Anda di halaman 1dari 5

t.

wijayatmo

like it already..

Impor Sementara

3 05 2009
Dasar Hukum :

615/PMK.04/2004 TENTANG TATALAKSANA IMPOR SEMENTARA

Pengertian :

1. Impor Sementara adalah pemasukan barang ke dalam Daerah Pabean


yang nyata‑nyata akan diekspor kembali dalam jangka waktu tertentu.

2. Diekspor kembali adalah pengiriman kembali barang impor


sementara ke luar Daerah Pabean.

3. Pembebasan Bea Masuk adalah peniadaan pembayaran Bea Masuk


yang diwajibkan sebagaimana dimaksud dalam Undang‑undang
Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.

4. Keringanan Bea Masuk adalah pengurangan sebagian pembayaran


Bea Masuk yang diwajibkan sebagaimana dimaksud dalam Undang‑
undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.

5. Pengeluaran adalah pengeluaran barang dari Kawasan Pabean atau


Tempat Penimbunan Berikat ke peredaran bebas dengan persetujuan
Pejabat Bea dan Cukai.

Persyaratan :

1. tidak akan habis dipakai dalam masa pengimporan;

2. dalam masa pengimporan sementara tidak berubah bentuk secara


hakiki kecuali karena aus dalam penggunaan;

3. jelas identitasnya;

4. ada dokumen pendukung bahwa barang tersebut akan diekspor


kembali.

Kategori :

1. barang untuk keperluan pameran yang dipamerkan di tempat lain


dari Entrepot untuk Tujuan Pameran;

2. barang untuk keperluan seminar atau kegiatan semacam itu;


2. barang untuk keperluan seminar atau kegiatan semacam itu;

3. barang untuk keperluan peragaan atau demonstrasi;

4. barang keperluan tenaga ahli;

5. barang untuk keperluan penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan


dan kebudayaan;

6. barang pribadi keperluan wisatawan;

7. barang yang diimpor untuk keperluan olahraga serta perlombaan;

8. kemasan yang digunakan untuk pengangkutan barang impor atau


ekspor secara berulang‑ulang;

9. barang keperluan contoh atau model;

10. cetakan (mould);

11. kendaraan atau sarana pengangkut yang digunakan sendiri oleh


wisatawan manca Negara;

12. kendaraan atau sarana pengangkut yang masuk melalui lintas batas
dan penggunaannya tidak bersifat regular;

13. barang untuk diperbaiki, direkondisi, dimodifikasi;

14. binatang hidup untuk keperluan pertunjukan umum, olahraga,


perlombaan, pelatihan, pejantan, dan penanggulangan gangguan
keamanan;

15. peralatan khusus yang digunakan untuk penanggulangan bencana


alam, kebakaran dan gangguan keamanan;

16. barang untuk keperluan angkutan laut dan udara dalam negeri;

17. barang impor sementara yang dapat diberi keringanan BM adalah


mesin dan peralatan untuk pengerjaan proyek yang akan ditetapkan
lebih lanjut oleh Dirjen.

Kewajiban membayar dan/atau menyerahkan jaminan :

1. Terhadap izin impor sementara, importir wajib menyerahkan


jaminan tunai, jaminan bank, customs bond, atau jaminan tertulis
sesuai ketentuan yang berlaku.

2. Terhadap izin impor sementara yang diberikan pembebasan Bea


Masuk, importir wajib menyerahkan jaminan sebesar Bea Masuk dan
Pajak Dalam Rangka Impor yang seharusnya dikenakan atas barang
impor yang bersangkutan.

3. Terhadap izin impor sementara yang diberikan keringanan Bea


Masuk, importir wajib membayar:

a. Bea Masuk sebesar 2% (dua persen) untuk setiap bulan atau bagian
a. Bea Masuk sebesar 2% (dua persen) untuk setiap bulan atau bagian
dari bulan dari jangka waktu izin impor sementara dikalikan jumlah
Bea Masuk yang seharusnya dikenakan atas barang impor sementara
bersangkutan.

b. Pajak Pertambahan Nilai serta Pajak Penjualan Atas Barang Mewah


sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang seharusnya dikenakan atas
barang impor sementara bersangkutan.

4. Terhadap izin impor sementara yang diberikan keringanan Bea


Masuk, importir wajib menyerahkan jaminan sebesar selisih antara Bea
Masuk yang seharusnya dibayar dengan yang telah dibayar ditambah
dengan Pajak Penghasilan Pasal 22.

Masa Berlaku:

1. Izin impor sementara harus direalisasikan impornya paling lambat


dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal izin impor sementara.

2. Apabila realisasi impor (Pemberitahuan Impor Barang tidak


diajukan) dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal izin impor
sementara, maka izin impor sementara yang telah diberikan dinyatakan
tidak berlaku.

Izin instansi lain:

Terhadap barang impor sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal


4 ayat (3) (mendapat keringanan bea masuk), dalam kondisi bukan baru
dan/atau barang yang diatur tata niaga impornya wajib mendapat
persetujuan impor dari instansi yang berwenang.

Persetujuan impor sementara dan jangka waktu penggunaan:

1. Untuk mendapat izin impor sementara, importir mengajukan


permohonan kepada Direktur Jenderal atau Pejabat Bea dan Cukai
yang ditunjuknya:

a. Pada saat pemberian izin impor sementara, Direktur Jenderal atau


Pejabat Bea dan Cukai yang ditunjuknya wajib melakukan penelitian
dan penetapan nilai pabean serta klasifikasi barang atas barang impor
sementara sebagai dasar penghitungan Bea Masuk dan pajak dalam
rangka impor.

b. Jangka waktu izin impor sementara paling lama 12 (duabelas) bulan


terhitung sejak tanggal pendaftaran Pemberitahuan Impor Barang dan
dapat diperpanjang paling banyak 2 (dua) kali untuk masing‑masing
perpanjangan paling lama 12 (duabelas) bulan.

2. Selama berlakunya izin impor sementara, barang impor sementara


dapat dipindahlokasikan ke tempat lain setelah mendapat persetujuan
dari Direktur Jenderal atau Pejabat Bea dan Cukai yang ditunjuknya.

Tata cara pengeluaran barang impor semetara:

1. Importir/PPJK menyiapkan PIB dan menghitung BM dan PDRI serta


1. Importir/PPJK menyiapkan PIB dan menghitung BM dan PDRI serta
jaminan yang harus dibayar serta menyerahkannya kepada Kantor
Pabean dengan disertai persetujuan (izin) impor sementara yang telah
diurus sebelumnya.

2. Pengeluaran barang impor sementara dilaksanakan sesuai dengan


pengeluaran barang impor pada umumnya.

3. Terhadap barang impor sementara dilakukan pemeriksaan pabean


untuk mengetahui kebenaran jumlah serta identitas barang impor
sementara tersebut, dan apabila diperlukan Pejabat Bea dan Cukai
dapat memberikan tanda khusus sehingga barang impor sementara
dapat dikenali identitasnya.

Penyelesaian barang impor sementara (ps.14):

1. Barang impor sementara wajib diekspor kembali dalam jangka waktu


yang ditetapkan dalam izin impor sementara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3.

2. Apabila ketentuan ekspor kembali sebagaimana tersebut di atas tidak


dilaksanakan, maka Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor yang
masih terutang sesuai Pemberitahuan Impor Barang harus dilunasi dan
importir dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 100 %
dari Bea Masuk yang seharusnya dibayar.

3. Dalam hal tertentu berupa kerusakan berat karena keadaan memaksa


(force majeur) atau musnah karena keadaan memaksa (force majeur),
Importir dapat dibebaskan dari kewajiban untuk mengekspor kembali
barang impor sementara dimaksud serta dibebaskan dari kewajiban
melunasi kekurangan Bea Masuk dan sanksi administrasi berdasarkan
pertimbangan Direktur Jenderal.

Pengembalian Jaminan (ps.15):

Pengembalian jaminan dilakukan oleh Kepala Kantor dalam hal:

1. yang bersangkutan telah mengekspor kembali barang impor


sementara;

2. Bea Masuk, Pajak Dalam Rangka Impor dan sanksi administrasi


berupa denda telah dilunasi; atau

3. yang bersangkutan telah menyerahkan keputusan pembebasan Bea


Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 ayat (3) atas barang impor sementara yang mengalami
kerusakan berat karena keadaan memaksa (force majeur) atau musnah
karena keadaan memaksa (force majeur).
About these ads (https://wordpress.com/about­these­ads/)

Actions

Comments RSS
Trackback

Information

Date : 3 May 2009

Categories : Bea Cukai

Blog at WordPress.com.

Anda mungkin juga menyukai