Anda di halaman 1dari 6

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

1. Nama : Lutfy Endah Tur Fitriana


2. Mapel/Kelas : PAI/ R2
3. Judul Modul : TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
4. Kegiatan Belajar : KB 3 KONSEP PEMBELAJARAN DALAM
KURIKULUM MERDEKA
BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI
KONSEP PEMBELAJARAN DALAM
KURIKULUM MERDEKA
Prinsip Pembelajaran
Berbasis tingkat pencapaian
peserta didik, kebutuhan belajar,
karakter dan perkembangannya
Terbentuknya Kesejahteraan
Menghormati dan Menghargai Hak
Bermakna dan Menyenangkan
Inklusif

Berorientasi kepada
pembangunan kapasitas belajar
Growth-Mindset
Self dan Peer Assessment
Rasa Ownership
Mendukung perkembangan
Peta Konsep kognitif dan karakter

(Beberapa Keseimbangan kognitif &non-kognitif

istilah dan Menerapkan nilai-nilai


1 Logis dan Relevan
definisi) di
modul bidang Proses Keteladanan
studi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Relevan

Student Centered
Meneguhkan identitas anak
Mengembangkan kecakapan hidup

Berorientasi pada masa depan

Pembelajaran isu masa depan


wawasan pembangunan berkelanjutan
Pemanfaatan TIK
Memajukan Lingkungan
Keterkaitan antara Pembelajaran dan Asesmen
Pembelajaran yang Sesuai dengan Tingkat
Teaching at the Right Level
(TaRL)
Istilah dan definisi
KONSEP PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM MERDEKA
A. PRINSIP PEMBELAJARAN
1. BERBASIS TINGKAT PENCAPAIAN PESERTA DIDIK, KEBUTUHAN
BELAJAR, KARAKTER DAN PERKEMBANGANNYA
a) Mendukung Terbentuknya Kesejahteraan
Dalam praktik ini, pendidikan harus memperhatikan kesejahteraan fisik,
emosional, dan sosial peserta didik. Hal ini bisa mencakup memastikan
kondisi fisik dan lingkungan belajar yang aman dan nyaman.
b) Menghormati dan Menghargai Hak Peserta Didik untuk Belajar
Ini mencakup menghormati hak peserta didik untuk mendapatkan pendidikan
yang berkualitas, tanpa diskriminasi, dan dengan memperlakukan mereka
dengan adil.
c) Bermakna dan Menyenangkan
Praktik ini menekankan pentingnya membuat pembelajaran relevan dengan
kehidupan sehari-hari peserta didik sehingga mereka dapat melihat
keterkaitan antara materi pembelajaran dengan kehidupan nyata.
Pembelajaran yang menyenangkan akan merangsang minat peserta didik dan
membantu mereka belajar dengan lebih efektif.
d) Inklusif
Ini berarti menyediakan pendidikan yang dapat diakses oleh semua peserta
didik, termasuk mereka yang mungkin memiliki kebutuhan khusus.
Pendidikan inklusif mendorong keragaman dan kesetaraan, sehingga semua
peserta didik memiliki peluang yang sama untuk belajar dan berkembang.
2. BERORIENTASI KEPADA PEMBANGUNAN KAPASITAS BELAJAR
a) Menanamkan Growth-Mindset
Growth mindset adalah keyakinan bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat
berkembang melalui usaha, latihan, dan ketekunan. Guru membantu peserta
didik mengembangkan growth mindset dengan memberikan umpan balik
positif, mendorong upaya, serta mengajarkan bahwa kegagalan adalah bagian
dari proses pembelajaran.
b) Memberlakukan Self dan Pees Assessment
memungkinkan peserta didik untuk mengevaluasi kemajuan mereka sendiri
dan mengidentifikasi area di mana mereka perlu meningkatkan. Peer
assessment memungkinkan mereka untuk belajar dari teman sebaya. Ini
mendorong refleksi diri dan pengembangan keterampilan evaluasi.
c) Menanamkan Rasa Ownership (Kepemilikan) Terhadap Proses Belajar
Guru dapat menggalakkan peserta didik untuk menjadi pemilik dari proses
belajar mereka sendiri. Dengan memberi otonomi dalam pemilihan proyek
atau topik yang mereka minati, merancang rencana belajar, dan mengambil
tanggung jawab atas pencapaian tujuan belajar. Guru dalam peran fasilitator
membantu mereka mencapai tujuan ini.
3. MENDUKUNG PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN KARAKTER
PESERTA DIDIK SECARA HOLISTIK DAN BERKELANJUTAN
a) Keseimbangan Antara Kognitif dan Non Kognitif
Keseimbangan antara Kognitif dan Non-kognitif, Kompetensi, dan Karakter.
Ini berarti pendidikan tidak hanya fokus pada pengembangan aspek kognitif,
seperti pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga pada aspek non-kognitif,
seperti karakter, nilai, sikap, dan moral. Memastikan keseimbangan ini
penting untuk menciptakan peserta didik yang komprehensif.
b) Menerapkan Nilai-Nila yang Sesuai
Menerapkan Nilai-nilai yang Sesuai untuk Mengembangkan Karakter dan
Kompetensi. Pendidikan Pancasila menekankan pentingnya nilai-nilai moral
dan karakter dalam pembelajaran. Praktik ini mencakup mengintegrasikan
nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran sehingga peserta didik tidak hanya
memperoleh pengetahuan, tetapi juga mengembangkan karakter yang baik.
c) Rangkaian Pembelajaran yang Logis dan Relevan
Rangkaian Pembelajaran yang Logis dan Relevan dengan Tingkat Kesulitan
yang Sesuai. Pembelajaran yang terstruktur dan sesuai dengan tingkat
kesulitan peserta didik akan membantu mereka memahami dan
mengembangkan kompetensi dengan lebih baik. Pilihan materi dan metode
pengajaran harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan
peserta didik.
d) Proses Dimana Guru Memberikan Keteladanan
Proses di Mana Guru Memberikan Keteladanan, Membangun Kemauan, dan
Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik. Guru menjadi panutan bagi
peserta didik menunjukkan perilaku baik (keteladanan), mendorong
semangat belajar (membangun kemauan), serta merangsang kreativitas
peserta didik. Hal ini memungkinkan mereka untuk tumbuh secara holistik.
e) Menstimulasi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
(HOTS - Higher Order Thinking Skills). Pembelajaran harus dirancang untuk
merangsang kemampuan berpikir peserta didik secara lebih mendalam. Ini
mencakup kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, mensintesis, dan
membuat kesimpulan. Pembelajaran yang menantang secara intelektual akan
membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi.
4. RELEVAN
Pembelajaran yang dirancang sesuai konteks kehidupan dan budaya peserta
didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra. Prinsip ini
ditandai dengan beberapa praktik berikut:
a) Student Centered
(Berpusat pada Peserta Didik). Guru harus memahami kehidupan dan latar
belakang peserta didik serta mempertimbangkan faktor-faktor ini dalam
perancangan pembelajaran. Ini berarti mengadaptasi metode dan materi
pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan, minat, dan tingkat pemahaman
peserta didik.
b) Meneguhkan Identitas Anak
Meneguhkan Identitas Anak sebagai Bagian dari Lingkungannya. Peserta
didik harus merasa terhubung dengan lingkungannya dan memahami peran
mereka dalam masyarakat. Ini membantu mereka mengembangkan rasa
memiliki terhadap budaya dan nilai-nilai yang ada di sekitar mereka.
c) Kesesuaian antara Pembelajaran di Sekolah, di Rumah, dan di
Lingkungan Masyarakat. Pembelajaran harus terintegrasi dengan
pengalaman peserta didik di rumah dan di masyarakat. Ini menciptakan
kesinambungan dalam pembelajaran dan memungkinkan peserta didik
mengaitkan pengetahuan dengan konteks kehidupan sehari-hari mereka
d) Mengembangkan Kecakapan hidup
Selain pengetahuan akademis, peserta didik harus diberikan kesempatan
untuk mengembangkan keterampilan hidup yang relevan dengan kehidupan
sehari-hari, seperti kemampuan berkomunikasi, berkolaborasi, dan berpikir
kritis.
e) Peka, Toleran, dan Responsif terhadap Perbedaan Individu dan Latar
Belakang Budaya. Guru harus sensitif terhadap perbedaan individu dan
budaya peserta didik. Ini mencakup memahami dan menghargai keragaman
serta mempromosikan toleransi di dalam kelas.
f) Lingkungan Belajar yang Positif untuk Semua Peserta Didik. Guru harus
menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan positif, di mana
setiap peserta didik merasa diterima dan dihargai.
g) Pembelajaran yang Lepas dari Diskriminasi SARA. Pembelajaran harus
bebas dari diskriminasi berdasarkan suku, agama, ras, dan antar-golongan.
Ini menciptakan ruang yang adil untuk pengembangan bakat dan kebutuhan
setiap pelajar.
h) Menghargai Keanekaragaman Budaya Indonesia. Pembelajaran merespons
dan menghargai keanekaragaman budaya Indonesia, menjadikannya sumber
kekuatan guna memahami serta menghargai nilai dan budaya bangsa.
i) Proses Belajar yang Sinergi antara Sekolah dan di Rumah. Kerja sama
antara sekolah dan rumah sangat penting. Proses pembelajaran harus
melibatkan orang tua sebagai mitra dalam mendukung perkembangan peserta
didik. Bentuk disiplin positif yang konsisten juga dapat diterapkan di rumah
dan di sekolah untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi
pembelajaran.
5. PEMBELAJARAN BERORIENTASI PADA MASA DEPAN YANG
BERKELANJUTAN
a) Pembelajaran Isu Masa Depan
Pembelajaran yang Mendorong Peserta Didik untuk Mengeksplorasi Isu dan
Kebutuhan Masa Depan. Pembelajaran harus mendorong peserta didik untuk
memahami isu-isu masa depan yang melibatkan kebutuhan diri mereka,
lingkungan, dan dunia yang lebih baik.
b) Membangun Wawasan Pembangunan Berkelanjutan
Membangun Wawasan tentang Pembangunan Berkelanjutan. Peserta didik
perlu diberi pemahaman tentang prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan
dan dampaknya pada tingkat lokal dan global.
c) Pemanfaatan TIK
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). TIK dapat
digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan asesmen,
mencakup platform pembelajaran online, sumber daya digital, serta alat-alat
interaktif yang meningkatkan keterlibatan dan efektivitas pembelajaran.
d) Memotivasi Siswa untuk Memanukan Lingkungan
Mendorong Peserta Didik untuk Terus Terinspirasi dan Memiliki Aspirasi
Memajukan Kehidupan Lingkungan Sekitarnya. Peserta didik harus diberi
dorongan dan inspirasi agar dapat berkontribusi dalam memajukan
kehidupan lingkungan sekitar mereka, masyarakat, bangsa, juga dunia.

B. KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN ASESMEN


1. Asesmen dikembangkan sejak awal perencanaan pembelajaran. Ini menekankan
pentingnya merencanakan asesmen sebagai bagian integral dari perencanaan
pembelajaran. Guru harus mempertimbangkan bagaimana cara mereka akan
menilai pencapaian tujuan pembelajaran ketika merencanakan aktivitas
pembelajaran.
2. Rangkaian antara asesmen-perencanaan pembelajaran-kegiatan belajar adalah
suatu siklus yang berkelanjutan. Pernyataan ini menggambarkan bahwa
pembelajaran dan asesmen adalah proses yang berjalan seiring dan saling
memengaruhi. Hasil asesmen digunakan untuk menginformasikan perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran selanjutnya.
3. Keterkaitan antara tujuan pembelajaran dengan asesmen yang dirancang. Tujuan
pembelajaran yang jelas dan terukur harus menjadi dasar dalam merancang
asesmen. Asesmen yang sesuai dengan tujuan pembelajaran akan memberikan
informasi yang lebih bermakna tentang pencapaian peserta didik.

C. PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN TINGKAT KEMAMPUAN


Pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan adalah pendekatan yang
sangat penting dalam dunia pendidikan. Ini menekankan bahwa pembelajaran harus
disesuaikan dengan kemampuan individu peserta didik sehingga mereka dapat
mencapai pencapaian yang optimal.
a) Teaching at The Raight Level (TaRL)
Pendekatan "Teaching at the Right Level" (TaRL) adalah salah satu pendekatan
yang sangat efektif dalam membantu peserta didik untuk mencapai tingkat
kemampuan yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. TaRL berfokus
bahwa peserta didik harus diajar pada tingkat sesuai dengan kemampuan mereka,
bukan tingkat yang terlalu tinggi maupun yang terlalu rendah.
Tahapan-tahapan penting dalam pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
sesuai dengan tingkat kemampuan mereka. Mari kita bahas lebih lanjut setiap
tahapan ini:
1) Asesmen.
Asesmen di tahap awal adalah kunci untuk memahami peserta didik secara
individu. Ini mencakup pengukuran potensi, karakteristik, kebutuhan, tahap
perkembangan, dan tingkat capaian pembelajaran peserta didik. Asesmen ini
membantu guru merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan
tingkat kemampuan peserta didik. Asesmen diagnostic ini memberikan dasar
yang kuat untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan pembelajaran.
2) Perencanaan
Setelah memahami peserta didik melalui asesmen, guru dapat menyusun
rencana pembelajaran yang sesuai. Ini termasuk pengelompokkan peserta
didik dalam tingkat yang sama berdasarkan kemampuan mereka.
Perencanaan ini harus mencakup tujuan pembelajaran yang jelas, materi
pembelajaran yang relevan, metode pengajaran yang efektif, dan strategi
evaluasi yang sesuai. Rencana pembelajaran ini harus fleksibel dan dapat
disesuaikan berdasarkan perkembangan peserta didik selama proses
pembelajaran.
3) Pembelajaran
Selama proses pembelajaran, guru harus melaksanakan rencana pembelajaran
yang telah disusun. Penting untuk menciptakan lingkungan pembelajaran
yang mendukung peserta didik sebagai pusat pembelajaran. Selama proses
ini, guru juga dapat melaksanakan asesmen formatif berkala untuk
memonitor pemahaman, kebutuhan, dan kemajuan peserta didik. Asesmen
ini membantu guru menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan
perkembangan peserta didik.

1. Pendekatan Berbasis Kompetensi: Konsep ini menggantikan pendekatan berbasis


mata pelajaran yang lebih tradisional. Dalam pendekatan berbasis kompetensi,
pembelajaran lebih fokus pada pengembangan keterampilan dan pemahaman
Daftar materi
holistik daripada hanya menghafal fakta-fakta.
bidang studi
2. Penilaian Autentik: Kurikulum Merdeka mendorong penggunaan penilaian autentik,
2 yang sulit
yang dapat mencakup proyek, portofolio, dan situasi kehidupan nyata. Ini dapat
dipahami pada
membingungkan bagi mereka yang terbiasa dengan penilaian berbasis tes dan ujian.
lmodul
3. Penggunaan Sumber Belajar Terbuka: open educational resources (OER) menjadi
konsep yang sulit dipahami, ini melibatkan penggunaan materi pembelajaran yang
tersedia secara gratis dan terbuka di internet.
1. Pemahaman Kurikulum Merdeka sebagai Kurikulum Tanpa Batasan: Ada
miskonsepsi menyatakan bahwa Kurikulum Merdeka adalah kurikulum tanpa
struktur atau panduan. Padahal, meskipun memberikan lebih banyak kebebasan
Daftar materi kepada sekolah dan guru, masih ada kerangka kerja dan panduan yang diikuti.
yang sering 2. Kurangnya Akuntabilitas dan Evaluasi: Beberapa orang menganggap bahwa
mengalami Kurikulum Merdeka menghilangkan evaluasi dan akuntabilitas dalam pendidikan.
3
miskonsepsi Padahal, masih ada mekanisme penilaian dan evaluasi yang diterapkan, meskipun
dalam lebih berfokus pendekatan berbasis kompetensi.
pembelajaran 3. Kurikulum Merdeka Hanya Tentang Proyek: Beberapa orang mungkin salah
mengira bahwa Kurikulum Merdeka hanya berfokus pada proyek-proyek
pembelajaran. Ini bukanlah kasusnya. Kurikulum Merdeka menekankan
pembelajaran holistik yang mencakup berbagai metode pembelajaran.

Grobogan, 22 September 2023


Mahasiswa

(LUTFY ENDAH TUR FITRIANA)

Anda mungkin juga menyukai