Anda di halaman 1dari 17

Makalah Perangkat Telekomunikasi

Resistor,Induktor,Kapasitor

DISUSUN OLEH :
NAMA : HABIB RIZKI MARDIANSYAH
NIM : 2305211066
KELAS : TRJT 1B

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA JARINGAN TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
TA : 2023 / 2024

1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Resistor,Induktor,Konduktor”.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang membantu pembuatan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penulis pada khususnya. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh
dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

Medan, 06 September 2023

Habib Rizki Mardiansyah

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................ 2
Daftar Isi ................................................................................................................. 3
BAB I PEMBAHASAN ......................................................................................... 4
I. Resistor ...................................................................................................... 4
a.Pengertian Resistor................................................................................... 4
b.symbol resistor ......................................................................................... 4
c.Kode Resistor .......................................................................................... 5
d.Disipasi Panas pada Resistor..................................................................... 6
e.Resistor Nonlinear .................................................................................... 7
II. Induktor ................................................................................. 10
a.Pengertian Induktor ................................................................................ 10
b.Fungsi Induktor ...................................................................................... 10
c.Jenis – Jenis Induktor .............................................................................. 10
III. Kapasitor ................................................................................ 11
a.Pengertian Kapasitor .............................................................................. 11
b.Kapasitor Nonpolar ................................................................................ 11
c.Kapasitor Polar atau Kapasitor Elektrolit ............................................... 13
d.Kapasitor Variabel .................................................................................. 14
e.Menghitung Nilai Kapasitor ................................................................... 15
BAB 2 PENUTUP ................................................................................................. 16
Kesimpulan ............................................................................................... 16

3
BAB 1

PEMBAHASAN

I. Resistor
a) Pengertian Resistor
Resistor merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk
membatasi arus listrik dan juga digunakan sebagai pembagi tegangan listrik,
atau resistor dapat dikatakan juga sebagai penentu besarnya suatu arus dan
tegangan listrik pada suatu rangkaian elektronika.
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa resistor berfungsi untuk
menahan arus listrik sehingga setiap resistor memiliki nilai tahanan
(resistansi) tertentu. Satuan besarnya nilai tahanan suatu resistor adalah
Ohm (Ω). Ohm diambil dari seseorang bernama Georg Simon Ohm yang
berkebangsaan Jerman, dimana dia adalah fisikawan penemu hubungan
antara arus, tegangan dan tahanan pada suatu rangkaian listrik yang
kemudian dikenal sebagai hukum Ohm.
b) Symbol Resistor
Simbol resistor pada suatu rangkaian elektronika pada umumnya
dibagi
menjadi dua jenis yaitu simbol Amerika dan simbol Eropa, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1 1 Simbol Resistor

4
c) Kode Resistor
Nilai tahanan pada suatu resistor ditampilkan pada badan resistor
dan berupa kode, pada umumnya kode tersebut terbagi atas dua macam yaitu
kode warna dan kode angka. Kode warna ini berbentuk seperti cincin yang
melingkari badan resistor, untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut.

Gambar 1 2 Kode Warna Resistor

Pada cincin 1 (warna hitam) merupakan digit pertama, cincin 2 (warna


coklat)
merupakan digit kedua, cincin 3 (warna merah) merupakan faktor pengali,
dan cincin 4 (warna emas) merupakan toleransi. Setiap warna pada cincin
memiliki nilai yang berbeda, untuk mengetahui nilai–nilai setiap warna
tersebut perhatikan tabel berikut ini.

WARNA NILAI FAKTOR TOLERANSI


PENGALI
Hitam 0 × 100 Ω
Cokelat 1 × 101 Ω ±1%
Merah 2 × 102 Ω ±2%
Orange 3 × 103 Ω
Kuning 4 × 104 Ω
Hijau 5 × 105 Ω
Biru 6 × 106 Ω ±0,5%
Ungu 7 × 107 Ω ±0,25%
Abu – abu 8 × 108 Ω ±0,1%
Putih 9 × 109 Ω

5
Emas × 0,1Ω ±5%
Perak × 0,01Ω ±10%

Contoh :
- Cincin 1 (coklat) = digit pertama / nilai = 1
- Cincin 2 (ungu) = digit kedua / nilai = 7
- Cincin 3 (merah) = faktor pengali = × 102 Ω
- Cincin 4 (emas) = toleransi = ±5%

Jadi nilai resistor tersebut adalah :

- = 17 × 100Ω dengan toleransi ±5%


- = 1700Ω dengan toleransi ±5%

Nilai toleransi pada resistor merupakan kualitas dari resistor itu


sendiri, walaupun resistor memiliki nilai tahanan yang tetap, tetapi pada
kenyataannya nilai tahanan ini dapat berubah jika terpengaruh oleh faktor
eksternal misalnya adalah suhu (temperatur). Besarnya perubahan terhadap
suhu tersebut tergantung dari nilai toleransi yang tertera pada cincin ke
empat pada badan resistor.

Rentang nilai minimum dan maksimum resistor

- 1700Ω × 5% = 85Ω
- Nilai minimum = 1700Ω - 85Ω = 1615Ω
- Nilai maksimum = 1700Ω + 85Ω = 1785Ω

Jadi rentang nilai tahanan dari resistor tersebut jika terjadi perubahan
suhu adalah 1615Ω -1785Ω. Semakin kecil nilai toleransi maka semakin
kecil pula rentang- nya perubahan nilai tahanan suatu resistor, atau dengan
kata lain semakin kecil nilai toleransi semakin baik pula kualitas resistor
tersebut.

6
d) Disipasi Panas pada Resistor
Jika suatu arus listrik yang melewati resistor meningkat, maka akan
dihasilkan panas dan jika arus tersebut terus meningkat hingga melewati
batas maksimum maka resistor akan rusak. Untuk mencegah hal tersebut,
selain memiliki nilai tahanan dan toleransi, resistor juga memiliki nilai
disipasi dalam Watt.

Gambar 1 3 Resistor

Biasanya nilai disipasi pada resistor adalah 1/16W, 1/8W, 1/4W,


1/2W, 1W, W, 5W, dan seterusnya. Nilai disipasi pada resistor berguna agar
sebuah resistor dapat bertahan dari panas, pada kondisi arus listrik
maksimum yang melewatinya. Semakin besar nilai disipasinya semakin
besar ukuran resistor-nya. Untuk menentukan daya yang akan mengalir
melalui resistor digunakan rumus berikut ini :

Keterangan :

o P adalah daya dalam Watt (W)


o V adalah tegangan dalam Volt (V)
o I adalah arus listrik dalam Ampere (A)

7
o R adalah tahanan resistor dalam Ohm (Ω)

e) Resistor Nonlinear
Resistor yang sudah dijelaskan sebelumnya merupakan resistor
linier atau resistor yang memiliki nilai tahanan yang tetap, walaupun
dijelaskan juga sebelumnya bahwa nilai tahanan resistor berubah-ubah
terhadap temperatur tetapi perubahan tersebut tidaklah terlalu besar. Pada
resistor nonlinier nilai tahanan-nya dibuat dapat berubah-ubah sesuai
kebutuhan, jenis resistor ini antara lain Potensiometer (resistor variabel),
Negative Temperature Co-eficient (NTC), Positive Temperature Coefficient
(PTC), dan Light Depending Resistor (LDR).
1. Potensiometer
Resistor ini memiliki tuas putar atau geser yang berfungsi untuk
merubah nilai tahanan-nya. Biasanya potensiomenter digunakan
pada tombol pengatur volume, bass, treble, dan equalizer pada
perangkat audio seperti amplifier dan mini compo.

Gambar 1 4 Potensiometer

2. NTC dan PTC


Kedua jenis resistor ini merupakan jenis resistor nonlinier yang nilai
tahanan-nya tergantung dari temperatur atau suhu. Pada NTC
(Negative Temperature Co-efficient) nilai tahanan-nya akan
berkurang jika temperaturnya naik, sedangkan PTC (Positive
Temperature Co-efficient) nilai tahanan-nya akan bertambah seiring
dengan naiknya temperatur.

8
Gambar 1 5 NTC dan PTC

Pada gambar a. paling sebelah kiri merupakan simbol NTC


disebelah kanannya merupakan bentuk-bentuk NTC sebenarnya.
Pada gambar b. paling sebelah kiri merupakan simbol dari PTC dan
disebelah kanannya merupakan bentuk-bentuk nyata dari PTC.
Resistor jenis ini biasa digunakan sebagai sensor suhu pada suatu
peralatan elektronika.

3. LDR
LDR (Light Dependent Resistor) adalah jenis resistor yang biasa
digunakan sebagai detector cahaya atau pengukur besaran konversi
cahaya.

Gambar 1 6 LDR

Pada gambar diatas merupakan contoh bentuk LDR yang sering


digunakan pada rangkaian elektronika. Pada rangkaian elektronika
LDR biasa digunakan sebagai sensor cahaya.

9
II. Induktor
a) Pengertian Induktor
Induktor adalah komponen yang tersusun dari lilitan kawat. Induktor
termasuk
juga komponen yang dapat menyimpan muatan listrik. Bersama kapasitor
inductor dapat berfungsi sebagai rangkaian resonator yang dapat
beresonansi pada frekuensi tertentu.

b) Fungsi Induktor
Fungsi inductor antara lain adalah sebagai berikut :
• Penyimpan arus listrik dalam bentuk medan magnet
• Menahan arus bolak-balik/ac
• Meneruskan/meloloskan arus searah/dc
• Sebagai penapis (filter)
• Sebagai penalaan (tuning)

c) Jenis – Jenis Induktor


Jenis – jenis inductor adalah sebagai berikut :
1. Fixed coil, yaitu inductor yang memiliki harga yang sudah pasti.
Biasanya dinyatakan dalam kode warna seperti yang diterapkan
pada resistor. Harganya dinyatakan dalam satuan mikrohenry (μH).
2. Variable coil, yaitu inductor yang harganya dapat diubah-ubah
atau disetel. Contohnya adalah coil yang digunakan dalam radio.
3. Choke coil (kumparan redam), yaitu coil yang digunakan dalam
teknik sinyal frekuensi tinggi.

Gambar 1 7 Jenis dan Simbol Induktor

10
III. Kapasitor
a) Pengertian Kapasitor
Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika
dilambangkan dengan huruf "C" adalah suatu alat yang dapat menyimpan
energi/muatan listrik di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kapasitor ditemukan oleh
Michael Faraday (1791-1867). Satuan kapasitor disebut Farad (F). Satu
Farad = 9 x 1011 cm2 yang artinya luas permukaan kepingan tersebut.
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang
dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum
dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua
ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan
mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang
sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi.
Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif dan
sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutub positif, karena
terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini
tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam
bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-
muatan positif dan negatif di awan.
Prinsip dasar kapasitor dielektrik elektroda elektroda Kapasitor
memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran, tergantung dari kapasitas,
tegangan kerja, dan lain sebagainya. Kapasitor terbagi dalam dua kelompok
yaitu kapasitor yang memiliki kapasitas yang tetap dan kapasitor yang
memiliki kapasitas yang dapat diubah-ubah atau dengan kata lain kapasitor
variabel.

b) Kapasitor Nonpolar
Kapasitor nonpolar merupakan jenis kapasitor yang memiliki
kapasitas yang tetap, kapasitor ini memiliki kapasitas yang tidak terlalu
besar. Untuk menggambarkan sebuah kapasitor dalam sebuah gambar
rangkaian elektronika, kapasitor nonpolar digambarkan dengan simbol
seperti dibawah ini.

11
Gambar 1 8 Simbol Kapasitor

Kapasitor jenis ini biasanya terbuat dari bahan kertas, mica,


keramik, mylar dan lain sebagainya. Jenis bahan pembuat kapasitor
memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga memiliki kekurangan
dan kelebihan masing-masing. Pada umumnya nilai kapasitas dari sebuah
kapasitor nonpolar digambarkan dengan kode angka. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada contoh berikut :

Gambar 1 9 Nilai Kapasitas Kapasitor

Pada kode angka yang ditampilkan pada baris A untuk


mengetahui berapa nilai kapasitas-nya adalah dengan melihat pada bagian
Capacitance/Voltage yang terletak pada bagian depan, disana tertulis
0.01/100 yang artinya kapasitor ini memiliki kapasitas 0,01nF dan tegangan
maksimum-nya adalah 100V. Sedangkan untuk nilai toleransi-nya
diperlihatkan pada bagian belakang, disana tertulis angka 10 yang artinya
10%.

Pada kode angka yang ditampilkan pada baris B, kode angka


dibubuhkan pada bagian atas kapasitor. Pada bagian tersebut tertulis 1,0J63

12
yang berarti kapasitor tersebut memiliki kapasitas sebesar 1nF, tegangan
maksimum-nya 63V, sedangkan toleransi-nya ditandai oleh huruf ”J” yang
mana pada keterangan gambar memiliki nilai 5%. Kedua contoh kode diatas
nilai kapasitas kapasitor-nya selalu dalam nF (nano Farad). Selain dua
contoh diatas ada satu lagi contoh pengkodean pada kapasitor, seperti
berikut.

Gambar 1 10 Kode Kapasitor

Pada gambar diatas kode yang tertera adalah 101, angka pertama
merupakan digit pertama, angka kedua merupakan digit kedua dan angka
ketiga merupakan faktor pengali dalam satuan pF (pico Farad). Jadi nilai
kapasitor tersebut adalah 10 x 101 = 100pF. Contoh lain; Jika kode yang
tertera adalah 223 maka nilai kapasitasnya adalah 22 x 103 = 22000pF =
22nF

c) Kapasitor Polar atau Kapasitor Elektrolit


Sesuai dengan namanya kapasitor ini memiliki polaritas pada
kedua kakinya yaitu polaritas positif (+) dan polaritas negatif (-). Kapasitor
ini termasuk dalam kelompok kapasitor yang memiliki nilai kapasitas yang
tetap dan memiliki nilai kapasitas yang besar. Pada rangkaian elektronika
kapasitor elektrolit disimbolkan seperti gambar berikut.

Gambar 1 11 Simbol Kapasitor

13
Untuk C1 merupakan simbol gaya Eropa (Europe Syle) dan C2
adalah symbol gaya Amerika (American Style). Untuk pemberian nilai
kapasitas, pada kapasitor elektrolit ditulis secara langsung lengkap dengan
satuan dan tegangan maksimum, serta simbol polaritas-nya.

Gambar 1 12 Kapasitor Polar

Kaki yang memiliki polaritas negatif berdekatan dengan tanda


garis vertical pada bodi kapasitor, atau kaki yang berpolaritas positif
memiliki ukuran yang lebih panjang daripada kaki yang berpolaritas negatif.
Seperti terlihat pada gambar diatas.

d) Kapasitor Variabel
Kapasitor variabel adalah kapasitor yang nilai kapasitas-nya dapat
diubah- ubah sesuai keinginan. Oleh karena itu kapasitor ini di kelompokan
ke dalam kapasitor yang memiliki nilai kapasitas yang tidak tetap.
Potensiometer kapasitor memiliki tuas untuk diputar atau biasa
disebut rotor, dan bagian yang diam disebut stator. Kapasitor variabel dibuat
dalam berbagai bentuk dan ukuran, nilai kapasitas-nya mulai dari beberapa
pF hingga ratusan pF keatas. Kapasitor variabel biasa terdapat pada pesawat
radio penerima, biasanya kapasitor variabel digunakan sebagai tuning untuk
mencari frekuensi radio dari pemancar.

14
Gambar 1 13 Simbol Kapasitor Variabel

Simbol kapasitor variabel diperlihatkan seperti gambar sebelah


kiri diatas. Seperti potensiometer kapasitor memiliki tuas untuk diputar atau
biasa disebut rotor, dan bagian yang diam disebut stator. Kapasitor variabel
dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran, nilai kapasitas-nya mulai dari
beberapa pF hingga ratusan pF keatas. Kapasitor variabel biasa terdapat
pada pesawat radio penerima, biasanya kapasitor variabel digunakan
sebagai tuning untuk mencari frekuensi radio dari pemancar.

e) Menghitung Nilai Kapasitor


Untuk mencari nilai dari kapasitor biasanya dilakukan dengan
melihat angka/kode yang tertera padabadan kapasitor tersebut. Untuk
kapasitor jenis elektrolit memang mudah, karena nilai kapasitansinya telah
tertera dengan jelas pada tubuhnya.
Sedangkan untuk kapasitor keramik dan beberapa jenis yang lain
nilainya dikodekan. Biasanya kode tersebut terdiri dari 4 digit, dimana 3
digit pertama merupakan angka dan digit terakhir berupa huruf yang
menyatakan toleransinya. Untuk 3 digit pertama angka yang terakhir
berfungsi untuk menentukan 10n, nilai n dapat dilihat pada tabel dibawah.

15
Gambar 1 14 Tabel Nilai Kapasitor

Misalnya suatu kapasitor pada badannya tertulis kode 474J,


berarti nilai kapasitansinya adalah 47 + 104 = 470.000 pF = 0.47μF
sedangkan toleransinya 5%. Yang harus diingat didalam mencari nilai
kapasitor adalah satuannya dalam pF (Pico Farad)

16
BAB 2 PENUTUP
Kesimpulan

Elemen-elemen dasar kelistrikan ada 3 yaitu:

1. Resistor
Resistor merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk
membatasi arus listrik dan juga digunakan sebagai pembagi tegangan
listrik
2. Kapasitor
Suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik didalam medan
listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari
muatan listrik
3. Induktor
Induktor adalah komponen yang tersusun dari lilitan kawat. Induktor
termasuk juga komponen yang dapat menyimpan muatan listrk

17

Anda mungkin juga menyukai