َم ْش ِي‬
ْ ‫ك َو‬
َ ْ‫اغضُضْ مِن‬

19. Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk
suara ialah suara keledai.”

Asbabun Nuzul Surah Al-Luqman

Asbabun nuzul Surat Luqman, jika diruntut, banyak pesan-pesan moral di dalamnya. Pasalnya,
asbabun nuzul Surat Luqman berkaitan dengan banyak hal. Ini belum lagi asbabun nuzul Surat
Luqman per-ayatnya (ayat 9,13, atau 34). Adapun asbabun nuzul Surat Luqman ayat 13-19 berkaitan
dengan kurikulum pendidikan anak.
Dalam Al-Quran, kita dapat menjumpai beberapa konsep pendidikan yang berkualitas. Salah satunya
kisah inspiratif tentang dialog antara ayah dan anak dalam Surat Luqman ayat 13-19. Di mana proses
interaksi keduanya sering dijadikan landasan filosofis dalam penerapan model pendidikan di
berbagai tempat.Sebab, kisah isnpiratif dalam Surat Luqman tersebut jika kita telaah lebih dalam,
kita akan temukan model dan konsep pendidikan yang menarik. Kegigihan sang ayah (Luqman)
dalam memberikan nasehat kepada anaknya merupakan proses pengajaran yang sangat mulia. Di
mana Luqman diberikan hikmah oleh Allah SWT sebagai puncak dari keilmuan yang dimilikinya.
Mengutip pendapatnya Buya Hamka, hikmah tersebut adalah kesesuaian antara perbuatan dan
pengetahuan.Pada awalnya, Surat Luqman diturunkan berkaitan dengan permintaan orang Quraisy
yang menanyakan prihal kisah Luqman Hakim. Pada waktu itu, orang Quraisy meminta Rasulullah
untuk menjelaskan kisah Luqman Hakim beserta anaknya. Kemudian turunlah Surat Luqman ayat 13-
19 tersebut.Nasihat-nasihat Luqman yang tersurat dalam Al-Quran menjadi bahan pengajaran serta
petunjuk bagi umat manusia sampai sekarang. Pendidikan yang pertama kali Luqman sampaikan
kepada anaknya berkaitan dengan syirik, perintah berbakti kepada orangtua, berbuat kebajikan,
menjauhi larangan Allah dan berakhlak mulia.

Pendapat ahli tafsir tentang kandungan ayat

Pakar tafsir Indonesia, Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy menjelasakan bahwa Allah SWT
menganugerahkan hikmah kepada Luqman, agar senantiasa bersyukur kepadaNya serta mampu
menjalankan ketaatan sebagai wujud seorang hamba.Salah satu nasehat Luqman kepada putranya
ialah tentang menjauhi perbuatan syirik. Imam Ali as-Shobuni menilai syirik merupakan perbuatan
yang buruk dan sebuah kedzalimana yang nyata. Orang yang menyekutukan Allah dengan
makhlukNya, sama halnya ia tidak menggunakan akal sehatnya. Sebab, perbuatan syirik jauh dari
akal sehat.Pada ayat berikutnya, yakni ayat 14 dan 15, Allah memerintahkan kepada umat manusia
agar berbuat baik kepada kedua orangtua, terutama kepada ibu. Karena, ibu-lah yang mengandung
kita selama sembilan bulan lamanya. Beliau merasakan sakit dan susah yang mendalam seiring
bertambahnya usia kandungan. Belum lagi ketika melahirkan, ia harus berjuang dengan
mempertaruhkan nyawanya. Beban yang ditanggung seorang ibu masih berlanjut, di mana ia harus
menyusui bayinya selama dua tahun.Oleh karena itu, menurut Ibnu Jaza, hak seorang ibu lebih besar
daripada bapak. Namun keduanya sangat berjasa dalam kehidupan kita. Seumur hidup pun kita tidak
akan mampu membalas budi jasa-jasa mereka yang tak terhitung banyaknya. Maka, seorang anak
senantiasa harus berbuat baik kepada orangtua sebagaimana dijelaskan Allah dalam ayat di
atas.Ketaatan kepada orangtua merupakan sebuah keniscayaan bagi anak. Ia harus memenuhi dan
menjalankan apa yang diperintahkan orangtua kecuali ketika memerintahkan untuk berbuat
maksiat. Dalam hal ini, anak tidak wajib taat kepada orangtua karena tidak ada ketaatan bagi
makhluk dalam bermaksiat kepada Allah. Meskipun demikian, kita tetap menjalin hubungan baik
dengan orangtua serta bersikap sopan santun kepada mereka.
Surah Al Luqman Ayat 12-19 juga mempelajari tentang Ushuluddin (Dasar Beragama)

Pendidikan yang harus ditanamkan adalah sebagai berikut:

1.Menanamkan Aqidah atau Tauhid yaitu terbagi menjadi Rububiyah,Uluhiyah,Tauhid dan Asma Wa
‘Sifat.

Pertama: Tauhid rububiyyah adalah mengesakan Allah dalam perbuatan Allah, yaitu Allah itu satu-
satunya Pencipta (Al-Khaliq), Pengatur Jagat Raya (Al-Mudabbir), Yang Maha Merajai (Al-Malik), dan
Pemberi Rezeki (Ar-Razzaq).

Kedua: Tauhid uluhiyyah adalah mengesakan Allah dalam perbuatan hamba, yaitu kita selaku hamba
hanya beribadah kepada Allah saja, tidak boleh satu pun ibadah diserahkan kepada selain Allah.
Ibadah seperti berdoa, thawaf, menyembelih kurban, bernadzar hanya boleh ditujukan kepada Allah
semata.

Ketiga: Tauhid asma wa sifat adalah mengesakan Allah dalam nama dan sifat-Nya. Kita menetapkan
nama dan sifat bagi Allah sebagaimana yang Allah dan Rasul-Nya tetapkan. Beriman dalam hal nama
dan sifat ini tanpa melakukan.

Takwil (merubah maknanya),

Tak-thil (menolak sebagian sifat Allah),

Takyif (memvisualkan atau menggambarkan bagaimana wujud sifat Allah),

Tam-tsil (menyamakan dengan sifat Allah dengan sifat makhluk), dan

Tafwidh (tidak mau menetapkan pengertian sifat Allah).

2.Berhubungan dengan akhlak,terutama akhlak kepada Orang Tua.

3.Jika orang tuamu meminta menyekutukan Allah,maka jangan engkau taat kepada Orang Tua.

4.Sholat merupakan simbol syariat Islam.

Anda mungkin juga menyukai