Anda di halaman 1dari 9

Tafsir Surat At-Taghabun, ayat 14-18

- October 25, 2015


‫{اَي َأهُّي َا اذَّل ِ َين آ َمنُوا َّن ِم ْن َأ ْز َو ِاجمُك ْ َوَأ ْوال ِدمُك ْ عَ دُ ًّوا لَمُك ْ فَا ْح َذ ُرومُه ْ َو ْن تَ ْع ُف وا َوت َْص َف ُحوا َوتَ ْغ ِف ُروا فَ َّن‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬ ‫ِإ‬
)14( ‫اهَّلل َ غَ ُف ٌور َر ِح ٌمي‬
)15( ‫ن َّ َما َأ ْم َوالُمُك ْ َوَأ ْوال ُدمُك ْ ِف ْتنَ ٌة َواهَّلل ُ ِع ْندَ ُه َأ ْج ٌر َع ِظ ٌمي‬
‫ِإ‬
ُ ‫وق حُش َّ ن َ ْف ِس ِه فَُأولَِئ َك مُه‬
َ ُ‫فَ ات َّ ُقوا اهَّلل َ َم ا ْاس َت َط ْعمُت ْ َوامْس َ ُعوا َوَأ ِطي ُع وا َوَأنْ ِف ُق وا َخرْي ً ا ألنْ ُف ِس مُك ْ َو َم ْن ي‬
)16( ‫ون‬ َ ‫الْ ُم ْف ِل ُح‬
‫ْن تُ ْق ِرضُ وا اهَّلل َ قَ ْرضً ا َح َسنًا يُضَ ا ِع ْف ُه لَمُك ْ َوي َ ْغ ِف ْر لَمُك ْ َواهَّلل ُ َش ُك ٌور َح ِل ٌمي‬
‫ِإ‬
)17(
َّ ‫عَا ِل ُم الْ َغ ْي ِب َو‬
} )18( ‫الشهَا َد ِة الْ َع ِز ُيز الْ َح ِك ُمي‬

Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada


yang menjadi musuh bagimu Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu
memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu
hanyalah cobaan (bagimu); di sisi Allah-lah pahala yang besar. Maka bertakwalah kamu
kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan nafkahkanlah
nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya,
maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Jika kamu meminjamkan kepada Allah
pinjaman yang baik, niscaya Allah melipatgandakan (pembalasannya) kepadamu dan
mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun. Yang
Mengetahui yang gaib dan yang nyata. Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.

Dalam ayat ke 14 ini Allah Swt. berfirman, menceritakan tentang istri-istri dan anak-anak,
bahwa di antara mereka ada yang menjadi musuh suaminya dan orang tuanya. Dikatakan
demikian karena di antara mereka ada yang melalaikannya dari amal saleh, seperti yang
disebutkan dalam ayat lain melalui firman Allah Swt. yang mengatakan:

َ ُ ‫اَي َأهُّي َا اذَّل ِ َين آ َمنُوا اَل تُلْهِمُك ْ َأ ْم َوالُمُك ْ َوال َأ ْوال ُدمُك ْ َع ْن ِذ ْك ِر اهَّلل ِ َو َم ْن ي َ ْف َع ْل َذكِل َ فَُأولَِئ َك مُه ُ الْ َخارِس‬
‫ون‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan
kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian, maka mereka itulah
orang-orang yang rugi. (Al-Munafiqun: 9)

Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:


ْ ‫فَا ْح َذ ُرومُه‬
maka berhati-hatilah kamu. (At-Taghabun: 14)

Menurut Ibnu Zaid, disebutkan bahwa maka berhati-hatilah terhadap agamamu. Mujahid
mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini:
} ْ ‫{ َّن ِم ْن َأ ْز َو ِاجمُك ْ َوَأ ْوال ِدمُك ْ عَدُ ًّوا لَمُك‬
‫ِإ‬
sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh
bagimu. (At-Taghabun: 14)

karena mendorong seseorang untuk memutuskan tali persaudaraan atau berbuat suatu
maksiat terhadap Tuhannya, karena cintanya kepada istri dan anak-anaknya terpaksa ia
menaatinya dan tidak kuasa menolaknya.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan
kepada kami Muhammad ibnu Khalaf As-Saidalani, telah menceritakan kepada kami Al-
Faryabi, telah menceritakan kepada kami Israil, telah menceritakan kepada kami Sammak
ibnu Harb, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang telah ditanya oleh seorang lelaki tentang
makna firman-Nya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan
anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap
mereka. (At-Taghabun: 14)

Dan jika di antara anak dan istri berperilaku memusuhi, maka perintah Allah untuk
memaafkan dan mengampuni mereka, sebagaimana kisah yang melatari ayat ke 14 tsb :
Bahwa ada sejumlah lelaki yang telah masuk Islam di Mekah; ketika mereka hendak
bergabung dengan Rasulullah Saw. di negeri hijrah, maka istri-istri dan anak-anak mereka
tidak mau ditinggalkan. Pada akhirnya setelah mereka datang kepada Rasulullah Saw.
(sesudah penaklukan Mekah), mereka melihat orang-orang telah mendalami agama
mereka. Kemudian mereka melampiaskan kemarahannya kepada istri-istri dan anak-anak
mereka yang menghalang-halangi mereka untuk hijrah. Dan ketika mereka hendak
menghukum istri-istri dan anak-anak mereka, Allah menurunkan firman-Nya: dan jika kamu
memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (At-Taghabun: 14)

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi, dari Muhammad ibnu Yahya Al-
Faryabi alias Muhammad ibnu Yusuf dengan sanad yang sama. Hasan mengatakan bahwa
hadis ini sahih. Ibnu Jarir danTabrani meriwayatkan hadis ini melalui Israil dengan sanad
yang sama. Telah diriwayatkan pula melalui jalur Al-Aufi, dari Ibnu Abbas hal yang semisal,
dan hal yang sama dikatakan pula oleh Ikrimah (bekas budak Ibnu Abbas).
*******************
Dalam ayat ke 15 nya, Allah SWT Kembali mengingatkan bahwa :
Firman Allah Swt.:
}‫{ ن َّ َما َأ ْم َوالُمُك ْ َوَأ ْوال ُدمُك ْ ِف ْتنَ ٌة َواهَّلل ُ ِع ْندَ ُه َأ ْج ٌر َع ِظ ٌمي‬
‫ِإ‬
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); di sisi Allah-lah
pahala yang besar. (At-Taghabun: 15)

Allah Swt. berfirman bahwa sesungguhnya harta dan anak-anak itu merupakan ujian dan
cobaan dari Allah bagi makhluk-Nya, agar dapat dijelaskan siapa orang yang taat kepada-
Nya dan siapa yang durhaka terhadap-Nya.

*******************
Firman Allah Swt.:
}ُ‫{وهَّللا ُ عِ ْندَ ه‬
َ
di sisi Allah-lah. (At-Taghabun: 15)
kelak di hari kiamat.
}‫{َأ ْج ٌر َعظِ ي ٌم‬
pahala yang besar. (At-Taghabun: 15)

Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat lain:
‫الش ه ََو ِات ِم َن ال ِن ّ َس ا ِء َوالْ َب ِن َني َوالْ َقنَ ا ِط ِري الْ ُم َق ْن َط َر ِة ِم َن ا َّذله َِب َوالْ ِف َّض ِة َوالْ َخ ْي ِل‬
َّ ‫ُز ِيّ َن ِللنَّ ِاس ُح ُّب‬
‫الْ ُم َس َّو َم ِة َواَأْلنْ َعا ِم َوالْ َح ْر ِث َذكِل َ َمتَا ُع الْ َح َيا ِة ادلُّ نْ َيا َواهَّلل ُ ِع ْندَ ُه ُح ْس ُن الْ َمآ ِب‬

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu


wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi
Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (Ali Imran: 14)
dan ayat yang berikutnya.

‫ َح َّدثَيِن َعْب ُد اللَّ ِه‬،‫ َح َّدثَيِن ُح َس ني بْ ُن َواقَ ٍد‬،‫اب‬ ِ ‫ ح َّد َثنَا َزيْ ُد بْن احْل ب‬:‫ال اِإْل م ام َأمْح َ ُد‬
َُ ُ َ ُ َ َ َ‫ق‬
،‫ب‬ ُ‫ط‬ ْ ‫خَي‬ ‫م‬ َّ
‫ل‬ ‫س‬ ‫و‬ ِ ‫ول اللَّ ِه ص لَّى اللَّه علَي‬
‫ه‬ ُ ‫س‬ ‫ر‬ ‫ن‬
َ ‫ا‬ ‫ك‬
َ : ‫ول‬
ُ ‫ق‬
ُ ‫ي‬ ‫ة‬
َ ‫د‬
َ ‫ي‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫يِب‬
‫َأ‬ ‫ت‬ ‫ع‬ ِ‫ مَس‬،‫بن بريدة‬
ُ َ َ َ ْ َ ُ َ ُ َ َ ْ َ ُ ُ ْ َُ ُ ْ
،‫ان َو َي ْع ُث َر ِان‬ ِ ‫ان َأمْح ر ِان مَيْ ِش ي‬
ِ ‫ علَي ِهم ا قَ ِميص‬،‫ ر ِضي اللَّه عْنهما‬، ‫فَجاء احْل سن واحْل س‬
َ َ َ َ َ ْ َ َ ُ َ ُ َ َ ُ ‫َ َ َ َ ُ َ ُ َ نْي‬
َّ‫ مُث‬،‫ض َع ُه َما َبنْي َ يَ َديْ ِه‬ ِ ِ
َ ‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم م َن الْ ِمْنرَبِ فَ َح َملَ ُه َم ا َف َو‬
َ
ِ َّ‫ول الل‬
‫ه‬ ُ ‫َفَن َز َل َر ُس‬
َّ ‫ت ِإىَل َه َذيْ ِن‬ ِ
ِ ‫الص بَِّينْي‬ ُ ‫ نَظَ ْر‬،ٌ‫ ِإمَّنَا َْأم َوالُ ُك ْم َو َْأواَل ُد ُك ْم فْتنَ ة‬،ُ‫"ص َد َق اللَّهُ َو َر ُس ولُه‬
َ :‫ال‬ َ َ‫ق‬
ِ ِ ِ
."‫ت حديثي ورفعتهما‬ ُ ‫َأصرِب ْ َحىَّت قَطَ ْع‬ ْ ‫مَيْشيَان َو َي ْع ُثَران َفلَ ْم‬
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnul Habbab, telah
menceritakan kepadaku Husain ibnu Waqid, telah menceritakan kepadaku Abdullah ibnu
Buraidah, bahwa ia pernah mendengar Abu Buraidah mengatakan,

"Dahulu Rasulullah Saw. ketika sedang berkhotbah, datanglah Al-Hasan dan Al-Husain r.a.
yang mengenakan baju gamis merah, keduanya berjalan dengan langkah yang tertatih-
tatih. Maka Rasulullah Saw. langsung turun dari mimbarnya dan menggendong keduanya,
lalu mendudukkan keduanya di hadapannya, kemudian bersabda: Allah dan Rasul-Nya
benar, sesungguhnya harta dan anak-anak kalian hanyalah cobaan. Aku memandang
kedua anak ini yang berjalan dengan langkah yang tertatih-tatih, maka aku tidak sabar lagi
hingga terpaksa aku putuskan pembicaraanku dan, menggendong keduanya'.
Ahlus Sunan telah meriwayatkan hadis ini melalui Husain ibnu Waqid dengan sanad yang
sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan garib, sesungguhnya kami
mengetahui hadis ini hanya melalui hadisnya (Husain ibnu Waqid).'
َّ ‫ َع ِن‬،‫ َأ ْخَب َرنَا َم َجالِ ٌد‬،‫ش ْيم‬
‫ َح َّد َثنَا‬،‫الش ْعبِ ِّي‬ َ ‫ َح َّد َثنَا ُه‬،‫ان‬ ِ ‫ُّعم‬
َ ْ ‫ َح َّد َثنَا ُس َريج بْ ُن الن‬:‫َأح َم ُد‬
ْ ‫ام‬ ُ ‫ال اِإْل َم‬َ َ‫َوق‬
:‫ال لِي‬ َ ‫ َف َق‬،‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم فِي َوفْ ِد كِ ْن َد َة‬ ِ ِ ‫ت َعلَى رس‬
َ ‫ول اللَّه‬ َُ ُ ‫ قَ ِد ْم‬:‫ال‬ َ َ‫س ق‬ٍ ‫ث بْ ُن َق ْي‬ُ ‫اَأْلش َع‬
ْ
:‫َأن بِ َم َكانِ ِه‬
َّ ‫ت‬ ُ ‫ َولَ َود ْد‬،‫ك ِم ِن ْابنَ ِة َج ْم ٍد‬ َ ‫خرجي ِإلَْي‬ ِ ِ ِ ُ ‫ك ِم ْن َولَ ٍد؟ " ُقل‬
َ ‫ غُاَل ٌم ُول َد لي في َم‬:‫ْت‬ َ َ‫"ه ْل ل‬ َ
ِ ‫ فَ ِإ َّن‬،‫ك‬ ِ‫ "اَل َت ُق ولَ َّن َذل‬:‫ال‬ ِ‫شبع الْ َق و‬
َ ‫"ولَِئ ْن ُقل‬
‫ْت‬ َ : ‫ال‬
َ ‫ق‬
َ ‫م‬
َّ ‫ث‬
ُ ،"‫وا‬ ‫ض‬
ُ ِ‫َأج را ِإ َذا قُب‬
ً َْ ‫و‬ ، ٍ
‫ن‬ ‫ي‬
ْ ‫ع‬
َ ‫ة‬
َ ‫ر‬َّ ‫ق‬
ُ ‫م‬
ْ ِ
‫ه‬ ‫ي‬‫ف‬ َ َ َ‫ق‬ . ‫م‬ ْ ََ
"‫ ِإَّن ُه ْم لَ َم ْجَبنَةٌ َم ْحزنة‬:‫اك‬َ ‫َذ‬
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Syuraih ibnun Nu'man, telah
menceritakan kepada kami Hasyim, telah menceritakan kepada kami Mujalid, dari Asy-
Sya'bi, telah menceritakan kepada kami Al-Asy'as ibnu Qais yang mengatakan bahwa aku
datang menghadap kepada Rasulullah Saw. dalam delegasi Kindah, lalu beliau Saw.
bertanya kepadaku, "Apakah engkau punya anak?" Aku menjawab, "Ya, seorang putra
yang baru dilahirkan untukku dari anak perempuan Hamd sebelum keberangkatanku
kepada engkau. Dan sesungguhnya aku berharap sekiranya kedudukannya diganti dengan
kaum yang pemberani." Maka Nabi Saw. bersabda: Jangan sekali-kali kamu katakan
demikian, karena sesungguhnya di antara mereka terdapat penyejuk hati dan pahala yang
banyak bila mereka dicabut (nyawanya semasa kecil). Kemudian Nabi Saw. bersabda: Dan
sesungguhnya jika kukatakan memang demikian, sesungguhnya mereka (anak-anak) itu
benar-benar merupakan penyebab hati menjadi pengecut dan duka cita.
Imam Ahmad meriwayatkan hadis ini secara munfarid.
‫يس ى [بْ ِن َأبِي َواِئ ٍل] َع ِن‬ ِ ِ ُ ِ‫ْحاف‬
َ ‫ َع ْن ع‬،‫ َح َّد َثنَا َأبي‬،‫ود بْ ُن بَ ْك ٍر‬
ُ ‫ َح َّد َثنَا َم ْح ُم‬:‫ظ َأبُو بَ ْك ٍر الَْب َّز ُار‬ َ ‫ال ال‬
َ َ‫ق‬
ُ‫ "ال َْولَ ُد ثَ َم َرة‬:‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ِ ِ ‫ال رس‬ ٍ ‫ َعن َأبِي س ِع‬،َ‫ َعن َع ِطيَّة‬،‫اب ِن َأبِي لَيلَى‬
َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫يد ق‬ َ ْ ْ ْ ْ
"ٌ‫ َوِإَّن ُه ْم َمجبنة َمبخلة َم ْح َزنَة‬،‫وب‬ ِ ُ‫الْ ُقل‬
Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Mahmud ibnu
Bakar, telah menceritakan kepada kami ayahku, dari Isa, dari Ibnu Abu Laila, dari Atiyyah,
dari Abu Sa'id yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Anak itu adalah
buah hati, dan sesungguhnya mereka itu penyebab hati menjadi pengecut, sifat menjadi
kikir, dan sumber kesedihan.
Kemudian Al-Bazzar mengatakan bahwa kami tidak mengenal hadis ini kecuali melalui
sanad ini.
‫ َح َّدثَنِي‬،‫ َح َّدثَنِي َأبِي‬،‫اش‬ ٍ َّ‫يل بْ ِن َعي‬ ِ ‫ِإ‬ ٍ ِ ِ َّ َ َ‫ق‬
َ ‫ َح َّد َثنَا َهاش ُم بْ ُن َم ْرثَ د َح َّد َثنَا ُم َح َّم ُد بْ ُن ْس َماع‬:‫ال الطَب َران ُّي‬
‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه‬ ِ َ ‫َأن رس‬ ٍ ِ‫ َعن َأبِي مال‬،‫ َعن ُش ريْ ِح بْ ِن عُب ْي ٍد‬،َ‫ض م بن ُزر َع ة‬
َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َّ ‫ي؛‬ ِّ ‫اَأْلش َع ِر‬
ْ ‫ك‬ َ ْ َ َ ْ ْ ُ ُ َ ‫ض ْم‬ َ
‫ َولَ ِك َّن الَّ ِذي‬،َ‫ْجنَّة‬
َ ‫ْت ال‬َ ‫ك َد َخل‬َ َ‫ َوِإ ْن َقَتل‬،‫ك‬ َ َ‫س َع ُد ُّو َك الَّ ِذي ِإ ْن َقَتلْتَ هُ َك ا َن َف ْو ًزا ل‬
َ ‫ "لَْي‬:‫ال‬َ َ‫َو َس لَّ َم ق‬
ْ ‫ك مالُك الَّ ِذي َملَ َك‬
َ ُ‫ت يَ ِمين‬ َ ِ‫ص ْلب‬ ِ ِ
"‫ك‬ َ َ‫ ثُ َّم َأ ْع َدى َع ُد ٍّو ل‬،‫ك‬ ُ ‫ك َولَ ُد َك الَّذي َخ َر َج م ْن‬ َ َ‫لَ َعلَّهُ َع ُد ٌّو ل‬
Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasim ibnu Marsad, telah
menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ismail ibnu Iyasy, telah menceritakan
kepadaku ayahku, telah menceritakan kepadakuDamdam ibnu Zur'ah, dari Syuraih ibnu
Ubaid, dari Abu Malik Al-Asy'ari, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Musuhmu itu
bukanlah orang yang jika kamu bunuh, maka kemenangan bagimu; dan jika dia
membunuhmu, maka kamu masuk surga. Tetapi barangkali yang menjadi musuhmu itu
adalah anakmu yang keluar dari sulbimu sendiri. Kemudian musuh bebuyutanmu adalah
harta yang kamu miliki.
*******************

Saking beratnya tantangan di atas, maka Allah memberikan kisi2 kepada kita sebagaimana
ayat ke 16 nya

Firman Allah Swt.:


}‫اس َت َط ْع ُت ْم‬ َ ‫{ َفا َّتقُوا‬
ْ ‫هللا َما‬
Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu. (At-Taghabun: 16)

Seperti apa batas maksimal kemampuanmu itu? sebagaimana yang disebutkan di dalam
kitab Sahihain melalui Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:

"ُ‫اجتَنِبُوه‬ ِ
ْ ‫"إذا ََأم ْرتُ ُك ْم بِ َْأم ٍر فَاْئ تُوا م ْنهُ َما‬
ْ َ‫ َو َما َن َه ْيتُ ُك ْم َع ْنهُ ف‬،‫استَطَ ْعتُ ْم‬
Apabila kuperintahkan kepada kalian suatu perkara, maka kerjakanlah hal itu olehmu
menurut kesanggupanmu; dan apa saja yang aku larang kalian mengerjakannya,
tinggalkanlah.
Atau sekurang-kurangnya, mati dalam keadaaan Islam,

Sebagian ulama tafsir mengatakan bahwa sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Malik
dari Zaid ibnu Aslam yang mengatakan bahwa ayat ini merevisi ayat yang ada di dalam
surat Ali Imran, yaitu firman-Nya:

َ‫َيا َأ ُّي َها ا َّلذِينَ آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َح َّق ُت َقا ِت ِه َوال َت ُمو ُتنَّ ِإال َوَأ ْن ُت ْم ُم ْسلِ ُمون‬
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-
Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.  (Ali
Imran: 102)

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zur'ah, telah
menceritakan kepadaku Yahya ibnu Abdullah ibnu Bukair, telah menceritakan kepadaku
Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepadaku Ata alias Ibnu Dinar, dari Sa'id ibnu Jubair
sehubungan dengan makna firman Allah Swt.: 

bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali


kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (Ali Imran: 102) Bahwa ketika ayat
ini diturunkan, kaum muslim beramal dengan sekuat-kuatnya. Mereka terus-menerus
mengerjakan qiyam (salat sunat) hingga tumit kaki mereka bengkak dan kening mereka
bernanah. Maka Allah menurunkan ayat ini untuk meringankan mereka (kaum muslim),
yaitu firman-Nya: Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu, (At-
Taghabun: 16) Maka ayat ini merevisi pengertian yang terdapat pada ayat yang di atas tadi.
Telah diriwayatkan pula hal yang semisal dari Abul Aliyah, Zaid ibnu Aslam, Qatadah, Ar-
Rabi' ibnu Anas, As-Saddi, dan Muqatil ibnu Hayyan.
*******************
Firman Allah Swt.:
}‫َ{وامْس َ ُعوا َوَأ ِطي ُعوا‬
dan dengar serta taatlah. (At-Taghabun: 16)

Yaitu jadilah kamu orang-orang yang tunduk patuh kepada apa yang diperintahkan oleh
Allah dan Rasul-Nya kepadamu, dan janganlah kamu menyimpang darinya baik ke arah
kanan maupun ke arah kiri. Dan janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya,
janganlah pula kamu ketinggalan dari apa yang diperintahkan oleh-Nya kepadamu. Dan
janganlah kamu mengerjakan apa yang dilarang oleh-Nya kamu mengerjakannya.
Firman Allah Swt.:
} ْ ‫َ{وَأنْ ِف ُقوا َخرْي ً ا ألنْ ُف ِسمُك‬

dan nafkahkanlah nafkah yang baik untukmu. (At-Taghabun: 16)


Yakni berinfaklah (belanjakanlah) dari sebagian harta yang Allah rezekikan kepadamu
kepada kaum kerabat, orang-orang fakir, orang-orang miskin, dan orang-orang yang
memerlukan bantuan. Dan berbuat baiklah kamu kepada sesama makhluk Allah
sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu, niscaya hal ini lebih baik bagi kalian buat
kehidupan dunia dan kehidupan akhiratmu. Jika kamu tidak melakukannya, maka menjadi
keburukanlah bagimu dalam kehidupan dunia dan akhiratmu.
Firman Allah Swt.:
َ ‫وق حُش َّ ن َ ْف ِس ِه فَُأولَِئ َك مُه ُ الْ ُم ْف ِل ُح‬
}‫ون‬ َ ُ‫َ{و َم ْن ي‬
Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang
yang beruntung. (At-Taghabun: 16)

Tafsir ayat ini telah dikemukakan dalam tafsir surat Al-Hasyr, dan telah disebutkan pula
hadis-hadis yang berkaitan dengan makna ayat ini, sehingga tidak perlu diulangi lagi.
*******************
Firman Allah Swt.:
}‫ضاعِ ْف ُه َل ُك ْم َو َي ْغف ِْر َل ُك ْم‬
َ ‫س ًنا ُي‬ ً ‫ضوا هَّللا َ َق ْر‬
َ ‫ضا َح‬ ُ ‫{ِإنْ ُت ْق ِر‬
Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah
melipatgandakan (pembalasannya) kepadamu dan mengampuni kamu. (At-Taghabun: 17)
Yakni apa pun yang telah kamu infakkan, maka Dia akan menggantikannya; dan apa pun
yang kamu sedekahkan, maka Dialah yang akan membalas pahalanya.
Hal ini diungkapkan dengan pengertian pinjaman, sama dengan ungkapan yang terdapat di
dalam sebuah hadis di dalam kitab Sahihain, bahwa Allah Swt. berfirman dalam hadis
Qudsi-Nya; "Barang siapa yang memberi pinjaman dengan tidak berbuat aniaya dan tidak
pula meludeskan harta sendiri," hingga akhir hadis. Karena itulah maka disebutkan oleh
firman-Nya, bahwa Dia akan melipatgandakan pahalanya bagimu. Sebagaimana yang
disebutkan dalam surat Al-Baqarah melalui firman-Nya:
}‫ِير ًة‬ ْ ‫ضاعِ َف ُه َل ُه َأ‬
َ ‫ض َعا ًفا َكث‬ َ ‫{ َف ُي‬
maka Allah akan memperlipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang
banyak. (Al-Baqarah: 245)
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
}‫{و َي ْغف ِْر َل ُك ْم‬
َ
dan mengampuni kamu. (At-Taghabun: 17)
Maksudnya, menghapuskan kesalahan-kesalahanmu. Dalam firman berikutnya disebutkan:
َ ُ ‫{وهَّللا‬
}‫ش ُكو ٌر‬ َ
Dan Allah Maha Pembalas Jasa. (At-Taghabun: 17)
Yakni membalas amal yang sedikit dengan pahala yang banyak.
}‫{حلِي ٌم‬
َ
lagi Maha Penyantun. (At-Taghabun: 17)
Yaitu Dia memaaf, mengampuni, menutupi dan menghapuskan dosa-dosa, kesalahan-
kesalahan, keburukan-keburukan, dan kealpaan-kealpaan.
}‫ش َها َد ِة ا ْل َع ِزي ُز ا ْل َحكِي ُم‬ ِ ‫{عالِ ُم ا ْل َغ ْي‬
َّ ‫ب َوال‬ َ
Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (At-
Taghabun: 18)
Tafsir ayat ini telah disebutkan sebelumnya berkali-kali. Demikianlah akhir tafsir surat At-
Taghabun, hanya milik Allah-lah semua puji-pujian dan semua anugerah.

Anda mungkin juga menyukai