Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Larutan Elektrolit dan


Non Elektrolit

KELOMPOK: 3
Tim Kelompok: 1. Rafi Naufal Zahran (2210631230035)
2. Abdullah Gyanendra (2210631230041)
3. Aisha Luthfiyyah K (2210631230044)
4. Nadia Nurhaliza (2210631230055)
5. Puput Agustine Nabila (22106312300)
Perhatikan Video yang ditampilkan

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Petunjuk:

1. Perhatikanlah video yang ditampilkan oleh guru

2. Lakukan percobaan sesuai dengan langkah

3. Tulislah hipotesis setelah mengamati video di lembar kerja peserta didik.

Tujuan percobaan:

1. Siswa dapat mengetahui pengertian larutan elektrolit dan nonelektrolit

2. Siswa dapat mengidentifikasi larutan elektrolit dan nonelektrolit

3. Siswa dapat mengelompokkan larutan kedalam elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan daya
hantar listriknya.

4. Siswa dapat menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus


listrik.

Langkah – langkah percobaan

1. Mengamati video animasi dengan baik

2. Membuat hipotesis.

3. Mencari data guna untuk menguji hipotesis

4. Persentasi hasil kerja kelompok


Berdasarkan pengamatan, apa yang ada pikiran anda ketika melihat video animasi dan gambar diatas
tersebut?

Hipotesis :

1. Larutan NaCl: Larutan NaCl diharapkan menyala. Ketika larutan NaCl terkena sumber cahaya,
ion-ion Na+ dan Cl- yang ada dalam larutan dapat menghasilkan nyala api. Ion-ion tersebut
memberikan warna karakteristik yang dapat diamati.
2. Larutan HCl: Larutan HCl diharapkan menyala. HCl adalah asam kuat yang menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan ion klorida (Cl-) yang dapat memberikan nyala api saat terkena sumber
cahaya.
3. Larutan NaOH: Larutan NaOH diharapkan tidak menyala. Meskipun NaOH adalah basa kuat yang
menghasilkan ion hidroksida (OH-) dalam larutan, ion hidroksida tidak memberikan nyala api
yang terlihat.
4. Larutan cuka: Larutan cuka diharapkan tidak menyala. Cuka mengandung asam asetat
(CH3COOH), yang merupakan asam lemah. Asam asetat tidak menghasilkan nyala api yang
terlihat saat terkena sumber cahaya.
5. Larutan gula (misalnya sukrosa): Larutan gula diharapkan tidak menyala. Gula, seperti sukrosa,
terdiri dari molekul-molekul yang tidak mengandung ion yang dapat memberikan nyala api.
6. Larutan alcohol: Larutan alkohol diharapkan tidak menyala. Alkohol tidak mengandung ion yang
dapat menghasilkan nyala api saat terkena sumber cahaya, karena alkohol terdiri dari ikatan
kovalen polar antara atom karbon, hidrogen, dan oksigen.

Pengujian ini didasarkan pada sifat elektrolitik dan komponen kimia dari masing-masing larutan. Penting
untuk mengamati dengan hati-hati dan menggunakan langkah-langkah keamanan yang sesuai saat
melakukan pengujian semacam ini.

Menguji Hipotesis :

Untuk menguji hipotesis mengenai larutan mana yang menyala, redup, dan tidak menyala, kita
dapat melakukan pengujian dengan menggunakan sumber cahaya yang kuat dan pengamatan
visual. Berikut adalah prediksi dan alasannya:
1. Larutan NaCl: Larutan NaCl diharapkan menyala. Ketika larutan NaCl terkena sumber
cahaya, ion-ion Na+ dan Cl- yang ada dalam larutan dapat menghasilkan nyala api. Ion-
ion tersebut memberikan warna karakteristik yang dapat diamati.
2. Larutan HCl: Larutan HCl diharapkan menyala. HCl adalah asam kuat yang menghasilkan
ion hidrogen (H+) dan ion klorida (Cl-) yang dapat memberikan nyala api saat terkena
sumber cahaya.
3. Larutan NaOH: Larutan NaOH diharapkan tidak menyala. Meskipun NaOH adalah basa
kuat yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) dalam larutan, ion hidroksida tidak
memberikan nyala api yang terlihat.
4. Larutan cuka: Larutan cuka diharapkan tidak menyala. Cuka mengandung asam asetat
(CH3COOH), yang merupakan asam lemah. Asam asetat tidak menghasilkan nyala api
yang terlihat saat terkena sumber cahaya.
5. Larutan gula (misalnya sukrosa): Larutan gula diharapkan tidak menyala. Gula, seperti
sukrosa, terdiri dari molekul-molekul yang tidak mengandung ion yang dapat
memberikan nyala api.
6. Larutan alkohol (misalnya etanol): Larutan alkohol diharapkan tidak menyala. Alkohol
tidak mengandung ion yang dapat menghasilkan nyala api saat terkena sumber cahaya,
karena alkohol terdiri dari ikatan kovalen polar antara atom karbon, hidrogen, dan
oksigen.

Mempresentasikan Hasil Hipotesis :

Teori Singkat :

Masih ingatkah Anda, apakah larutan itu?

Tentunya Anda masih ingat bukan? Larutan adalah campuran yang bersifat homogen atau
serbasama. Jika Anda melarutkan 2 sendok makan gula putih (pasir) ke dalam segelas air,
maka Anda telah mendapatkan larutan gula. Cobalah Anda ingat kembali, manakah dari
gula dan air yang berperan sebagai zat terlarut dan zat pelarut.

Larutan elektrolit adalah larutan yang memiliki kemampuan menghantarkan listrik Larutan
non elektrolit adalah larutan dalam pelarut air yang tidak memiliki kemampuan untuk
menghantarkan arus listrik. Umumnya garam merupakan elektrolit kuat yang terionisasi
semua dalam air menjadi komponen basa (kation) dan komponen asam (anion).
Senyawa Ion

Ditinjau dari artinya, elektrolit berarti “penghantar listrik”. Dalam larutan elektrolit, terdapat ion-ion hasil
penguraian zat terlarut baik ion positif yang disebut kation maupun ion negatif yang disebut anion.
(Michael faraday).

1. Apa yang dimaksud dengan senyawa ion?


Jawab:

Senyawa ion adalah senyawa kimia yang terdiri dari ion-ion yang dihasilkan dari penguraian zat-zat
terlarut dalam bentuk ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Dalam senyawa ion, atom-atom
dalam senyawa tersebut telah kehilangan atau mendapatkan satu atau lebih elektron sehingga
membentuk muatan listrik yang berbeda. Muatan listrik inilah yang membuat senyawa ion dapat
menghantarkan listrik ketika larut dalam air atau dalam bentuk leburan yang dapat mengalirkan
arus listrik. Contoh senyawa ion yang umum adalah garam seperti natrium klorida (NaCl), dimana
ion natrium (Na+) dan ion klorida (Cl-) terbentuk dalam larutan garam tersebut.

Perhatikan gambar berikut !

Dari kedua gambar diatas jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:

2. Coba kalian bandingkan gambar antara larutan NaCl dan padatan NaCl di atas, manakah yang ion
ion Na+ dan Cl- nya dapat bergerak lebih bebas ? berikan alasan kalian !
Jawab:

Dalam konteks larutan NaCl (larutan garam) dan padatan NaCl (kristal garam), ion-ion Na+ dan Cl-
akan dapat bergerak lebih bebas dalam larutan NaCl dibandingkan dalam padatan NaCL. Berikut
adalah alasan-alasannya:
Larutan NaCl:

Dalam larutan NaCl, ketika NaCl terlarut dalam air, ikatan antara ion-ion Na+ dan Cl- pecah dan ion-
ion tersebut terdisosiasi. Ion-ion Na+ dan Cl- akan dikelilingi oleh molekul-molekul air yang
membentuk selubung hidrasi. Selubung hidrasi ini memungkinkan ion-ion tersebut untuk bergerak
secara bebas dalam larutan. Ion-ion Na+ dan Cl- dapat berpindah tempat, berinteraksi dengan
molekul-molekul lain, dan berkontribusi terhadap konduktivitas listrik larutan.

Padatan NaCl:

Dalam padatan NaCl, ion-ion Na+ dan Cl- terkunci dalam susunan kristal yang teratur. Ion-ion ini
terikat kuat dalam kisi kristal yang stabil. Mereka tidak dapat bergerak secara bebas karena terikat
dalam posisi tetap dalam struktur padatan. Dalam kristal garam, ion-ion Na+ dan Cl- tidak dapat
berpindah tempat atau berinteraksi dengan molekul-molekul lain secara bebas seperti dalam
larutan.

Senyawa Kovalen Polar

1. Apa yang dimaksud dengan senyawa kovalen polar?


Jawab:

Dalam konteks larutan NaCl (larutan garam) dan padatan NaCl (kristal garam), ion-ion Na+ dan
Cl- akan dapat bergerak lebih bebas dalam larutan NaCl dibandingkan dalam padatan NaCL.
Berikut adalah alasan-alasannya:

Larutan NaCl:

Dalam larutan NaCl, ketika NaCl terlarut dalam air, ikatan antara ion-ion Na+ dan Cl- pecah dan
ion-ion tersebut terdisosiasi. Ion-ion Na+ dan Cl- akan dikelilingi oleh molekul-molekul air yang
membentuk selubung hidrasi. Selubung hidrasi ini memungkinkan ion-ion tersebut untuk
bergerak secara bebas dalam larutan. Ion-ion Na+ dan Cl- dapat berpindah tempat, berinteraksi
dengan molekul-molekul lain, dan berkontribusi terhadap konduktivitas listrik larutan.

Padatan NaCl:

Dalam padatan NaCl, ion-ion Na+ dan Cl- terkunci dalam susunan kristal yang teratur. Ion-ion ini
terikat kuat dalam kisi kristal yang stabil. Mereka tidak dapat bergerak secara bebas karena
terikat dalam posisi tetap dalam struktur padatan. Dalam kristal garam, ion-ion Na+ dan Cl- tidak
dapat berpindah tempat atau berinteraksi dengan molekul-molekul lain secara bebas seperti
dalam larutan.

2. Apakah sampel yang terionisasi berasal dari senyawa ion saja?


Jawab:
Tidak, sampel yang terionisasi tidak hanya berasal dari senyawa ion saja. Sampel yang terionisasi
dapat berasal dari berbagai jenis zat, termasuk senyawa ionik, senyawa kovalen polar, senyawa
kovalen nonpolar, senyawa organik, maupun senyawa anorganik.

Proses ionisasi terjadi ketika zat-zat tersebut berinteraksi dengan lingkungan yang sesuai, seperti
dalam larutan, gas, atau fase gas dalam spektrometri massa. Selama proses ini, molekul-molekul
dalam sampel dapat kehilangan atau mendapatkan satu atau lebih elektron, sehingga
membentuk ion positif (kation) atau ion negatif (anion).

Dalam senyawa ionik, ion-ion tersebut telah terbentuk secara intrinsik dalam struktur kimia
senyawa tersebut dan dapat langsung terionisasi dalam larutan. Namun, dalam senyawa kovalen
polar atau nonpolar, ionisasi dapat terjadi saat molekul tersebut berinteraksi dengan zat lain
atau ketika terkena energi eksternal, seperti panas atau radiasi.

Jadi, sampel yang terionisasi dapat berasal dari berbagai jenis senyawa dan tidak terbatas hanya
pada senyawa ion saja.

Perhatikan gambar berikut !

Larutan HCl dalam pelarut air

Dari gambar diatas jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:

3. Apa yang terjadi jika HCl dilarutkan kedalam air?


Jawab:
Ketika HCl (asam klorida) dilarutkan dalam air, terjadi reaksi ionisasi yang menghasilkan ion-ion
hidrogen (H+) dan ion klorida (Cl-). Proses ini disebut sebagai disosiasi ionik.

Reaksinya dapat dijelaskan sebagai berikut:

HCl (aq) → H+ (aq) + Cl- (aq)

Dalam larutan HCl, molekul HCl berinteraksi dengan molekul-molekul air. Molekul air bersifat
polar, sehingga ion-ion H+ dan Cl- terbentuk sebagai hasil dari pemisahan atom-atom dalam HCl.
Ion hidrogen (H+) dikenal sebagai kation hidronium (H3O+), yang terbentuk saat ion H+
berikatan dengan molekul air untuk membentuk kompleks hidrat.

Dalam larutan asam klorida (HCl), ion hidrogen (H+) dan ion klorida (Cl-) dapat bergerak secara
bebas dan saling berinteraksi dengan molekul-molekul air dan ion-ion lainnya dalam larutan.
Larutan HCl memiliki sifat asam yang kuat karena kehadiran ion hidrogen yang dapat
memberikan proton (H+) kepada zat lain, serta ion klorida yang berperan sebagai anion dalam
larutan tersebut.

Dengan demikian, saat HCl dilarutkan dalam air, terjadi disosiasi ionik yang menghasilkan ion
hidrogen dan ion klorida, membentuk larutan asam klorida yang bersifat asam.

Anda mungkin juga menyukai