M.Ag Ayat tentang Konsep Harta ; Qs. At-Thaghabun ; 14-15, Ali Imran ; 14 dan An-Nisa ; 5
1. Qs. At-Thaghabun ; 14-15,
اح َذ ُرْو ُه ۚ ْم ف م ك َّ
ل او د ع م ك ِ د و او م ك اجِ و ز ا ن ِ م َّ ن ِ ا او ٰ ِ َّ َ ْ ْ ُ ًّ ُ َ ُ ْ َْ ْ َ ْاَل َ ُ ْ َ ْ َ َ ْ ٰي اَيُّ َها ال ن ُ م ا ن ي ذ ٰ واِ ْن َت ع ُفوا وتَص َفح وا وَت ْغ ِف روا فَاِ َّن اللّهَ َغ ُف ْوٌر َّر ِح ْي ٌم ُْ َ ْ ُ ْ َ ْ ْ َ ٰ اِمَّنَا اَموالُ ُك م واَواَل ُد ُك م فِْت نةٌ ۗو اللّهُ ِع ْن َده اَ ْج ٌر َع ِظ ْي ٌم َ َ ْ ْ َ ْ َْ Artinya : Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri- isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. Dalam Tafsir Ibnu Katsir, penjelasan ayat ke 14
Allah Swt. berfirman, menceritakan tentang istri-istri dan
anak-anak, bahwa di antara mereka ada yang menjadi musuh suaminya dan orang tuanya. Dikatakan demikian karena di antara mereka ada yang melalaikannya dari amal saleh, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman Allah Swt. yang mengatakan:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan
anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian, maka mereka itulah orang- orang yang rugi. (Al-Munafiqun: 9) Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya: maka berhati-hatilah kamu. (At-Taghabun: 14) Lanjutan . . .
Menurut Ibnu Zaid, disebutkan bahwa maka berhati-hatilah
terhadap agamamu. Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini: sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. (At-Taghabun: 14) karena mendorong seseorang untuk memutuskan tali persaudaraan atau berbuat suatu maksiat terhadap Tuhannya, karena cintanya kepada istri dan anak-anaknya terpaksa ia menaatinya dan tidak kuasa menolaknya. Dalam Tafsir Kemenag mengenai penjelasan ayat ke 15
Allah menerangkan bahwa cinta terhadap harta dan anak
adalah cobaan. Jika tidak berhati-hati, akan mendatangkan bencana. Tidak sedikit orang, karena cintanya yang berlebihan kepada harta dan anaknya, berani berbuat yang bukan-bukan dan melanggar ketentuan agama. Dalam ayat ini, harta didahulukan dari anak karena ujian dan bencana harta itu lebih besar, sebagaimana firman Allah:
Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar
melampaui batas, apabila melihat dirinya serba cukup. (al-'Alaq/96: 6-7) Selanjutnya . . .
Dijelaskan pula dalam sabda Nabi saw.
Sesungguhnya bagi tiap-tiap umat ada cobaan dan sesungguhnya cobaan umatku (yang berat) ialah harta, (Riwayat Ahmad, at-Tirmidhi, ath-thabrani, dan al-hakim, dari Ka'ab bin 'Iyadh)
Kalau manusia dapat menahan diri, tidak akan berlebihan
cintanya kepada harta dan anaknya, jika cintanya kepada Allah lebih besar daripada cintanya kepada yang lain, maka ia akan mendapat pahala yang besar dan berlipat ganda.