Anda di halaman 1dari 2

Anggota Kelompok 1:

1. Amri Syaifulloh (04)


2. Anisa Mustika Utami (07)
3. Muhammad Arba'ien (18)
4. Rasni Indah Rahmadani (22)
5. Rizky Adinata Mukti (25)
6. Siti Khotimah Islamiatun (29)

PERMAINAN TRADISIONAL CUBLAK-CUBLAK SUWENG

Permainan Cublak-cublak suweng, salah satu karya Sunan Giri (1442 M), seorang
ulama sekaligus budayawan yang sangat hebat. Dakwahnya tidak memaksa namun justru
menjadikan rasa untuk hanyut didalamnya. Metode ini ternyata sangat ampuh untuk
menjadikan daya tarik orang-orang jawa awam terhadap Islam. Melalui seni budaya yang
berupa gamelan, tembang, ataupun karya sastra lainnya menjadikan Sunan Giri sebagai
sosok yang dikagumi hingga kini.
Cublak-cublak suweng merupakan permainan yang dimainkan minimal 3 orang, dan
akan semakin menarik jika dimainkan oleh 7 hingga 8 orang. Permainan ini dimulai
dengan menentukan salah satu dari peserta permainan untuk menjadi Pak Empo, tokoh
utama dalam permainan ini. Pak Empo bertugas mencari sebuah kerikil, atau batu kecil
(diibaratkan suweng) yang akan disembunyikan peserta lain. Sebelumnya Pak Empo
berbaring telungkup di tengah-tengah peserta, kemudian peserta lain menaruh telapak
tangannya menghadap ke atas di punggung Pak Empo.
Cara bermain :
Pertama kali dimulai dengan Gambreng, yang kalah menjadi Pak Empo. Dia
berbaring telungkup di tengah, anak-anak lain duduk melingkar. Buka telapak tangan
menghadap ke atas dan letakkan di punggung Pak Empo. Salah satu anak memegang biji
kerikil dan dipindah dari telapak tangan satu ke telapak tangan lainnya diiringi lagu
Cublak-Cublek Suweng.
“Cublak cublek suweng. Suwenge ting gelenter. Mambu ketundung gudel. Pak empo
lirak-lirik. Sapa ngguyu ndhelikake. Sir-sir pong dele gosong. Sir-sir pong dele gosong.”,
dinyanyikan bersama, biasanya dilakukan 2 atau 3 kali.
Sambil bernyanyi, kerikil atau biji dipindahkan dari tangan satu pemain ke tangan
pemain berikutmya, setelah kalimat (bait terakhir) “Sir-sir pong dele gosong” serahkan biji
atau kerikil ke tangan seorang anak untuk disembunyikan dalam genggaman. Di akhir lagu,
semua anak menggenggam kedua tangan masing-masing, pura-pura menyembunyikan
kerikil, sambil menggerak-gerakkan tangan. Pak Empo bangun dan menebak di tangan
siapa biji atau kerikil disembunyikan. Bila tebakannya benar, anak yang menggenggam biji
atau kerikil gantian menjadi Pak Empo. Bila salah, Pak Empo kembali ke posisi semula
dan permainan diulang lagi.
Manfaat Permainan Cublak-cublak suweng:
Anak belajar menyanyi, mencocokkan ritme lagu dengan gerakan tangan, mengenal
bahasa Jawa, melatih motorik halus, belajar mengikuti aturan, latihan kerja sama dan
belajar menyimpan rahasia.

Makna Permainan Cublak-cublak suweng:


Lagu dolanan anak-anak di Jawa karya Sunan Giri ini ternyata mengandung makna
luhur tentang nilai-nilai keutamaan hidup manusia, makna yang mengajarkan tindak anti
korupsi atau anti Keserakahan.

Anda mungkin juga menyukai