Anda di halaman 1dari 7

Sengketa Ekonomi

Syariah
Kelompok 7

Hukum Acara Peradilan Agama 2.16


Team Members

Kelompok 7
Annisa Athaya 2110113009
Bunga Derics Sakina 2110111138
Eqyo Shazzyrha 2110112213
Maisarah Maulida 2110112112
PENGETAHUAN TENTANG
SENGKETA EKONOMI SYARIAH

Ekonomi syariah (Islamic Economics) diartikan sebagai ilmu yang mempelajari


tata kehidupan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya untuk
mencapai ridha Allah, dengan kata lain merupakan perbuatan atau kegiatan
usaha yang dilaksanakan menurut prinsip syariah, atau juga dapat diartikan
sebagai suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai Islam.

Jadi, Sengketa Ekonomi Syariah adalah suatu pertentangan antara dua pihak
atau lebih pelaku ekonomi yang kegiatan usahanya yang dilaksanakan menurut
prinsip-prinsip dan asas hukum ekonomi syariah yang disebabkan persepsi yang
berbeda tentang suatu kepentingan atau hak milik yang dapat menimbulkan
akibat hukum bagi keduanya dan dapat diberikan sanksi hukum terhadap salah
satu diantara keduanya.
Dalam UU No. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah dalam penjelasan Pasal 55
HUBUNGAN ANTARA penyelesaian sengketa perbankan syariah
menempatkan Pengadilan Negeri sebagai
PASAL 55 NO.21 salah satunya. Banyak pendapat yang tidak

TAHUN 2008 setuju akan hal ini karena secara peraturan,


perbankan syariah menggunakan Al-Quran
DENGAN PASAL dan Al-Hadist. Pemeriksaan yang masuk
kedalam Pengadilan Negeri secara
49 DAN 50 AYAT (2) keseluruhan khususya menggunakan hukum
UU NO.3 TAHUN acara perdata
menggunakan
sama
hukum
sekali
Islam.
tidak
Secara
2006, SERTA kompetensi PN sama sekali tidak berwenang
memeriksa bahkan mengadili sengketa
PUTUSAN MK ekonomi syariah. Namun di dalam UU No. 21
NO. 93 TAHUN 2012 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah di
penjelasan Pasal 55 disebutkan bahwa
pengadilan Negeri dapat dipilih sebagai
tempat penyelesaian sengketa syariah.
Adapun mengenai Peradilan yang berhak menyelesaikan sengketa
ekonomi syariah menurut pasal 49 huruf (i) UU 3/2006 yaitu :
“Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus,
dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang
yang beragama Islam di bidang: Perkawinan, waris, wasiat, hibah,
wakaf, zakat, infaq, shadaqah dan Ekonomi syariah.

Mahkamah Konstitusi melalui putusan No.93/PUU-X/2012


menegaskan bahwa penjelasan pasal 52 Ayat (2) Undang-undang No.
21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari'ah bertentangan dengan
Undang-Undang Dasar 1945 dan tidak memiliki kekuatan hukum
mengikat.
PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI
SYARIAH MELALUI BASYARNAS SEBELUM
KE PENGADILAN AGAMA

Basyarnas merupakan lembaga arbitrse yang berperan untuk menyelesaikan


sengketa antara pihak-pihak yang melakukan perikatan (akad/perjanjian)
dalam ekonomi syariah diluar jalur pengadilan untuk mencapai penyelesaian
terbaik ketika upaya musyawarah tidak menghasilkan mufakat. Putusan
Basyarnas bersifat final dan mengikat (binding).
​Basyarnas memiliki kewenangan untuk memberikan suatu rekomendasi atau
pendapat hukum, yaitu pendapat hukum yang mengikat tanpa adanya suatu
persoalan tertentu yang berkenaan dengan pelaksanaan perjanjian yang
sudah barang tentu atas permintaan para pihak yang mengadakan perjanjian
untuk diselesaikan.
Thank Y u
for listening

Anda mungkin juga menyukai