Philip J Barker
Philip J Barker
Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
AISYAH NOOR BAKRI (R012231031)
WIWIK SRI WAHYUNI (R012231044)
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur diucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Salam dan shalawat kepada Nabi
Muhammad SAW. Makalah yang kami buat ini membahas tentang “Middle
Range Nursing Theorist Phil Barker” di susun guna memenuhi tugas pada mata
kuliah “Sains dalam Keperawatan”.
Makalah yang kami buat ini sudah kami susun semaksimal mungkin
tetapi kami tetap menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Makassar
September , 2023
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ii
BAB IV Penutup…………………………………………………………….. 18
Daftar Pustaka 20
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
2
1.3 Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui pengertian dan konsep dasar model keperawatan
Philip J. Barker.
2) Untuk mengetahui aplikasi model middle range keperawatan Philip
J. Barker
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
tahun 1980, yang melibatkan penelitian dalam konteks terapi perilaku
kognitif dengan sekelompok Wanita yang mengalami depresi.
Pada pertengahan tahun 1960, Philip Barker menjalani pelatihan
sebagai seniman lukis dan pahat, dan prestasinya memuncak ketika ia
meraih Pernod Award untuk seniman muda pada tahun 1974. Saat itu, Phil
Barker juga sudah aktif sebagai perawat kesehatan jiwa. Meskipun
demikian, ia terus mengekspresikan dirinya melalui seni dengan
menggambar gambar-gambar yang menjadi metafora dari pengalamannya.
Barker memasuki sekolah seni dengan pendekatan "belajar dari realitas," di
mana ia mengambil inspirasi dari pengalaman nyata dan menekankan pada
penemuan filosofisnya. Ketertarikannya pada filsafat Timur, yang tumbuh
saat ia berada di sekolah seni, menjadi dasar bagi pengembangan Teori
Tidal-nya yang mencerminkan kekacauan, ketidakpastian, perubahan, dan
pemahaman orang Cina tentang krisis sebagai peluang. Keterlibatan
awalnya dalam seni juga memberikan fondasi untuk pemahaman Barker
tentang keperawatan sebagai suatu bentuk "seni dalam perhatian. “Saat
menjalani pendidikan seni, Phil Barker menjalani pekerjaan sebagai
seniman dan melukis mural, sementara juga bekerja di pabrik dan
perusahaan kereta api untuk menghasilkan penghasilan tambahan. Setelah
lebih dari 30 tahun, pada tahun 2006, Barker kembali ke jalur seni dan
mencapai kesuksesan sebagai seorang pelukis. (Alligood, 2013)
2.2 Paradigma Keperawatan Adaptasi Philip J Barker
Paradigma keperawatan menurut Phil Barker dalam (Wijaya et al., 2022)
adalah sebagai berikut :
1. Keperawatan
Praktik keperawatan terus mengalami evolusi sejalan dengan
perkembangan zaman, baik dalam aspek internalnya maupun dalam
hubungannya dengan pandangan yang berbeda, sebagai respons terhadap
perubahan dalam struktur dan kebutuhan. Cara Philip Barker memandang
hubungannya dengan pasien mengonfirmasi pengertiannya terhadap
keperawatan sebagai sebuah konstruksi sosial daripada sekadar profesi.
Ia mengungkapkan pemahamannya ini dengan mengatakan, "Jika ada
5
yang harus menggambarkan keperawatan secara umum, maka itu adalah
hasil dari konstruksi sosial mengenai norma-norma dalam praktek
keperawatan." Keperawatan, menurut Barker, hanya akan menjadi nyata
jika kondisi-kondisi yang esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan
berada dalam posisi yang sesuai. Ini menggambarkan keperawatan
sebagai aktivitas yang bertujuan pada pemeliharaan dalam konteks
hubungan interpersonal manusia dan menekankan pada peningkatan
pertumbuhan dan perkembangan.
Keperawatan adalah bentuk layanan kemanusiaan yang disediakan oleh
sekelompok individu kepada individu lainnya. Terdapat sebuah kekuatan
dinamis yang terlibat dalam memberikan pelayanan keperawatan, di
mana seseorang bertanggung jawab untuk merawat dan peduli terhadap
sesama. Poin yang penting dalam keperawatan adalah bahwa kebutuhan
seseorang dapat diungkapkan melalui perawatan yang diberikan oleh
individu yang memenuhi kebutuhan tersebut sebagai bagian dari
hubungan antara manusia dengan kebutuhan mereka akan perawatan.
Fokus utama adalah bagaimana manusia merespons masalah kesehatan
yang mereka hadapi, baik yang sudah ada maupun yang berpotensi
terjadi. Respons ini dapat berbeda beda tergantung pada berbagai faktor,
termasuk hubungan manusia dengan lingkungannya, perilakunya, emosi,
keyakinan, indentitas, kemampuan, dan aspek spiritualitas. Dalam semua
aspek perawatan kesehatan mental dan jiwa, menjalin hubungan dan
memberikan perawatan kepada individu merupakan proses yang
mendasar. Proses ini membedakan keperawatan dari disiplin ilmu
kesehatan lainnya dan bentuk bentuk perhatian social lainnya.
Keperawatan melengkapi layanan lainnya dan memiliki peran dan fungsi
yang setara dengan disiplun ilmu dan lain dalam memenuhi kebutuhan
manusia.
2. Manusia
Dalam model tidal, perhatian terfokus sepenuhnya pada sudut pandang
fenomenologis dalam pengalaman hidup manusia atau kisah hidup
manusia atau kisah hidup mereka. Perawat memiliki kemampuan untuk
6
melihat dan menghargai dunia dari persfektif individu tersebut dan
berbagai pandangan ini dengan orang lain. Manusia, pada dasarnya
adalah narasi atau kisah hidup mereka sendiri. Cara seseorang merasakan
diri mereka dan dunia di sekitarnya mencakup pengalaman orang lain
dalam kisah hidup mereka dan berbagai makna yang mereka hasilkan.
Manusia selalu berada dalam kondisi konstan perubahan, terkait erat
dengan proses alami kehidupan. Mereka menjalani hidup dalam dunia
pengalaman yang terdiri dari tiga dimensi, yaitu dunia itu sendiri,
pemahaman tentang diri mereka sendiri, dan hubungan dengan orang
lain. Model tidal juga mengandung beberapa asumsi mengenai
bagaimana kebenaran dalam hidup seseorang dipahami. Manusia
didefinisikan oleh hubungan hubungan mereka, seperti peran sebagai ibu,
ayah, putri, putra, saudara perempuan, saudara laki laki, dan juga
bagaimana mereka berinteraksi dengan perawat dalam konteks perawatan
mereka.
3. Kesehatan
Barker mengemukakan pandangan yang menantang tentang kesehatan,
menggambarkannya sebagai hasil dari pengaruh budaya terhadap realitas
sosial. Menurutnya, kesehatan melibatkan kemampuan individu untuk
beradaptasi dengan lingkungan, tumbuh dewasa, pulih dari kerusakan,
merasakan penderitaan, dan menghadapi kematian dengan damai. Dalam
visinya tentang kesehatan di masa depan, sumber daya internal dalam diri
seseorang memiliki peran penting.
Barker juga memandang kesehatan sebagai tanggung jawab personal
yang mencakup elemen-elemen seperti introspeksi diri, disiplin, dan
pengelolaan aspek-aspek sehari-hari seperti diet dan seksualitas. Dalam
praktik perawatan, Barker menekankan pentingnya perawat untuk
menggabungkan diri dengan pasien, memahami kisah hidup mereka,
serta pandangan mereka terhadap kesehatan dan penyakit. Hal ini
membantu perawat untuk tetap fokus pada tujuan kesehatan yang
diharapkan oleh pasien.
Barker juga mencetuskan konsep bahwa sakit atau penyakit seringkali
7
melibatkan aspek-aspek spiritual dan rasa kehilangan identitas. Oleh
karena itu, dia melihat kondisi sakit sebagai masalah yang melibatkan
dimensi sosial, psikologis, dan medis secara bersamaan, seringkali
sebagai krisis hidup secara keseluruhan. Model Tidal yang dia anjurkan
bersifat pragmatis dan berfokus pada menggali kekuatan individu,
sumber daya yang ada, serta peluang-peluang untuk menjaga orientasi
kesehatan, menjadikannya sebagai suatu teori kesehatan yang holistik.
4. Lingkungan
Lingkungan merujuk pada lingkup sosial yang luas dalam alam semesta
menjadi konteks tempat individu menjalani perjalanan hidup dan
menghadapi berbagai pengalaman. Perawat memiliki peran dalam
menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan
perkembangan individu. Konsep hubungan terapeutik digunakan sebagai
alat untuk memperbaiki hubungan manusia dengan lingkungannya.
Masalah – masalah yang dihadapi oleh manusia sering kali timbul dari
interaksi yang rumit antara individu dan lingkungannya yang terorganisir
dengan baik dalam rutinitas sehari hari. Aspek – aspek penting dalam
lingkungan ini mencakup perumahan, aspek keuangan, pekerjaan,
kebahagiaan dan rasa kepemilikan terhadap berbagai hal.
8
Tidal model adalah sebuah teori keperawatan yang muncul di Inggris pada
akhir tahun 1900-an. Meskipun awalnya diakui sebagai teori keperawatan kelas
menengah, namun seiring berjalannya waktu, teori ini telah diterapkan secara luas
oleh berbagai disiplin ilmu di tingkat internasional. Fokus utama dari tidak model
adalah memberikan bantuan kepada individu yang telah mengalami kehancuran
secara metaforis dalam hidup mereka, dengan tujuan membantu mereka
memulihkan diri seoptimal mungkin. Hal ini dicapai dengan membantu individu
dalam menggali kembali cerita tentang pengalaman kesulitan dan penderitaan
mereka (Coper, 2006). Tidal model ini berawal dari beberapa poin penting, yaitu :
1. Fokus terapeutik yang utama dalam kesehatan jiwa ialah dalam
komunitas.
Manusia hidup di “lautan pengalaman” dan krisis kejiwaan hanyalah satu
dari sekian banyak hal yang dapat “menenggalamkan” mereka. Tujuan
keperawatan atau asuhan kesehatan jiwa ialah untuk mengembalikan
mereka ke “lautan pengalaman” tersebut sehingga mereka dapat
melanjutkan perjalanan hidup mereka.
2. Perubahan merupakan proses yang terus berjalan dan konstan
Manusia akan terus berubah, namun kadang mereka tidak menyadarinya.
Salah satu tujuan utama intervensi yang dilakukan ialah untuk membantu
klien membangun kesadaran bahwa sekecil apapun perubahan itu akan
membawa dampak yang besar bagi hidupnya.
3. Kekuatan terletak pada proses asuhan
Perawat membantu klien untuk mengidentifikasi bagaimana ia dapat
lebih berperan ddalam hidupnya dan mengontrol hidupnya serta
pengalaman yang didapatnya. Perawat dan klien adalah satu, tidak dapat
dipisahkan seperti penari dalam sebuah tarian.
9
menyoroti pentingnya menghargai suara dan kebijaksanaan mereka sendiri
melalui penggunaan metafora yang kuat. Inti dari pendekatan ini adalah
memberdayakan individu untuk memimpin proses pemulihan mereka
sendiri, tanpa bergantung pada arahan dari para profesional. (Wijaya et al.,
2022).
Tidal Model muncul dari penelitian selama empat tahun yang
dilakukan di Universitas Newcastle yang bertujuan untuk memahami
kebutuhan dalam bidang perawatan kesehatan. Penelitian ini menggunakan
dasar teori dan pendekatan penelitian tindakan untuk menyelidiki serta
mengklarifikasi peran dan fungsi perawat kesehatan mental, serta untuk
menjawab pertanyaan tentang pentingnya perawat psikiatri. (Donnell et al.,
2014)
10
dalam cara mereka mempersepsikan dunia di sekitarnya. Dalam konteks
perawatan kesehatan holistik, evaluasi ini mencakup penghargaan terhadap
suara dan pengalaman yang dimiliki oleh individu. Pendekatan evaluasi ini
menfokuskan perhatiannya pada pemahaman tentang bagaimana individu
mengalami dunia mereka, mengidentifikasi permasalahan yang sedang
dihadapi, mengevaluasi sejauh mana dampaknya, mengidentifikasi sumber
daya yang tersedia dalam kehidupan individu yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah tersebut atau memenuhi kebutuhan, serta menentukan
kebutuhan yang diperlukan untuk mencapai perubahan yang diinginkan.
(Alligood, 2014).
Dimensi self (diri sendiri) mencerminkan kepentingan manusia
terhadap rasa aman, baik secara fisik maupun emosional. Melalui kolaborasi
dalam evaluasi keamanan, kebutuhan ini dapat terpenuhi, dan hasilnya
adalah perencanaan untuk menciptakan rasa aman. Rencana keamanan ini
bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendukung kebutuhan individu
terhadap rasa aman pribadi, sekaligus mengurangi risiko perilaku yang
berpotensi merugikan diri sendiri atau orang lain. Target khusus dalam
rencana ini mencakup aspek seperti pencegahan bunuh diri, pengurangan
tindakan kekerasan, perlindungan dari cedera diri, dan penanganan situasi di
mana individu mungkin mengabaikan diri sendiri.
Melalui dimensi self (diri sendiri), seseorang terhubung dengan
bagaimana mereka merasakan pengalaman-pengalaman yang mereka alami
dalam hidupnya. Di dalam dimensi ini, individu mencermati dan
menginternalisasi peristiwa-peristiwa tersebut. Sementara itu, dimensi world
(dunia) mengacu pada bagaimana seseorang menganggap diri mereka
sebagai aktor yang menciptakan situasi di sekitarnya. Di dalam dimensi ini,
individu merenungkan dan meresapi pengalaman mereka dalam perspektif
yang lebih luas. Sementara itu, melalui dimensi terakhir, yaitu dimensi
others (orang lain), seseorang terkait dengan hubungan mereka dengan
orang-orang lain yang terlibat dalam peristiwa yang terjadi. Di dalam
dimensi ini, individu melibatkan diri dalam narasi yang melibatkan interaksi
dengan orang lain dalam hidup mereka. Domain-domain yang disebutkan di
11
atas adalah perumpamaan yang digunakan untuk menggambarkan berbagai
aspek perawatan yang diberikan kepada pasien. Dalam konteks ini, baik
pasien maupun perawat memiliki kemampuan untuk bersama-sama
mengendalikan dan memengaruhi proses evaluasi masalah dalam kehidupan
pasien, menilai sejauh mana dampaknya, mengidentifikasi sumber daya
yang tersedia dalam kehidupan pasien yang dapat membantu mengatasi
masalah tersebut, dan bersama-sama merencanakan tindakan yang dapat
memfasilitasi penyusunan rencana perawatan yang sesuai dengan kebutuhan
individu tersebut. (Barker & Buchanan-Barker, 2005).
Untuk membantu individu mencapai kehidupan yang seimbang,
jenis dukungan dan layanan yang diperlukan dapat dibagi menjadi tiga
aspek utama. Dalam kerangka ini, tim kerja interdisiplin akan memberikan
intervensi yang bersifat medis, sosial, dan psikologis yang khusus, sesuai
dengan kebutuhan individu dalam kehidupan sehari-hari mereka. Ini
mencakup hal-hal seperti dukungan keuangan, perumahan, dan faktor-faktor
penentu kesehatan lainnya yang penting. Selain itu, dimensi ini juga
melibatkan peran keluarga, teman, serta elemen penting lainnya yang
memiliki dampak signifikan dalam kehidupan individu tersebut.
12
berperan sentral dalam perencanaan tindakan, menjadi titik berfokus utama
yang mendefinisikan inti dari proses tersebut. Siklus evaluasi keamanan
dan penyusunan rencana bertumpu pada riwayat ini, dan semuanya
diintegrasikan dalam kerangka siklus tim interdisiplin yang menyelilingi
seluruh proses.
2.5 Penerimaan oleh Keperawatan
13
diperhatikan:
1. Value the voice (menghargai suara)
Mendengarkan cerita seseorang adalah yang hal yang terpenting.
2. Respect the language (hormati bahasa)
Memungkinkan orang untuk mengekspresikan, menggambarkan, dan
mendeskripsikan pengalaman hidup mereka menggunakan cara dan
bahasa mereka sendiri.
3. Develop genuine curiosity (mengembangkan rasa ingin tahu)
Menunjukkan ketertarikan dan rasa ingin tahu tentang cerita orang
tersebut.
4. Become the apprentice (menjadi apprentice)
Menempatkan diri dalam cerita tersebut dan belajar serta mengambil
hikmah dari cerita orang yang anda bantu (klien).
5. Reveal personal wisdom (mengungkapkan kebijaksanaan)
Pada dasarnya setiap orang memiliki sikap bijaksana dalam menghadapi
setiap pengalaman hidupnya. Praktisi atau tenaga penolong mempunyai
tugas untuk membantunya mengungkapkan kebijaksanaan tersebut yang
akan membantu dalam proses pemulihannya.
6. Be transparent (jadilah transparan atau terbuka)
Baik klien maupun praktisi atau tenaga penolong profesional berada
dalam posisi istimewa dan harus menjadi model yang percaya diri,
dengan cara setiap saat menjadi transparan atau terbuka dan membantu
untuk memastikan klien tersebut memahami apa yang sebenarnya sedang
dilakukannya.
7. Use the available toolkit (gunakan sumberdaya yang ada)
Cerita seseorang berisi informasi yang berharga untuk mengetahui
sumberdaya mana yang dapat digunakan untuk membantu proses
pemulihan dan mana yang tidak dapat digunakan.
8. Craft the step beyond (menentukan langkah)
Praktisi atau tenaga penolong bersama-sama dengan klien membangun
sebuah apresiasi dan menentukan langkah apa yang harus dilakukan
"sekarang" karena langkah awal merupakan langkah yang penting.
14
9. Give the gift of time (berikan waktu)
Tidak ada yang lebih berharga daripada waktu yang dihabiskan praktisi
dan klien bersama-sama. Pertanyaan yang harus ditanyakan bukan
“Berapa banyak waktu yang masih kita punya?” melainkan "Bagaimana
kita menggunakan waktu yang ada saat ini?".
10. Know that change is constant (ketahuilah bahwa perubahan adalah
konstan)
15
BAB III
APLIKASI PENERAPAN TEORI MIDDLE RANGE
16
Manajer keperawatan mempertimbangkan konteks sosial di rumah sakit,
termasuk budaya organisasi dan dukungan tim. Mereka berkolaborasi dengan
perawat lain dan memastikan bahwa ada budaya yang mendukung perawatan
diri dan kesejahteraan mental di lingkungan kerja.
Evaluasi dan Revisi Perawatan:
Manajer keperawatan secara berkala mengevaluasi tanda-tanda dan gejala
stres pada perawat serta respons terhadap perawatan. Jika perlu, mereka
merevisi rencana perawatan, seperti mengubah penugasan atau menawarkan
sesi dukungan psikologis.
Dalam kasus ini, teori Phil Barker membantu manajer keperawatan dalam
mengatasi masalah stres pada perawat ICU. Ini mencakup pengkajian tanda-
tanda dan gejala stres, pemahaman tentang konsep diri perawat, komunikasi
empati, perawatan holistik, pertimbangan konteks sosial, dan evaluasi yang
berkelanjutan. Dengan pendekatan ini, manajer keperawatan dapat membantu
perawat mengatasi stres dan mempromosikan kesejahteraan mereka di
lingkungan kerja.
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Teori Middle Range Phil Barker adalah kerangka kerja yang
berharga dalam praktik keperawatan yang membantu perawat untuk
memahami, menganalisis, dan mengatasi masalah spesifik dalam
perawatan pasien. Dalam teori ini, Barker menekankan pentingnya
pendekatan holistik terhadap perawatan, di mana perawat tidak hanya
memandang pasien sebagai individu dengan masalah medis, tetapi
juga mempertimbangkan aspek-aspek sosial, emosional, dan spiritual
dari perawatan.
Dengan menggunakan teori Middle Range, perawat dapat
mengidentifikasi masalah klinis yang lebih spesifik daripada teori
tingkat tinggi dan lebih umum daripada teori tingkat rendah. Mereka
dapat mengembangkan hipotesis Middle Range yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk mengembangkan intervensi yang sesuai.
Pendekatan ini memberikan fleksibilitas untuk mengatasi berbagai
masalah dalam praktik keperawatan.
Teori Middle Range Phil Barker juga menekankan
pentingnya peran perawat dalam membantu pasien mencapai
kesejahteraan fisik, emosional, dan sosial. Hal ini memungkinkan
perawat untuk bekerja secara kolaboratif dengan pasien dan tim
kesehatan lainnya untuk memberikan perawatan yang efektif dan
holistik.
Dalam ringkasan, Teori Middle Range Phil Barker adalah alat
yang berharga dalam manajemen keperawatan yang membantu
perawat untuk memahami, menganalisis, dan mengatasi masalah
klinis secara spesifik dan holistik dalam perawatan pasien. Pendekatan
ini mendorong perawat untuk berfokus pada kesejahteraan
keseluruhan pasien dan kolaborasi dalam memberikan perawatan yang
berkualitas.
18
4.2 Saran
Teori Tidal Model Phil Barker dapat diaplikasikan pada tatanan
pendidikan, praktik dan penelitian di Indonesia maupun international
karena teori ini mengidentifikasi adanya konsep terhadap
pemahaman kebutuhan manusia dengan masalah kehidupan, apa dan
bagaimana yang akan dilakukan perawat untuk memenuhi
kebutuhannya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, M. R. (2014). Nursing Theorists and Their Work (9th ed.). Elsevier.
Barker, P., & Buchanan-Barker, P. (2010). The Tidal Model of Mental Health
Recovery and Reclamation: Application in Acute Care Settings. Issues In
Mental Healthe Nursing, 31(3), 171–180.
https://doi.org/10.3109/01612840903276696
Donnell, A., Snowden, A., & Duffy, T. (2014). Pioneering Theories in Nursing
(A. Donnel, A. Snowden, & T. Duffy (eds.)). Andrews UK Limited.
Barker, P.J, & Buchanan-Barker, Poppy. (2005). The Tidal Model: A guide for
mental health professionals. London: Brunner-Routledge.
20
21