Disusun oleh :
Amirani Dzakiyyatu Nadira VIII G/04
Falent Maulani Naura Nisya VIII G/08
SMPN 13 MADIUN
KATA PENGANTAR
makalah ini, yang berjudul Pertumbuhan Ilmu Pendidikan Pada Masa Abbasiyah, dengan
harapan kita dapat mengetahui atau bahkan memahami tentang topik yang akan disampaikan.
Kami ucapkan juga terima kasih kepada pihak yang telah bersedia dilibatkan dalam pembuatan
makalah ini.
Walaupun demikian, tentu makalah ini memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna dikarenakan keterbatasan yang kami miliki dalam proses pembuatan makalah ini. Oleh
karena itu, kami memohon maaf beserta saran dan kritik kami harapkan agar dalam membuat
Harapan kami semoga makalah ini bisa berguna bagi siapa yang membacanya.
Terima Kasih
Wassalamualaikum Wr. Wb
Kisah yang dimaksud adalah mengenai tumbuh suburnya Ilmu Pengetahuan pada masa
Daulah Abbasiyah yang berpusat di Bagdad, Irak. Puncak dari masa keemasan itu ditandai
dengan tumbuh suburnya ilmu pengetahuan pada abad ke-8. Saat itu para ilmuwan muslim
Popularitas Daulah Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman Khalifah Harun ar-Rasyid dan
puteranya Al-Ma’mun. Kekayaan negara banyak dimanfaatkan Harun ar-Rasyid untuk keperluan
sosial, dan mendirikan rumah sakit, lembaga pendidikan dokter, dan farmasi. Bidang
kesusastraan berada pada zaman keemasannya. Pada masa inilah negara islam menempatkan
Hikmah yang dapat dipetik dari sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan pada Masa
Abbasiyah adalah :
1
BAB II PEMBAHASAN
dari Bani Umayyah. Pendiri Daulah Abbasiyah adalah Abdullah al-Saffah bin Muhammad bin
Ali bin Abdullah bin al-Abbas. Pola pemerintahan dari Daulah Abbasiyah berbeda-beda sesuai
dengan perubahan politik, sosial, dan budaya. Kekuasaannya berlangsung dari tahun 132 H (750
Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik, para sejarawan membagi masa
a. Periode Pertama (132-232 H) / (750-847 M), disebut periode pengaruh Arab dan
Persia Pertama.
pertama.
c. Periode Ketiga (334-447 H) / (945-1055 M), masa kekuasaan sinadi Bani Buwaih
Persia kedua.
masa pengaruh Turki kedua (di bawah kendali) Kesultanan Seljuk Raya (salajiqah
al-Kubra/Seljuk Agung)
2
e. Periode Kelima (590-656 H) / (1194-1258 M), masa khalifah bebas dari pengaruh
dinasti lain, tapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar kota Bagdad dan diakhiri
Masa Daulah Abbasiyah merupakan masa keemasan (The Golden Age) bagi umat Islam.
Pada masa itu Umat Islam telah mencapai puncak kemuliaan, baik dalam bidang ekonomi,
peradaban, dan kekuasaan. Selain itu juga telah berkembang berbagai cabang ilmu pengetahuan,
ditambah lagi dengan banyaknya penerjemah buku-buku dari bahasa asing ke dalam bahasa
Tokoh cendekiawan Islam di bidang ilmu filsafat ini adalah Abu Nasyar Muhammad bin
Muhammad bin Tarhan, yang dikenal sebagai al-Farabi, Abu Yusuf bin Ishak yang
dikenal sebagai al-Kindi, Ibnu Sina, al-Ghazali, Ibnu Rusd, Ibnu Bajah, dan Ibnu Tufail.
Tokoh cendekiawan Islam di bidang ini adalah Jabir bin Hayyan yang dikenal sebagai
bapak ilmu kimia, Hunaian bin Ishak yang dikenal sebagai ahli penerjemah buku-buku
asing, Ibnu Sahal, ar-Razu (ahli penyakit campak dan cacar), dan Thabit Ibnu Qurra.
3
c. Bidang Ilmu Matematika
Tokoh cendekiawan Islam di bidang ini adalah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi
(penemu huruf nol) yang dengan buku Algebra, Geometri Ilmu Matematika, Umar bin
Farukhan (bukunya Quadripartitum), Banu Musa, (Ilmu mengukur permukaan, datar, dan
bulat).
Tokoh cendekiawan Islam bidang ini adalah Abu MAsyar al-Falaky (bukunya Isbatul
Ulum dan Haiatul Falak), Jabir Batany (membuat teropong bintang), Raihan Bairuny
Tokoh cendekiawan Islam bidang ini adalah al-Farazi (pencipta Astro Lobe), al-
Tokoh cendekiawan Islam bidang ini adalah Ibnu Jarir, at-abary, Ibnu Atiyah al-
Andalusy, as-Suda, Mupati bin Sulaiman, Muhammad bin Ishak dan lain-lain.
Tokoh cendekiawan Islam bidang ini adalah Imam Bukhari, Imam Muslim, Ibnu Majah,
4
h. Bidang Ilmu Kalam (tauhid)
Tokoh cendekiawan Islam bidang ini adalah Wasil bin Atha’, Abu Huzail al-Allaf, ad-
Dhaam, Abu Hasan al-Asy’ary, Hujjatul Islam Imam al-Ghazali. Pembahasan ilmu tauhid
Tokoh cendekiawan Islam bidang ini adalah al-Qusyairy dengan karyanya ar-Risalatul
Tokoh cendekiawan Islam di bidang ini adalah Imam Abu Hanifah, Imam Maliki, Imam
Kemajuan yang dicapai tidak hanya mencakup kepentingan sosial saja, tetapi juga
geografi, historiografi, filsafat Islam, teologi, hukum (fikih), dan etika Islam, sastra, seni, dan
penerjemah serta pendidikan, kesenian, arsitektur, meliputi pendidikan dasar (kuttab), menengah,
dan perguruan tinggi, perpustakaan dan tokoh buku, media tulis, seni rupa, seni musik, dan
arsitektur.
5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kemajuan dan perkembangan Islam pada masa Bani Abbasiyah dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu faktor internal (dari ajaran agama Islam) dan faktor eksternal (proses sejarah umat
Islam dalam kehidupannya). Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada masa Daulah Abbasiyah
adalah masa keemasan bagi umat Islam atau yang sering disebut dengan istilah “The Golden
Age”. Kemajuan yang dicapai juga tidak hanya mencakup kepentingan sosial saja, tetapi juga
aspek peradaban dalam semua aspek kehidupan. Hikmah yang dapat diambil dari mempelajari
sejarah pertumbuhan Ilmu pada masa Daulah Abbasiyah adalah untuk meningkatkan keimanan
kepada Allah SWT, dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya,
menumbuhkan semangat menuntut ilmu baik ilmu agama maupun ilmu dunia speerti yang telah
dicontohkan oleh para cendekiawan Islam mengembangkan nilai-nilai kebudayaan dan persatuan
umat Islam dan kerukunan beragama di seluruh dunia yang tidak membeda-bedakan suku,