Juli 2022 Kelompok 1 - Fisika A

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN ANALISIS

PERBANDINGAN PENGUAPAN DATA HASIL PEMBACAAN PICHE
EVAPORIMETER DI SLEMAN YOGYAKARTA

Alda Aisya Wicaksari

Program Studi Fisika, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
email: alda.wicaksari@mhs.unsoed.ac.id

Abstract. Evaporation is the process of changing a liquid into vapor at certain temperatures
below its boiling point which occurs because between molecules close to the surface of the
liquid, there is a cohesion force which is then released. The purpose of this study case was to
determine the evaporation error value of the Piche Evaporimeter tool and analyze the
comparison using IBM SPSS 25 software. The evaporations error value of the Piche
Evaporimeter tool through calculations in Microsoft Excel obtained a value of 51.98% with a
difference value obtained of 47.43%. Comparative analysis using IBM SPSS 25 software
obtained the lowest value in Piche Evaporimeter readings and a difference value of 0. The
error can occur due to lack of water in the Piche Evaporimeter tool. The highest value in the
Piche Evaporimeter reading was found to be 32.0 with a difference value of 6.0. Based on the
calculation results, the average value for 5 years of Piche Evaporimeter readings is 15.343 and
the average value of the difference is 2.432. The mean value of the Piche Evaporimeter
reading is 15.450 and the mean value of the difference is 2.4. The average value of the
standard error on the Piche Evaporimeter reading is 0.1739 and the average value of the
standard error difference is 0.0198.

Keywords: Evaporation, Temperature, The Piche Evaporimeter Tool.

I. PENDAHULUAN metode tersebut harus diuji dan disesuaikan

Penguapan atau evaporasi adalah
perubahan suatu zat cair menjadi uap pada
beberapa suhu dibawah titik didihnya.
Penguapan terjadi dikarenakan antara
molekul-molekul yang dekat dengan
permukaan zat cair tersebut terdapat cukup
gaya kohesi sesama molekul dan kemudian
terlepas. kecepatan penguapan bergantung
pada luas permukaan yang terbuka,
kelembaban udara, dan suhu. Metode
pendugaan evaporasi yang menggunakan
data klimatologi tertentu (tekanan udara,
radiasi matahari, kelembaban udara, dan suhu
udara) seperti metode Langbein,
Thornthwaite, Turc, persamaan Rohwer,
persamaan Orstom, dan metode Penman
(Singh,1989).
Berbagai kemudahan dan kepraktisan
dalam menaksir besarnya penguapan
diberikan metode-metode tersebut. Namun,
Jurnal Fisika
dengan lokasi lokal wilayah penelitian karena
persamaan empiris yang terkandung dalam
rumus mengandung besaran yang diperoleh
di setiap Negara dimana metode tersebut
dikembangan (Eka Mey Jesiani, 2019). Salah
satu Parameter untuk melihat adanya
perubahan iklim adalah Suhu Udara
Permukaan (SUP). Peningkatan SUP menjadi
salah satu indikator terhadap pemanasan
global akibat dari ketidakseimbangan energi
yang masuk dan keluar di atmosfer bumi
(Puspitasari, 2016). Oleh karena atmosfer
bersifat dinamis, maka SUP dapat
mempengaruhi parameter cuaca dan iklim
yang lain, seperti curah hujan, kelembaban,
dan penguapan. Evaporimeter adalah alat
yang mengukur laju penguapan air ke
atmosfer, kadang-kadang disebut atmometer.
PIche evaporimeter menggunakan ukur
terbalik air dengan segel filter-kerta di mulut.
1
Juli 2022
Pada karya tulis ini akan dibahas
mengenai analisis perbandingan penguapan
di dalam dan di luar dari digitasi data.
Berdasarkan data pengamatan selama 5 tahun
terakhir, dari Januari 2016 sampai dengan
desember 2021. Pengolahan data
menggunakan software IBM SPSS 25 yang
kemudian menghasilkan statistika deskriptif.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Evaporasi didefinisikan sebagai
penguapan air dari permukaan air, tanah, dan
berbentuk vegetasi lainnya oleh proses fisika
(Aldiran, 2008). Dua unsur utama untuk
berlangsungnya evaporasi adalah energi
(radiasi) matahari dan ketersediaan air
(Asdak, 2007). Penguapan merupakan unsur
hidrologi yang sangat penting dalam
keseluruhan proses hidrologi. Meskipun
dalam beberapa analisis untuk kepentingan
tertentu, seperti analisis banjir, hal ini bukan
merupakan unsur yang dominan, akan tetapi
untuk kepentingan lain, seperti analisis
irigasi dan analisis bendungan, maka
penguapan memegang peranan yang penting.
Evaporasi merupakan unsur hidrologi yang
sangat penting dalam proses pembentukan
cuaca dan iklim (transfer energi dan uap air).
Siklus ini berfungsi menjaga keseimbangan
air atmosfer, daratan, dan lautan (Wilson,
1990).
Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi penguapan, yaitu kelembaban
udara, temperatur, tekanan udara, kecepatan
angin, dan intensitas matahari. Suhu atau
temperatur udara merupakan derajat panas
dari aktivitas molekul dalam atmosfer atau
udara yang timbul karena adanya radiasi
panas matahari yang diterima bumi. Tekanan
udara juga menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi. Tekanan udara adalah suatu
gaya yang timbul akibat adanya berat dari
lapisan udara. Besarnya tekanan udara di
setiap tempat pada suatu saat berubah-ubah.
Semakin tinggi suatu tempat dari permukaan
laut, maka semakin rendah tekanan udaranya.
Hal tersebut disebabkan oleh berkurangnya
udara yang menekan (Kemendikbud, 2022).
Variabel terakhir adalah kelembaban udara
yang merupakan banyaknya uap air yang
terkandung dalam massa udara pada saat dan
Jurnal Fisika
Kelompok 1 - Fisika A
tempat tertentu atau secara singkat dipahami
sebagai konsentrasi uap air. Angka konstrasi
ini dapat diekspresikan dalam kelembaban
absolut, kelembaban spesifik, dan atau
kelembaban relatif. Udara yang mengandung
uap air sebanyak yang dapat dikandungnya
disebut udara jenuh. Alat yang dapat
digunakan untuk mengukur harga
kelembaban udara adalah psychrometer atau
hygrometer (Subarjo, 2013).
Kelembaban udara berkaitan erat
dengan proses evaporasi yang merupakan
suatu proses transformasi air menjadi uap air.
Laju proses penguapan air dapat diukur
dengan Piche Evaporimeter. Piche
Evaporimeter adalah alat yang mengukur
jumlah laju penguapan menggunakan
perubahan tinggi air pada suatu unsur
(Rayner, 2006). Prinsip kerja alat tersebut
menggunakan ukur terbalik air dengan segel
filter- kertas di mulut. Penguapan
berlangsung dari kertas saring basah yang
menguras air dalam silinder, sehingga laju
penguapan dapat dibaca langsung dari ujung
menandai permukaan laut. Rinci dari cara
kerja alat ini adalah air yang terdapat dalam
piche evaporimeter akan menguap. Kertas
saring dan air dihubungkan dengan pipa
kapiler yang menjaga supaya kertas saring
selalu kering dan jenuh. Berdasarkan
pembacaan berturut-turut volume air yang
tinggal di tabung pengukur dapat diketahui
banyaknya air yang hilang karena penguapan
setiap saat. Pada bagian dalam alat piche
evaporimeter terdapat piringan kertas filter
berbentuk bulat dengan tekstur berpori-pori
banyak sehingga mudah menyerap air. Kertas
tersebut dipasang di mulut pipa terbuka.
Piche Evaporimeter dipasang dalam posisi
digantung secara vertikal dalam sangkar
meteorologi bersama dengan termometer
bola basah, bola kering, maksimum, dan
minimum.
III. METODE PENELITIAN
3. Metode Kerja Praktek
3.1. Waktu dan Tempat Instansi Kerja
Praktek
Kerja praktek lapangan dilaksanakan
di Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika (Stasiun Geofisika Kelas I)
2
Juli 2022
Sleman, Yogyakarta. Kerja praktek dilakukan
selama satu bulan, yaitu pada tanggal 27
Desember 2021 sampai 27 Januari 2022.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan
dalam kerja praktik, yaitu:
1. Microsoft Excel
2. Software IBM SPSS Statistics 25
3. Data pengamatan
4. Piche Evaporimeter
3.3 Prosedur Percobaan
1. Memasukkan seluruh data
pengamatan ke Microsoft Excel
2. Pemasangan software IBM SPSS
Statistics 25 pada PC windows
3. Memasukan seluruh data pembacaan
piche Evaporimeter dan data selisih
pada software IBM SPSS Statistics 25
4. Menjalankan program IBM SPSS 25
dengan menganalisis statistic
deskriptif
5. Menentukan hasil perbandingan
IV. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Penelitian dalam kerja praktek
dilakukan untuk menganalisis perbandingan
data pada pembacaan piche evaporimeter
dengan data selisih. Data ini didapatkan pada
penelitian adalah data pengamatan selama 5
tahun kebelakang, yaitu Januari 2016 sampai
dengan 26 Desember 2021. Data hasil
pengamatan selanjutnya diperiksa kembali
jika ada kesalahan dalam perhitungan atau
error yang mengakibatkan data tidak tercatat
pada data pengamatan.
Berikut data statistika deskriptif yang
didapat pada penelitian ini menggunakan
software IBM SPSS 25
Tabel 4.1 Statistika data pengamatan
Jurnal Fisika
Kelompok 1 - Fisika A
Pada Tabel 4.1 Memperlihatkan hasil
statistika deskriptif dari data pembacaan
piche evaporimeter dan data selisih
pengukuran. Data yang tersedia selama
penelitian, yaitu dari pengukuran harian
selama Januari 2016 sampai 26 Desember
2021 bertempat di Stasiun Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
(Stasiun Geofisika Kelas I) Sleman,
Yogyakarta.
Nilai tertinggi dan terendah pada data
pengamatan didapat selama periode 5 tahun,
didapat nilai terendah pembacaan piche
evaporimeter dan selisih yaitu 0, nilai
terendah 0 dikarenakan terdapat error yang
disebabkan kurangnya air pada alat piche
evaporimeter. Nilai tertinggi didapat pada
pembacaan piche evaporimeter dan selisih,
yaitu 32,0 dan 6,0. Nilai rata-rata selama 5
tahun pada pembacaan piche evaporimeter,
yaitu sebesar 15,343 dan nilai rata-rata selisih
yaitu sebesar 2,342. Nilai tengah yang
didapat pada pembacaan piche evaporimeter
sebesar 15,450 dan nilai tengah pada selisih
sebesar 2,4. Nilai standar error rata-rata pada
pembacaan piche evaporimeter didapat
0,1739 dan nilai standar error rata-rata pada
selisih didapat 0,0198.
Perhitungan Ralat Nisbi
Nilai ralat nisbi dihitung dengan
persamaan 1, yaitu persamaan rata-rata dari
data pengamatan. Nilai selisih dihitung jika
sudah diketahui nilai rata-rata, nilai selisih
dari pengukuran dihitung dengan rumus pada
persamaan 2. Menghitung nilai ralat nisbi
dengan rumus pada persamaan 3. Terakhir,
menghitung nilai keseksamaan yang
merupakan ketelitian konsisten hasil alat
pengukuran.
(1)
∑x merupakan jumlah dari keseluruhan data,
n merupakan jumlah data.
3
Juli 2022
(2)
∆𝑥 merupakan selisih dari pengukuran, ∑x
merupakan jumlah dari hasil keseluruhan
pengukuran.
(3)
RN merupakan nilai ralat nisbi.
(4)
KS merupakan nilai keseksamaan.
Perhitungan ralat nisbi yang didapat
dari alat piche evaporimeter untuk mengukur
penguapan pada penelitian kerja praktek ini
dengan menggunakan Microsoft Excel. Hasil
perhitungan error ralat nisbi pada pembacaan
piche evaporimeter, yaitu 51,98%.
Sedangkan, hasil perhitungan nilai ralat nisbi
pada selisih yaitu 47,43%
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Nilai error penguapan dari alat piche
evaporimeter dengan perhitungan
menggunakan Microsoft Excel didapatkan
nilai sebesar 51,98% dengan nilai selisih
47,43%. Analisis perbandingan dengan
software IBM SPSS 25 nilai terendah dan
selisih pada pembacaan piche evaporimeter
adalah 0. Nilai tertinggi dan selisih adalah
32,0 dan 6,0. Nilai rata-rata dan selisih
selama 5 tahun adalah 15,343 dan 2,432.
Nilai tengah dan selisih adalah 15,450 dan
2,4. Serta nilai standar error dan selisih
adalah 0,1739 dan 0,0198.
Jurnal Fisika
Kelompok 1 - Fisika A
Berdasarkan hasil kegiatan Praktek
Kerja Lapangan di BMKG Sleman, saran
yang dapat diberikan adalah agar belajar
terlebih dahulu mengenai software IBM
SPSS, sehingga akan memudahkan
pembacaan hasil dan mengolah data.
DAFTAR PUSTAKA
Aldrian, E. (2008). Meteorologi Laut: Pusat
Penelitian dan Pengembangan Badan
Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.
Asdak. (2007). Hidrologi dan Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Eka Mey Jesiani, A. R. (2007). Model
Pendugaan Evaporasi dari Suhu
Udara dan Kelembaban Udara
Menggunakan Metode Regresi Linier
Berganda di Kota Pontianak. Prisma
Fisika, 46-50.
Harto, B. (1993). Analisis Hidrologi. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kemendikbud. (2022, Maret 13). Cuaca dan
Iklim.
kemendikbud:https://Lmsspada.kemdi
kbud.go.id/pluginfile.php/539632/mo
dfolder/content/0/1.%20Artikel/4.%2
0cuaca%20dan%20iklim.pdf
Puspitasari, N. (2016). Analisis Tren
Perubahan Suhu Minimum dan
Maksimum Serta Curah Hujan
Sebagai Akibat Perubahan Iklim di
Provinsi. SAINS: Jurnal MIPA Dan
Pengajarannya, 16(2).
Singh, R. V. (1989). Hydrologic System (Vol.
II). New Jersey: Prentice-Hall Inc.
Subarjo, M. (2013). Buku Ajar Meteorologi
dan Klimatologi. Bandar Lampung:
Universitas Lampung.
4
Juli 2022 Kelompok 1 - Fisika A

Jurnal Fisika 5