3 - Modul Elektrolit
3 - Modul Elektrolit
ELEKTROLIT
Indah Langitasari
LARUTAN ELEKTROLIT
A. Larutan
Pernahkah Anda membuat sirup? Sirup dapat dibuat dengan mencampurkan gula
pasir dan air. Ketika gula pasir dimasukkan dalam air dan diaduk maka padatan gula pasir
akan menghilang. Kemanakah perginya gula pasir tersebut? Ambillah segelas sirup.
Dengan bantuan sedotan, rasakan sirup di bagian permukaan, tengah dan dasar gelas,
bagaimana rasanya? Apakah ada perbedaan rasa? Selanjutnya, amati warna sirup di seluruh
bagian gelas, apakah ada perbedaan? Sirup merupakan salah satu contoh larutan. Tahukah
Anda, apakah larutan itu?
Larutan merupakan campuran homogen (serbasama) antara dua zat atau lebih. Apa
saja komponen dari larutan? Larutan mengandung dua komponen yaitu zat terlarut (solute)
dan pelarut (solvent). Dalam larutan, zat yang jumlahnya lebih kecil disebut zat terlarut
(solute), sedangkan zat yang jumlahnya lebih besar disebut pelarut (solvent). Pada contoh
diatas, zat manakah yang merupakan pelarut dan zat mana yang merupakan zat terlarut?
Suatu larutan dapat mengandung lebih dari satu zat terlarut, sebagai contoh adalah larutan
oralit. Apa saja zat terlarut yang terdapat dalam larutan oralit?
Apa yang terjadi ketika zat terlarut dimasukkan dalam pelarut? Dan bagaimana
interaksi yang terjadi antara zat terlarut dengan pelarut? Perhatikan Penjelasan berikut!
Larutan garam dapur (NaCl) dapat dibuat dengan melarutkan padatan garam dapur dalam
air. Dalam padatan, NaCl terdiri atas ion-ion Na+ dan ion-ion Cl- yang tersusun secara
teratur, bergantian, dan berulang seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Na Na
+
Cl- +
Cl - Cl-
Na
Na Na
+
Cl-
+
Cl - Cl-
Na
Gambar 1. Struktur 3-dimensi Kristal NaCl
Ketika padatan NaCl dilarutkan dalam air, maka kristal NaCl akan terurai menjadi ion-ion
Na+ dan ion-ion Cl- yang dikelilingi oleh molekul-molekul air seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 2. Dalam hal ini, molekul-molekul air berfungsi menstabilkan ion-ion Na+
dan ion-ion Cl- di dalam larutan. Peristiwa tersebut disebut solvasi atau hidrasi. Dalam
solvasi ion Na+, pusat muatan negatif dari molekul air yang terletak pada atom oksigen,
mengarah pada ion Na+, sedangkan pada solvasi ion Cl-, pusat muatan positif dari molekul
air yang terletak diantara dua atom hidrogen mengarah pada ion Cl-.
δ-
δ+
-
Gambar 2. Ion-Ion Na+ dan Ion-Ion Cl- Disolvasi
oleh Molekul-Molekul Air
Kelarutan zat terlarut dalam pelarut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
sifat zat terlarut dan pelarut, suhu dan tekanan. Zat terlarut polar hanya dapat larut dalam
pelarut polar, sebaliknya zat terlarut nonpolar hanya dapat larut dalam pelarut nonpolar.
Prinsip ini dikenal dengan istilah like dikenal dengan istilah like dissolves like. Kelarutan
beberapa zat dipengaruhi oleh perubahan temperatur. Sebagian besar padatan larut dalam
pelarut cair, kenaikan temperatur dapat meningkatkan kelarutannya. Kelarutan padat dalam
cair atau cair dalam cair hampir tidak dipengaruhi oleh perubahan tekanan gas. Namun,
kelarutan gas dalam cair naik seiring dengan kenaikan tekanan gas.
Berdasarkan fasa zat terlarut dan pelarut dalam larutan, larutan dibedakan menjadi
5 tipe seperti pada Tabel 1. Berdasarkan sifat daya hantar listriknya larutan dapat
dibedakan menjadi larutan elektrolit dan nonelektrolit yang akan kita pelajari pada Bab ini.
Larutan juga dapat dibedakan berdasarkan jenis pelarutnya, yaitu aqueous solutions dan
nonaqueous solutions. Aqueous solutions adalah larutan dengan pelarut air, dan jenis
pelarut ini disimbolkan dengan aq. Sebagai contoh adalah larutan gula dalam air yang
dituliskan sebagai C12H22O11(aq). Sementara itu, nonaqueous solutions adalah larutan
dengan palarut selain air, contohnya adalah larutan gula dalam etanol yang dapat dituliskan
sebagai C12H22O11(EtOH). Pada Bab ini, pelarut yang akan dibahas adalah air, karena air
merupakan pelarut yang umum ditemui dan digunakan. Disamping itu, air mempunyai sifat
mampu melarutkan berbagai macam zat menyebabkan reaksi kimia sebagain besar
berlangsung dalam pelarut air.
Tabel 1. Tipe Larutan
Cl-
Na+
H2
O
(a) (b)
Gambar 3. Gambaran Mikroskopik Larutan NaCl: (a) solvasi oleh molekul-molekul air
dan (b) molekul-molekul air diabaikan
Pelarutan NaCl menghasilkan larutan yang terdiri dari ion-ion Na+ dan ion-ion Cl-, dimana
masing-masing ion dikelilingi oleh molekul air seperti yang direpresentasikan pada
Gambar 3. Keberadaan ion-ion dalam larutan dapat dibuktikan dengan mengukur daya
hantar listrik larutan. Alat uji daya hantar listrik larutan secara sederhana terdiri dari dua
buah elektroda karbon yang dirangkai dengan bola lampu dan dihubungkan dengan
tegangan listrik. Rangkaian alat uji daya hantar listrik diberikan pada Gambar 4.
Bola lampu
Sumber arus
Elektroda
Pada percobaan uji daya hantar listrik, air suling tidak menyalakan bola lampu.
Ketika air suling diganti dengan larutan NaCl bola lampu menyala dengan terang. Larutan
NaCl disebut larutan elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik. Namun, ketika air suling diganti dengan larutan gula, bola
lampu tidak menyala. Larutan yang demikian disebut larutan nonelektrolit. Urea dan
alkohol juga termasuk contoh senyawa nonelekltrolit. Gambaran pengamatan daya hantar
listrik larutan elektrolit dan nonelektrolit diberikan pada Gambar 5.
Lampu
tidak
Gambar 5. (a) Pengamatan Daya Hantar Listrik Larutan NaCl, dan (b) Pengamatan Daya
Hantar Listrik Larutan Gula
Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik sedangkan larutan
nonelektrolit tidak? Pada tahun 1884, Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia
mengemukakan teori elektrolit. Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dalam air terdisosiasi
ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion. Ion positif
disebut kation dan ion negatif disebut anion. Jumlah muatan ion positif akan sama dengan
jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion inilah
yang bertugas menghantarkan arus listrik.
Bagaimana ion-ion dapat menghantarkan arus listrik? Perhatikan ilustrasi larutan
HCl dalam menghantarkan arus listrik pada rangkaian arus DC (arus searah) yang disajikan
pada Gambar 6.
e- e-
e-
e- e-- e--
e- e-
e- e-
e e
e-
e- e-
Ion-ion yang dihasilkan dalam larutan elektrolit dapat bergerak bebas. Ketika larutan
elektrolit dialiri arus listrik, ion-ion positif akan tertarik ke katoda, menangkap elektron dan
melepaskan gas H2.
Sementara itu, ion-ion negatif akan tertarik ke anoda, melepaskan elektron, dan
membentuk gas Cl2. Elektron yang diserap anoda akan diteruskan kembali ke kutub positif
baterai melalui kawat penghantar (kabel) dan ketika mencapai bola lampu, maka bola
lampu akan menyala.
Berdasarkan uraian di atas, arus listrik pada rangkaian dapat dibedakan menjadi dua:
1. Pada rangkaian luar (kawat), arus listrik merupakan aliran elektron
2. Pada rangkaian dalam (larutan elektrolit), arus listrik merupakan aliran ion
e e e e
e e e e
e e e e
e e e e
Berbeda dengan arus searah (DC) yang memiliki arah arus yang tetap, arus bolak balik
(AC) merupakan arus listrik dengan besar dan arah arus yang berubah-ubah secara bolak
balik. Sumber arus bolak balik secara alamiah dapat menghasilkan tegangan yang
polaritasnya dapat berubah-ubah/berganti-ganti. Karena polaritas (kutub) positif dan
negatif saling bertukar, maka arah arus yang terjadipun akan saling berkebalikan (bolak-
balik). Gambar 2.4 menunjukkan aliran arus pada rangkaian daya hantar listrik larutan
dengan sumber arus AC. Pada gambar tersebut terlihat bahwa anoda dan katoda saling
bertukar setiap waktu, sehingga arah arus listrik yang dihasilkan pada rangkaian tersebut
berupa arus bolak-balik .
Larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik, hal ini dikarena
senyawa nonelektrolit seperti gula tidak menghasilkan ion-ion ketika dilarutkan dalam air
dan tetap berada sebagai molekul gula. Spesi-spesi yang terbentuk di dalam larutan gula
terdiri dari molekul-molekul C12H22O11 (molekul gula) dan molekul H2O (air). Didalam
larutan jumlah molekul-molekul air sangat banyak dibandingkan molekul-molekul gula,
sehingga pada penggambaran mikroskopik larutan molekul-molekul air tidak digambarkan.
Gambaran mikroskopik larutan gula diberikan pada Gambar 8.
C12H22O11
Proses pelarutan gula dalam air ditunjukkan dengan persamaan reaksi berikut.
C12H22O11(s) C12H22O11(aq)
Elektrolit dapat berasal dari senyawa ion dan senyawa kovalen polar. Senyawa ion
merupakan senyawa yang tersusun atas ion-ion akibat adanya transfer elektron diikuti
dengan terjadinya gaya tarik antara ion positif dan ion negatif. Contoh senyawa ion antara
lain NaCl, KCl, Mg(NO3)2 dan CuSO4. Pada pembahasan sebelumnya diketahui bahwa
larutan garam dapur (NaCl) dapat menghantarkan listrik. Namun, apakah padatan garam
dapur dan lelehannya juga dapat menghantarkan arus listrik seperti keadaan larutan?
Dapatkan anda membedakannya? Coba perhatikan uraian berikut.
Senyawa ion dalam keadaan padatan (kristal) sudah sebagai ion-ion, tetapi ion-ion
tersebut terikat satu sama lain dengan rapat dan kuat, sehingga tidak bebas bergerak
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Oleh karena itu, dalam keadaan kristal (padatan)
senyawa ion tidak dapat menghantarkan listrik. Namun, ketika padatan garam dapur
dipanaskan maka kisi kristal akan lepas dan ion-ion dapat bergerak bebas, sehingga dapat
menghantarkan listrik. Pada saat senyawa NaCl dilarutkan dalam air, ion-ion yang tersusun
rapat dan terikat akan tertarik oleh molekul-molekul air dan air akan menyusup di sela-sela
butir-butir ion tersebut (proses hidrasi) yang akhirnya akan terlepas satu sama lain dan
bergerak bebas dalam larutan seperti diperlihatkan pada Gambar 2. Proses peruraian
senyawa ion-ion dari kisi kristal atau padatan ion disebut dissosiasi.
Beberapa larutan yang bukan berasal dari senyawa ion seperti HCl dan HNO3 juga
dapat menghantarkan arus listrik. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat ion-ion dalam
dalam larutan tersebut. HCl, HNO3, H2SO4 dan CH3COOH merupakan senyawa kovalen
polar. Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa senyawa yang berikatan kovalen polar
juga dapat menghantarkan arus listrik. Bagaimanakah hal ini dapat dijelaskan? Jika kita
perhatikan, bahwa HCl merupakan senyawa kovalen diatomik yang bersifat polar,
pasangan elektron ikatan tertarik ke atom Cl yang lebih elektronegatif dibanding dengan
atom H. Akibatnya pada HCl, atom H lebih positif dan atom Cl lebih negatif. Proses
pembentukan ion-ion dari gas HCl dalam air direpresentasikan menggunakan persamaan
berikut.
HCl(g) H+(aq) + Cl-aq)
Proses peruraian ion-ion dari senywa kovalen seperti molekul HCl disebut ionisasi.
Antar molekul HCl dengan molekul air terdapat gaya tarik-menarik yang cukup kuat
sehingga dapat memutuskan ikatan dalam HCl dan membetuk ion-ion yang dapat bergerak
bebas dalam air. Ketika dialiri arus listrik, maka ion-ion dalam larutan dapat
menghantarkan arus listrik. Baik ionisasi maupun dissosiasi dapat menghasilkan ion di
dalam larutan. Perbedaan dasar yaitu bahwa pada dissosiasi ion-ion yang terjadi pada
padatan senyawa ion adalah terpisah dan bergerak di dalam larutan, sedangkan pada
ionisasi senyawa kovalen polar bereaksi untuk membentuk ion-ion yang terpisah dalam
larutan. Permasalahannya sekarang adalah dapatkah senyawa kovalen polar dalam keadaan
padatan dan lelehan menghantarkan arus listrik? Perhatikan Gambar 9.
Gambar 9. Perbandingan Daya Hantar Listrik Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen Polar
Gambar 9 menunjukkan bahwa hanya larutan senyawa kovalen polar yang dapat
menghantarkan arus listrik, sedangkan dalam keadaan lelehan dan padatan tidak bisa.
Dalam keadaan lelehan, senyawa kovalen polar terdiri dari molekul-molekul netral
sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik. Sementara itu, larutan NaCl dan lelehan
NaCl dapat menghantarkan arus listrik. karena dalam keadaan larutan dan lelehan, NaCl
berada sebagai ion-ion Na+ dan ion-ion Cl- yang dapat bergerak bebas. Gerakan ion-ion
dalam lelehan NaCl lebih lambat dibandingkan dalam larutan NaCl.
D. Kekuatan Elektrolit
Cl- K+
Cl-
K+
K+ Cl- K +
Tanda panah bolak balik menunjukkan bahwa reaksi tidak berlangsung sempurna. Tanda
panah ke kiri lebih panjang dari tanda panah yang kekanan. Hal tersebut menunjukkan
bahwa hanya sebagian kecil asam asetat yang terionisasi dan pelarutan asam asetat
sebagain besar berada dalam bentuk molekul. Karena hanya sebagian kecil molekul asam
asetat yang terurai, maka spesi-spesi yang terbentuk didalam larutan terdiri dari molekul-
molekul air (molekul pelarut), ion-ion H+, ion-ion CH3COO-, dan molekul-molekul
CH3COOH. Larutan asam asetat tidak dapat digambarkan secara mikroskopik karena
derajat ionisasinya (α) sangat kecil, artinya molekul CH3COOH yang terurai sangat sedikit.
HX
Gambaran mikroskopik untuk elektrolit lemah diwakili oleh senyawa asam lemah, misal
HX seperti yang diberikan pada Gambar 11. Gambar 11 menunjukkan bahwa asam lemah
HX hanya terurai sebagian dalam larutan dengan pelarut air.
Pada uji daya hantar listrik larutan, larutan elektrolit lemah menyebabkan bola
lampu menyala redup karena hanya sedikit ion-ion yang ada dalam larutan. Pengamatan
hasil uji daya hantar listrik larutan elektrolit lemah diberikan pada Gambar 12.
CH3COOH(aq)
Elektrolit kuat memiliki harga α = 1, karena semua zat yang dilarutkan terurai menjadi ion-
ion. Elektrolit lemah memiliki harga α<1, karena hanya sebagian zat yang terurai menjadi
ion-ion ketika dilarutkan dalam air. Adapun nonelektrolit memiliki harga α = 0, karena
tidak ada zat yang terurai menjadi ion-ion, semua spesi dalam larutan berada sebagai
molekul-molekul.
Bagaimana cara menentukan kekuatan larutan elektrolit? Kekuatan larutan
elektrolit ditentukan oleh beberapa faktor:
a. Jenis larutan elektrolit, elektrolit kuat dalam konsentrasi yang sama atau hampir sama
mempunyai kekuatan lebih besar jika dibanding dengan larutan elektrolit lemah. Sebab
dalam larutan elektrolit lemah hanya sebagian kecil larutan yang terirai menjadi ion-
ionya (misalkan derajat ionisasi = 0,00001) berarti yang terurai haya 0,001% dari total
konsentrasinya) sedangkan larutan elektrolit kuat hampir terurai semuanya (100%
terurai)
b. Kadar/konsentrasinya, bila sama jenisnya (sama-sama elektrolit lemah atau sama-sama
elektrolit kuat) kekuatan larutan elektrolit ditentukan oleh konsentrasinya. Semakin
besar konsentrasinya maka semakin besar kekuatannya, karena semakin besar
konsentrasinya maka semakin banyak jumlah molekul sehingga semakin banyak pula
yang terioniasi/terdissosiasi.
c. Jumlah ion yang terbentuk per molekul, konsentrasi larutan bukan satu-satunya faktor
yang mempengaruhi kekuatan larutan elektrolit. Jumlah ion yang terbentuk per
molekul juga berpengaruh. Contoh, reaksi penguraian HCl dan H2SO4. Dalam reaksi
tersebut tiap satu molekul HCl menghasilkan dua ion yaitu satu ion H+ dan satu ion Cl-
sedangkan dalam reaksi penguraian H2SO4 menghasilkan tiga ion yaitu dua ion H+ dan
satu ion SO42-. Jadi pada konsentarsi yang sama, kekuatan H2SO4 lebih besar daripada
HCl
Beberapa contoh elektrolit kuat, elektrolit lemah dan nonelektrolit diberikan pada Tabel 2.
Latihan Soal
A+ X- AX AY A+ Z-
A2 X A2 Y A2 Z
DAFTAR PUSTAKA
Keselamatan kerja
1. Hati-hati menggunakan bahan kimia (terutama larutan asam), jika terkena
bahan kimia segera cuci dengan air
2. Gunakan kaca mata dan baju laboratorium
3. Gunakan sepatu dan sarung tangan
4. Hati-hati dalam menggunakan rangkaian alat dengan sumber arus AC
A. Tujuan Percobaan
Melalui percobaan ini, diharapkan siswa mampu menentukan jenis larutan
berdasarkan daya hantar listrik larutan dengan benar dan teliti.
Bola lampu
Sumber
arus AC
Elektrode
C. Prosedur Percobaan
1. Rangkai alat uji daya hantar listrik dengan benar.
2. Ambil ± 20 mL aquades, kemudian masukkan ke dalam gelas kimia
3. Masukkan elektrode karbon ke dalam aquades
4. Hubungkan elektrode dengan sumber arus AC pada alat uji daya hantar listrik.
Amati bola lampu, kemudian catat hasil pengamatan pada tabel data.
5. Bersihkan gelas kimia dan elektrode karbon. Ulangi langkah 1 sampai 4 untuk
larutan sampel 1 sampai 5.
6. Buatlah kesimpulan dengan menentukan jenis elektrolit dan derajat ionisasi larutan
kemudian catat hasilnya pada tabel data.
D. Data Pengamatan
Pengamatan bola lampu pada uji aquades sebagai pelarut murni:...............................
No Larutan sampel Pengamatan terhadap Kesimpulan Jenis α
bola lampu Elektrolit
1 Larutan CaCl2 0,5 M
2 Latutan HCOOH 0,5 M
3 Larutan C2H5OH 30%
4 Larutan H3PO4 0,5 M
5 Larutan KOH 0,5 M
E. Pertanyaan
Berdasarkan data di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
1. Larutan CaCl2 0,5 M
a. Tuliskan persamaan reaksi yang menunjukkan proses pelarutan CaCl2 dalam air!
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________
b. Identifikasi spesi-spesi yang terdapat di dalam larutan CaCl2 0,5 M!
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_______________________________________________________________
c. Jika Molekul-molekul pelarut tidak digambarkan, berikan gambaran mikroskopik
larutan CaCl2 0,5 M!
d. Berikan gambaran mikroskopik proses hantaran listrik yang terjadi dalam rangkaian
larutan CaCl2 0,5 M!
d. Berikan gambaran mikroskopik proses hantaran listrik yang terjadi dalam rangkaian
larutan HCOOH!
d. Berikan gambaran mikroskopik proses hantaran listrik yang terjadi dalam rangkaian
larutan C2H5OH 30%!
d. Berikan gambaran mikroskopik proses hantaran listrik yang terjadi dalam rangkaian
larutan H3PO4 0,5 M!
d. Berikan gambaran mikroskopik proses hantaran listrik yang terjadi dalam rangkaian
larutan KOH 0,5 M!