DISUSUN OLEH :
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
Muhammadiyah Makassar.
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat kontruktif dan edukatif demi
kesempurnaan dari tugas akhir ini. Dan akhirnya penulis berdoa semoga
teknik pengairan.
Penyusun
vi
DAFTAR ISI
Sampul ………………………………………………………………………... i
Abstrak …......................…………………….……………………………..... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan ………………................................…….…………..... 56
B. Saran …………………………....……….................................…... 56
LAMPIRAN
viii
DAFTAR NOTASI
F = Gaya (N)
g = Gravitasi (m/s²)
m = Massa (gr)
Q = Debit (m³/s)
P = Tekanan (Kgf/cm²)
= Density (Kg/m³)
t = Waktu (dtk)
v = Kecepatan (m/s)
V = Volume (m³)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
2. Manometer …………………………………..............……………..... 10
kontinuitas ....……………….……………………………............….... 19
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Pengukuran tekanan kran air tiap lantai untuk toilet pria dan wanita
tertutup ............................................................................................. 33
2. Pengukuran tekanan kran air tiap lantai untuk toilet pria dan wanita
terbuka .........…................................................................................. 34
3. Pengukuran tekanan kran air tiap lantai (Lantai 1, lantai 2 dan lantai 3)
untuk toilet pria dan wanita dengan keadaan kran lantai 4 dan lantai 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
peralatannya di dalam gedung seperti pipa air hujan, pipa air buangan, dan
plambing adalah sistem penyediaan air minum, penyaluran air buangan dan
plambing harus diberi aliran dengan kualitas dan tekanan yang cukup agar
dapat bekerja baik sesuai dengan standar pemakaian air yang dibutuhkan.
untuk perkantoran, 2.5 kg/cm sampai 3.5 kg/cm untuk hotel dan
dapat berfungsi dengan baik kalau tekanan airnya kurang dari batas
sebaiknya :
1. Tekanan air pada setiap saat di titik aliran keluar harus 50 kPa (0.5
tekanan yang lebih besar, tekanan air harus sebesar tekanan yang
gravitasi.
3. Bila tekanan air lebih dari 500 kPa (5 kg/cm2) atau bila terdapat katup
atau kran yang menutup sendiri, maka harus dipasang lubang udara
air dan suara dalam pipa yang tidak dikehendaki. (SNI 03-6481-2000
dan tekanan yang cukup agar dapat bekerja baik tanpa menimbulkan suara
yang berlebihan (SNI 03-6481-2000). Tekanan air yang terlalu rendah akan
secara baik maka tekanan air sebaiknya dinaikkan sampai batas tekanan
minimum dari alat plambing. Sering terjadi untuk menaikkan tekanan air ini
terkontrol, contoh dengan mengganti pompa air dan tangki yang sudah ada
dengan pompa air dan tangki yang berkapasitas lebih tinggi atau
tekanan air yang tinggi sehingga alat plambing akan berfungsi semua.
Memang betul semua alat plambing dengan tekanan yang tinggi semuanya
akan berfungsi dan mengalir, akan tetapi menimbulkan tekanan air dalam
pipa menjadi berlebihan dan sangat tinggi. Hal ini berpengaruh terhadap
Contoh akibat tekanan air dalam pipa yang terlalu tinggi, bila kita
getaran pada instalasi pipa tersebut, begitu pula kalau kita mematikan
pompa sering mendengar suara keras di dalam pipa keluar, hal ini terjadi
4
secara tiba-tiba akibat katup tertutup maupun aliran berhenti. Pukulan air
B. Rumusan Masalah
berbeda.
pada output katup atau kran sesuai nilai tekanan standar SNI.
5
C. Tujuan Penelitian
2. Hasil penelitian bisa digunakan untuk referensi instalasi air bersih dan
D. Manfaat Penelitian
E. Batasan Masalah
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian dalam penulisan tugas akhir pada suatu wilayah tertentu. Dimana
dalam hal ini mencakup teori-teori beserta formula yang berkaitan langsung
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan bab sebelumnya dan saran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pressure Drop
(misalnya aliran didalam pipa) ke titik yang lain yang mempunyai tekanan
lebih rendah. Pressure drop juga merupakan hasil dari gaya-gaya friksi
titik dari jaringan pembawa cairan. Pressure drop terjadi dengan gesekan
aliran, pada fluida yang mengalir melalui tabung. Penentu utama resistensi
terhadap aliran fluida adalah aliran kecepatan melalui pipa dan viskositas
gesekan gaya geser dalam jaringan pipa. Sebuah jaringan pipa yang
mengandung kekasaran relatif tinggi serta banyak pipa fitting dan sendi.
B. Teori Tekanan
1. Tekanan
bidang yang dikenainya (A). Apabila suatu zat (padat, cair, dan gas)
menerima gaya yang bekerja secara tegak lurus terhadap luas permukaan
𝐹
P= ………………………………………..................…….. (1)
𝐴
dimana;
P = tekanan (N/m²)
F = gaya (N)
satuan tekanan lain seperti psi (pound per square inch), bar, atm, kgf/m²
yang dipengaruhi oleh kedalaman zat cair ini disebut dengan tekanan
hidrostatis. Tekanan ini terjadi karena adanya berat air yang membuat
𝑚.𝑔 𝐴𝑔ℎ
P= = = gh …………………………………....... (2)
𝐴 𝐴
berbeda pada ketinggian (lubang vertikal lurus), lalu kaleng diisi air, maka
tinggi zat cair dalam wadah, maka akan semakin besar tekanan zat cair
itu, sehingga makin besar juga tekanan zat cair pada dasar wadahnya.
Alat ukur tekanan dan beberapa jenis alat lainnya telah diciptakan
dibagi menjadi dua subkategori, tinggi dan rendah vakum (vakum dan
berupa psi (pound per square inch), psf (pound per square foot), mmHg
N/m^2 (pascal).
Gambar 2. Manometer
dalam beberapa pipa dengan panjang berbeda dan untuk berbagai debit
garis lurus dengan kemiringan n, dengan n antara 1,75 dan 2,0 yang
pipa kasar sedang yang kecil untuk pipa halus. Dari grafik tersebut
dengan kecepatan tertentu. Maka secara teoritis, aliran fluida itu dapat
dapat diangap sebagai gerak jatuh bebas dan secara teoritis dapat
tangki dan permukaan air ditangki adalah sama yaitu satu alur.
bebas fluida dan udara dengan titik tengah lubang (orifice ). Semakin
besar nilai h berarti semakin banyak massa air dalam tangki maka
semakin besar pula tekanan pada dasar tangki. Kecepata aliran fluida
juga lebih tinggi, volume yang keluar lebih banyak dan debit airnya
dan bagian tengah orifice diabaikan. Rasio dari kecepatan aktual (Va)
Wylie, 1993).
Aliran teoritis dari sebuah tangki besar yang melalui lubang relatif
P + ρ g y + ½ ρ v² = C …………………………………………......………. (3)
P = tekanan
Cepat aliran / debit air (Q) adalah volume fluida yang dipindahkan tiap
satuan waktu.
A1.v1=A2.v2
Untuk zat cair yang mengalir melalui sebuah lubang paga tangki,
Bernouli yaitu :
Ersemhork, 2003).
laminar atau turbulen. Jika fluidanya steadi, kecepatan partikel fluida pada
setiap titik tetap terhadap waktu. Fluida pada berbagai bagian dapat
mengalir dengan laju atau kecepatan yang berbeda, tetapi fluida pada
satu lokasi selalu mengalir dengan laju atau kecepatan yang tetap.
mudah, seperti madu dan aspal. Sementara itu, fluida tak-viskos adalah
turbulen, tergantung pada jenis garis alir yang dihasilkan oleh partikel-
partikel fluida. Jika aliran dari seluruh partikel fluida bergerak sepanjang
garis yang sejajar dengah arah aliran (atau sejajar dengan garis tengah
pipa, jika fluida mengalir di dalam pipa), fluida yang seperti ini dikatakan
laminar.
fluida garis alir (streamline). Kata laminar berasal dari bahasa latin lamina,
yang berarti lapisan atau plat tipis. Sehingga, aliran laminar berarti aliran
yang berlapis-lapis.
Jika gerakan partikel fluida tidak lagi sejajar, mulai saling bersilang
satu sama lain sehingga terbentuk pusaran di dalam fluida, aliran yang
seperti ini disebut dengan aliran turbulen, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 4. (bawah).
diameter pipa. Aliran fluida (cairan atau gas) dalam pipa mungkin
16
garis lurus tidak bercampur dengan aliaran air, seperti yang diperlihatkan
Jadi pada prinsipnya, jika fluida mengalir cukup rendah seperti kondisi
warna. Artinya garis alir tidak lagi lurus, tetapi mulai bergelombang dan
secara seragam ke seluruh arah fluida air, seperti yang diilustrasikan pada
Gambar 5 (b).
dalam bentuk arus-silang dan pusaran, menunjukkan bahwa aliran air tidak
lagi laminar. Pada kondisi seperti ini garis alir fluida tidak lagi lurus dan
Bilangan Reynold.
𝑉𝐷 𝑉𝐷
𝑅𝑒 = = ……………………………………..…….........……… (8)
µ 𝑣
dimana :
20 0.9982 30 0.9957
21 0.9980 31 0.9954
22 0.9978 32 0.9951
23 0.9976 33 0.9947
24 0.9973 34 0.9944
25 0.9971 35 0.9941
26 0.9968 36 0.9937
27 0.9965 37 0.9934
27.5 0.9964 38 0.9930
28 0.9963 39 0.9926
29 0.9960 40 0.9927
2. Persamaan Kontinuitas
memenuhi hukum kontinuitas yaitu laju massa fluida yang masuk m1 akan
selalu sama dengan laju massa fluida yang keluar m2, persamaan
m1 = m2 ………………………………………………….........…....… (9)
Q1 = Q2 …………………………………………………..........……... (12)
yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu
aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur
aliran yang sama. Asas Bernoulli menyatakan bahwa pada pipa mendatar,
tekanan fluida paling besar adalah pada bagian yang kelajuan alirannya
20
paling kecil. Sebaliknya, tekanan paling kecil adalah pada bagian yang
tekanan (p), kecepatan aliran (v) dan ketinggian (h), dari suatu pipa yang
fluidanya bersifat tak kompresibel dan tak kental, yang mengalir dengan
aliran yang tak turbulen. Tinjau aliran fluida pada pipa dengan ketinggian
oleh perbedaan tekanan yang terjadi padanya. Pada bagian kiri fluida
bagian kanan dalam selang waktu yang sama akan berpindah sepanjang
dl2.
dW 2 = - A2 p2 dl2
dW 1 + dW 2 = A1 p1 dl1 – A2 p2 dl2
W1 + W 2 = A1 p1 l1 – A2 p2 l2
Bila massa fluida yang berpindah adalah m dan rapat massa fluida
fluida. Bila fluida bersifat tak kental, maka tak ada gaya gesek sehingga
kerja total tersebut merupakan perubahan energi mekanik total pada fluida
Maka
𝑚 1 1
(P₁ - P₂)
= ( 2 mv₂²- 2 mv₁²-) + (mgh₂ – mgh₁ )
1 1
P₁+ 2 v₁² + gh₁ = P₂+ 2 v₂² + gh₂
geser.
pola aliran minyak-air yang diamati. Urutan maupun jumlah pola aliran
yang diamati adalah sama, hanya saja transisi dari satu rezim aliran ke
rezim aliran yang lainnya akan tampak pada kecepatan superfisial yang
berbeda jika viskositas minyak yang digunakan berbeda. Ini berarti bahwa
ukuran dari satu daerah rezim aliran bisa sedikit berbeda. Dalam aliran dua
fase, dengan adanya perbedaan densitas yang tinggi antarfase, maka pola
kecepatan campuran yang cukup besar dan variasi fraksi air dibandingkan
pada kasus aliran dua fase dengan perbedaan densitas yang rendah.
yang cenderung untuk menjaga aliran bertingkat. Atau, inlet dapat dibentuk
aliran sebagaimana yang telah diselidiki oleh Clark (1949), Angeli (1996)
serta Angeli dan Hewitt (2000). Secara umum, lebih dipilih pelarutan
24
2. Rugi-Rugi Aliran
Salah satu hal yang terkena pengaruh oleh berbagai variasi instalasi
a. Kerugian Mayor
fluida pada sistem aliran penampang pipa yang konstan. Kerugian ini untuk
𝑙 𝑉²
h1 mayor= 𝑓 ………………………………………………..... (14)
𝐷 2𝑔
b. Kerugian Minor
yang terjadi pada alat kelengkapan pipa seperti katup, belokan, tee,
filter dan pada penampang pipa yang tidak konstan. Kerugian ini untuk
sebagai :
ℎ1 𝛥𝑃
𝐾 = 𝑓( =1 …………………………………………….. (15)
𝑉 2 /2𝑔)
2
𝑉²
𝑉²
h1 minor = 𝐾 …………………………………………....….…. (16)
2𝑔
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Distribusi Tekanan Aliran Air Pada Sistem Jaringan Pipa Air Bersih Gedung
1. Jenis Penelitian
Banyak sekali ragam penelitian yang dapat kita lakukan. Hal ini
2. Sumber Data
Pada penelitian ini ditinjau dari Jenis Data & Analisis menggunakan
2. Data sekunder yakni data yang diperoleh dari literatur buku maupun
pipa.
1. Air bersih / Air baku, diambil dari bak penampung sementara (Ground
2. Roof tank / Tampungan air, bahan roof tank terbuat dari fiber dengan
kapasitas @4.000 liter. Jumlah roof tank yang dipakai sebanyak 4 buah.
29
2. Roll meter/ Meter Laser untuk mengukur panjang pipa distribusi, jumlah
2 bh.
distribusi air bersih pada gedung Suraco Building Makassar untuk nantinya
2.
𝑚.𝑔 𝐴𝑔ℎ
P= = = gh
𝐴 𝐴
V = 2√2𝑔ℎ
1. Debit / Q (m³/dtk)
2. Tekanan / P (kg/m²)
3. Ketinggian / h (m)
F. Prosedur Penelitian
keseragaman tekanan.
MULAI
Pengukuran
Parameter
- Besar Tekanan -
Analisis Data
Nilai
Keseragaman
SELESAI
BAB IV
Pada bab ini akan dibahas penelitian, analisis dan pembahasan data
1. Variasi 1.
2. Variasi 2.
pengukuran tabel 4.
3. Variasi 3.
lantai 2, dan lantai 3, sedangkan kondisi kran pada lantai 4 dan lantai 5
35
Tabel 5. Data pengamatan tekanan dan debit dengan kondisi kran lantai
1 sampai dengan lantai 3 kran dalam keadaan terbuka dan
kran lantai 4 dan lantai 5 tertutup dan sebaliknya.
VOLUME WAKTU DEBIT (ltr/dtk) h TEKANAN
NO LOKASI KRAN
(ltr) (dtk) Q Q rt-rt (m) Kgf/cm² PSI
1 13.5 11.75 1.15 21 5.50 78.23
PRIA
2 13.5 11.75 1.15 21 5.50 78.23
1 LANT AI 1 1.15
1 13.5 11.75 1.15 21 5.50 78.23
WANIT A
2 13.5 11.75 1.15 21 5.50 78.23
1 13.5 11.70 1.15 17 5.25 74.67
PRIA
2 13.5 11.70 1.15 17 5.25 74.67
2 LANT AI 2 1.15
1 13.5 11.70 1.15 17 5.25 74.67
WANIT A
2 13.5 11.70 1.15 17 5.25 74.67
1 13.5 11.65 1.16 12 4.75 67.56
PRIA
2 13.5 11.65 1.16 12 4.75 67.56
3 LANT AI 3 1.16
1 13.5 11.65 1.16 12 4.75 67.56
WANIT A
2 13.5 11.65 1.16 12 4.75 67.56
1 13.5 11.60 1.16 8 4.50 64.00
PRIA
2 13.5 11.60 1.16 8 4.50 64.00
4 LANT AI 4 1.16
1 13.5 11.60 1.16 8 4.50 64.00
WANIT A
2 13.5 11.60 1.16 8 4.50 64.00
1 13.5 11.55 1.17 4 4.25 60.45
PRIA
2 13.5 11.55 1.17 4 4.25 60.45
5 LANT AI 5 1.17
1 13.5 11.55 1.17 4 4.25 60.45
WANIT A
2 13.5 11.55 1.17 4 4.25 60.45
Sumber data: Hasil pengukuran langsung
menunjukkan nilai tekanan lebih rendah dari pada variasi 1, akan tetapi juga
dari reservoir.
pada lantai 1 memunyai nilai tekanan sebesar 6 kgf/cm² dan nilai tekanan
terendah pada lantai 5 senilai 5 kgf/cm², hal ini disebabkan karena adanya
pengaruh gravitasi bumi dan jarak atau ketinggian kran terhadap reservoir.
tinggi nilai h (jarak reservoir ke kran air) maka nilai tekanan semakin besar.
37
terjadi pada lantai 1 nilai tekanan sebesar 5,5 kgf/cm² dan nilai tekanan
terendah pada lantai 5 senilai 4,25 kgf/cm². Terjadi perbedaan nilai tekanan
karena tekanan tidak ada yang tersimpan dalam kran (kran dalam keadaan
variasi 2 yaitu terjadi penurunan nilai tekanan pada semua lantai terhadap
pengukuran variasi 1, dikarenakan tidak ada tekanan pada kran tiap lantai
nilai tekanan terbesar terjadi pada lantai 1 memunyai nilai tekanan sebesar
5,5 kgf/cm² dan nilai tekanan terendah pada lantai 5 senilai 4,25 kgf/cm².
dan variasi 3, dimana nilai tekanan pengukuran variasi 1 lebih besar dari
pada pengukuran variasi 1 ada tekanan pada kran tertutup yang tertahan
38
dan menyebabkan nilai tekanan keluar pada kran yang terbuka. Sedangkan
yang sama dikarenakan tidak ada perbedaan jumlah nilai yang tertahan dan
B. Analisis Hasil
1. Variasi 1
Tekanan
P = gh
Kecepatan aliran
v = 2.g.h
v = 2.9,8.25
v = 22,14 m/s
(Pipa header)
P1 = 2,50 kgf/cm²
V1 = 22,14 m/s
h1 = 25 m
39
h2 = 25 m
Q1 = Q2
A1.V1 = A2.V2
¼.3,14.(0.05)².22,14 = ¼.3,14.(0.2)².V2
V2 = 1,38 m/s
P1= P2
P 1+ P 2 = 0,5(v2²- v1²)+g(h2-h1)
P 1+P 2=0,5.1(1,38²-22,14²)+1.9,8(25-25)
P 2 = 2,50 kgf/cm²
P1 = 2,50 kgf/cm²
V1 = 1,38 m/s
h1 = 25 m
h2 = 21 m
Q1 = Q2
A1.V1 = A2.V2
¼.3,14.(0.2)².2,34 = ¼.3,14.(0.065)².V2
V2 = 13,10 m/s
P1= P2
P 1+ P 2 = 0,5(v2²- v1²)+g(h2-h1)
P 1+ P 2 = 0,5.1(13,10²- 1,38²)+1.9,8(21-25)
40
P 2 = 2,50 kgf/cm²
P1 = 2,50 kgf/cm²
V1 = 13,10 m/s
h1 = 21 m
h2 = 4 m
Q1 = Q2
A1.V1 = A2.V2
¼.3,14.(0.065)².22,14 = ¼.3,14.(0.05)².V2
V2 = 22,14 m/s
P1= P2
P 1+ P 2 = 0,5(v2²- v1²)+g(h2-h1)
P 1+ P 2 = 0,5.1(22,14²- 13,10²)+1.9,8(4-21)
P 2 = 2,5 kgf/cm²
P1 = 2,50 kgf/cm²
V1 = 22,14 m/s
h1 = 4 m
h2 = 4 m
41
Q1 = Q2
A1.V1 = A2.V2
¼.3,14.(0.05)².22,14 = ¼.3,14.(0.032)².V2
V2 = 54,05 m/s
P1= P2
P 1+ P 2 = 0,5(v2²- v1²)+g(h2-h1)
P 1+ P 2 = 0,5.1(54,05²- 22,14²)+1.9,8(4-4)
P 2 = 2,48 kgf/cm²
P1 = 2,48 kgf/cm²
V1 = 54,05 m/s
h1 = 4 m
h2 = 2 m
Q1 = Q2
A1.V1 = A2.V2
¼.3,14.(0.032)².2,34 = ¼.3,14.(0.02)².V2
V2 = 138,38 m/s
P1= P2
P 1+ P 2 = 0,5(v2²- v1²)+g(h2-h1)
P 1+ P 2 = 0,5.1(1,38²- 54,05²)+1.9,8(2-4)
P 2 = 2,401 kgf/cm²
2. Variasi 2
Ph = gh
Tekanan
P = gh
Kecepatan aliran
v = 2.g.h
v = 2.9,8.25
v = 22,14 m/s
(Pipa header)
P1 = 2,50 kgf/cm²
V1 = 22,14 m/s
h1 = 25 m
h2 = 25 m
Q1 = Q2
43
A1.V1 = A2.V2
¼.3,14.(0.05)².22,14 = ¼.3,14.(0.2)².V2
V2 = 1,38 m/s
P1= P2
P 1+ P 2 = 0,5(v2²- v1²)+g(h2-h1)
P 1+P 2=0,5.1(1,38²-22,14²)+1.9,8(25-25)
P 2 = 2,50 kgf/cm²
P1 = 2,50 kgf/cm²
V1 = 1,38 m/s
h1 = 25 m
h2 = 21 m
Q1 = Q2
A1.V1 = A2.V2
¼.3,14.(0.2)².2,34 = ¼.3,14.(0.065)².V2
V2 = 13,10 m/s
P1= P2
P 1+ P 2 = 0,5(v2²- v1²)+g(h2-h1)
P 1+ P 2 = 0,5.1(13,10²- 1,38²)+1.9,8(21-25)
P 2 = 2,50 kgf/cm²
44
P1 = 2,50 kgf/cm²
V1 = 13,10 m/s
h1 = 21 m
h2 = 4 m
Q1 = Q2
A1.V1 = A2.V2
¼.3,14.(0.065)².22,14 = ¼.3,14.(0.05)².V2
V2 = 22,14 m/s
P1= P2
P 1+ P 2 = 0,5(v2²- v1²)+g(h2-h1)
P 1+ P 2 = 0,5.1(22,14²- 13,10²)+1.9,8(4-21)
P 2 = 2,5 kgf/cm²
P 2 = 2,5 kgf/cm² - Ph
P 2 = 2,5-0,40
P 2 = 2,10 kgf/cm²
P1 = 2,10 kgf/cm²
V1 = 22,14 m/s
h1 = 4 m
45
h2 = 4 m
Q1 = Q2
A1.V1 = A2.V2
¼.3,14.(0.05)².22,14 = ¼.3,14.(0.032)².V2
V2 = 54,05 m/s
P1= P2
P 1+ P 2 = 0,5(v2²- v1²)+g(h2-h1)
P 1+ P 2 = 0,5.1(54,05²- 22,14²)+1.9,8(4-4)
P 2 = 2,08 kgf/cm²
P1 = 2,08 kgf/cm²
V1 = 54,05 m/s
h1 = 4 m
h2 = 2 m
Q1 = Q2
A1.V1 = A2.V2
¼.3,14.(0.032)².2,34 = ¼.3,14.(0.02)².V2
V2 = 138,38 m/s
P1= P2
P 1+ P 2 = 0,5(v2²- v1²)+g(h2-h1)
P 1+ P 2 = 0,5.1(138,38²- 54,05²)+1.9,8(2-4)
46
P 2 = 2,001 kgf/cm²
perlantai. Pada variasi 2 dan 3 mempunyai nilai tekanan yang sama hal ini
nilai yang sama. Hasil perhitungan variasi 2 dan variasi 3 dapat dilihat pada
tabel 6.
1. Variasi 1
V1 = √2. 𝑔. ℎ2
V1 = √2.9,8.21
V1 = 20,29cm/s
2. Variasi 2
Vh = √2. 𝑔. ℎℎ
Vh = √2.9,8.4
Vh = 8,85m/s
V1 = √2. 𝑔. ℎ2 - Vh
V1 = √2.9,8.21 - 8,85
V1 = 11,43 m/s
perlantai. Pada variasi 2 dan 3 mempunyai nilai kecepatan yang sama hal
mempunyai nilai yang sama. Hasil perhitungan variasi 2 dan variasi 3 dapat
1. Variasi 1
𝑉𝐷 𝑉𝐷
𝑅𝑒 = =
µ 𝑣
11,43.0,02
𝑅𝑒 = 0,000000823
2 LANTAI 2 17 2.36 18.25 443,591 > 4,000 1.60 9.40 228,418 > 4,000 1.60 9.40 228,418 > 4,000
3 LANTAI 3 12 2.32 15.34 372,691 > 4,000 1.20 6.48 157,518 > 4,000 1.20 6.48 157,518 > 4,000
4 LANTAI 4 8 2.28 12.52 304,301 > 4,000 0.80 3.67 89,128 > 4,000 0.80 3.67 89,128 > 4,000
5 LANTAI 5 4 2.24 8.85 215,173 > 4,000 0.40 0.00 - < 2,100 0.40 0.00 - < 2,100
Dari hasil perhitungan dituangkan pada tabel 6 dan gambar grafik 11.
Besarnya nilai tekanan pada variasi 1 berbeda dengan variasi 2 dan variasi
tekanan yang berbeda, dimana nilai tekanan pada pengamatan lebih besar
dari nilai perhitungan hal ini disebabkan karena hasil nilai pengamatan
Penyeragaman tekanan kran dilakukan dengan cara membagi out put pipa
header dimana semula satu output untuk distribusi ke semua lantai menjadi
penyeragaman tekanan diambil nilai tekanan pada kran lantai 5 senilai 2,24
kgf/cm². Untuk mendapatkan nilai sama pada tiap pipa penyalur dikasih
yang sama dari lantai 1 sampai dengan lantai 5 senilai 2,24 kgf/cm². Berikut
Tekanan
P = gh
Kecepatan aliran
v = 2.g.h
v = 2.9,8.25
v = 22,14 m/s
50
(Pipa header)
P1 = 2,50 kgf/cm²
V1 = 22,14 m/s
h1 = 25 m
h2 = 25 m
Q1 = Q2
A1.V1 = A2.V2
¼.3,14.(0.05)².22,14 = ¼.3,14.(0.2)².V2
V2 = 1,38 m/s
P1= P2
P 1+ P 2 = 0,5(v2²- v1²)+g(h2-h1)
P 1+P 2=0,5.1(1,38²-22,14²)+1.9,8(21-21)
P 2 = 2,50 kgf/cm²
P1 = 2,50 kgf/cm²
V1 = 1,38 m/s
h1 = 25 m
h2 = 21 m
Q1 = Q2
A1.V1 = A2.V2
51
¼.3,14.(0.2)².2,34 = ¼.3,14.(0.065)².V2
V2 = 13,10 m/s
P1= P2
P 1+ P 2 = 0,5(v2²- v1²)+g(h2-h1)
P 1+ P 2 = 0,5.1(13,10²- 1,38²)+1.9,8(21-21)
P 2 = 2,50 kgf/cm²
P1 = 2,50 kgf/cm²
V1 = 13,10 m/s
h1 = 21 m
h2 = 21 m
Q1 = Q2
A1.V1 = A2.V2
¼.3,14.(0.065)².22,14 = ¼.3,14.(0.05)².V2
V2 = 22,14 m/s
P1= P2
P 1+ P 2 = 0,5(v2²- v1²)+g(h2-h1)
P 1+ P 2 = 0,5.1(22,14²- 13,10²)+1.9,8(21-21)
P1 = 2,49 kgf/cm²
V1 = 22,14 m/s
h1 = 21 m
h2 = 21 m
Q1 = Q2
A1.V1 = A2.V2
¼.3,14.(0.05)².22,14 = ¼.3,14.(0.032)².V2
V2 = 54,05 m/s
P1= P2
P 1+ P 2 = 0,5(v2²- v1²)+g(h2-h1)
P 1+ P 2 = 0,5.1(54,05²- 22,14²)+1.9,8(21-21)
P 2 = 2,48 kgf/cm²
P1 = 2,48 kgf/cm²
V1 = 54,05 m/s
h1 = 21 m
h2 = 18 m
Q1 = Q2
A1.V1 = A2.V2
¼.3,14.(0.032)².2,34 = ¼.3,14.(0.02)².V2
V2 = 138,38 m/s
53
P1= P2
P 1+ P 2 = 0,5(v2²- v1²)+g(h2-h1)
P 1+ P 2 = 0,5.1(1,38²- 54,05²)+1.9,8(18-21)
P 2 = 1,84 kgf/cm²
b. Menghitung kecepatan
V = √2. 𝑔. ℎ
V = √2.9,8.4
V = 8,85 m/s
𝑉𝐷 𝑉𝐷
𝑅𝑒 = =
µ 𝑣
8,85.0,02
𝑅𝑒 = 0,000000823
TINGGI PERHITUNGAN
NO LANTAI
P V
(h) Re
(Kgf/cm²) (m/s)
1 LANTAI 1 21 1.84 8.85 215,173 > 4,000
pada tabel 7 dan grafik 12. Dimana nilai keseragaman tekanan didapat
Gate Valve
BAB V
A. Kesimpulan
perbedaan tekanan saat semua kran pada lantai terbuka. Nilai tekanan
pipa header untuk penyalur air baku per lantai dengan memasang gate
B. Saran.
sebaiknya :
tekanan minimal perlantai ada 10 out put/ kran, guna lebih bermanfaat.
57
2. Tekanan air lebih dari P= 500 kPa (5 kg/cm2) atau bila terdapat katup
atau kran yang menutup sendiri, maka harus dipasang lubang udara
tekanan, pukulan air dan suara dalam pipa yang tidak dikehendaki.
DAFTAR PUSTAKA
Dua K.S.Y, Klaas. 2009. Desain Jaringan Pipa. Mandar Maju, Bandung.
Unram, Mataram.
Paramita, Jakarta.
Mody, L. F., Friction Factors for Pipe Flow. Transaction of the ASME, vol.
66, 1944.
Munson, Bruce R., and Young, Donald F., 2005. Mekanika Fluida,
Erlangga, Jakarta.
Indonesia, Jakarta.
Plumbing, 2000).
Jakarta.
Erlangga, Jakarta.
,Yogyakarta.
LAMPIRAN
61
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
4 dan lantai 5
64
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Gambar 2.11 Diagram wearing Instalasi distribusi air bersih lantai 3 dan
lantai 2
67
Lampiran 7
Pemasangan Manometer