Anda di halaman 1dari 1

Masing-masing individu berbeda-beda segi inteligensinya karena individu satu dengan yang

lain tidak sama kemam- puannya dalam memecahkan sesuatu persoalan yang dihadapi.
Mengenai perbedaan soal inteligensi ini adanya pandangan yang menekankan perbedaan
kualitatif dan pandangan yang menekankan perbedaan kuantitatif. Pandangan yang pertama
berpendapat bahwa perbedaan inteligensi individu satu dengan yang lain memang secara
kualitatif berbeda. Jadi, pada dasarnya memang berbeda. Sedangkan yang memberatkan pada
pan- dangan yang kuantitatif berpendapat bahwa perbedaan inteligensi satu sama lainnya
hanyalah bersifat kuantitatif jadi semata-mata karena perbedaan materi yang diterima atau
karena perbedaan dalam proses belajarnya. Perbedaan dalam proses belajar akan membawa
perbedaan dalam segi inteligensinya. Baik pandangan yang pertama maupun yang kedua.
Kedua-duanya mengakui bahwa individu satu dengan yang lain berbeda dalam segi
inteligensinya. Persoalan yang timbul ialah bagaimanakah dapat mengetahui taraf inteligensi
itu. Mengenai hal ini orang yang menggunakan tes inteligensi dengan tes inteligensi
dimaksudkan untuk mengungkapkan taraf individu yang di tes. Dapatkah inte- ligensi atau
kecerdasan itu diukur, bagaimanakah kita dapat menentukan cerdas tidaknya seseorang salah
satu cara ialah dengan menggunakan tes yang disebut tes inteligensi.

Dalam psikologi, pengukuran intelegensi dilakukan dengan menggunakan alat-alat


psikodiagnostik atau yang di- kenal dengan istilah Psikotest. Hasil pengukuran intelegensi
biasanya dinyatakan dalam satuan ukuran tertentu yang dapat menyatakan tinggi rendahnya
intelegensi yang diukur, yaitu IQ (Intellegence Quotioent). Intelegensi pada setiap anak tidak
sama. Untuk mengukur perbedaan-perbedaan kemampuan individu tersebut, para psikolog
telah mengembangkan sejumlah tes intelegensi. Dalam hal ini, Alfret Binet (1857- 1911),
seorang dokter dan psikolog Perancis, dipandang secara luas sebagai orang yang paling
berjasa dalam mempelopori pengembangan tes intelegensi ini." kita katakan kecerdasan atau
inteligensi seseorang memberi kemungkinan bergerak dan berkembang dalam bidang tertentu
dalam kehidupannya sampai di mana kemungkinan tadi dapat direalisasikan, tergantung pula
kepada kehendak pribadi serta kesempatan yang ada. Jelaslah sekarang bahwa tidak terdapat
korelasi yang tetap antara tingkatan inteligensi dengan tingkat kehidupan seseorang. Dari
hasil-hasil penyelidikan yang dilakukan ahli antropologi dan psikologi juga masih disang-
sikan adanya korelasi yang tetap.

Anda mungkin juga menyukai