Anda di halaman 1dari 14

JANGAN TINGGALKAN

GENERASI YANG LEMAH


Agama Islam sangat memperhatikan pembinaan
generasi penerus untuk keberlangsungan dakwah
meninggikan kalimat Allah. Dapat dipastikan tidak
ada generasi penerus niscaya dakwah Islam akan
mengalami stagnasi, punah dan sirna.
Orang tua mempunyai peran penting dan
tanggungjawab penuh untuk mendidik anak
anaknya tentang aqidah dalam beragama.
Hal itu merupakan amanah dari Allah yang akan
dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak.
Allah SWT mengabadikan dan menjadikan uswah
Nabi Ibrahim as, Nabi Ya’qub as, dan Lukmanul
Hakim dalam mendidik putranya menanamkan
aqidah yang kuat.
‫‪QS. AL BAQARAH: 132-133‬‬

‫ا‬ ‫ِا‬ ‫ُۗب‬ ‫ُق‬ ‫ِه‬ ‫ِن‬


‫َوَو َهِب ْبٰر ُمٖه َب ْي َو َيْع ْو ٰيَبَّيِن َّن َهّٰلل‬ ‫ِا‬ ‫ٓا‬ ‫ىّٰص‬
‫ِل‬ ‫َا‬ ‫اَّل‬ ‫ِا‬ ‫اَل‬
‫اْص َط ٰف ى ا ْيَن َتُمْو ُتَّن َو ْمُت ُّم ْس ُمْو َن ۗ ‬
‫ْن‬ ‫َف‬ ‫ِّدل‬ ‫ُمُك‬ ‫َل‬
‫۞ َاْم ُكْنْمُت ُش َهَد ۤا َء ِاْذ َح َرَض َيْع ُق ْو َب اْلَم ْو ُۙت ِاْذ‬
‫َقاَل ِلَبِنْي ِه َم ا َتْع ُب ُد ْو َن ِم ْۢن َبْع ِد ْۗي َقاُلْو ا َنْع ُب ُد ِاٰلَهَك‬
‫َو ِا َهٰل ٰا ۤاَب َك ِاْبٰر َمٖه َو ِا ٰمْس ِع ْي َل َو ِا ٰحْس َق ِاٰلًه ا َّو اِح ًد ۚا‬
‫ِٕى‬
‫َو ْحَن ُن ٗهَل ُم ْس ِلُمْو َن ۞‬
QS. AL BAQARAH: 132-133
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada
anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim
berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah
telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah
kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".
Adakah kamu hadir ketika Yakub kedatangan
(tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-
anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?"
Mereka menjawab: "Kami akan menyembah
Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim,
Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan
kami hanya tunduk patuh kepada-Nya."
QS. LUQMAN: 13

‫َو ِا ْذ َق اَل ُلْقٰم ُن اِل ْبِن ٖه َو ُه َو َيِع ُظ ٗه ٰيُبَّيَن اَل ُتِرْشْك‬


‫ِظ‬ ‫ُظ‬ ‫َل‬
‫اِب َّن ْرِّش ٌمْل ٌمْي‬
‫َع‬ ‫َك‬ ‫ل‬‫ا‬ ‫ِا‬ ۗ ‫ِهّٰلل‬
Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada
anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan (Allah) sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kelaliman yang besar".
Allah SWT mengingatkan kita supaya jangan
meninggalkan anak anak/ keluarga/ generasi yang lemah(
Aqidah, Ibadah, Ilmu, Ekonomi, Kesehatan dsb)

‫َو ْلَيْخ َش اِذَّل ْيَن َل ْو َتَر ُك ْو ا ِم ْن َخ ْلِفِهْم ُذ ِّرَّي ًة ِض ٰع ًفا َخ اُفْو ا‬


‫َعَلِهْي ْۖم َفْلَيَّتُقوا اَهّٰلل َو ْلَيُقْو ُلْو ا َقْو اًل َس ِد ْيًد ا‬
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak
yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar. (QS. AN NISA’: 9)
Generasi penerus akan menjadi baik, tangguh dan kuat
bila dibekali dengan hal hal berikut ini:
1. PENANAMAN AQIDAH YANG KUAT DAN MANTAP
Pendidikan aqidah/tauhid merupakan landasan
utama, identitasnya terbangun dan ditentukan
oleh ketauhidannya yang benar. Ini sebagai
pondasi dan penopang bangunan. Kuat tidaknya
bangunan ditentukan pondasinya, atau sebagai
akar sebuah pohon, hidup matinya pohon
tergantung kuat rapuhnya akar pohon tersebut.
Tauhid menjadikan seorang muslim menjadi
tunduk, patuh dan pasrah kepada Allah SWT.
Keyakinan tersebut harus tercermin dalam
ucapan dan perbuatan sampai akhir hayat.
‫‪QS. IBRAHIM: 24-25‬‬

‫َاَلْم َتَر َكْي َف َرَض َب اُهّٰلل َم َثاًل ِلَك َم ًة َط ِّي َب ًة‬


‫َكَش َج َر ٍة َط ِّي َبٍة َاْص ُلَها اَث ِبٌت َّو َفْر ُع َها ىِف الَّس َم ۤا ِۙء ۞‬
‫ۗا‬ ‫ْذ‬ ‫ِاِب‬
‫ُت ْؤ ْٓيِت َه ا َّلُك ٍنْي ۢ ِن َر َهِّب َو َيِرْضُب اُهّٰلل‬
‫ِح‬ ‫َلُك‬ ‫ُا‬
‫َّك‬ ‫َذ‬ ‫َت‬
‫َّن َع ْم َي ُر ْو َن‬ ‫ُه‬‫َّل‬ ‫َل‬ ‫ِس‬‫ا‬ ‫ل‬ ‫ِل‬ ‫َل‬ ‫َثا‬ ‫ْم‬ ‫َاْل‬‫ا‬
QS. IBRAHIM: 24-25

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah


membuat perumpamaan kalimat yang baik
seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan
cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu
memberikan buahnya pada setiap musim dengan
seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-
perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka
selalu ingat.
2. PEMAHAMAN TENTANG IBADAH
Manusia diciptakan oleh Allah dengan naluri beragama
yaitu agama tauhid.

‫ْيِت َر‬ ‫َط‬‫َف‬ ‫َّل‬ ‫ا‬ ‫ِهّٰلل‬‫ا‬ ‫َت‬ ‫َر‬ ‫ْط‬ ‫ِف‬ ‫ۗا‬ ‫ًف‬ ‫ِن‬
‫ْي ْي‬‫َح‬ ‫ِن‬ ‫ِّدل‬ ‫ِل‬ ‫َك‬ ‫َهْج‬ ‫ِق‬
‫َف ْم َو‬‫َا‬
‫الَّن اَس َعَلَهْيۗا اَل َتْب ِد ْيَل ِلَخ ْل ِق اِهّٰلل ۗ ٰذ َكِل اِّدل ْيُن اْلَقُۙمِّي‬
‫َو ٰلِكَّن َاْك َرَث الَّناِس اَل َيْع َلُمْو َۙن‬
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
(Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus;
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
(QS. AR RUUM: 30)
‫ ُّلُك‬:‫ َق اَل َر ُس ْو ُل ِهللا ص‬: ‫َع ْن َاىِب ُه َر ْيَر َة رض َق اَل‬
‫َم ْو ُلْو ٍد ُيْو ُدَل َعىَل ْا لِفْط َر ِة َفَاَبَو اُه َهُيّو َد اِن ِه َاْو ُيَنَرّص اِنِه ْوَا‬
‫ َه ْل َتَر ى ِف َهْيا‬، ‫ َمَكَث ِل ْا لِهَب ْيَم ِة ُتْنَتُج ْا لِهَب ْيَم َة‬، ‫ُيَم ّج َس اِنِه‬
‫بخارى‬ ‫ ال‬. ‫َج ْد َعاَء‬
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda, “Setiap anak yang lahir, dia terlahir atas fithrah,
maka tergantung kedua orang tuanya yang menjadikan dia
orang Yahudi, Nashrani, atau Majusi, seperti binatang
ternak yang dilahirkan dengan sempurna, apakah kamu
melihat padanya telinga yang terpotong ?”.
[HR. Al-Bukhari juz 2, hal. 104]
Terkadang orang tua hanya fokus melihat anaknya
pada hal hal duniawi; Perkembangan
Pendidikannya, Pekerjaannya, Karirnya,
Profesinya. Tetapi kurang memperhatikan
terhadap amal ibadahnya dan ketaatannya
kepada Allah SWT.
Yang harus ditanamkan pada anak sejak dini
adalah tentang ibadah, terutama sholat. Karena
sholat adalah merupakan ibadah yang paling
utama, yang menentukan baik buruknya
seseorang, dan menjadi amalan yang pertama
tama di hisab saat di akhirat kelak.
QS. LUQMAN: 17

‫َك‬ ‫ْل‬ ‫ا‬ ‫َه‬ ‫ْن‬ ‫ا‬ ‫ِف‬ ‫ْل‬


‫ٰيُبَّيَن َاِق ِم الَّص َو ُم ْر َم ْع ُر ْو َو َع ِن ُم ْن ِر‬
‫اِب‬ ‫ْأ‬ ‫َة‬‫و‬ ‫ٰل‬
‫ُاْل‬‫ا‬
‫ْن َع ْز ِم ُم ْو ِر‬ ‫ِم‬ ‫َكِل‬ ‫ٰذ‬ ‫ِا‬ ‫َۗك‬ ‫َا‬ ‫ٓا‬
‫َو اْص ْرِب َع َص َب َّن‬
‫ا‬ ‫َم‬ ‫ىٰل‬
Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah
(manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah
(mereka) dari perbuatan yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.
Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal
yang diwajibkan (oleh Allah).
: ‫َع ْن ْمَع ِر و ْبِن ُش َع ْي ٍب َع ْن َاِبْي ِه َع ْن َج ِّد ِه رض َق اَل‬
‫َق اَل َر ُس ْو ُل ِهللا ص ُم ُر ْو ا َاْو َالَد ْمُك اِب لَّص َالِة َو ْمُه َاْبَن ُءا‬
‫َو‬ . ‫ٍرْش‬ ‫َع‬ ‫ُء‬ ‫ا‬ ‫َن‬‫ْب‬ ‫َا‬ ‫ْمُه‬ ‫ا‬ ‫َل‬‫َع‬ ‫ْمُه‬
‫َو ُبْو َهْي َو‬ ‫ِرْض‬ ‫ا‬ ، ‫َنْي‬ ‫ِن‬ ‫ِس‬ ‫َس ْب ِع‬
‫ حديث حسن‬،‫ ابو داود‬.‫َفِّرُقْو ا َبْيُهَنْم ىِف ْا َملَض اِج ِع‬
Dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya RA, ia
berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Suruhlah anak-
anakmu melaksanakan shalat ketika mereka berumur
tujuh tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkan
shalat jika berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah
tempat tidur mereka".
[HR. Abu Dawud]

Anda mungkin juga menyukai