Anda di halaman 1dari 10

e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 12 No. 2 Edisi November 2021

PEMBELAJARAN IPA TERPADU TERINTEGRASI NILAI-NILAI ISLAM


SEBAGAI SOLUSI UNTUK MENINGKATKAT HASIL BELAJAR SISWA KELAS
VII MADRASAH TSANAWIYAH SAHABAT CENDIKIA KOTA TERNATE

Jailan Sahil1, Ade Haerullah2, Jasia Pagala3


Dosen FKIP Universitas Khairun1,2
Guru IPA Terpadu Pada MTs Sahabat Cendikia Kota Ternate3
email: jailansahil76@gmail.com1, biohaerullah@gmail.com2,
jassiapagala@gmail.com3

ABSTRAK. Dualisme antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum menjadi akar permasalahan
pembelajaran di madrasah. Praktik pembelajaran ini menghasilkan lulusan yang belum seimbang antara aspek
intelektual maupun spiritual. Disamping itu, dualisme ilmu bertentangan dengan nilai tauhid dalam Islam.
Pengintegrasian nilai-nilai Islam selama proses pembelajaran diharapkan mampu menjadi solusi atas dualisme
pembelajaran di madrasah. Penelitian quasi experiment dengan Pretest-Posttest Non-Equivalent Design ini
ditujukan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran integratif (Biologi+ilmu agama Islam) terhadap hasil
belajar IPA Terpadu siswa MTs Sahabat Cendikia di Kota Ternate. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Sahabat Cendikia Kota Ternate Semester II Tahun Pelajaran 2020/2021
yang diambil dengan menggunakan cluster random sampling. Analysis of covariance dilakukan untuk
membandingkan pengaruh antara model pembelajaran integratif dengan pembelajaran non integratif. Efektifitas
masing-masing model pembelajaran diukur berdasarkan uji gain score. Seluruh proses dilakukan pada kelas VII.
Hasil analisis ancova memberikan informasi bahwa siswa yang menjalani pembelajaran biologi terintegrasi
nilai-nilai Islam pada kelasVII, menunjukkan capaian hasil belajar yang secara signifikan lebih baik
dibandingkan siswa yang menjalani pembelajaran non integratif. Efektifitas pembelajaran integratif
dibandingkan pembelajaran non integratif pada kelas VII, sebesar 30.0%.

Kata kunci: Pembelajaran IPA Terpadu, Integrasi nilai Islam, Hasil belajar

ABSTRACT. The dualism between religious knowledge and general science is the root of learning problems in
madrasas. This learning practice produces graduates who are not balanced between intellectual and spiritual
aspects. In addition, the dualism of science is contrary to the value of monotheism in Islam. The integration of
Islamic values during the learning process is expected to be a solution to the dualism of learning in madrasas.
This quasi-experimental research with Pretest-Posttest Nonequivalent Design is intended to determine the effect
of integrative learning on integrated science learning outcomes for the students of MTs Sahabat Cendekia in
Ternate City. The population in this study was all seventh grade students of Madrasah Tsanawiyah Sahabat
Cendekia, Ternate City, Semester II of the 2020/2021 academic year, which were taken using cluster random
sampling. Analysis of covariance was conducted to compare the effect of the integrative learning model with
non-integrative learning. The effectiveness of each learning model is measured based on the gain score test. The
whole process is carried out in class VII. The results of the ancova analysis provide information that students
who undergo biology learning integrated with Islamic values in class VII, show significantly better learning
outcomes than students who undergo non-integrative learning. The effectiveness of integrative learning
compared to non-integrative learning in class VII is 30.0%.

Keywords: Integrated Science Learning, Integration of Islamic Values, Learning Outcomes

Pendahuluan kauniyah. Ayat kauliyah yaitu ayat yang


Pada dasarnya, Islam tidak tertulis di dalam kitab suci al-Qur’an.
mengenal dan mengakui adanya dikotomi Sementara ayat kauniyah adalah ayat-ayat
keilmuan. Tauhid sebagai visi agama yang tidak tertulis di dalam kitab al-
Islam memberikan penegasan bahwa Qur’an, tetapi berupa alam semesta dan
agama ini tidak mengenal pemisahan seisinya yang ada di sekeliling kita.
antara pendidikan agama dan pendidikan Fathoni (2005) berpendapat bahwa
umum (Istikomah,2017). Pendidikan mustahil terjadi perbedaan apalagi
dalam sudut pandang Islam dapat pertentangan antara kedua ayat tersebut.
dipahami dari ayat-ayat Tuhan. Ayat-ayat Ilmu pengetahuan sebagai rumus keajegan
Tuhan meliputi ayat kauliyah dan ayat alam semesta juga mustahil bertentangan

http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano 11
e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 12 No. 2 Edisi November 2021

dengan al-Qur’an. Hal ini kesimpulan yang rasional. Hal tersebut


mengindikasikan bahwa sebenarnya Islam dinyatakan dalam Q.S. An-Nahl (11-12):
tidak mengenal adanya dikotomi antara “Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air
ilmu pengetahuan umum dan ilmu agama hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma,
karena keduanya sama-sama sebagai ayat anggur dan segala macam buah-buahan.
Tuhan. Prinsip inilah yang seharusnya Sesungguhnya pada yang demikian itu
dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah)
pembelajaran di lembaga pendidikan bagi kaum yang memikirkan (11). dan Dia
Islam. Pembelajaran harus berpegang pada menundukkan malam dan siang, matahari
konsep tauhid, bukan pada dan bulan untukmu. dan bintang-bintang
dikotomisme.Untuk itu diperlukan format itu ditundukkan (untukmu) dengan
dan model pendidikan yang integratif perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang
dengan dasar kesatuan ilmu pengetahuan demikian itu benar-benar ada tanda-tanda
umum dan ilmu agama yang seimbang. (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
Gagasan pengintegrasian ilmu ini pernah memahami (Nya) (12)”. Tiga langkah yang
disampaikan Jakaria (2012) yang secara dikembangkan oleh al-Qur’an itulah
tidak langsung menyatakan bahwa bahwa sesungguhnya yang dijalankan oleh sains
proses pengajaran kecerdasan mental, hingga saat ini, yaitu observasi,
intelektual, emosional, dan spiritual di pengukuran-pengukuran, dan menarik
madrasah harus dilaksanakan secara kesimpulan (hukum-hukum) berdasarkan
beriringan/tidak terpisahkan satu sama observasi (Fakhri, 2010).
lain. Materi (nilai-nilai) ajaran islam
Pengintegrasian nilai-nilai islam yang diintegrasikan berupa dalil-dalil naqli
kedalam mata pelajaran ilmu umum yang bersumber dari al-Qur’an dan atau
diartikan sebagai upaya pembauran Hadits (Kosim, 2012). al-Qur’an dan
materi/nilai-nilai ajaran islam kedalam Hadits dijadikan sebagai referensi nilai-
materi mata pelajaran ilmu umum (dalam nilai agama yang diintegrasikan kedalam
hal ini adalah Biologi. Pembauran nilai- ilmu umum karena keduanya merupakan
nilai Islam kedalam sains dapat dilakukan sumber pengetahuan yang dijamin
karena keduanya memiliki keselarasan kebenarannya oleh Allah SWT (Q.S. Az-
(Iryani, 2017). Dalam konteks sains, al- Zumar: 1-2). Al-Qur’an dijadikan sebagai
Qur’an mengembangkan beberapa proses rujukan utama ilmu pengetahuan sesuai
sebagai berikut. Pertama, Al-Qur’an dengan penjelasan Achmad Baiquni yang
memerintahkan kepada manusia untuk menyatakan bahwa sebenarnya segala ilmu
mengenali secara seksama alam sekitarnya yang diperlukan manusia tersedia di dalam
seraya mengetahui sifat-sifat dan proses- al-Qur’an (Iryani, 2017). Dengan kata lain
proses alamiah yang terjadi didalamnya. dapat dinyatakan bahwa aqidah Islam
Perintah ini salah satunya terdapat dalam menjadi basis dari segala ilmu
penggalan Q.S. Yunus ayat (101): pengetahuan. Aqidah Islam terwujud
“Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag dalam ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits.
ada di langit dan di bumi...”. Kedua, Al- Vallori (2014) menyatakan bahwa semua
Qur’an mengajarkan kepada manusia materi dapat dijadikan sebagai sumber
untuk mengadakan pengukuran terhadap pendidikan (educational resources) jika
gejala-gejala alam. Hal ini ditegaskan materi tersebut dimanfaatkan secara tepat
dalam Q.S. al-Qamar (49): “Sesungguhnya dan logis. Ayat al-Qur’an yang menjadi
Kami menciptakan segala sesuatu menurut basis bahwa kitab ini berperan sebagai
ukuran”. Ketiga, al-Qur’an menekankan rujukan ilmu pengetahuan adalah Q.S. al-
pentingnya analisis yang mendalam Alaq (1). Kata iqra’pada Q.S. al-Alaq (1)
terhadap fenomena alam melalui proses diambil dari akar kata yang berarti
penalaran yang kritis untuk mencapai menghimpun yang dimaknai dengan

http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano 12
e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 12 No. 2 Edisi November 2021

menyampaikan, menelaah, mendalami, diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam


meneliti, dan mengetahui ciri sesuatu,. pada kelas kontrol. Variabel terikat
Sedangkan dari segi obyeknya, perintah penelitian ini adalah hasil belajar biologi
iqra’ mencakup segala sesuatu yang dapat siswa. Desain penelitian ini adalah Pretest-
dijangkau oleh manusia (Shihab, 1996). Posttest Non-equivalent Control Group
Lebih lanjut Iryani (2017) menjelaskan Design. Tujuan penelitian ini adalah untuk
bahwa perintah membaca merupakan membandingkan hasil belajar biologi
kunci untuk mencari dan mengulas ilmu siswa yang menjalani pembelajaran
pengetahuan (sains). Ilmu pengetahuan terintegrasi nilai-nilai islam dengan hasil
yang diperoleh dijadikan sebagai sarana belajar biologi siswa yang menjalani
untuk beribadah kepada Tuhan. pembelajaran Biologi tanpa diintegrasikan
Pada penelitian ini, nilai agama dengan nilai-nilai Islam.
diintegrasikan tidak hanya pada materi
pelajaran (integrasi ilmu); akan tetapi Populasi dan Sampel
pengintegrasikan juga dilakukan selama Populasi pada penelitian ini adalah
proses pembelajaran (integrasi siswa kelas VII Sahabat Cendikia Kota
pembelajaran). Integrasi pembelajaran Ternate yang menjalani pembelajaran pada
yang dimaksud adalah menanamkan semester genap tahun akademik
motivasi dan pandangan al-Qur’an tentang 2020/2021. Cara penarikan sampel
sains kepada pebelajar selama proses dilakukan melalui simple random
pembelajaran berlangsung. Upaya sampling technique.
pengintegrasian nilai Islam semacam ini
sesuai dengan yang dijelaskan oleh Fakhri Instrumen Penelitian
(2010). Adapun materi yang diajarkan pada
Secara umum, masalah yang ingin kelas VII yaitu Ekosistem dan Daur
dijawab pada penelitian ini adalah terkait Biogeokimia.
pengaruh pengintegrasian nilai-nilai Islam Pada kelas eksperimen maupun kelas
terhadap hasil belajar IPA Terpadu siswa kontrol, pelaksanaan pembelajaran
kelas VII MTs Sahabat Cendikia Kota integratif dilakukan dengan menggunakan
Ternate. Secara lebih terperinci, rumusan model pembelajaran yang sama. Model
masalah yang ingin dijawab pada pembelajaran yang diimplementasikan
penelitian ini dipaparkan sebagai berikut: pada kelas VII yaitu Think Pair Share
1. Apakah ada pengaruh pembelajaran (TPS) dan Group Investiation (GI).
integratif Biologi+ilmu agama Islam Perangkat pembelajaran yang digunakan
terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada kelas eksperimen seluruhnya berupa
MTs Sahabat Cendikia Kota Ternate ? perangkat pembelajaran terintegrasi nilai-
2. Adakah perbedaan Gain score hasil nilai Islam. Perangkat pembelajaran
belajar kognitif antara model integratif tersebut meliputi silabus, RPP,
pembelajaran integratif (Biologi+ilmu lembar kerja siswa, serta soal tes essay.
agama Islam) dengan model Sementara, pada kelas kontrol, perangkat
pembelajaran non integratrif? pembelajaran disusun tanpa adanya
integrasi nilai-nilai Islam. Silabus, RPP,
METODE PENELITIAN dan lembar siswa disusun mengikuti
Desain Penelitian karakter model pembelajaran yang
Penelitian ini merupakan penelitian diimplementasikan.
kuasi eksperimen. Variabel bebas pada Analisis Data
penelitian ini adalah pembelajaran biologi Uji Hipotesis
yang diintegrasikan dengan nilai-nilai Hipotesis penelitian diuji dengan
Islam pada kelas eksperimen dan menggunakan analysis of covariate
pembelajaran Biologi yang tidak (Ancova) dengan skor pre-test hasil belajar

http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano 13
e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 12 No. 2 Edisi November 2021

sebagai covariate-nya. Ancova dilakukan dilakukan dengan menggunakan Microsoft


untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan excell 2010.
hasil belajar siswa yang menjalani Seluruh proses analisis data; baik
pembelajaran integratif dengan siswa yang itu uji prasyarat, uji hipotesis penelitian
menjalani pembelajaran non-integratif. menggunakan ancova, serta penentuan
Penghitungan statistik ancova dilakukan efektivitas pembelajaran melalui uji Gain,
dengan bantuan Program SPSS versi 16.0 dilakukan sendiri-sendiri/terpisah untuk
pada taraf signifikansi 0.05. kelas VII.

Uji N-Gain HASIL PENELITIAN


Analisis ini dilakukan untuk Hasil uji hipotesis melalui
mengetahui besar nilai peningkatan ANCOVA menunukkan bahwa siswa
penguasaan konsep IPA Terpadu siswa yang menjalani pembelajaran integratif
pada kelas eksperimen maupun kelas biologi dengan nilai-nilai Islam
kontrol. Gain adalah selisih antara nilai menunjukkan hasil belajar yang secara
post test dan pre test. Hasil dari N-gain ini signifikan lebih baik dibandingkan siswa
digunakan sebagai pedoman untuk pada kelas kontrol. Hasil uji ANCOVA
mengukur efektivitas pelaksanaan pada kelas VII, ditunjukkan pada Tabel 1.
pembelajaran. Penghitungan nilai N-Gain

Tabel 1. Ringkasan hasil uji ANCOVA pada kelas VII


Source df Mean Square F Sig.
Corrected model 2 3144.608 51.730 0.000
Intercept 1 566.533 9.320 0.003
Pre 1 5755.200 94.675 0.000
Model 1 540.542 8.892 0.004
Error 57 60.789
Total 60
Corrected Total 59

Berdasarkan model source yang Rerata skor posttest 27.900 33.867


ditunjukkan pada Tabel 8, diperoleh nilai p Selisih 6.767 12.767
= 0.004; maka dapat disimpulkan bahwa Rerata nilai 27.882 33.885
strategi mengajar yang diimplementasikan terkoreksi
memberikan pengaruh yang signifikan Notasi LSD A b
terhadap hasil belajar IPA Terpadu siswa Hasil analisis nilai rata-rata
MTs Sahabat Cendikia Kota Ternate. terkoreksi menunjukkan bahwa capaian
Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar hasil belajar IPA Terpadu kelas integrasi
IPA Terpadu antar perlakuan, dilakukan secara signifikan lebih baik dibandingkan
perhitungan nilai rata-rata terkoreksi kelas kontrol.
(corrected mean score). Hasil perhitungan
nilai rata-rata terkoreksi hasil belajar Efektifitas Pembelajaran Integratif
biologi pada kelas VII ditunjukkan pada Efektifitas pembelajaran diukur
Tabel 2. berdasarkan data gain score. Capaian gain
Tabel 2. Nilai rata-rata terkoreksi hasil score pada kategori rendah, sedang,
belajar IPA Terpadu kelas VII maupun tinggi pada kelas kontrol dan
Kelas VII kelas perlakuan ditunjukkan pada Tabel 3.
Source Kontrol Perlak Sementara itu, perbandingan gain score
uan antara kelas kontrol maupun kelas
Rerata skor pretest 21.133 21.100 perlakuan ditunjukkan pada Tabel 3.
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano 14
e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 12 No. 2 Edisi November 2021

Tabel 3. Persentase capaian gain score selama pembelajaran terhadap hasil belajar
antara kelas kontrol dan kelas perlakuan Matematika siswa.
Nilai N-Gain & Kelas VII Hasil penelitian ini menunjukkan
Kategori Kontrol Perlakuan bahwa meskipun menggunakan model
g < 0.3 (rendah) 96.7 % 90 % pembelajaran yang bervariasi, akan tetapi
0.3 ≤ g ≤ 0.7 3.3 % 10 % hasil belajar yang dicapai menunjukkan
(sedang) tren yang sama, yaitu kelas integratif
g > 0.7 (tinggi) 0% 0% menunjukkan capaian hasil belajar yang
lebih baik dibandingkan dengan kelas non-
Tabel 4. Perbandingan skor N-Gain antara integratif. Ini berarti bahwa strategi
kelas kontrol dan kelas perlakuan pengintegrasian nilai-nilai Islam pada
Kelas VII berbagai model pembelajaran yang
Skor N-Gain diterapkan adalah tepat sebagai upaya
Kontrol Perlaku
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
an
Hasil ini terkonfirmasi dari perbandingan
Skor minimal -3.370 -1.280
rata-rata hasil belajar terkoreksi antara
Skor maksimal 31.110 37.140 kelas kontrol dengan kelas perlakuan. Pada
Skor rata-rata 8.876 16.511 kelas VII, nilai rata-rata terkoreksi hasil
belajar biologi kelas integratif 9.72% lebih
PEMBAHASAN baik dibandingkan pada kelas kontrol.
Hasil penelitian memberikan Gagne menyatakan bahwa
informasi bahwa terdapat perbedaan pembelajaran merupakan proses
capaian hasil belajar antara siswa yang modifikasi dalam kapasitas manusia yang
menjalani pembelajaran integratif bisa dipertahankan dan ditingkatkan
(pembelajaran biologi + nilai Islam) levelnya (Huda, 2014). Pengintegrasian
dengan siswa pada kelas kontrol nilai-nilai Islam selama pembelajaran IPA
(pembelajaran biologi tanpa Terpadu yang dilakukan pada penelitian
pengintegrasian nilai-nilai Islam) pada di ini pada dasarnya merupakan upaya
kelas VII. Pembelajaran integratif memodifikasi proses pembelajaran.
menunjukkan potensi yang lebih baik Dikatakan sebagai proses modifikasi
dalam meningkatkan hasil belajar biologi pembelajaran dikarenakan selama ini
siswa dibandingkan pembelajaran non proses pembelajaran IPA Terpadu;
integratif. Hasil penelitian ini sesuai khususnya di Madrasah Aliyah di Kota
dengan temuan penelitian Purwati et al. Ternate; dilakukan dengan menyampaikan
(2018), Hartini et al. (2017), dan materi IPA-Biologi tanpa diintegrasikan
Mauluddiana (2015). Purwati et al. (2018) dengan nilai-nilai Islam. Memasukkan
melaporkan bahwa capaian hasil belajar nilai-nilai Islam pada materi Biologi
siswa MTs pada pembelajaran IPA yang selama proses pembelajaran berarti telah
diintegrasikan dengan nilai Islam memodifikasi pembelajaran IPA-Biologi
menunjukkan hasil yang secara signifikan menjadi pembelajaran integratif
lebih baik dibandingkan dengan biologi+nilai-nilai Islam. Modifikasi yang
pembelajaran IPA yang tidak dilakukan terbukti mampu meningkatkan
diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam. capaian hasil belajar siswa.
Pada pembelajaran Fisika, Hartini et al.
(2017) menemukan bahwa pengintegrasian Nilai-nilai Islam yang
nilai-nilai Islam mampu meningkatkan diintegrasikan pada materi Biologi selama
capaian akademik siswa di jenjang SMA. proses pembelajaran adalah bersumber
Sementara itu, Mauluddiana (2015) dari Al-Qur’an dan Hadits. Sebagai
melaporkan bahwa ada pengaruh seorang muslim, Al-Qur’an dan hadits
pengintegrasian ayat-ayat Al-Qur’an adalah pedoman yang menuntun mereka

http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano 15
e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 12 No. 2 Edisi November 2021

dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai (real learning). Situasi pembelajaran


Islam yang terkandung didalamnya sudah semacam ini mampu meningkatkan
dipelajari sejak kecil. Mereka mengaji dan kemampuan siswa mengingat informasi
mengkaji Al-Qur’an di lingkungan yang diterima lebih lama dalam memori
informal, baik itu di rumah maupun di mereka dibandingkan pembelajaran yang
tempat-tempat pendidikan Al-Qur’an. bersifat hafalan (Ausubel, 2000). Hal
Nilai-nilai Islam yang terkandung di dalam inilah yang memberi penjelasan terkait
Al-Qur’an juga telah dipelajari siswa pada hasil belajar siswa yang lebih baik pada
pada jenjang sebelum MTs, yaitu di pembelajaran integratif dibandingkan
sekolah-sekolah berbasis Islam. Hal pembelajaran non-integratif.
semacam itu menjadikan nilai-nilai Islam Selain strategi integrasi nilai-nilai
sebagai hal yang familiar bagi siswa Islam, ketersediaan bahan ajar integratif
muslim. diyakini juga menjadi pendukung capaian
Strategi pengintegrasian nilai-nilai hasil belajar kelas integratif yang lebih
Islam ini bersesuaian dengan pendapat baik dibandingkan dengan kelas kontrol.
Ausubel (2000). Ausubel mengajukan Steiner (2011) menyatakan bahwa
argumen bahwa “the most important single komponen pendukung utama keberhasilan
factor influencing learning is what the pembelajaran adalah bahan ajar. Penelitian
learner already knows”. Pendapat ini telah membuktikan bahwa terdapat
diperkuat oleh Seven & Engin (2007) yang hubungan positif antara ketersediaan
menyatakan bahwa siswa memiliki bahan ajar dengan capaian akademik siswa
kebutuhan untuk dapat merasakan bahwa (Stephen et al., 2013;Onasanya & Omosewo,
apa yang mereka pelajari adalah berkaitan 2011). Hal ini dikarenakan materi ajar
dengan dunia nyata mereka. Dengan mampu menstimulasi, memotivasi,serta
demikian akan tercipta lingkungan meningkatkan, memusatkan perhatian
pembelajaran yang alami. Suasana siswa pada materi yang dipelajari (Ogaga
pembelajaran tersebut dapat memotivasi et al., 2016; Seven & Engin, 2007).
siswa untuk belajar dengan baik. Suasana Ketersediaan bahan ajar membantu siswa
pembelajaran yang natural juga membantu untuk memahami suatu materi pelajaran
siswa untuk ikut menjadi bagian dalam dengan lebih mudah dan lebih baik. Peran
pembelajaran. Konsep semacam ini bahan ajar tersebut menurut Seven &
menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Engin merupakan suatu hal mendasar yang
Vallori (2014) menyatakan bahwa sangat penting dalam aktivitas belajar
pembelajaran bermakna terjadi jika mengajar. Pada sudut pandang yang
manusia menghubungkan konsep baru senada, Jiya (1993) menyatakan bahwa
dengan konsep yang telah dikenalnya kemampuan bahan ajar berperan sebagai
(familiar concepts) sebelumnya. alat untuk “memenjara” perhatian siswa
Penggabungan konsep lama dengan (arrest learners’s attention) mampu
konsep (informasi) baru akan meningkatkan kemampuan retensi siswa
menghasilkan perubahan struktur kognitif dan dengan retensi inilah maka apa yang
siswa. Konsep-konsep dimodifikasi dan dipelajari selama pembelajaran akan
terciptalah keterkaitan yang baru (antar bersifat lebih permanen. Selain berperan
konsep). Melalui cara inilah konstruksi penting bagi siswa, ketersediaan bahan
pengetahuan terjadi (Ausubel, 2000). ajar juga sangat membantu guru dalam
Lebih lanjut Vallori menyatakan bahwa melaksanakan tugasnya. Soelaiman (2016)
hasil penggabungan antara konsep lama berpendapat bahwa ketersediaan bahan
dengan konsep baru akan menjadi “alat ajar integratif akan sangat membantu
yang berdayaguna” untuk memfasilitasi pelaksanaan pembelajaran integratif.
terjadinya transfer dari pembelajaran yang Stephen et al (2013) menyatakan bahwa
abstrak menjadi pembelajaran yang nyata bahan ajar integratif memiliki peranan

http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano 16
e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 12 No. 2 Edisi November 2021

krusial bagi guru, terutama bagi mereka mendengar, 20% dari mendengarkan, 70%
yang belum berpengalaman dengan dari mengemukakan pendapat, 30% dari
pembelajaran integratif. Hasil penelitian melihat, dan 90% dari melakukan dan
membuktikan bahwa ketersediaan bahan berpendapat. Pada penelitian ini, siswa
ajar memiliki keterkaitan yang signifikan yang menjalani pembelajaran integratif
dengan keefektifan kegiatan belajar melakukan aktivitas membaca
mengajar (Ogaga et al., 2016) serta (mempelajari) Al-Qur’an, hadits, dan
memiliki pengaruh signifikan terhadap referensi buku-buku Biologi; melakukan
capaian akademik siswa (Bukoye, 2018). aktivitas investigasi saat ber-GI,
Kesesuaian (appropriateness) mengerjakan soal-soal pada lembar kerja
adalah faktor penting terkait bahan ajar TPS maupun GI, mengajukan pendapat
yang dipakai selama pembelajaran. Pada saat diskusi TPS maupun GI, serta
penelitian ini, seluruh bahan ajar, meliputi mendengarkan penjelasan baik itu dari
silabus, RPP, LKS, serta soal tes; guru di kelas maupun di tempat mengaji.
seluruhnya diintegrasikan dengan nilai- Seluruh aktivitas belajar itulah yang
nilai Islam. Bahan ajar yang disiapkan seharusnya mampu menahan informasi
disesuaikan dengan konsep desain lebih lama dalam memori siswa. Hal inilah
perlakuan penelitian, yaitu pembelajaran yang menjadi penjelasan mengapa capaian
integratif. Pengintegrasian nilai-nilai Islam hasil belajar kelas integratif lebih baik
terlihat pada setiap komponen bahan ajar dibandingkan kelas non-integratif.
yang disusun. Ketersediaan bahan ajar Meskipun seluruh uji statistik
yang sesuai dengan konsep/rancangan membuktikan bahwa pembelajaran
pembelajaran inilah yang menentukan integratif berpengaruh secara signifikan
ketercapaian tujuan pembelajaran (atas dasar analisis ancova tunggal) serta
(Bukoye, 2018; Ogaga et al., 2016). lebih efektif (atas dasar uji gain score)
Tercapainya tujuan pembelajaran pada dalam meningkatkan hasil belajar biologi
hakikatnya merupakan indikator siswa MA dibandingkan pembelajaran
tercapainya keberhasilan proses non-integratif; akan tetapi potensi
pembelajaran. Pendapat Ogaga et al. pembelajaran integratif ini masih belum
tersebut didasarkan pada hasil temuan optimal. Hal ini dapat dirujuk dari selisih
penelitian survai yang dilakukannya pada perbandingan nilai rata-rata hasil belajar
jenjang sekolah menengah mata pelajaran terkoreksi maupun selisih nilai efektifitas
ilmu pengetahuan sosial. Atas dasar pembelajaran antara pembelajaran
penelitian yang dilakukannya diperoleh integratif maupun pembelajaran non
kesimpulan bahwa terdapat keterkaitan integratif. Berdasarkan nilai rata-rata hasil
yang signifikan antara penggunaan bahan belajar terkoreksi, selisih antara kedua
ajar yang relevan dengan keberhasilan strategi pembelajaran tersebut masih
pembelajaran. Oleh karena itu, Jiya (1993) dibawah 10%. Berdasarkan
menyarankan agar guru harus benar-benar data pembelajaran, kedua strategi yang
selektif dalam memilih dan atau diterapkan juga menunjukkan perbedaan
menyiapkan bahan ajar yang akan yang sangat kecil. Pada kelas VII,
digunakan. efektivitas kedua strategi pembelajaran
Seven & Engin (2007) menjelaskan hanya berselisih 30%. Hasil uji gain score
bahwa tiap aktivitas yang dikerjakan siswa juga memberikan informasi bahwa tidak
memiliki persentase yang tidak sama untuk ada satupun siswa yang mencapai n-gain
mengingat/menyimpan informasi. pada kategori tinggi di kelas integratif.
Persentase kemampuan menyimpan Pada kategori sedang, yakni hanya
informasi untuk masing-masing aktivitas mencapai 10%, 7.4%. Sementara itu,
belajar adalah sebagai berikut: 10% dari persentase n-gain pada kategori rendah
membaca, 50% dari melihat dan mencapai lebih dari 85%. Temuan inilah

http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano 17
e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 12 No. 2 Edisi November 2021

yang menjadi alasan mengapa dikatakan di Kota Ternate. Pada survai yang
bahwa pembelajaran integratif yang dilakukannya, salah satu komponen yang
diimplementasikan belum mencapai hasil disurvai adalah implementasi model
yang optimal dalam upaya meningkatkan pembelajaran kooperatif selama
hasil belajar biologi, khususnya pada siswa pembelajaran biologi. Data survai
MTs Sahabat Cendikia di Kota Ternate. menunjukkan bahwa 74% guru Biologi
Efektivitas pembelajaran berkaitan MTs Kota Ternate masih menerapkan
erat dengan model pembelajaran yang pembelajaran konvensional. Terkait
diterapkan. Pada kelas eksperimen maupun dengan GI, 60% guru belum mengenal
kontrol model pembelajaran yang model pembelajaran kooperatif ini dan
diterapkan yaitu TPS dan GI. Pemilihan 91% tidak pernah menerapkannya. Fakta
model pembelajaran didasarkan pada jenis inilah yang menyebabkan pembelajaran
aktivitas pembelajaran yang dilakukan. Model yang diterapkan tidak berjalan dengan
pembelajaran TPS diterapkan pada aktivitas efektif. Gillies & Boyle (2018) serta Alias
diskusi; sementara model pembelajaran GI et al. (2018) menyatakan bahwa berbagai
diterapkan pada aktivitas model yang diimplementasikan tidak akan
eksperimen/praktikum. Dua tipe model
berhasil dan berjalan secara efisien apabila
pembelajaran kooperatif tersebut dipilih pengetahuan guru kurang tentang
karena banyak riset yang melaporkan bagaimana menerapkan model
bahwa baik itu TPS (Setiawati & pembelajaran tersebut. Pemahaman dan
Corebima, 2018) maupun GI (Prayitno et pengalaman guru terkait penerapan model
al., 2018; Putra et al., 2018) memiliki pembelajaran tertentu menjadi penentu
potensi positif terhadap berbagai capaian performa siswa di kelas (Gillies, 2008).
hasil belajar siswa. Pada penelitian ini, Adanya fakta terkait pemahaman dan
baik itu di kelas kontrol maupun kelas pengalaman guru yang kurang terkait
eksperimen, model pembelajaran yang dengan model pembelajaran yang
digunakan adalah sama. Perlakuan yang diimplementasikan; serta belum adanya
membedakan diantara dua kelompok pengalaman guru terkait dengan
perlakuan tersebut adalah pengintegrasian pengintegrasian nilai-nilai Islam selama
nilai-nilai Islam. Pada kelas kontrol, pembelajaran IPA-Biologi, diyakini
pembelajaran dilakukan sesuai dengan merupakan jawaban atas rendahnya
sintaks yang telah ditetapkan tanpa adanya efektivitas pembelajaran selama penelitian
pengintegrasian nilai-nilai Islam. ini berlangsung.
Sebaliknya pada kelas eksperimen, Pembelajaran integratif merupakan
pelaksanaan pembelajaran dilakukan konsep pembelajaran yang baru,
dengan mengintegrasikan nilai-nilai Islam khususnya di MTs Sahabat Cendikia Kota
selama proses pembelajaran. Ternate. Guru maupun siswa belum
Hasil penelitian yang menemukan terbiasa dengan strategi pembelajaran
bahwa pembelajaran yang diterapkan tersebut. Fakta di lapangan menunjukkan
memiliki efektivitas yang rendah diyakini bahwa pelaksanaan pembelajaran integratif
memiliki kaitan erat dengan desain banyak terkendala dengan kualifikasi guru
pembelajaran yang diimplementasikan. mata pelajaran umum yang rendah pada
Terkait dengan model pembelajaran yang aspek agama (Sumardi, 2014 & Jeanne et
diterapkan, hal yang ingin diungkap terkait al., 2008). Kondisi ini dapat dipahami
dengan temuan penelitian ini adalah karena latar belakang pendidikan guru
kebiasaan penggunaan model mata pelajaran umum di Madrasah Aliyah
pembelajaran kooperatif oleh guru-guru umumnya berasal dari lembaga pendidikan
MTs Sahabat Cendikia di Kota Ternate. umum yang tidak mendapatkan
Pada tahun 2016, Majid melakukan pembelajaran yang memadai dalam
penelitian survai terhadap guru-guru MTs kaitannya dengan ajaran/nilai agama,

http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano 18
e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 12 No. 2 Edisi November 2021

khususnya yang berkaitan dengan nilai pada mata pelajaran yang diajarnya
agama yang berhubungan dengan materi tersebut, metode pengajarannya tidak
pelajaran ilmu pengetahuan umum di variatif, monoton, menjenuhkan, kurang
Madrasah Tsanawiyah (Sumardi, 2014). menarik perhatian siswa dan tidak
Kondisi inilah yang menjadi penjelasan maksimal. Dengan demikian, transfer of
mengapa guru-guru di madrasah belum knowledge tidak berjalan dengan optimal.
dapat mengimbangi pemberian materi ilmu Kasus mismatch ini tentunya menyalahi
umum yang disertai dengan nilai-nilai Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2008
agama sehingga hal tersebut kerapkali mengenai kompetensi guru. Pada PP
dilewatkan (Nawawi et al., 2019). tersebut, setiap guru mata pelajaran
Selain berasal dari lulusan pendidikan diwajibkan salah satunya memiliki
umum, terdapat 28.98% guru madrasah di kompetensi professional yang meliputi
Indonesia yang memiliki latar belakang penguasaan materi dan metode
pendidikan kurang dari S1 (Rohmah, pembelajaran.
2017). Fakta ini jelas tidak sesuai dengan Berbagai permasalahan terkait
kualifikasi akademik yang harus dimiliki kompetensi guru madrasah harus segera
seorang guru madrasah aliyah. Ahid dicarikan jalan keluarnya. Solusi tersebut
(2010) menyatakan bahwa guru madrasah harus segera ditemukan tidak hanya terkait
aliyah yang memiliki latar belakang dengan pelaksanaan pembelajaran
pendidikan di bawah S1 tergolong dalam integratif; akan tetapi juga sebagai upaya
pengajar yang underqualified dan tidak untuk mengubah bahkan menghilangkan
layak mengajar pada jenjang madrasah pola pikir dikotomis antara ilmu umum
aliyah. Kualifikasi guru mata pelajaran dan ilmu agama di madrasah. Pola pikir
umum yang rendah pada aspek agama dikotomi terbukti membawa dampak
tidak hanya dijumpai di madrasah- negatif terhadap lulusan madrasah yang
madrasah di Indonesia. Akan tetapi, serba tanggung. Dikotomi ilmu juga
permasalahan tersebut juga dijumpai pada bertentagan dengan visi misi Islam yang
sebagian besar madrasah di Filipina tidak mengenal pemisahan antara
maupun negara-negara lainnya (Jeanne et pendidikan agama dengan pendidikan
al., 2008). umum.
Sumberdaya manusia yang rendah
inilah yang diyakini menjadi faktor utama KESIMPULAN DAN SARAN
belum optimalnya pelaksanaan Temuan penelitian memberikan informasi
pembelajaran integratif. Hal ini bahwa pengintegrasian nilai-nilai Islam
dikarenakan guru merupakan komponen mampu meningkatkan hasil belajar IPA
yang paling berpengaruh terhadap Terpadu siswa MTs Sahabat Cendikia
terciptanya proses dan hasil pendidikan Kota Ternate. Capaian hasil belajar biologi
yang berkualitas. Selain dituntut memiliki siswa kelas integrative atau kelas
kompetensi akademik (profesional), guru
eksperimen pada kelas VII secara
juga wajib memiliki kompetensi
signifikan lebih baik dibandingkan pada
pedagogik, etik, dan sosial pendidikan
(Ahid, 2010). Kendala pelaksanaan kelas kontrol. Meskipun menunjukkan
pembelajaran integratif di Indonesia capaian hasil belajar yang lebih baik
diperparah dengan adanya kasus mismatch dibandingkan kelas non-integratif, strategi
(salah kamar/diluar vak-nya), yaitu pembelajaran integratif yang
mengajar tidak sesuai dengan latar diimplementasikan belum menunjukkan
belakang keilmuan yang dimilikinya efektivitas yang optimal. Hal ini
(Rohman, 2016). Selain tidak menguasai terkonfirmasi dari nilai rata-rata terkoreksi
materi pelajaran, guru tersebut dapat hasil belajar Biologi serta hasil uji gain-
dipastikan tidak menguasai aspek agama score yang menunjukkan selisih sangat

http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano 19
e-ISSN: 2597-9213; ISSN:1978-6115

Jurnal Penelitian Humano, Vol. 12 No. 2 Edisi November 2021

kecil antara kelas integratif dengan kelas Conference (ICETIC), Badajoz,


non-integratif. Efektivitas pembelajaran Spain, 20-22 June 2018.
yang diketahui dari nilai gain score Fakhri, J. (2010). Sains dan Teknologi
memberikan jawaban bahwa model dalam Al-Qur’an dan Implikasinya
pembelajaran yang diterapkan (TPS dan dalam `Pembelajaran [Science and
GI) dengan mengintegrasikan nilai-nilai Technology in the Qur'an and Its
Implications in Learning]. Ta’dib,
Islam kedalamnya masih belum dapat
(XV): 121-142
berjalan dengan efektif. Ketidak-efektif-an Fathoni, M.K. 2005. Pendidikan Islam dan
pembelajaran yang diimplementasikan Pendidikan Nasional. Jakarta:
lebih dominan disebabkan karena faktor Departemen Agama Republik
kualifikasi guru yang rendah. Atas dasar Indonesia.
temuan penelitian ini, penulis Gillies, R.M. and Boyle, M. 2010.
menyarankan agar dilakukan pembiasaan Teacher’s Reflections on cooperative
penerapan strategi pengintegrasian nilai- learning: Issues of Implementation.
nilai Islam pada pembelajaran IPA Teaching and Teacher Education,26:
Terpadu pada khususnya maupun mata 933-940.
pelajaran ilmu umum lainnya. Hal ini Gillies, R. 2003. The behaviours,
dikarenakan strategi pembelajaran interactions, and perceptions of junior
high school students during small-
integratif memiliki potensi dalam
group learning. Journal of
meningkatkan capaian hasil belajar siswa.
Educational Psychology, 95: 137-147
DAFTAR PUSTAKA Hartini, P., Khoiri, A., Suryani, Q.A. 2017.
Ahid, N. (2010). Problem Pengelolaan Penumbuhan Karakter Islami melalui
Madrasah Aliyah dan Solusinya. Pembelajaran Fisika Berbasis
Islamica, (4), 2: 336-353. Integrasi Sains-Islam. Jurnal
Alias, N.S., Hussin, H., Adnan, N.S.M., Keguruan dan Ilmu Tarbiyah (1) 02:
Othman, M.H., Hussin, K. 2018. 19-31.
Perception of Teacher on Cooperative Huda, K. 2016. Problematika Madrasah
Learning. Presented at MATEC Web dalam Meningkatkan Mutu
of Conferences on 2017. (Online) Pendidikan Islam. Dinamika
(https://doi.org/10.1051/mateconf/201 Penelitian, (16) 2: 309-336.
815005068. Accessed at February, 27, Huda, M. 2014. Model-Model Pengajaran
2020. dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Ausubel, D. P. (2000). The Acquisition Pustaka Pelajar.
and Retention of Knowledge. Ihsan. 2012. Penguatan Pendidikan
Dortrecht, Netherlands: Kluwer. Agama Islam pada Madrasah Aliyah
(Online) di Kudus. Jurnal Nadwa, (6) 1: 115-
(https://www.amazon.com/Acquisitio 136
n-Retention-Knowledge-Cognitive- Iryani, E. 2017. Al-Qur’an dan Ilmu
View-ebook/dp/B00HWV0T92), Pengetahuan. Jurnal Ilmiah
accessed 18-12-2019. Universitas Batanghari Jambi, (17) 3:
Bukoye, R.O. (2018). Utilization of 66-83.
Instruction Materials as Tools for Istikomah. 2017. Integrasi Ilmu sebuah
Effective Academic Performance of Konsep Pendidikan Islam Ideal.
Students: Implications for Presented at Annual International
Counselling. Presented at the 2 nd Conference on Islamic Studies
Innovative and Creative Education (AICIS).
and Teaching International

http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano 20

Anda mungkin juga menyukai