Anda di halaman 1dari 2

Aspek Kesultanan Penjajahan Orde lama Orde baru Reformasi

Nomenklatur Peradilan serambi Pada tahun 1882, Peradilan Peradilan agama Pada masa orde baru peradilan agama satu
Agama yang lahir dengan nama kekuasaan dari lembaga dibawah mahkamah agung
pristerraad(majelis atau peradilan (yudikatif)
pengadilan pendeta) sebetulnya mengalami perkembangan
tidak sesuai karena yang yang signifikan yaitu
dimaksudkan adalah Pengadilan dengan diundangkannya
Agama bagi orang Islam, undangundang nomor 14
didirikan di setiap tempat di mana tahun 1970 tentang pokok-
terdapat Pengadilan Negeri pokok kekuasaan
ataualndraad. kehakiman
Kewenangan Menangani perkara-perkara wewenangnya tidak ditentukan Adapun kekuasaan Dengan keluarnya Undang- Termasuk dalam hal ini
kejahatan pidana (qisashs) secara jelas dalam staatblad 1882 pengadilan undang Nomor 14 Tahun peradilan agama yang telah
No. 152 yang menjadi dasar agama/mahkamah syar’iyah 1970 tentang Ketentuan- memiliki komptensi selain di
eksistensinya Oleh karena itu, menurut ketetapan pasal 4 PP ketentuan Pokok bidang hukum keluarga juga
pengadilan itu sendiri yang 1946 adalah sebagai berikut: Kekuasaan Kehakiman, hukum perdata lain dalam hal
menentukan perkara-perkara yang nampak jelas dalam sistem ini yang berkaitan dengan
dipandangnya termasuk ke dalam 1) Pengadilan peradilan di Indonesia, hal ekonomi syariah. Sehingga
lingkungan kekuasaannya yakni agama/mahkamah syar’iyah ini dengan sendirinya dengan sistem satu atap
perkara-perkara yang memeriksa dan memutuskan memberikan landasan yang ini ,maka diperlukan SDM
berhubungan dengan pernikahan, perselisihan antara suami kokoh bagi kemandirian hakim pengadilan agama
segala jenis perceraian, mahar, isteri dan semua perkara peradilan agama, dan yang benar-benar menguasai
nafkah sah atau tidaknya anak yang menurut hukum yang memberikan status yang bidang Ekonomi Syariah,
perwalian, kewarisan, hihah, hidup diputus menurut sarna dengan peradilan- sesuai dengan ketentuan
sadaqah, baitul mal danwakaf hukum agama islam. peradilan lainnya di dalam Pasal 49 UU No. 3
Dengan demikian, secara jelas Indonesia. Kemudian Tahun 2006 tentang
dapat dikatakatan bahwa yang 2) Pengadilan lahirnya Undang-undang perubahan pertama atas
menjadi inti wewenang Peradilan agama/mahkamah syar’iyah Nomor 1 Tahun 1974 Undang-undang Nomor 7
Agama pada waktu itu adalah hal- tidak berhak memeriksa tentang Perkawinan Tahun 1989.
hal yang berhubungan dengan perkara-perkara memperkokoh keberadaan
hokum perkawinan dan kewarisan tersebutdalam ayat 1 jika pengadilan agama. Di Kemudian dalam UU No. 18
Islam untuk perkara berlaku lain dalam undang-undang ini Tahun 2001 terdapat
dari pada hukum agama tidak ada ketentuan yang substansi adany mahmakah
islam bertentangan dengan ajaran syari’ah di peradilan aceh
Islam. Pasa12 ayat (1) yang di berikan wewenang
undang-undang ini “Tata- untuk menerima, memeriksa,
cara pelaksanaan dan memutus perkara perkara
perkawinan diatur dalam Jinayat. Wewenang itu
peraturan perundang- sebagaimana yang
undangan tersendiri” diamanatkan oleh Qanun No.
semakin memperteguh 10 tahun 2002 Pasal 49.
pelaksanaan ajaran Islam Mahkamah Syari’ah sendiri
(Hukum Islam). terdiri dari:
a. Makamah Syari’ah
Kabupaten/Sagoe dan
Kota/Banda sebagai
pengadilan tingkat pertama;
b. Mahkamah Syari’ah
Provinsi sebagai pengadilan
tingkat banding yang berada
di ibukota Provinsi, yaitu di
Banda Aceh.
Susunan Kekuasaan pengadilan dalam 1. Peradilan gubernemen terbesar Pada tanggal 3 Januari 1946 Sebagaimana dalam Pasal
kaitannya dengan kekuasaan diseluruh daerah Hindia-Belanda. dengan Keputusan Pasal 10 UU Nomor 14
pemerintah secara umum, dan 2. Peradilan pribumi terbesar di Pemerintah Nomor lJSD Tahun 1970:
sumber pengambilan hukum luar jawa dan madura. 3. dibentuk Kementrian Agama,
dalam penerimaan dan Peradilan swapraja, tersebar kemudian dengan Penetapan (1) Kekuasaan Kehakiman
penyelasaain perkara yang di hampir diseluruh daerah swapraja, Pemerintah tanggal 25 Maret dilakukan oleh Pengadilan
ajukan kepadanya. Kemudian kecuali di pakualaman dan 1946 Nomor 5/SD semua dalam lingkungan:
pontianak. 4. Peradilan agama urusan mengenai Mahkamah a. Peradilan Umum;
Tingkat pertama dilaksanakan terbesar didaerah-daerah tempat Islam Tinggi dipindahkan b. Peradilan Agama;
oleh pengadilan tingkat berkedudukan peradilan dari Kementerian Kehakiman c. Peradilan Militer;
kampung yang dipimpin gubernemen, dan menjadi bagian ke dalam Kementerian d. Peradilan Tata Usaha
oleh keuchik. Pengadilan dari peradilan pribumi atau Agama. Langkah ini Negara.
itu hanya menangani didaerahdaerah swapraja menjadi memungkinkan konsolidasi
perkara-perkara ringan bagian dari peradilan swapraja. 5. bagi seluruh administrasi (2) Mahkamah Agung
sedangkan pengadilan Peradilan desa tersebar didaerah- lembaga-lembaga Islam adalah Pengadilan Negara
tingkat pertama dapat daerah tempat berkedudukan dalam sebuah wadah/badan Tertinggi.
mengajukan banding peradilan gubernemen. Disamping yang beskala nasional.
kepada ulee balang itu ada juga peradilan desa yag Berlakunya Undang-undang (3) Terhadap putusan-
(pengadilan tingkat kedua). merupakan bagian dari peradilan Nomor 22 Tahun 1946 putusan yang diberikan
Selanjutnya dapat di lakukan pribumi atau peradilan swapraja menunjukkan dengan jelas tingkat terakhir oleh
banding kepada Sultan maksud-maksud untuk Pengadilanpengadilan lain
yang pelaksanaannya mempersatukan administrasi dari pada Mahkamah
dilakukan oleh Mahkamah Nikah, Talak dan Rujuk di Agung, kasasi dapat
Agung yang seluruh wilayah Indonesia di diminta kepada Mahkamah
keanggotaannya terdiri atas bawah pengawasan Agung.
Malikul Adil, Kementrian Agama .
(4) Mahkamah Agung
 KUECHIK (tingkat melakukan pengawasan
pertama) tertinggi atas perbuatan
 ULEE BALANG Pengadilan yang lain,
(tingkat kedua)
 MAHKAMAH
AGUNG(tingkat
akhir)

Anda mungkin juga menyukai