TINJAUAN PUSTAKA
b. Imunisasi Pasif
Tubuh tidak dapat membuat sendiri kekebalan atau zat anti, tetapi mendapat
dari luar tubuh dengan cara menyuntikkan bahan atau serum ke dalam tubuh,
sehingga waktu kerjanya terbatas.
c.Ibu :
- TT
1.8 Kekebalan
- TT2 : 3 tahun 80%
- TT3 : 5 tahun 95 %
- TT4 : 10 tahun 99%
- TT5 : 25 tahun/seumur hidup 99%
- Kontrol 1 bulan lagi setelah mendapatkan TT1 ini untuk mendapatkan TT2
BAB II
TINJAUAN KASUS
2.1 BIODATA
Nama : Ny.”L”
Umur : 28 th
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Ki Ageng Gribig
2.2 KELUHAN
Pasien mengatakan ingin suntik TT sebagai persyaratan menikah
2.7 Terapi
Pasien tidak mendapatkan terapi obat karena injeksi berjalan lancar dan tidak ada
keluhan setelah tindakan.
2.8 KIE
- Mengkompres bekas suntikan dengan air hangat jika terasa nyeri
- Kontrol 1 bulan lagi setelah mendapatkan TT1 ini untuk mendapatkan TT2.
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam praktek yang di lakukan pada tangggal 9 Agustus 2007 di Ruang KIA
yakni memberikan imunisasi TT pada calon pengantin wanita (CPW) secara subkutan
di daerah 1/3 bagian Musculus Deltoideus sebanyak 0.5 cc, tidak terdapat perbedaan
tata laksana tindakan antara teori dan praktek. Tetapi hanya terdapat sedikit
perbedaan yakni masalah waktu pemberian, di dalam teori apabila seseorang sudah
mendapatkan TT secara lengkap dari TT1-TT5 maka apabila akan melakukan
pernikahan yang umurnya kurang dari 25 tahun tidak perlu membutuhkan TT lagi
karena TT5 sudah mampu memberikan kekebalan sampai 25 tahun. Tetapi dalam
pelaksanaanya setiap wanita yang akan menikah selalu di berikan imunisasi TT, hal
ini dilakukan karena di takutkan jika salah seorang wanita subur tidak mendapatkan
TT lengkap 5 dosis dari TT1-TT5 sewaktu SD, sehingga penyebaran penyakit yang
disebabkan oleh Tetanus Neonatorum dapat di minimalisir, terutama untuk ibu hamil
harus benar-benar diperhatikan apakah sudah lengkap mendapatkan imunisasi TT dan
kapan jadwal pemberianya.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Imunisasi adalah upaya memperkuat pertahanan tubuh. TT dapat di lakukan
secara SC/IM dengan dosis 0,5 cc. Pada tanggal 9 Agustus telah di lakukan TT pada
Ny. ”L” secara SC di daerah Muskulus Deltoideus. Pasien tidak si berikan terapi
obat setelah tindakan karena pada saat di lakukan dan setelah tindakan tidak ada
reaksi dan keluhan dari pasien. Pasien di harapkan datang 1 bulan lagi untuk
mendapatkan TT yang ke dua.
B. SARAN
a. Masyarakat
Di harapkan para masyarakat memahami tujuan di berikan imunisasi TT baik
untuk wanita usia subur maupun ibu hamil, dan memberitahukan kepada
petugas kesehatan sudah berapa banyak dan kapan jadwal imunisasi TT yang
telah di dapatkan agar NAKES tepat dalam memberikan imunisasi.
b. Institusi Pendidikan
Di harapkan agar para dosen menjelaskan lebih detail lagi masalah imunisasi
baik dari cara pemberian, dosis pemberian, dan lamgkah-langkah tindakan.
Selain itu di harapkan agar memperbanyak persediaan buku tentang imunisasi
untuk mempermudah tindakan.
c. Tenaga Kesehatan
Di harapkan agar para tenaga medis mengetahui kapan pemberian imunisasi TT
untuk wanita hamil dan calon pengantin wanita dan berapa dosis pemberianya
serta mengetahui daerah penyuntikan TT agar tidak terjadi kesalahan dalam
tindakan, selain itu memberi pengarahan betapa pentingnya imunisasi TT
kepada para wanita usia subur terutama bagi ibu hamil untuk mencegah
terjadinya Tetanus Neonatorum.
LAPORAN TINDAKAN KEPERAWATAN DASAR
PENGUKURAN PERNAPASAN PADA Tn.”M” USIA 57 TAHUN
DI RUANG POLI UMUM PUSKESMAS GRIBIG
KOTA MALANG
Mengetahui
Kepala Puskesmas Mulyorejo
Mengetahui
Kepala Puskesmas Mulyorejo
Mengetahui
Kepala Puskesmas Mulyorejo