Anda di halaman 1dari 1

Lir-ilir

Lagu daerah asal Jawa Tengah Lir-ilir diciptakan oleh Raden Syahid yang dikenal dengan Sunan
Kalijaga, sebagai media dakwah islam melalui sebuah tembang sederhana namun mengandung makna
tersirat, dengan tujuan dakwah tanpa harus melawan adat istiadat yang sudah berkembang yakni
Hindu-Budha.
Adapun liriknya ,
Lir-ilir
Lir-ilir, lir iler
Tandure wis sumilir
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar
Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro-dodotiro kumithir bedhah ing pinggir
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore
Mumpung padhang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Yo surako surak iyo
Adapun makna yang terkandung dalam setiap kalimat adalah :
Lir-ilir, lir-ilir bermakna sebagai umat Islam kita harus bangun dan bangkit dari keterpurukan,
bangun dari sifat malas dan mempertebal iman kepada Allah SWT.
Tandure wis sumilir bermakna keimanan kita sebagai seorang muslim yang tumbuh.
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar bermakna keimanan kita sebagai muslim yang telah
berkembang dan berbuah kebahagiaan seperti pengantin baru.
Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi bermakna cah angon(pengembala) layaknya seorang
imam yang mampu mengendalikan hawa nafsu, sedangkan belimbing merupakan buah yang memiliki
5 sisi berbentuk bintang menggambarkan rukun iman kita kepada Allah SWT.
Lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro bermakna meskipun sulit dan berat dengan sekuat
hati kita harus tetap melaksanakan rukun iman tadi agar iman kita tetap bersih.
Dodotiro-dodotiro kumithir bedhah ing pinggir bermakna iman kita yang mulai rusak

Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore bermakna mari benahi iman kita agar tetap bersih
untuk menghadapi hari esok
Mumpung padhang rembulane bermakna mumpung masih sehat.
Mumpung jembar kalangane bermakna mumpung masih memiliki banyak waktu luang kita.
Yo surako surak iyo bermakna bersoraklah dengan sorak iya.

Anda mungkin juga menyukai