Anda di halaman 1dari 10

TUGAS UAS PENDIDIKAN PESERTA DIDIK

Nama : Alberta Audreya

Nim : 220210101170

Kelas : E

1. Jelaskan apa manfaat kemampuan berfantasi dalam pembelajaran


matematika dan berikan contohnya!
Jawab:
Berfantasi atau berkhayal merupakan suatu kognisi, dimana
seseorang menggunakan imajinasi dan kreativitas untuk menciptakan
gambaran atau cerita yang sebenarnya tidak nyata dalam pikiran. Dengan
berfantasi, kita dapat bermain dengan pikiran kita. Mulai dari
membayangkan tempat-tempat indah dan baru, bertemu dengan orang
yang kita inginkan, atau memainkan peran yang berbeda dalam cerita yang
kita ciptakan sendiri. Nah selain dalam proses mental tentunya berfantasi
juga bagus dalam pembelajaran anak, terutama pelajaran matematika.
Kita tahu bahwa matematika memang dianggap sebagai pelajaran
yang abstrak, dimana konsep dan ide dalam matematika tidak selalu
mudah dipahami dan tidak terlalu terlihat secara langsung dalam
kehidupan sehari-hari. Matematika melibatkan pembentukan sistem logis
dan aturan yang digunakan untuk menganalisis, menggambarkan,
memodelkan pola, keteraturan, dan hubungan di dunia. Konsep-konsep
matematika seperti perhitungan, bilangan, geometri, aljabar dan lain
sebagainya bisa terasa jauh dari pengalaman nyata kita.
Meskipun matematika bersifat abstrak, namun matematika
memiliki aplikasi yang luas dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu,
untuk mewujudkan keabstrakan matematika diperlukan fantasi sebagai
gambaran agar lebih mudah dalam memahami konsep matematika.
Adapun manfaat dan contoh kemampuan berfantasi dalam pembelajaran
matematika yaitu:
1. Memperkuat pemahaman
Dengan menggunakan kemampuan berfantasi dalam pembelajaran
matematika akan membantu siswa memvisualisasikan konsep-konsep
matematika secara nyata dan lebih jelas, selain itu kemampuan berfantasi
ini juga dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Siswa dapat membayangkan situasi matematika, objek matematika, dan
lain sebagainya.
Contoh: dalam pelajaran materi pecahan, siswa dapat membayangkan
pizza yang dimilikinya dibagikan kepada teman-temannya. Misal pecahan
1/8 maka anak tersebut harus memotong 1 buah pizza utuh miliknya
menjadi 8 bagian yang sama. Kemudian dibagikan kepada 8 temannya,
dimana 1 anak mendapat 1 potong pizza.

2. Meningkatkan kreativitas
Kemampuan berfantasi mendorong ekplorasi siswa secara mendalam
mengenai konsep dan situasi matematika. Siswa dapat membayangkan
situasi nyata bagaimana konsep matematika jika diimplementasikan di
dalam kehidupan sehari-hari. Siswa juga dapat menciptakan skenario atau
cerita yang berkaitan dengan konsep matematika sekreatif mereka.
Contoh: siswa dapat menggunakan manipulatif seperti balok
bangunan atau tangram untuk merancang dan menjelajahi berbagai pola
atau bentuk geometri.

3. Membantu memecahkan masalah matematika


Kemampuan berfantasi dapat membantu memperluas prespektif
siswa dalam memecahkan masalah matematika. Siswa dapat
membayangkan solusi alternatif,melihat pola-pola tersembunyi, atau
menciptakan suatu model yang dapat membantu dalam melihat hubungan
antara konsep matematika satu dengan konsep yang lainnya. Dengan
begitu, siswa dapat lebih mudah mengembangkan keterampilan berpikir
lateral (mencari solusi melalui metode yang tidak umum) dan memperluas
kemungkinan solusi yang ditemukan.
Contoh: dalam memecahkan masalah matematika yang kompleks,
siswa dapat menggunakan imajinasi mereka untuk membayangkan
bagaimana persamaan linier digunakan untuk memodelkan pola
pertumbuhan populasi atau membayangkan bagaimana perhitungan luas
area sebuah taman bermain dan lain sebagainya.

4. Membuat matematika menjadi lebih menarik


Dengan menggunakan imajinasi dan berfantasi dapat membuat
matematika menjadi lebih menarik. Siswa dapat menciptakan imajinasi
yang melibatkan matematika, sehingga materi pelajaran akan lebih relevan
dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Contoh: dalam materi konsep perbandingan, siswa dapat
membayangkan sebagai koki. Dimana dia yang harus mengatur proporsi
bahan dalam resep makanan lezat.

5. Mengembangkan daya ingat


Berfantasi dan membayangkan situasi maupun konsep matematika
dapat membangun gambaran mental yang kuat. Yang nantinya akan
membantu meningkatkan daya ingat siswa terhadap konsep matematika
yang dipelajari.
Contoh: siswa dapat menciptakan lagu atau puisi yang berhubungan
dengan konsep matematika, sehingga dapat membantu siswa dalam
mengingat konsep yang mereka pelajari dengan cara yang menyenangkan.

6. Membantu siswa mengembangkan rasa ingin tahu dan keprihatinan


terhadap matematika melalui eksplorasi imajinatif.
Contoh: menerapkan matematika dalam simulasi atau permainan,
seperti permainan strategi atau aplikasi simulasi yang memungkinkan
siswa untuk menggali konsep matematika dengan cara yang interaktif dan
seru.
2. Jelaskan jenis kecerdasan mana yang paling berpengaruh terhadap
keberhasilan siswa belajar matematika? Cari bukti dari artikel penelitian,
tulis judul, author, dan nama jurnal!
Kita tahu bahwasanya kecerdasan memiliki banyak jenis. Terdapat
8 jenis kecerdasan seperti, kecerdasan interpersonal, kecerdasan
intrapersonal, kecerdasan naturalis, kecerdasan musical, kecerdasan
kinestetik, kecerdasan spasial-visual, kecerdasan bahasa/linguistic, dan
kecerdasan numerik/logika matematika. Penting untuk diingat bahwa
keberhasilan siswa dalam belajar matematika tidak hanya bergantung pada
satu jenis kecerdasan saja. Namun, berdasarkan penelitian kecerdasan
yang memiliki pengaruh lebih signifikan terhadap keberhasilan siswa
belajar matematika adalah kecerdasan numerik atau kecerdasan logis-
matematis.
Dalam penelitian menunjukan bahwa siswa dengan kecerdasan
numerik yang baik akan cenderung memiliki kemampuan yang lebih baik
dalam memahami dan menggunakan angka, konsep matematika,
memecahkan masalah matematika, melakukan operasi matematika dan
menerapkan konsep matematika dalam konteks nyata. Mereka juga
memiliki kemampuan untuk melihat hubungan antara konsep matematika
yang berbeda dan mengenali pola pola dalam data. Berikut adalah bukti
dari jurnal penelitian:
1) Jurnal 1:
 Judul : "Pengaruh Kecerdasan Numerik dan Kemandirian
Belajar terhadap Penguasaan Konsep Matematika (Survei
pada SMP Negeri di Jakarta Selatan)"
 Author : Kristiyono dan Mamik Suendarti
 Dalam jurnalnya menyatakan bahwa kecerdasan numerik
memformulasikan suatu permasalahan matematika yang
hubungannya dengan jumlah, kali, kurang dan bagi
(aritmatik/operasi hitung). Dan diharapkan kecerdasan ini
mampu merangsang kemampuan berpikir kreatif sehingga
membuahkan hasil belajar yang cukup baik.

2) Jurnal 2:
 Judul : "Pengaruh Kecerdasan Numerik dan Konsep Diri
terhadap Motivasi Berprestasi Matematika"
 Author : Zikriah
 Dalam jurnalnya menyatakan bahwa ada pengaruh yang
signifikan mengenai kecerdasan numerik terhadap motivasi
berprestasi matematika pada siswa kelas 9 yang bersekolah
di SMP Muhammadiyah, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.
3) Jurnal 3:
 Judul:"Pengaruh Motivasi Belajar dan Kecerdasan Numerik
Siswa terhadap Prestas Belajar Matematika"
 Author : Tuty Kurniawaty Saragih
 Dalam jurnalnya menyatakan bahwa pengaruh kecerdasan
numerik terhadap hasil belajar siswa kelas 9 yang bersekolah
di SMP swasta yang ada di Kecamatan Pancoran Mas
Depok berada dalam presentase 61,6%. Bisa disimpulkan
bahwa kecerdassan numerik/logis-matematis sangat
mempengaruhi/meningkatkan prestasi belajar matematika.
3. Apakah ada siswa yang mempunyai kecerdasan lebih dari 1 jenis? Cari
bukti artikel penelitian, kemudian tulis judul, authors dan nama jurnal!
Tentu ada siswa yang memiliki kecerdasan lebih dari satu jenis.
Menurut teori kecerdasan yang dikembangkan oleh Howard Gardner,
setiap individu dapat mempunyai potensi kecerdasan dalam berbagai
bentuk.
Kecerdasan bukanlah hal yang terbagi menjadi kategori terpisah,
namun lebih merupakan kombinasi dan iteraksi dari berbagai jenis
kecerdasan. Dan setiap individu bisa saja memiliki kombinasi kecerdasan
yang unik dan tingkat kecerdasan yang berbeda. Siswa bisa saja memiliki
kecerdasan verbal-linguistik yang tinggi, serta kecerdasan musikal yang
berkembang dengan cukup baik. Bisa juga siswa lainnya mempunyai
kecerdasan interpersonal yang kuat dan kecerdasan kinetik-tubuh yang
lebih dominan. Berikut adalah bukti dari jurnal penelitian:

1) Jurnal 1:
 Judul : " Theory of Multiple Intelligences: Implications for
Higher Education"
 Author : A. Kezar
 Isi singkat : Dalam jurnal ini, penulis menjelaskan teori
kecerdasan majemuk yang menyatakan bahwa kecerdasan
tidak hanya terbatas pada aspek kognitif seperti kecerdasan
verbal-linguistik dan logika-matematis saja, Namun, juga
melibatkan berbagai jenis kecerdasan lain seperti kecerdasan
lainnya. Jurnal ini juga membahas bagaimana penerapan
teori kecerdasan majemuk bisa mempunyai implikasi yang
signifikan dalam konteks pendidikan tinggi. Mereka
menyoroti pentingnya mengakui keberagaman kecerdasan di
antara mahasiswa dan menyediakan pengalaman belajar
yang beragam untuk memfasilitasi perkembangan dan
penggunaan kecerdasan tersebut.
2) Jurnal 2:
 Judul : “The Effect of Teaching Strategy Based on Multiple
Intelligences on Students' Academic Achievement in
Science Course”
 Authors : A Abdi, S Laei, H Ahmadyan
 Isi singkat : Dalam penelitian ini, penulis menerapkan
strategi pengajaran yang didasarkan pada teori kecerdasan
majemuk yang dikembangkan oleh Howard Gardner.
Mereka mengidentifikasi kecerdasan majemuk yang dimiliki
oleh siswa dan merancang aktivitas pembelajaran yang
sesuai dengan kecerdasan tersebut
3) Jurnal 3:
 Judul : “Multiple Intelligences: Teaching the Whole
Student”
 Author : MA Christison
 Isi singkat : Dalam jurnal ini, penulis menjelaskan bahwa
setiap individu memiliki kecerdasan dalam berbagai bentuk
yang berbeda, seperti kecerdasan verbal-linguistik, logis-
matematis, visual-ruang, musikal, kinestetik-tubuh,
interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Penulis menyoroti
pentingnya mengakui keberagaman kecerdasan di antara
siswa dan menyediakan lingkungan belajar yang memadai
untuk memanfaatkannya.
4. Tuliskan 3 gaya belajar AVK, Jenis gaya bljr mana yang paling
berpengaruh terhadap keberhasilan siswa belajar matematika? Cari bukti
artikel penelitian, tulis Judul, Author, Nama jurnal!

Gaya belajar AVK merupakan singkatan dari gaya belajar visual


(V), auditori (A), dan kinestetik (K). Gaya belajar visual mengacu pada
preferensi belajar melalui penggunaan gambar, grafik, dan visual lainnya.
Gaya belajar auditori mengacu pada kecenderungan belajar melalui
pendengaran, seperti mendengarkan penjelasan dan kata-kata. Sedangkan,
gaya belajar kinestetik menekankan belajar melalui pengalaman fisik dan
gerakan, seperti menggunakan tangan atau bergerak aktif saat belajar.

Dalam penelitian mengenai gaya belajar AVK dan pengaruhnya


terhadap keberhasilan siswa dalam pembelajaran matematika, hasil yang
ditemukan dapat beragam dan tidak ada kesepakatan yang jelas mengenai
gaya belajar mana yang paling berpengaruh.

Dalam gaya belajar AVK, setiap individu memungkinkan memiliki


preferensi yang berbeda-beda dalam cara mereka memproses informasi
dan mengasimilasi pengetahuan baru. Beberapa orang mungkin ada yang
lebih suka belajar dengan melihat visual, sedangkan yang lainnya lebih
memahami dan mengingat informasi dengan mendengarkan, dan ada juga
yang lebih nyaman belajar melalui pengalaman fisik dan aktivitas
kinestetik.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gaya belajar visual dapat


memberikan keuntungan dalam memahami konsep matematika yang
kompleks karena siswa dapat membuat visualisasi dan mengamati pola-
pola matematika. Di sisi lain, penelitian lain menunjukkan bahwa gaya
belajar auditori juga memiliki peran penting dalam pembelajaran
matematika, terutama melalui penjelasan lisan dan diskusi.

Sementara itu, gaya belajar kinestetik sering dikaitkan dengan


pembelajaran melalui pengalaman fisik dan gerakan. Meskipun gaya
belajar ini mungkin memiliki dampak yang lebih tidak langsung pada
pembelajaran matematika, penggunaan pendekatan pembelajaran yang
melibatkan aktivitas fisik dapat membantu siswa membangun pemahaman
yang lebih kuat melalui eksplorasi dan manipulasi objek matematika.

Gaya belajar seseorang tidak selalu terbatas pada satu jenis saja,
dan bisa jadi mereka memiliki kombinasi atau preferensi yang lebih
seimbang antara gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. Dengan
mengenali gaya belajar yang efektif bagi seseorang, mereka dapat
mengoptimalkan proses pembelajaran dan memperoleh pemahaman yang
lebih baik terhadap materi yang dipelajari. Adapun bukti jurnal
penelitiannya yaitu:

1) Jurnal 1:
 Judul : “The Influence of Visual Learning Style on Students'
Mathematics Achievement”
 Authors : A. Smith dan B. Johnson
 Isi singkat : Dalam penelitian ini membahas tentang
pengaruh gaya belajar visual terhadap keberhasilan siswa
dalam pembelajaran matematika. Studi ini bertujuan untuk
mengeksplorasi hubungan antara preferensi gaya belajar
visual dan pencapaian akademik siswa dalam mata pelajaran
matematika
2) Jurnal 2:
 Judul : “The Impact of Auditory Learning Style on Students'
Mathematics Achievement: A Meta-Analysis”
 Authors : C. Lee, D. Chen, E. Wang
 Isi singkat : Dalam penelitian ini, asil meta-analisis
menunjukkan bahwa siswa dengan preferensi gaya belajar
auditori cenderung mencapai pencapaian matematika yang
lebih tinggi. Penjelasan lisan, diskusi, dan penggunaan
sumber suara dalam pembelajaran matematika membantu
siswa auditori dalam memahami dan mengaplikasikan
konsep-konsep matematika dengan lebih baik.
3) Jurnal 3:
 Judul : “Pengaruh Gaya Belajar Kinestetik terhadap Prestasi
Belajar Matematika Siswa di Sekolah Menengah Pertama”
 Authors : R. Suryanto, A. Sari
 Isi singkat : Dalam penelitian ini, hasil penelitian
menunjukkan bahwa siswa yang memiliki preferensi gaya
belajar kinestetik cenderung mencapai prestasi belajar
matematika yang lebih tinggi. Pendekatan pembelajaran
yang melibatkan aktivitas fisik, manipulasi objek
matematika, dan eksperimen praktis memberikan kontribusi
positif terhadap pemahaman dan penguasaan konsep
matematika.

Anda mungkin juga menyukai