3539 9983 1 PB
3539 9983 1 PB
ABSTRAK. Dualisme antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum menjadi akar permasalahan
pembelajaran di madrasah. Praktik pembelajaran ini menghasilkan lulusan yang belum seimbang antara aspek
intelektual maupun spiritual. Disamping itu, dualisme ilmu bertentangan dengan nilai tauhid dalam Islam.
Pengintegrasian nilai-nilai Islam selama proses pembelajaran diharapkan mampu menjadi solusi atas dualisme
pembelajaran di madrasah. Penelitian quasi experiment dengan Pretest-Posttest Non-Equivalent Design ini
ditujukan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran integratif (Biologi+ilmu agama Islam) terhadap hasil
belajar IPA Terpadu siswa MTs Sahabat Cendikia di Kota Ternate. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Sahabat Cendikia Kota Ternate Semester II Tahun Pelajaran 2020/2021
yang diambil dengan menggunakan cluster random sampling. Analysis of covariance dilakukan untuk
membandingkan pengaruh antara model pembelajaran integratif dengan pembelajaran non integratif. Efektifitas
masing-masing model pembelajaran diukur berdasarkan uji gain score. Seluruh proses dilakukan pada kelas VII.
Hasil analisis ancova memberikan informasi bahwa siswa yang menjalani pembelajaran biologi terintegrasi
nilai-nilai Islam pada kelasVII, menunjukkan capaian hasil belajar yang secara signifikan lebih baik
dibandingkan siswa yang menjalani pembelajaran non integratif. Efektifitas pembelajaran integratif
dibandingkan pembelajaran non integratif pada kelas VII, sebesar 30.0%.
Kata kunci: Pembelajaran IPA Terpadu, Integrasi nilai Islam, Hasil belajar
ABSTRACT. The dualism between religious knowledge and general science is the root of learning problems in
madrasas. This learning practice produces graduates who are not balanced between intellectual and spiritual
aspects. In addition, the dualism of science is contrary to the value of monotheism in Islam. The integration of
Islamic values during the learning process is expected to be a solution to the dualism of learning in madrasas.
This quasi-experimental research with Pretest-Posttest Nonequivalent Design is intended to determine the effect
of integrative learning on integrated science learning outcomes for the students of MTs Sahabat Cendekia in
Ternate City. The population in this study was all seventh grade students of Madrasah Tsanawiyah Sahabat
Cendekia, Ternate City, Semester II of the 2020/2021 academic year, which were taken using cluster random
sampling. Analysis of covariance was conducted to compare the effect of the integrative learning model with
non-integrative learning. The effectiveness of each learning model is measured based on the gain score test. The
whole process is carried out in class VII. The results of the ancova analysis provide information that students
who undergo biology learning integrated with Islamic values in class VII, show significantly better learning
outcomes than students who undergo non-integrative learning. The effectiveness of integrative learning
compared to non-integrative learning in class VII is 30.0%.
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano 11
e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano 12
e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano 13
e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115
Tabel 3. Persentase capaian gain score selama pembelajaran terhadap hasil belajar
antara kelas kontrol dan kelas perlakuan Matematika siswa.
Nilai N-Gain & Kelas VII Hasil penelitian ini menunjukkan
Kategori Kontrol Perlakuan bahwa meskipun menggunakan model
g < 0.3 (rendah) 96.7 % 90 % pembelajaran yang bervariasi, akan tetapi
0.3 ≤ g ≤ 0.7 3.3 % 10 % hasil belajar yang dicapai menunjukkan
(sedang) tren yang sama, yaitu kelas integratif
g > 0.7 (tinggi) 0% 0% menunjukkan capaian hasil belajar yang
lebih baik dibandingkan dengan kelas non-
Tabel 4. Perbandingan skor N-Gain antara integratif. Ini berarti bahwa strategi
kelas kontrol dan kelas perlakuan pengintegrasian nilai-nilai Islam pada
Kelas VII berbagai model pembelajaran yang
Skor N-Gain diterapkan adalah tepat sebagai upaya
Kontrol Perlaku
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
an
Hasil ini terkonfirmasi dari perbandingan
Skor minimal -3.370 -1.280
rata-rata hasil belajar terkoreksi antara
Skor maksimal 31.110 37.140 kelas kontrol dengan kelas perlakuan. Pada
Skor rata-rata 8.876 16.511 kelas VII, nilai rata-rata terkoreksi hasil
belajar biologi kelas integratif 9.72% lebih
PEMBAHASAN baik dibandingkan pada kelas kontrol.
Hasil penelitian memberikan Gagne menyatakan bahwa
informasi bahwa terdapat perbedaan pembelajaran merupakan proses
capaian hasil belajar antara siswa yang modifikasi dalam kapasitas manusia yang
menjalani pembelajaran integratif bisa dipertahankan dan ditingkatkan
(pembelajaran biologi + nilai Islam) levelnya (Huda, 2014). Pengintegrasian
dengan siswa pada kelas kontrol nilai-nilai Islam selama pembelajaran IPA
(pembelajaran biologi tanpa Terpadu yang dilakukan pada penelitian
pengintegrasian nilai-nilai Islam) pada di ini pada dasarnya merupakan upaya
kelas VII. Pembelajaran integratif memodifikasi proses pembelajaran.
menunjukkan potensi yang lebih baik Dikatakan sebagai proses modifikasi
dalam meningkatkan hasil belajar biologi pembelajaran dikarenakan selama ini
siswa dibandingkan pembelajaran non proses pembelajaran IPA Terpadu;
integratif. Hasil penelitian ini sesuai khususnya di Madrasah Aliyah di Kota
dengan temuan penelitian Purwati et al. Ternate; dilakukan dengan menyampaikan
(2018), Hartini et al. (2017), dan materi IPA-Biologi tanpa diintegrasikan
Mauluddiana (2015). Purwati et al. (2018) dengan nilai-nilai Islam. Memasukkan
melaporkan bahwa capaian hasil belajar nilai-nilai Islam pada materi Biologi
siswa MTs pada pembelajaran IPA yang selama proses pembelajaran berarti telah
diintegrasikan dengan nilai Islam memodifikasi pembelajaran IPA-Biologi
menunjukkan hasil yang secara signifikan menjadi pembelajaran integratif
lebih baik dibandingkan dengan biologi+nilai-nilai Islam. Modifikasi yang
pembelajaran IPA yang tidak dilakukan terbukti mampu meningkatkan
diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam. capaian hasil belajar siswa.
Pada pembelajaran Fisika, Hartini et al.
(2017) menemukan bahwa pengintegrasian Nilai-nilai Islam yang
nilai-nilai Islam mampu meningkatkan diintegrasikan pada materi Biologi selama
capaian akademik siswa di jenjang SMA. proses pembelajaran adalah bersumber
Sementara itu, Mauluddiana (2015) dari Al-Qur’an dan Hadits. Sebagai
melaporkan bahwa ada pengaruh seorang muslim, Al-Qur’an dan hadits
pengintegrasian ayat-ayat Al-Qur’an adalah pedoman yang menuntun mereka
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano 15
e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano 16
e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115
krusial bagi guru, terutama bagi mereka mendengar, 20% dari mendengarkan, 70%
yang belum berpengalaman dengan dari mengemukakan pendapat, 30% dari
pembelajaran integratif. Hasil penelitian melihat, dan 90% dari melakukan dan
membuktikan bahwa ketersediaan bahan berpendapat. Pada penelitian ini, siswa
ajar memiliki keterkaitan yang signifikan yang menjalani pembelajaran integratif
dengan keefektifan kegiatan belajar melakukan aktivitas membaca
mengajar (Ogaga et al., 2016) serta (mempelajari) Al-Qur’an, hadits, dan
memiliki pengaruh signifikan terhadap referensi buku-buku Biologi; melakukan
capaian akademik siswa (Bukoye, 2018). aktivitas investigasi saat ber-GI,
Kesesuaian (appropriateness) mengerjakan soal-soal pada lembar kerja
adalah faktor penting terkait bahan ajar TPS maupun GI, mengajukan pendapat
yang dipakai selama pembelajaran. Pada saat diskusi TPS maupun GI, serta
penelitian ini, seluruh bahan ajar, meliputi mendengarkan penjelasan baik itu dari
silabus, RPP, LKS, serta soal tes; guru di kelas maupun di tempat mengaji.
seluruhnya diintegrasikan dengan nilai- Seluruh aktivitas belajar itulah yang
nilai Islam. Bahan ajar yang disiapkan seharusnya mampu menahan informasi
disesuaikan dengan konsep desain lebih lama dalam memori siswa. Hal inilah
perlakuan penelitian, yaitu pembelajaran yang menjadi penjelasan mengapa capaian
integratif. Pengintegrasian nilai-nilai Islam hasil belajar kelas integratif lebih baik
terlihat pada setiap komponen bahan ajar dibandingkan kelas non-integratif.
yang disusun. Ketersediaan bahan ajar Meskipun seluruh uji statistik
yang sesuai dengan konsep/rancangan membuktikan bahwa pembelajaran
pembelajaran inilah yang menentukan integratif berpengaruh secara signifikan
ketercapaian tujuan pembelajaran (atas dasar analisis ancova tunggal) serta
(Bukoye, 2018; Ogaga et al., 2016). lebih efektif (atas dasar uji gain score)
Tercapainya tujuan pembelajaran pada dalam meningkatkan hasil belajar biologi
hakikatnya merupakan indikator siswa MA dibandingkan pembelajaran
tercapainya keberhasilan proses non-integratif; akan tetapi potensi
pembelajaran. Pendapat Ogaga et al. pembelajaran integratif ini masih belum
tersebut didasarkan pada hasil temuan optimal. Hal ini dapat dirujuk dari selisih
penelitian survai yang dilakukannya pada perbandingan nilai rata-rata hasil belajar
jenjang sekolah menengah mata pelajaran terkoreksi maupun selisih nilai efektifitas
ilmu pengetahuan sosial. Atas dasar pembelajaran antara pembelajaran
penelitian yang dilakukannya diperoleh integratif maupun pembelajaran non
kesimpulan bahwa terdapat keterkaitan integratif. Berdasarkan nilai rata-rata hasil
yang signifikan antara penggunaan bahan belajar terkoreksi, selisih antara kedua
ajar yang relevan dengan keberhasilan strategi pembelajaran tersebut masih
pembelajaran. Oleh karena itu, Jiya (1993) dibawah 10%. Berdasarkan
menyarankan agar guru harus benar-benar data pembelajaran, kedua strategi yang
selektif dalam memilih dan atau diterapkan juga menunjukkan perbedaan
menyiapkan bahan ajar yang akan yang sangat kecil. Pada kelas VII,
digunakan. efektivitas kedua strategi pembelajaran
Seven & Engin (2007) menjelaskan hanya berselisih 30%. Hasil uji gain score
bahwa tiap aktivitas yang dikerjakan siswa juga memberikan informasi bahwa tidak
memiliki persentase yang tidak sama untuk ada satupun siswa yang mencapai n-gain
mengingat/menyimpan informasi. pada kategori tinggi di kelas integratif.
Persentase kemampuan menyimpan Pada kategori sedang, yakni hanya
informasi untuk masing-masing aktivitas mencapai 10%, 7.4%. Sementara itu,
belajar adalah sebagai berikut: 10% dari persentase n-gain pada kategori rendah
membaca, 50% dari melihat dan mencapai lebih dari 85%. Temuan inilah
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano 17
e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115
yang menjadi alasan mengapa dikatakan di Kota Ternate. Pada survai yang
bahwa pembelajaran integratif yang dilakukannya, salah satu komponen yang
diimplementasikan belum mencapai hasil disurvai adalah implementasi model
yang optimal dalam upaya meningkatkan pembelajaran kooperatif selama
hasil belajar biologi, khususnya pada siswa pembelajaran biologi. Data survai
MTs Sahabat Cendikia di Kota Ternate. menunjukkan bahwa 74% guru Biologi
Efektivitas pembelajaran berkaitan MTs Kota Ternate masih menerapkan
erat dengan model pembelajaran yang pembelajaran konvensional. Terkait
diterapkan. Pada kelas eksperimen maupun dengan GI, 60% guru belum mengenal
kontrol model pembelajaran yang model pembelajaran kooperatif ini dan
diterapkan yaitu TPS dan GI. Pemilihan 91% tidak pernah menerapkannya. Fakta
model pembelajaran didasarkan pada jenis inilah yang menyebabkan pembelajaran
aktivitas pembelajaran yang dilakukan. Model yang diterapkan tidak berjalan dengan
pembelajaran TPS diterapkan pada aktivitas efektif. Gillies & Boyle (2018) serta Alias
diskusi; sementara model pembelajaran GI et al. (2018) menyatakan bahwa berbagai
diterapkan pada aktivitas model yang diimplementasikan tidak akan
eksperimen/praktikum. Dua tipe model
berhasil dan berjalan secara efisien apabila
pembelajaran kooperatif tersebut dipilih pengetahuan guru kurang tentang
karena banyak riset yang melaporkan bagaimana menerapkan model
bahwa baik itu TPS (Setiawati & pembelajaran tersebut. Pemahaman dan
Corebima, 2018) maupun GI (Prayitno et pengalaman guru terkait penerapan model
al., 2018; Putra et al., 2018) memiliki pembelajaran tertentu menjadi penentu
potensi positif terhadap berbagai capaian performa siswa di kelas (Gillies, 2008).
hasil belajar siswa. Pada penelitian ini, Adanya fakta terkait pemahaman dan
baik itu di kelas kontrol maupun kelas pengalaman guru yang kurang terkait
eksperimen, model pembelajaran yang dengan model pembelajaran yang
digunakan adalah sama. Perlakuan yang diimplementasikan; serta belum adanya
membedakan diantara dua kelompok pengalaman guru terkait dengan
perlakuan tersebut adalah pengintegrasian pengintegrasian nilai-nilai Islam selama
nilai-nilai Islam. Pada kelas kontrol, pembelajaran IPA-Biologi, diyakini
pembelajaran dilakukan sesuai dengan merupakan jawaban atas rendahnya
sintaks yang telah ditetapkan tanpa adanya efektivitas pembelajaran selama penelitian
pengintegrasian nilai-nilai Islam. ini berlangsung.
Sebaliknya pada kelas eksperimen, Pembelajaran integratif merupakan
pelaksanaan pembelajaran dilakukan konsep pembelajaran yang baru,
dengan mengintegrasikan nilai-nilai Islam khususnya di MTs Sahabat Cendikia Kota
selama proses pembelajaran. Ternate. Guru maupun siswa belum
Hasil penelitian yang menemukan terbiasa dengan strategi pembelajaran
bahwa pembelajaran yang diterapkan tersebut. Fakta di lapangan menunjukkan
memiliki efektivitas yang rendah diyakini bahwa pelaksanaan pembelajaran integratif
memiliki kaitan erat dengan desain banyak terkendala dengan kualifikasi guru
pembelajaran yang diimplementasikan. mata pelajaran umum yang rendah pada
Terkait dengan model pembelajaran yang aspek agama (Sumardi, 2014 & Jeanne et
diterapkan, hal yang ingin diungkap terkait al., 2008). Kondisi ini dapat dipahami
dengan temuan penelitian ini adalah karena latar belakang pendidikan guru
kebiasaan penggunaan model mata pelajaran umum di Madrasah Aliyah
pembelajaran kooperatif oleh guru-guru umumnya berasal dari lembaga pendidikan
MTs Sahabat Cendikia di Kota Ternate. umum yang tidak mendapatkan
Pada tahun 2016, Majid melakukan pembelajaran yang memadai dalam
penelitian survai terhadap guru-guru MTs kaitannya dengan ajaran/nilai agama,
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano 18
e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115
khususnya yang berkaitan dengan nilai pada mata pelajaran yang diajarnya
agama yang berhubungan dengan materi tersebut, metode pengajarannya tidak
pelajaran ilmu pengetahuan umum di variatif, monoton, menjenuhkan, kurang
Madrasah Tsanawiyah (Sumardi, 2014). menarik perhatian siswa dan tidak
Kondisi inilah yang menjadi penjelasan maksimal. Dengan demikian, transfer of
mengapa guru-guru di madrasah belum knowledge tidak berjalan dengan optimal.
dapat mengimbangi pemberian materi ilmu Kasus mismatch ini tentunya menyalahi
umum yang disertai dengan nilai-nilai Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2008
agama sehingga hal tersebut kerapkali mengenai kompetensi guru. Pada PP
dilewatkan (Nawawi et al., 2019). tersebut, setiap guru mata pelajaran
Selain berasal dari lulusan pendidikan diwajibkan salah satunya memiliki
umum, terdapat 28.98% guru madrasah di kompetensi professional yang meliputi
Indonesia yang memiliki latar belakang penguasaan materi dan metode
pendidikan kurang dari S1 (Rohmah, pembelajaran.
2017). Fakta ini jelas tidak sesuai dengan Berbagai permasalahan terkait
kualifikasi akademik yang harus dimiliki kompetensi guru madrasah harus segera
seorang guru madrasah aliyah. Ahid dicarikan jalan keluarnya. Solusi tersebut
(2010) menyatakan bahwa guru madrasah harus segera ditemukan tidak hanya terkait
aliyah yang memiliki latar belakang dengan pelaksanaan pembelajaran
pendidikan di bawah S1 tergolong dalam integratif; akan tetapi juga sebagai upaya
pengajar yang underqualified dan tidak untuk mengubah bahkan menghilangkan
layak mengajar pada jenjang madrasah pola pikir dikotomis antara ilmu umum
aliyah. Kualifikasi guru mata pelajaran dan ilmu agama di madrasah. Pola pikir
umum yang rendah pada aspek agama dikotomi terbukti membawa dampak
tidak hanya dijumpai di madrasah- negatif terhadap lulusan madrasah yang
madrasah di Indonesia. Akan tetapi, serba tanggung. Dikotomi ilmu juga
permasalahan tersebut juga dijumpai pada bertentagan dengan visi misi Islam yang
sebagian besar madrasah di Filipina tidak mengenal pemisahan antara
maupun negara-negara lainnya (Jeanne et pendidikan agama dengan pendidikan
al., 2008). umum.
Sumberdaya manusia yang rendah
inilah yang diyakini menjadi faktor utama KESIMPULAN DAN SARAN
belum optimalnya pelaksanaan Temuan penelitian memberikan informasi
pembelajaran integratif. Hal ini bahwa pengintegrasian nilai-nilai Islam
dikarenakan guru merupakan komponen mampu meningkatkan hasil belajar IPA
yang paling berpengaruh terhadap Terpadu siswa MTs Sahabat Cendikia
terciptanya proses dan hasil pendidikan Kota Ternate. Capaian hasil belajar biologi
yang berkualitas. Selain dituntut memiliki siswa kelas integrative atau kelas
kompetensi akademik (profesional), guru
eksperimen pada kelas VII secara
juga wajib memiliki kompetensi
signifikan lebih baik dibandingkan pada
pedagogik, etik, dan sosial pendidikan
(Ahid, 2010). Kendala pelaksanaan kelas kontrol. Meskipun menunjukkan
pembelajaran integratif di Indonesia capaian hasil belajar yang lebih baik
diperparah dengan adanya kasus mismatch dibandingkan kelas non-integratif, strategi
(salah kamar/diluar vak-nya), yaitu pembelajaran integratif yang
mengajar tidak sesuai dengan latar diimplementasikan belum menunjukkan
belakang keilmuan yang dimilikinya efektivitas yang optimal. Hal ini
(Rohman, 2016). Selain tidak menguasai terkonfirmasi dari nilai rata-rata terkoreksi
materi pelajaran, guru tersebut dapat hasil belajar Biologi serta hasil uji gain-
dipastikan tidak menguasai aspek agama score yang menunjukkan selisih sangat
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano 19
e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano 20