Bangsa Barat menjelajah ke belahan bumi lain sejak abad ke-15 Masehi, termasuk sampai ke
Nusantara atau Indonesia. Penjelajahan samudera oleh orang-orang Eropa ini kemudian menjadi
penaklukan dan penjajahan atau kolonialisme bahkan imperialisme. Apa latar belakangnya?
Portugis menjadi bangsa Eropa pertama yang berlayar hingga ke Kepulauan Nusantara. Alfonso de
Albuqueque memimpin sekitar 18 kapal yang mengangkut 1.200 orang. Rombongan Portugis ini
menaklukkan Malaka pada 1511, lalu menyasar Maluku pada 1512. Dari sini, sejarah kolonialisasi di
Indonesia dimulai. Rempah-rempah menjadi alasan utama Portugis menyambangi Nusantara. Capaian
Portugis ini kemudian diikuti oleh kerajaan tetangga, Spanyol.
Di Maluku, Portugis dan Spanyol terlibat konflik. Portugis bersekutu dengan Kerajaan Ternate
melawan Spanyol yang merangkul Kerajaan Tidore.
Tak hanya Spanyol dan Portugis, penjelajahan samudera yang menjelma menjadi kolonialisme dan
imperalisme itu nantinya juga diikuti oleh bangsa-bangsa Eropa lainnya, termasuk Belanda, Perancis,
Inggris, Italia, Belgia, hingga Jerman.
Apa latar belakang bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudera? Salah satu penyebab
utamanya adalah jatuhnya Konstatinopel pada 1453, dari Kekaisaran Bizantium atau Romawi Timur
ke Kesultanan Turki Usmani di bawah pimpinan Sultan Mehmed II. Penaklukan Konstantinopel
(sekarang Istanbul) menjadi salah satu tonggak peristiwa penting yang mengubah sejarah peradaban
manusia: penjelajahan bangsa-bangsa Eropa.
. Asia Timur
Negara Jepang, beribu kota: Tokyo
Negara Korea Selatan, beribu kota: Seoul
Negara Korea Utara, beribu kota: Pyongyang
Republik Rakyat Tiongkok, beribu kota: Beijing
Negara Hong Kong, beribu kota: Hong Kong
Negara Taiwan, beribu kota: Taipei
Negara Makau, beribu kota: Macau
Negara Mongolia, beribu kota: Ulanbator
2. Asia Tenggara
Negara Indonesia, beribu kota: Jakarta
Negara Malaysia, beribu kota: Kuala Lumpur
Negara Singapura, beribu kota: Singapura
Negara Brunei Darussalam, beribu kota: Bandar Sri Begawan
Negara Thailand, beribu kota: Bangkok
Negara Vietnam, beribu kota: Hanoi
Negara Myanmar, beribu kota: Naypyidaw
Negara Filipina, beribu kota: Manila
Negara Timor Leste, beribu kota: Dili
Negara Laos, beribu kota: Vientiane
Negara Kamboja, beribu kota: Phnompenh
3. Asia Selatan
Negara India, beribu kota: Ner Delhi
Negara Bangladesh, beribu kota: Dakka
Negara Sri Lanka, beribu kota: Sri Jayawerdanepura Kotte
Negara Afganistan, beribu kota: Kabul
Negara Pakistan, beribu kota: Islamabad
Negara Bhutan, beribu kota: Thipmphu
Negara Nepal, beribu kota: Katmandu
Kepulauan Maladewa, beribu kota: Male
4. Asia Barat
Negara Irak, beribu kota: Baghdad
Negara Iran, beribu kota: Teheran
Negara Kuwait, beribu kota: Al Kuwait
Negara Arab Saudi: beribu kota: Riyadh
Republik Yaman, beribu kota: San’a
Negera Libanon, beribu kota: Beirut
Negara Yordania, beribu kota: Amman
Negara Oman, beribu kota: Muskat
Uni Emirat Arab, beribu kota: Abu Dhabi
Negara Qatar, beribu kota: Doha
Negara Bahrain, beribu kota: Al Manama
Negara Palestina, beribu kota: Yarussalem
Negara Israel, beribu kota: Tel Aviv
Negara Turki, beribu kota: Ankara
Negara Suriah, beribu kota: Damaskus
Negara Siprus, beribu kota: Nikosia
5. Asia Tengah
Negara Kazakhstan, beribu kota: Astana
Negara Kirgizstan, beribu kota: Bishkek
Negara Tajikistan, beribu kota: Dushanbe
Negara Turkmenistan, beribu kota: Ashgabat
Negara Uzbekistan, beribu kota: Taskent
Pada 1511, bangsa Portugis lewat ekspedisi yang dipimpin Afonso de Albuquerque berhasil merebut dan
menduduki Malaka. Kemudian datang ke Maluku pada 1512. Tanpa diduga, Spanyol muncul dari arah
Filipina yang dipimpin oleh Kapten Sebastian del Cano pada 1521. Persaingan antara Portugis dan Spanyol
pun kembali terjadi, namun berhasil diselesaikan melalui Perjanjian Saragosa pada 1529. Perjanjian
tersebut mengharuskan Spanyol kembali ke Filipina, sementara Portugis tetap di Maluku. Saat Portugis
bersitegang dengan Spanyol, hubungan Ternate dan Tidore juga memanas. Ternate kemudian meminta
jaminan dukungan terhadap Portugis untuk menghadapi Tidore. Portugis pun menyanggupi, dengan syarat
mendapatkan hak monopoli perdagangan rempah-rempah di Ternate. Akibatnya, rakyat Ternate sangat
dirugikan karena monopoli yang dilakukan Portugis. Kekuasaan Portugis di Maluku berlangsung cukup
lama, sekitar tahun 1512 sampai 1641.