Anda di halaman 1dari 28

TUGAS AKHIR MODUL PROFESIONAL 4 IPA

PERCOBAAN BALON UDARA SEDERHANA

Oleh :

WULANDARI

NIM 20323299242

UNIVERSITAS NEGERI YOYAKARTA

PENDIDIKAN PROFESI GURU

PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN ALAM

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Berkat limpahan karunia-Nya, penulis
dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ini tepat waktu. Penulis tetap menyadari bahwa
penulisan karya tulis ini masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh pengetahuan
dan pengalaman penulis yang cukup dangkal dan terbatas. Kendala ini dapat diatasi karena tidak
sedikit perhatian dan bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak yang telah membantu
penyelesaiannya. Untuk itu penulis merasa mempunyai hutang budi yang tidak terhingga, dan
dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya dan dari lubuk
hati yang paling dalam kepada :

1. Bapak Widodo, selaku Dosen pembiimbing yang telah membimbing penulis dalam penulisan
karya tulis ;

2. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam menemukan buku referensi untuk penulisan
karya tulis ;

3. Orangtua, yang telah memberikan dukungan dan perhatian kepada penulis ;

4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, telah banyak membantu
penulis dalam penulisan karya tulis.

Penulis berharap karya tulis ini dapat menambah wawasan masyarakat, khususnya para pelajar,
tentang pentingnya pelajaran mengarang. Terakhir, penulis tetap terbuka untuk menerima segala
bentuk kritikan dan perbaikan. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan ridho, taufiq, dan
karuniaNya kepada kita semua.

Bandar Lampung, 20 September 2020

Wulandari,S.Pd
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

A. Zat

B. Fluida

C. Tekanan

D. Hukum Archimedes

E. Prinsip Kerja Balon Udara

BAB III DATA DAN ANALISIS

A. Alat dan Bahan

B. Langkah Kerja

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Percobaan

B. Pembahasan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua benda di alam terdiri atas zat atau materi. Manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan terdiri
atas zat atau materi. Setiap zat tersusun atas berjuta-juta partikel. Berdasarkan partikel-partikel
penyusunnya, ahli fisika dapat membedakan antara zat padat, zat cair, dan gas. Zat gas dan zat
cair merupakan zat yang dapat mengalir atau dapat juga disebut dengan fluida.

Istilah fluida mencakup zat cair dan gas karena zat cair seperti air dan zat gas seperti udara dapat
mengalir. Menurut Giles (1984:1) “Fluida adalah zat-zat yang mampu mengalir dan yang
menyesuaikan diri dengan bentuk wadah dan tempatnya”.Fluida dapat dibagi menjadi dua, yaitu
fluida statis dan dinamis. Fenomena fluida statis (fluida tak bergerak) berkaitan erat dengan
tekanan hidraustatis. Dalam fluida statis dipelajari hukum-hukum dasar yang berkaitan dengan
konsep tekanan hidraustatis, salah satunya adalah hukum Pascal dan hukum Archimedes. amun,
belum banyak masyarakat yang mengetahui hal tersebut. Oleh karena itu, diperlukan studi yang
lebih mendalam mengenai hukum Pascal dan hukum Archimedes serta penerapannya dalam
kehidupan.

Balon udara adalah salah teknologi penerbangan pertama yang memanfaatkan Hukum
Archimedes. Menurut Hukum Archimedes, gaya apung yang bekerja pada suatu benda yang
dicelupkan sebagian atau seluruhnya kedalam suatu fluida sama dengan berat fluida yang
dipndahkan oleh benda tersebut. Prinsip inilah yang menjadi dasar cara kerja balon udara.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam laporan ini yaitu “bagaimanakah prinsip kerja balon udara
panas?”
C. Tujuan Percobaan

Dari permasalahan tersebut, maka tujuan percobaan yaitu mengetahui prinsip kerja balon udara.
BAB II TEORI DASAR

A. Zat

Zat merupakan materi. Zat adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Zat
menunjukkan sifat inersia dan kekenyalan. Dua zat tidak dapat menempai ruang yang sama pada
saat yang bersamaan.
Kita mengenal 3 macam zat, yaitu zat ga, zat cair, dan zat padat. Keadaan molekul dan wujud zat-
zat itu dibedakan menjadi sebagai berikut :

1. Zat gas

a. Letak molekulnya sangat berjauhan

b. Jarak antar molekul sangat jauh bila dibandingkan dengan molekul itu sendiri

c. Bergerak sangat bebas

d. Gaya tarik menarik-menarik antar molekul hamper tidak ada

e. Baik volum maupun bentuknya mudah berubah

f. Zat gas dapat mengisi seluruh ruang yang ada.

2. Zat cair

a. Letak molekulnya relative berdekatan dibanding gas, tetap lebih jauh dari pada zat padat.

b. Gerakan molekul cukup bebas

c. Molekul zat cair berpindah tempat, tetapi tidak mudah meninggalkan kelompoknya karena
masih terdapat gaya tarik menarik

d. Bentuknya mudah berubah, tetapi volumnya tetap.


3. Zat padat

a. Letak molekulnya sangat berdekatan dan teratur

b. Gaya tarik menarik antarmolekul sangat kuat sehingga gerakan molekul tidak bebas

c. Gerakan molekul zat padat hanya terbatas, bergetar dan berputar di tempat saja

d. Molekul-molekulnya tidak mudah dipisahkan sehingga bentuknya selalu tetap, tidak berubah

B. Fluida

Fluuida adalah zat-zat yang mampu mengalir dan mennyesuaiakan bentuk dengan bentuk
wadahnya. Selain itu fluida, fluida memperlihatkan fenomena sebagai zat yang terus-menerus
berubah bentuk apabila mengalami perubahan gaya geser (shearing force) (Iwan,2008), atau
dengan kata lainnya dikategorikan sebagai fluida adalah suatu zat yang tidak mampu menahan
gaya geser tanpa berubah bentuk. Yang dimaksdu dengan gaya geser adalah suatu gaya yang
dapat merubah arah momennya. Dari definisi fluida tersebut yang termasuk kedalam fluida
adalah zat cair dan zat gas. Berdasarkan sifatnya fluida, fluida dapat digolongkan menjadi dua
macam yakni fluida sttis dan fluida dinamis.

C. Tekanan

Untuk suatu fluida diam gaya yang bekerja padanya harus selalu tegak lurus dengan permukaan
fluida. Fluida diam tidak mampu menahan gaya tangensial yang menyebabkan fluida tersebut.
mengalir. Jadi gaya yeng bekerja pada fluida diam adalah gaya normal. Gaya yang bekerja per
satuan luas permukaan fluida disebut tekanan (p).

p = F/A

satuan dari tekanan adalah Pascal (N/m2), satuan lain :


1 bar = 105 Pa

1 atm = 101.325 Pa = 14,7 lb/in2 = 760 mm Hg

VARIASI TEKANAN PADA FLUIDA YANG DIAM

Perhatikan suatu fluida yang diam, dalam keadaan keseimbang- an.

(p+dp).A

dy

Elemen fluida setebal dy dengan bentuk cakram mempunyai luas A. Berat elemen tersebut :

dW =  g A dy

Gaya gaya yang dikerahkan pada elemen tersebut selalu tegak lurus permukaan elemen fluida
tersebut.

gaya horizontal resultannya adalah nol. Fluida tidak mempunyai percepatan dalam arah
horizontal.

gaya vertikal resultannya juga nol, elemen fluida tersebut tidak mempunyai percepatan dalam
arah vertikal.

pA = (p + dp).A + dW
pA = pA + A dp +  g A dy

dp = -  g dy

dp/dy = -  g

Tanda negatip menyatakan kalau elevasi bertambah maka tekanannya akan turun. Kuantitas  g
disebut berat jenis fluida tsb.

Jika p1 adalah tekanan di y1 dan p2 adalah tekanan di y2 , maka

p2 y2

 dp = -   g dy

p2 - p1 = -  g (y2 - y1 )

Bila fluida mempunyai permukaan bebas, dari permukaan bebas inilah nanti jarak akan diukur.
Maka y2 dipilih untuk elevasi di permukaan. Tekanan di permukaan merupakan tekanan yang
diberikan oleh atmosfir bumi po.

po - p = -  g (y2 - y1 )

karena y2 - y1 = h, yaitu kedalam fluida dari permukaan bebas.

po - p = -  g h

p = po +  g h
PRINSIP PASCAL

Tekanan p di suatu titik di kedalaman h adalah

F p = po +  g h

Bila tekana di permukaan diubah sebesar  po

dengan cara memberikan gaya F, maka tekanan di titik A


berubah sebesar p, apabila massa

jenis fluida kostan.

p = po

dari sini tampak bahwa perubahan tekanan pada permukaan akan diteruskan ke setiap titik pada
fluida. Hal ini dinyatakan oleh Blaise Pascal (1623 - 1662) dan disebut hukum Pascal :

Perubahan tekanan yang diberikan pada fluida akan diteruskan ke setiap titik pada fluida dan
dinding tempat fluida berada.

F1

A1

F2
D. Hukum Archimedes

Suatu benda berada dalam ruangan terisi oleh zat cair (diam) maka gaya-gaya dengan
arah horizontal saling menghapuskan (tidak dibicarakan) karena resultan gaya = 0

Sedangkan gaya-gaya dengan arah vertikal antara lain gaya berat benda, gaya berat zat cair, gaya
tekan ke atas ( gaya Archimedes), gaya Stokes.

Hukum Archimedes berbunyi sebagai berikut, semua benda yang dimasukkan dalam zat cair akan
mendapat gaya ke atas dari zat cair itu seberat zat cair yang dipindahkan yaitu sebesar c g Vc .

Gambar:Archimedes

Ada tiga keadaan benda berada dalam zat cair antara lain sebagai berikut.:

1) Benda tenggelam di dalam zat cair.

Berat zat cair yang dipindahkan = mc . g

= c . Vc . g

Karena Volume zat cair yang dipindahkan = Volume benda, maka :

= c . Vb . g

Gaya keatas yang dialami benda tersebut besarnya :

FA = c . Vb . g

FA
Dimana,

b = Rapat massa benda FA = Gaya ke atas

c = Rapat massa zat cair Vb = Volume benda

W = Berat benda di udara Vc = Volume zat cair yang

wc = Berat semu dipindahkan

(berat benda di dalam zat cair).

Benda tenggelam maka : FA  W

c . V b . g   b . V b . g

c  b

Selisih antara w dan FA disebut Berat Semu (wc)

wc = w - F A

2) Benda melayang di dalam zat cair.

Benda melayang di dalam zat cair berarti benda tersebut dalam keadaan setimbang.

FA = w

c . Vb . g = b . V b . g F A

c = b

Pada 2 benda atau lebih yang melayang dalam zat cair akan berlaku :

(FA)tot = wtot

c g (V1+V2+V3+V4+…..) = w1 + w2 + w3 + w4 +…..
3) Benda terapung di dalam zat cair.

Misalkan sepotong gabus ditahan pada dasar bejana berisi zat cair, setelah dilepas, gabus tersebut
akan naik ke permukaan zat cair (terapung) karena :

FA > w

c . V b . g > b . V b . g

c b

Selisih antara w dan FA disebut gaya naik (Fn).

Fn = FA - w

Benda terapung tentunya dalam keadaan setimbang, sehingga berlaku :

FA = W

c . Vc . g =  b . Vb . g

FA = Gaya ke atas yang dialami oleh bagian benda yang Vu


tercelup di dalam zat cair.

Vu FA = c . Vc . g yang berada dipermukaan zat cair.

Vc = Volume benda yang tercelup di dalam zat cair.

Vb = Vu + Vc

Benda terapung yang tepat diam diberlakukan keseimbangan benda yang mana resultan gaya
pada benda sama dengan nol. Maka berlaku FA = w

c.Vc.g. = b.Vb.g.
b
Vc = Vb
c

Karena

Vb = Vu + Vc

Vu = Vb - Vc

ρb
Vu = (1 - )Vb c
ρ

Usaha yang dilakukan pada sistem adalah :

W = p1 A1 l1 – p2 A2 l2 – mg (y2 – y1)

= (p1 – p2 ) m/ - mg (y2 – y1)

Perubahan tenaga kinetiknya :

 K = ½ mv22 – ½ mv12

Dari teorema usaha – tenaga :

(p1 – p2 ) m/ - mg (y2 – y1) = ½ mv22 – ½ mv12

p1 + ½  v12 +  g y1 = p2 + ½  v22 +  gy2


atau

p + ½  v2 +  g y = konstan

Persamaan ini dikenal sebagai persamaan Bernoulli.


E. Balon Udara.

Balon udara adalah balon yang dapat bergerak naik. Balon udara ada dua jenis yaitu
balon latex bisa juga menggunakan plastic dan menggunakan kertas minyak. Pada dasarnya
prinsip kedua balon sama saja yaitu memiliki massa jenis yang ringan dalam balon udara
sehingga memperoleh gaya ke atas dari udara yang ada di sekitarnya sesuai dengan Hukum
Archimedes “gaya apung benda di dalam fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan.”
Dalam hal ini balon sebagai benda dan fluida yaitu udara yang ada di sekitar balon.
Ada lebih sedikit partikel udara per satuan volume di dalam balon, tetapi karena partikel-
partikel tersebut bergerak lebih cepat, dalam dan luar tekanan udara yang sama. Dengan
asumsi bahwa udara di balon dan udara di luar balon ada di bawah kondisi yang persis sama.
Maka, jika kita mengubah kondisi udara di dalam balon, kita dapat mengurangi kepadatan,
sekaligus menjaga tekanan udara yang sama. Kekuatan tekanan udara pada objek tergantung
pada seberapa sering berbenturan dengan partikel-partikel udara objek, serta gaya masing-
masing tabrakan. Kita melihat bahwa secara keseluruhan kita dapat meningkatkan tekanan
dalam dua cara:
 Meningkatkan jumlah partikel udara sehingga ada sejumlah besar partikel berdampak atas
luas permukaan tertentu.
 Meningkatkan kecepatan partikel sehingga partikel menghantam daerah lebih sering dan
setiap partikel bertabrakan dengan kekuatan yang lebih besar.
Jadi, untuk menurunkan kerapatan udara dalam balon tanpa kehilangan tekanan udara,
hanya perlu meningkatkan kecepatan partikel udara dengan memanaskan udara. Partikel udara
menyerap energi panas dan menjadi lebih bereaksi. Hal ini membuat partikel-partikel udara
bergerak lebih cepat, sehingga memungkinkan terjadi tabrakan antar partikel menjadi lebih
sering dan dengan kekuatan yang lebih besar. Udara panas memberi tekanan udara yang lebih
besar per partikel daripada udara dingin. Jadi naiknya balon udara ke atas adalah karena balon
tersebut dipenuhi dengan panas, udara menjadi kurang padat dan dikelilingi oleh udara lebih
dingin namun lebih padat.
Gambar 2. Massa jenis udara dalam balon
lebih kecil dari massa jenis udara diluar balon

Sebuah balon udara dapat naik disebabkan adanya gaya ke atas yang dilakukan oleh udara.

Balon akan naik jika gaya ke atas FAwtot (berat total) sehingga :

F = FA - Wtot

Dimana FA = ud . g . Vbalon dan wtot = wbalon + wgas + wbeban

wgas = gas . g . Vbalon

Dengan Keterangan :

FA = Gaya ke atas (N)

F = Gaya naik (N)

gas = Massa jenis gas pengisi balon (kg/m3)

 = Massa jenis udara = 1,3 kg/m3


ud

w = Berat (N)

V = Volume (m3)
BAB III METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan yang digunkan dalam percobaan yaitu :

Alat yang gunakan dalam percobaan :

1. Bambu 150 cm

2. Kawat 60 cm

3. Gunting 1 buah

4. Cuter 1 buah

5. Kaleng 1 buah

6. Benang 1 buah

Bahan yang digunakan :

1. Kertas Minyak 2 buah

2. Lem 1 buah

3. Lilin 2 Buah

4. Kapas Secukupnnya

5. Minyak Makan  1 ons

6. Alkohol

B. Langkah Kerja
Langkah kerja dalam percobaan balon udara sederhana yaitu :

1. Memotong kaleng hingga tersisa bagian bawahnya sebagai penahan minyak kemudian
sisihkan

2. Memotong bambu hingga tipis dan menggabungkan ujung bambu dengan benang hingga
berbentuk lingkaran lalu sisihkan

3. Menggambar pola pada kertas minyak

4. Memotong menjadi kertas menjadi 4 bagian pola sesuai pola


5. Menggabungkan keempat pola dengan merekatkannya dengan lem

6. Merekatkan ujung pola pada lingkaran bambu dan memastikan tidak ada kertas yang
berlubang
7. Mengaikan kawat yang sudah berisi kaleng pada lingkaran bambu

8. Membasahi kapas dengan minyak makan dan memasukkan kedalam kaleng

9. Memastikan tidak ada lubang pada balon udara


10. Menyalakan api di kapas dalam kaleng dan Biarkan uap api mengalir didalam balon udara
11. Mencatat hasil pengamatan
BAB IV DATA HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Percobaan

Dalam percobaan yang saya laukan didapatkan beberapa data sebagai berikut :

No Sumber Panas Bentuk Lama Terbang Keadaan balon Keterangan


Balon

1 Lilin Tebal Tabung 0 detik Balon terbakar Gagal

2 Kapas+minnyak Tabung 0 detik Balon tidak Gagal


terbang dan tidak
terbang

3 Kain + minyak Tabung  5 sekon Balon hanya Gagal


Panjang terbang sekitar 4
cm

4 Lilin terbuat Tabung  5 sekon Balon hanya Gagal


dari kain panjang terangkat sekitar
2 cm

5 Kapas+ alkohol Tabung  5 sekon Balon terangkat berhasil


lebih pendek sekitar 50 cm

B. PEMBAHASAN

Percobaan balon udara sederhana dilakukan sebanyak enam kali dengan keadaan yang tidak
sama.
1. Percobaan yang pertama menggunakan sumber panas dengan lilin yang dilelehkan dan balon
dengan jari-jari 5 cm. Setelah beberapa detik ternyata balon tidak dapat terbang dan terbakar. Ini
disebabkan volume antara balon dan bahan bakar yang tidak seimbang. Bahan bakar yang dipakai
terlalu besar sehingga balon udara terbakar.

2. Percobaan pertama menggunakan pembakar dengan kapas yang diolesi minyak dan keadaan
balon dibuat lebih besar, setelah ditunggu beberapa detik ternnyata balon tidak dapat terbang. Ini
disebabkan volume nyala api terlalu kecil sehingga tidak dapat menerbangkan balon.

3. Percobaan yang ketiga menggunakan pembakar yang sama dengan ukuran balon diperkecil,
namun balon hanya dapat terangkat sekitar 4 cm. Ukuran balon yang terlalu besar dan api yang
kecil ternyata membuat balon tidak dapat terbang.

4. Percobaan yang keempat menggunakan balon yang sama namun sumber panas diganti dengan
kapas yang diberi alkohol ternyata balon udara hanya terangkat sekitar 6 cm, berdasarkan ini saya
beranggapan alon tidak dapat terbang karena bentuk lampion yang tidak cocok

5. Percobaan yang kelima dengan mengubah ukuran dan bentuk lampion dan pembakar yang
digunakan kapas beralkohol, balon udara terangkat sekitar 50 cm

Konsep mengapung dimanfaatkan dalam prinsip kerja balon udara. Pada awalnya, massa
jenis udara di dalam balon udara dan di sekitar balon adalah sama. Ketika parafin dinyalakan,
udara di dalam balon menjadi panas, sehingga udara di dalam balon memiliki massa jenis yang
lebih kecil daripada udara biasa (udara di sekitar balon). Berat menjadi berkurang menjadi lebih
kecil daripada gaya angkat menyebabkan balon udara bergerak naik.
Sesuai dengan prinsip Archimedes “Gaya apung yang bekerja pada benda yang
dimasukkan dalam fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkannya”. Pada percobaan balon
udara, udara sebagai fluida dimana benda dapat terapung pada fluida , jika massa jenisnya lebih
kecil dari massa jenis fluida tersebut.
Pada balon udara yang diisi dengan udara panas, agar balon udara dapat terbang, maka
balon udara bagian bawah .Udara panas ini akan terperangkap di dalam balon udara.. Udara
panas memiliki massa jenis yang lebih kecil daripada udara biasa, maka
membuatnya lebih ringan sehingga balon udara pun akan bergerak naik di dorong oleh udara yang
bertekanan lebih kuat.
1. Balon udara akan melayang diudara apabila besarnya gaya apung sama dengan gaya berat
balon udara tersebut. Secara sistematis dapat ditulis :
Fb= W_gas+ W_beban
Fb=(m_gas+m_beban )g
ρ_udara.V .g=(ρ_gas.V+ m_beban )g
ρ_udara.V =(ρ_gas.V+ m_beban )

2. Jika dalam proses menaikkan balon udara, udara di dalam balon dipanaskan dengan
temperatur sekitar 48-64oC sehingga menyebabkan masa jenis balon udara lebih kecil
daripada massa jenis udara disekitar balon, sehingga menyebabkan balon tersebut
terangkat. Secara sistematis dapat ditulis:
ρ_(uadara ).V> ρ_gas.V+ m_beban

Gambar. Gaya apung lebih besar daripada berat total balon


BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Salah satu benda yang menerapkan prinsip hukum Archimedes adalah balon udara

2. Balon udara akan naik apabila massa jenis balon udara lebih kecil daripada massa jenis
udara di sekitar balon udara. Secara sistematis dapat ditulis ρ_(uadara ).V> ρ_gas.V+ m_beban

3. Penyebab balon udara gagal terbang yaitu keadaan volume dengan bahan bakar tidak
seimbang, bentuk balon yang tidak cocok, berat total dari balon yang tidak seimbang, kertas balon
terdapat lubang, dan bahan bakar yang digunakan tidak cocok untuk balon

B. Saran

Pada percobaan balon udara sederhana perlu mempertimbangkan faktor keselamatan kerja
DAFTAR PUSTAKA

http://staffnew.uny.ac.id/upload/131930141/pendidikan/Fisika+Dasar+Prodi+IPA+(Zat+dan+Wujudnya).
doc

http://staffnew.uny.ac.id/upload/131930141/pendidikan/Fisika+Dasar+Prodi+IPA+(Zat+dan+Wujudnya).
doc

http://repository.unair.ac.id/25585/10/10.%20Bab%201.pdf

Anda mungkin juga menyukai