id
BAB V
PEMBAHASAN
HD dengan CAPD
didapatkan pasien terhadap kondisi kesehatan pasien yang dilihat dari kualitas
of Life Short Form). Pada hasil penelitian ini, didapatkan bahwa berdasarkan
mean kelompok terapi HD dan CAPD (tabel 4.1), kualitas hidup pasien
CAPD lebih baik daripada kualitas hidup pasien HD. Hasil ini sesuai dengan
besar pasien PGK dengan terapi CAPD memiliki kualitas hidup yang baik.
Kualitas hidup baik pasien CAPD ini dapat disebabkan oleh keuntungan
bahwa proses pembuangan cairan dan racun pada terapi CAPD bersifat lebih
klinis yang baik. Kedua hal tersebut dapat ditunjukkan pada hasil penelitian
commit to user
kualitas hidup pasien PGK berdasarkan faktor sosial pekerjaan. Pada faktor
50
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
aktivitas untuk mengetahui efek komplikasi terapi. Pada pasien CAPD tidak
dapat dilakukan sebanyak 1 kali per minggu untuk stadium gagal ginjal awal,
dan 2 kali per minggu untuk gagal ginjal akhir (Smeltzer et al., 2008 dalam
sekitar 3-4 jam. Terapi HD yang rutin ini dapat mempengaruhi kualitas hidup
pasien GGK (Sagala, 2015). Selain itu, pada terapi HD ditemukan adanya
komplikasi seperti kram otot, nyeri dada dan mual muntah pada pasien (Al-
hilali, 2009 dalam Nurani dan Mariyanti, 2013). Komplikasi tersebut dapat
pasien CAPD.
dilakukan oleh Sagala (2015), didapatkan status nutrisi yang buruk pada
commit to user
pasien (terutama pasien HD) dapat menurunkan kualitas hidup pasien. Hal ini
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
terjadi karena selama proses dialisis terjadi pengeluaran protein, vitamin dan
kualitas hidup pasien GGK (Yuwono, 2000 dalam Sagala, 2015). Proses
Kedua faktor ini termasuk ke dalam kriteria eksklusi penelitian. Hal ini
hidup pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani terapi HD dengan CAPD
berdasarkan 2 faktor. Faktor pertama adalah faktor fisik yang terdiri dari jenis
kelamin dan usia pasien PGK, kemudian faktor kedua adalah faktor sosial
yang terdiri dari tingkat pendidikan dan pekerjaan pasien PGK. Pertama hasil
CAPD berdasarkan faktor fisik jenis kelamin (tabel 4.2), didapatkan bahwa
pasien HD dan CAPD laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Hasil ini
dan Anggraini (2016) bahwa didapatkan angka kejadian PGK dengan terapi
HD dan CAPD pasien laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Pada hasil
commit to ditemukan
memiliki kualitas hidup baik terbanyak user pada pasien laki-laki.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
maupun fisik. Gaya hidup merokok dan kebiasaan minum minuman berenergi
pada laki-laki dapat memicu terjadinya GGK (Rahman, 2014). Selain itu,
dengan terapi HD dan CAPD dapat disebabkan oleh faktor risiko yang
cenderung lebih tinggi pada pasien laki-laki. Namun, tidak ditemukan adanya
pengaruh jenis kelamin terhadap kualitas hidup pasien PGK dengan terapi
CAPD berdasarkan faktor fisik usia (tabel 4.3), didapatkan bahwa pasien HD
dan CAPD terbanyak terdapat pada kelompok usia 41-60 tahun. Tingginya
angka kejadian terapi HD dan CAPD pada kelompok usia 41-60 tahun, dapat
commit to (fungsi)
meningkatnya usia, maka kemampuan user ginjal akan semakin menurun
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
pula. Didapatkan bahwa sesudah usia 40-70 tahun akan terjadi penurunan
LFG secara progresif, sekitar 50% dari nilai normal LFG (Smeltzer et al.,
2008 dalam Suparti dan Solikhah 2016). Penurunan fungsi ginjal ini
dengan kualitas hidup baik terbanyak terdapat pada kelompok usia 41-60
Kualitas hidup pasien juga dipengaruhi oleh komplikasi yang dapat terjadi.
tingkat pendidikan S1/D3. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan,
commit to user
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin tinggi pula
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
tingginya angka kejadian PGK pada tingkat pendidikan S1/D3 ini dapat pula
PGK.
kualitas hidup baik terbanyak pada pasien HD dan CAPD, terdapat pada
kecemasan atas kondisi kesehatannya. Selain itu, pasien juga dapat lebih
pendidikan yang lebih tinggi, memiliki kondisi sosial ekonomi yang lebih
commit
baik. Kondisi sosial ekonomi yangto baik
user dapat membantu pasien dalam
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
pasien CAPD terbanyak bekerja sebagai PNS. Hal ini berkaitan dengan
melakukan kegiatan yang berat. Selain itu, pasien juga merasa lebih mudah
lelah, sehingga tidak dapat bekerja terlalu lama (Butar, 2013 dalam
PNS, hal ini dapat berkaitan dengan kemandirian pasien dalam melakukan
tidak terbatas dalam beraktivitas. Pasien yang bekerja sebagai PNS juga
toksik dan cairan berlebih dalam tubuh. Diketahui bahwa proses tersebut
bersifat lebih stabil pada pasien CAPD (Widiyatmoko, 2009). Oleh karena
itu, pada pasien HD terdapat pembatasan asupan cairan dan makanan. Hal ini
berkaitan dengan penambahan berat badan di antara dua waktu dialisis yang
tidak bekerja, sedangkan pasien CAPD terdapat pada kelompok PNS. Pada
faktor pekerjaan ini dapat disimpulkan bahwa faktor pekerjaan pada pasien
Kualitas hidup pasien HD dan CAPD tidak berkaitan dengan faktor pekerjaan
pasien.
CAPD yang memiliki varian berbeda (tabel 4.6), didapatkan hasil bahwa nilai
p hasil uji sebesar 0,424. Hasil p >0.05, maka dapat dinyatakan bahwa
commit to user
hipotesis ditolak sehingga tidak terdapat perbedaan antara kualitas hidup
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
pasien PGK yang menjalani terapi HD dengan CAPD ini, disebabkan oleh
lama. Semakin lama terapi yang dijalani oleh pasien, maka pasien semakin
bahwa sebagian besar pasien HD dan CAPD memiliki kualitas hidup yang
baik.
memiliki kualitas hidup yang buruk. Meskipun sebagian besar pasien HD dan
menyebabkan pasien dengan terapi CAPD memiliki kualitas hidup yang lebih
baik.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
B. Keterbatasan Penelitian
hasil kualitas hidup yang baik, sedangkan pada pasien yang sedang
baik yang buruk. Sampel penelitian yang terdiri dari pasien dengan terapi
sebagian besar pasien PGK memiliki kualitas hidup yang baik karena pasien
commit to user