Standar Prosedur Operasional

EMERGENCY

KLINIK UTAMA
TULUS AYU
No. Dokumen: Tanggal Terbit : No Revisi : Halaman :

Di tetapkan
Di Denpasar oleh Penanggung Jawab Klinik Utama Tulus Ayu

Dr. Ketut Cintiya Dewi

Pengertian Emergency atau gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang
membutuhkan tindakan medis segera untuk penyelamatan nyawa dan
pencegahan kecacatan.
Triase (triage) adalah sistem untuk menentukan pasien yang diutamakan
memperoleh penanganan medis terlebih dulu di instalasi gawat darurat
(IGD) berdasarkan tingkat keparahan kondisinya.
sistem triase IGD dapat membantu menyeleksi pasien yang memerlukan
pertolongan pertama secara medis sesegera mungkin, situasi bencana
alam atau pandemi yang menyebabkan jumlah tenaga kesehatan tidak
sebanding dengan jumlah pasien saat itu. Dalam kondisi pasien yang
membludak.
Tujuan Untuk mengetahui pasien yang lebih dipioritaskan
Kebijakan 1. Peraturan Penanggung Jawab Klinik Utama Tulus Ayu tentang
Peraturan Internal Pada Klinik Utama Tulus Ayu.
2. Peraturan Penanngung Jawab Klinik Utama Tulus Ayu Nomor
004/TU/KUT.DP/I/2023 tentang Pedoman Pelayanan pada Klinik
Utama Tulus Ayu.
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 Tentang Klinik.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2021 Tentang Standar Kegiatan Usaha Dan Produk Pada
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor
 Kesehatan
Prosedur 1. Triase dilakukan oleh petugas yang di tunjuk.
2. Petugas melakukan pengkajian triase dengan bantuan lembar triase.
3. Kriteria triase adalah :
a. Kriteria Merah :Warna merah dalam triase IGD menunjukkan
pasien prioritas pertama yang berada dalam kondisi kritis
(mengancam nyawa) sehingga memerlukan pertolongan medis
sesegera mungkin. Jika tidak diberikan penanganan dengan
cepat, kemungkinan besar pasien akan meninggal. Contoh dalam
hal ini adalah pasien yang kesulitan bernapas, terkena serangan
jantung, menderita trauma kepala serius akibat kecelakaan lalu
lintas, dan mengalami perdarahan luar yang besar.
b. Kriteria Kuning :Warna kuning menandakan pasien pioritas
kedua yang memerlukan perawatan segera, tetapi penanganan
medis masih dapat ditunda beberapa saat karena pasien dalam
kondisi stabil. Meski kondisinya tidak kritis, pasien dengan kode
warna kuning masih memerlukan penanganan medis yang cepat.
Pasalnya, kondisi pasien tetap bisa memburuk dengan cepat dan
berisiko menimbulkan kecacatan atau kerusakan organ. Pasien
yang termasuk kategori kode warna kuning contohnya adalah
pasien dengan patah tulang di beberapa tempat akibat jatuh dari
ketinggian, luka bakar derajat tinggi, dan trauma kepala ringan.
c. Kriteria Hijau :Warna hijau menunjukkan pasien prioritas ketiga
yang memerlukan perawatan di rumah sakit, tetapi masih dapat
ditunda lebih lama (maksimal 30 menit). Ketika tenaga medis
telah menangani pasien lain yang kondisinya lebih darurat
(kategori warna merah dan kuning), maka mereka akan langsung
melakukan pertolongan pada pasien pioritas ketiga. Pasien yang
cedera tetapi masih sadar dan bisa berjalan biasanya termasuk
dalam kategori triase gawat darurat ini. Contoh lain dalam
kategori adalah pasien dengan patah tulang ringan, luka bakar
derajat rendah, atau luka ringan.
d. Kriteria Hitam :Kode warna hitam menandakan pasien berada
dalam kondisi yang sangat kritis, tetapi sulit untuk diselamatkan
 nyawanya. Sekalipun segera ditangani, pasien tetap akan
meninggal. Kondisi ini biasanya terjadi pada pasien yang
mengalami cedera parah yang bisa menyulitkan pernapasan atau
kehilangan banyak darah.
4. Di dapatkan kriteria triase pasien
5. Pasien ditempatkan di ruangan sesuai triase
6. Lembar triase dimasukan dalam rekam medis

Alur Triase
Triase dilakukan oleh petugas yang di tunjuk.

Petugas melakukan pengkajian triase dengan lembar

triase

Kriteria triase adalah :

Kriteria Merah
Kriteria Kuning
Kriteria Hijau
Kriteria Hitam

di dapatkan kriteria triase pasien

Pasien ditempatkan di ruangan sesuai triase

Lembar triase dimasukan dalam rekam medis

Unit Terkait 1. Pendaftaran

2. UGD / Ruang Tindakan