Anda di halaman 1dari 11

JURNAL Kefarmasian Indonesia

p-ISSN: 2085-675X e-ISSN: 2354-8770


JKI
Penggunaan Deksametason pada Pasien COVID-19:
Systematic Review dan Meta-analisis
Use of Dexamethasone in COVID-19 Patients: Systematic Review and Meta-analysis

Cut Ainul Mardhiyyah1,2*, Didik Setiawan2, Binar Asrining Dhiani2


1
Fakultas Farmasi Universitas YPIB, Majalengka, Indonesia
2
Program Magister Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto,
Purwokerto, Indonesia
*
E-mail: cutainul88@email.com

Abstrak
Penyakit COVID-19 dikaitkan dengan kerusakan paru-paru yang menyebar, Deksametason dapat
Kata kunci:
mengurangi cedera paru karena adanya inflamasi sehingga mencegah berkembang menjadi gagal
COVID-19;
Deksametason; napas dan kematian. Tujuan dilakukannya tinjauan sistematik ini guna mengetahui manfaat dan
Kortikosteroid; kemanjuran Deksametason pada pengobatan pasien dengan COVID-19. Metode dengan
Meta-analisis; dilakukan pencarian literatur secara komprehensif yang diterbitkan di PubMed, ScienceDirect,
Systematic review
VHL Regional Portal, dan ClinicalTrials.gov, waktu pencarian 28 November 2020. Kriteria
inklusi adalah artikel yang memuat penelitian pasien COVID-19 yang mendapat terapi
Deksametason, mengevaluasi hasil penggunaan Deksametason pada studi observasional analitik
dan eksperimental. Kriteria eksklusi, tidak ada pembanding pada penelitian uji terkontrol, tidak
Keywords:
ada hasil penelitian yang jelas dari penggunaan Deksametason. Hasil pencarian awal dengan
COVID-19;
Dexamethasone; memasukkan kata kunci Deksametason dan COVID-19, didapatkan sebanyak 1.046 artikel.
Corticosteroid; Selanjutnya didapatkan 835 studi setelah penyaringan duplikat. Hasil akhir 6 artikel setelah
Meta-analysis; dilakukan screening full-text, 5 artikel dimasukkan kedalam meta-analisis. Hasil analisis
Systematic review
menyatakan bahwa penggunaan Deksametason pada pasien COVID-19 dapat mengurangi
kematian dalam 28 hari dibandingkan Metilprednisolon RR 0.78 (CI 95% 0.57–0.97 P=0.13).
Penggunaan Deksametason dibandingkan dengan obat lain tanpa kortikosterid RR 0.89 (CI 95%
0.82-0.97 P=0.01). Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan pemakaian Deksametason
Received:
dapat mengurangi jumlah kematian pasien COVID-19 terutama pasien dengan kondisi sedang
06-10-2021
Revised: hingga berat.
14-09-2022
Accepted:
22-11-2022 Abstract
COVID-19 is associated with disseminated lung damage in patients, Dexamethasone can reduce
lung injury caused by inflammation and there reduce the progression to respiratory failure and
prevent death. This systematic review aimed to determine the benefits and safety of
Dexamethasone in COVID-19 treatment. The study was performed by a comprehensive literature
Jurnal Kefarmasian search which were published in several databases i.e., PubMed, Science Direct, VHL Regional
Indonesia, Portal, and ClinicalTrials.gov within the search time of 28 November 2020. Inclusion criteria
2023:13(1):1-11
were articles on the study on COVID-19 patients who received Dexamethasone, observational
and experimental studies on the outcomes use evaluation of Dexamethasone. Exclusion criteria
are the articles that do not provide control in controlled studies and do not show clear research
results on the use of Dexamethasone. An initial search from four databases by entering keywords
DOI:
resulted in 1,046 articles. After screening articles duplication we obtained 835 studies. Finally,
https://doi.org./10.22
435/jki.v13i1.5455 6 articles were obtained after we screened for the article that it can be obtained its full text and
5 articles joined in articles included in the meta-analysis. The analysis showed that
Dexamethasone in Covid-19 patients could reduce the incidence of death within 28 days with RR
of 0.78 (95% CI 0.57–0.97 P=0.13) compared with Methylprednisolone, Dexamethasone was
compared without corticosteroids with RR 0.89 (95% CI 0.82-0.97 P=0.01). Dexamethasone
also reduced mechanical ventilator use during treatment with RR 0.95 (95% CI = 0.86-1.05 P =
0.28) compared without corticosteroids. The conclusion from these results: the use of
Dexamethasone can reduce the number of deaths in COVID-19 patients, especially severe and
critically ill category patients.

1
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2023;13(1):1-11

PENDAHULUAN Berdasarkan hasil penelitian awal tim


bersama WHO, pada pasien COVID-19
Coronavirus menjadi masalah
yang memakai bantuan ventilator,
kesehatan dunia, yang juga memunculkan
pemberian Deksametason berhasil
masalah sosial dan ekonomi global.
mengurangi angka kematian sekitar
Penyebaran novel coronavirus 2019 (2019-
sepertiga, sedangkan pada pasien yang
nCoV) bermula dari kelelawar yang
hanya menggunakan bantuan oksigen, nilai
ditransmisikan ke individu melalui hewan
kasus kematian mengalami pengurangan
perantara di Kota Wuhan, provinsi Hubei,
sekitar 20 persen atau seperlimanya.4
Cina pada Desember 2019.1 Bermula pada
Sebagian besar hasil buruk dari pasien
11 Januari 2020 Pemerintah Tiongkok
COVID-19 terkait dengan cedera organ
mengumumkan kejadian kematian untuk
inflamasi yang parah, dengan subkelompok
pertama kalinya yang disebabkan oleh virus
pasien mengalami peningkatan tanda
corona ini. WHO pada tanggal 11 Maret
inflamasi, termasuk protein C-reaktif,
2020 mengumumkan pernyataan virus
feritin, interleukin-1, dan interleukin-6.
corona dikategorikan sebagai kondisi
Beberapa intervensi terapeutik
pandemi global, pengumuman ini
kortikosteroid telah diusulkan untuk
didasarkan pada data jumlah pasien yang
mengurangi cedera organ inflamasi, tetapi
terkena infeksi virus COVID-19 di dunia
penggunaannya masih diperdebatkan.
dengan angka diatas 121.000 kasus saat itu.2
Untuk mengendalikan kerusakan jaringan
Faktanya, COVID-19 telah menimbulkan
paru-paru, kortikosteroid diberikan pada
kematian dan menyerang hampir seluruh
kasus coronavirus yang parah. Karena efek
negara. Pandemi COVID-19 menyebabkan
anti-inflamasi dan imunosupresif yang
kemerosotan ekonomi dunia, dan kondisi
cepat, obat kortikosteroid secara luas
ini menimbulkan krisis global.3
digunakan untuk mengobati kondisi hiper-
Saat ini belum adanya obat secara nyata
inflamasi, termasuk penyakit coronavirus
dapat langsung ke target virus penyebab
sebelumnya seperti MERS dan sindrom
COVID-19. Oleh karena itu, proses terapi
SARS.4
yang dijalankan untuk pasien COVID-19
Pada akhir Agustus 2020, organisasi
semata bertujuan untuk menyembuhkan
kesehatan dunia atau WHO belum
gejala. Misal dengan diberikannya oksigen
merekomendasikan kortikosteroid dalam
guna terbantunya pasien dalam bernafas
pengobatan COVID-19, kemudian pada 2
dan pemberian obat-obatan untuk
September 2020 WHO mengeluarkan
mengurangi gejala atau mencegah
Pedoman “Therapeutics and COVID-19
komplikasi karena infeksi corona. Diakhir
Living Guideline” pertama untuk
2020 muncul penemuan vaksin COVID-19
Kortikosteroid. Dari beberapa penelitian
yang sedang dikembangkan dan proses uji
ada yang menunjukkan manfaat dan tidak
klinis sebagai harapan terbaik untuk
menunjukkan manfaat yang signifikan.5
menekan penularan virus corona dan
Tujuan tinjauan sistematik ini yaitu guna
sampai saat ini sudah banyak vaksin yang
menganalisis bagaimana efek penggunaan
disuntikkan di seluruh dunia.
Deksametason pada pasien COVID-19,
Para ahli dan tim dari universitas
mengetahui seberapa besar manfaat dan
kedokteran di Inggris melakukan penelitian
keamanan Deksametason dalam
dengan identifikasi awal menemukan
pengobatan COVID-19, dan mengetahui
bahwa Deksametason dapat meminimalkan
efek samping serta kejadian apa saja yang
risiko kematian pada pasien COVID-19
ditimbulkan dari penggunaan
dengan kondisi yang parah. Deksametason
Deksametason.
ini dilakukan uji pada pasien rawat inap
dengan COVID-19 dengan uji klinis
nasional di Inggris dan mereka menemukan
hasil bahwa Deksametason bermanfaat
untuk pasien dengan kondisi kritis.

2
Penggunaan Deksametason pada Pasien COVID-19 …. (Cut Ainul Mardhiyyah, dkk)

METODE dari masing-masing database kemudian


dimasukkan kedalam aplikasi Mendeley
Strategi Pencarian
dan otomatis menyaring hasil artikel yang
Database yang menjadi target
duplikat, penulis juga melakukan screening
pencarian adalah PubMed, ScienceDirect,
duplikat secara manual. Tahap selanjutnya
VHL Regional Portal dan
yaitu melakukan screening judul dan
ClinicalTrials.gov. Pencarian di
abstrak, mengeluarkan studi yang tidak
ScienceDirect, VHL Regional Portal dan
masuk kriteria inklusi, selanjutnya
ClinicalTrials.gov menggunakan kata kunci
screening full text untuk kelayakan naskah
yang sama yaitu ‘COVID-19 DAN
yang masuk kriteria inklusi, mengeluarkan
dexamethasone’. Sedangkan pencarian di
studi yang tidak masuk kriteria inklusi
Pubmed menggunakan kata kunci
disertai dengan alasan. Studi yang masuk
berdasarkan penulusuran di Mesh Term
kriteria dalam sintesis analisis kuantitatif,
yaitu "COVID-19"[Supplementary
selanjutnya dilakukan meta-analisis. Semua
Concept] atau "COVID-19" atau "2019
hasil dari tiap tahapan dicatat pada diagram
novel coronavirus disease" atau
alir PRISMA.6
"COVID19" atau "COVID-19 pandemic"
atau "SARS-CoV-2 infection" atau Ekstraksi data
"COVID-19 virus disease" atau "2019 Dalam penyaringan artikel fase abstrak
novel coronavirus infection" atau "2019- dan screening full text untuk memperkuat
nCoV infection" atau "coronavirus disease screening hasil pencarian, peneliti
2019" atau "coronavirus disease-19" atau bekerjasama dengan satu peneliti lainnya
"2019-nCoV disease" atau "COVID-19 (Sdr. Tias Eka) untuk melakukan penilaian
virus infection" dan "Dexamethasone" atau keandalan antar penilai dan untuk
"Dexamethasone" atau memastikan keseragaman pemahaman.
"Methylfluorprednisolone" atau Ekstraksi data dilakukan menggunakan
"Hexadecadrol" atau "Decameth" atau program excel standar: penulis, tahun
"Decaspray" atau "Dexasone" atau publikasi, negara, desain penelitian, jumlah
"Dexpak" atau "Maxidex" atau subjek, frekuensi pemberian, dosis dan
"Millicorten" atau "Oradexon" atau durasi, lama rata-rata dirawat, tingkat
"Decaject" atau "Decaject-L.A. " atau keparahan pasien, komplikasi dan ukuran
"Decaject L.A. " atau "Hexadrol". hasil.7
Kriteria inklusi dan eksklusi Analisa statistik
Kriteria inklusi dianalisis dari artikel Analisa statistik yang dilakukan dalam
penelitian dimana memuat tentang pasien penelitian ini dikelompokkan datanya
COVID-19 yang mendapatkan terapi berdasarkan variabel, menampilkan data
Deksametason, studi yang mengevaluasi setiap variabel yang diamati. Analisis
efek yang ditimbulkan dari penggunaan dijelaskan dengan deskripsi untuk meninjau
Deksametason pada studi observasional data dan mengevaluasi tingkat bukti.8
analitik dan eksperimetal, pada pasien kritis Selain itu, peneliti melakukan analisis
dan non kritis, termasuk reaksi merugikan tambahan dari hasil temuan, analisis
dari penggunaan Deksametason. Untuk berdasarkan kemungkinan dari hasil
kriteria eksklusi diantaranya tidak adanya karakteristik lainnya dari penelitian. Setelah
pembanding pada penelitian uji terkontrol, rangkaian proses dilakukan, kemudian
tidak adanya hasil yang jelas dari penelitian. ditinjau secara sistematis bukti ilmiah yang
tersedia dan dilakukan meta-analisis
Langkah penelitian menggunakan review manager 5.4.8
Langkah awal dengan mengidentifikasi Relative Risk (RR) dihitung dari jumlah
dan mengumpulkan studi hasil pencarian kejadian dengan jumlah sampel yang
dari PubMed, ScienceDirect, VHL Regional menggunakan Deksametason dibandingkan
Portal dan ClinicalTrials,gov. Hasil sitasi dengan pasien yang menggunakan

3
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2023;13(1):1-11

kortikosteroid lain atau tanpa dua studi mengungkapkan bahwa angka


kortikosteroid, seberapa peluang untuk kematian lebih rendah pada pasien yang
mengetahui efektifitas Deksametason. menerima terapi Deksametason
Untuk menganalisis heterogenitasnya, dibandingkan dengan Metilprednisolon
dilakukan uji heterogenitas dengan dengan RR 0.78 (CI 95% 0.57–1.08)
menghitung I2 skor berdasarkan hasil tes ditunjukkan pada Gambar 2, didapatkan
dengan menyajikan nilai kuantitatif nilai P 0.13 mendekati signifikan nilai P
heterogenitas mulai dari 0% hingga 100%. <0.05, tetapi dua studi ini tidak cukup kuat
Menurut rekomendasi Cochrane, jika I2 karena jumlah sampel sedikit. Tiga studi
lebih dari 50% maka cenderung memiliki perbandingan yang menggunakan
heterogenitas yang substansial. Hasil Deksametason dan tanpa menggunakan
disajikan pula dalam bentuk interval kortikosteroid didapatkan nilai RR 0.89 (CI
kepercayaan 95% atau CI.9 95% 0.82-0.97) dengan nilai P 0.01
(P<0.05) pada Gambar 3, yang berarti
HASIL DAN PEMBAHASAN penggunaan Deksametason secara
Hasil pencarian signifikan mengurangi kasus kematian pada
Pencarian pada database dilakukan pasien COVID-19 terutama pada kasus
pada tanggal 28 November 2020 dengan sedang dan parah. Analisis heterogenitas
beberapa kata kunci yang pakai. Chi2 test dengan nilai I2 0% dan 21%
Sebagaimana yang ditampilkan dalam menunjukkan kelima studi tersebut
Gambar 1, jumlah total rekaman yang heterogenitas yang rendah dan data
awalnya didapatkan berdasarkan pencarian cenderung homogen.
database adalah 1046 artikel. Setelah Penurunan nilai CRP dan peningkatan
didapatkan 835 artikel, dikeluarkan 803 rasio PaO2/FiO2
artikel yang tidak termasuk kriteria inklusi Dari satu studi dengan jumlah sampel 60
dengan membaca judul dan abstrak. pasien, penggunaan Deksametason
Kemudian dalam melakukan screening full menunjukkan hasil yang lebih baik. Dalam
text, dikeluarkan dari studi 24 artikel. peningkatan rasio PaO2/FiO2,10 nilai
Akhirnya didapat 6 artikel, 5 artikel signifikansi terhitung untuk Deksametason
dimasukkan kedalam meta-analisis dan 1 (P 0,000), dan Metilprednisolon (P 0,009),
artikel lainnya tidak bisa dimasukkan hasil ini dapat diartikan Deksametason dan
kedalam meta-analisis. Metilprednisolon efektif dalam
Karakteristik studi meningkatkan nilai PaO2/FiO2, namun
Sebanyak 7139 pasien dari 6 artikel Deksametason sedikit lebih efektif
dimasukkan dalam systematic review, 7079 dibandingkan dengan Metilprednisolon.
pasien dari 5 artikel dimasukkan dalam Deksametason juga memberikan hasil yang
meta-analisis. Hasil utama adalah terdapat 5 baik dalam pnurunan nilai CRP.
artikel yang melaporkan jumlah kasus Kesimpulan dari peneltian ini adalah terapi
kematian pada 28 hari perawatan. steroid efektif dalam mengendalikan
Sedangkan satu artikel yang outcome-nya penanda peradangan, terutama
diukur dengan perbaikan parameter nilai Deksametason secara signifikan efektif
PaO2/FiO2 dan CRP. Ada satu studi yang dalam meningkatkan rasio PaO2/FiO2 pada
melaporkan tentang efek samping pasien COVID-19, namun jumlah sampel
pengobatan. Dari 6 artikel yang masuk relatif sedikit dengan studi cross sectional.
systematic review, semua studi Efek samping
menggunakan bahasa Inggris. Satu studi yang menunjukkan efek
Kasus kematian samping dimana satu pasien mengalami
Dari analisis hasil utama kasus nyeri lambung yang kemungkinan
kematian penggunaan Deksametason pada disebabkan oleh Deksametason, pasien
pasien COVID-19 dalam 28 hari perawatan, memiliki riwayat tukak lambung.

4
Penggunaan Deksametason pada Pasien COVID-19 …. (Cut Ainul Mardhiyyah, dkk)

Gambar 1. Diagram alir PRISMA Penggunaan Deksametason pada Pasien

Gambar 2. Efek Penggunaan Deksametason dibandingkan Metilprednisolon


pada kasus kematian pasien COVID-19

Gambar 3. Efek Penggunaan Deksametason dibandingkan tanpa Kortikosteroid


pada kasus kematian pasien COVID-19

5
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2023;13(1):1-11

Tabel 1. Karakteristik Studi


Penulis Tahun Negara Usia Design studi Frekuensi pemberian dan durasi Lama Tingkat Komplikasi Hasil utama Hasil
rata Deksametason Metilprednisolon Tanpa rawat keparahan sekunder
rata Dosis /hari Durasi Dosis /hari Durasi CST
A.Saha 2020 Bangladesh 56 Kohort - - - Campuran - Kematian
H.Dheir 2020 Turki 48 Cross 6 mg 10 hari 16 mg 10 - 9,7 ± Sedang Pasien Kematian
sectional hari 6,4 hingga berat transplantasi
hari ginjal
M.Rana 2020 Pakistan 54 Quasi 16 mg 8 hari 40mg 8 hari - Sedang Nilai
Experimental hingga berat PaO2/FiO2
Nilai CRP
P.Horby 2020 Inggris 66 RCT 6 mg 10 hari - - - Campuran Kematian
Tomazini 2020 Brazil 61 RCT 6 mg 10 hari - - Sedang Kematian
hingga berat
Hector 2020 Argentina 56 Quasi Eks- 4 mg - - Sedang Kematian Efek
perimental hingga berat samping
Catatan: Deksa: Deksametason, MP: Metilprednisolon, CST: Corticosteroid.

Tabel 2. Studi Penggunaan Deksametason, Subjek, Insiden dan Hasil


Penulis Jumlah subjek Kematian Nilai CRP (mg/L) Rasio PaO2/FiO2
Deksa MP Tanpa Deksa MP Tanpa Deksa MP Deksa MP
CST CST sebelum sesudah sebelum sesudah sebelum sesudah sebelum sesudah
A.Saha 40 97 31 22 53 23
H.Dheir 10 10 - 1 1 -
M. Rana 30 30 - 110,34 19,45 108,65 43,82 118,20 170,41 105,66 136,25
P 0.000 P 0.009
Peter 2104 - 4321 482 - 1110
Horby
Tomazini 151 - 148 85 - 91
Hector 32 - 135 1 - 0
Catatan: Deksa: Deksametason, MP: Metilprednisolon, CST: Corticosteroid.

6
Penggunaan Deksametason pada Pasien COVID-19 …. (Cut Ainul Mardhiyyah, dkk)

Efek samping segera diatasi dengan risiko efek samping yang serius.11
pemberian Omeprazol tanpa penghentian Deksametason juga dikaitkan dengan
pengobatan atau pengurangan dosis mortalitas yang lebih rendah di antara
Deksametason.11 pasien kritis yang sedang dan tidak
menggunakan mechanical ventilator. Hasil
Dosis Deksametason
menunjukkan terapi Deksametason lebih
Dalam pemberian Deksametason,
mungkin dibutuhkan oleh pasien dengan
belum atau tidak adanya standar dosis dan
kondisi parah. Hasil serupa juga diamati
lamanya durasi pemberian Deksametason
pada subkelompok pasien dengan infeksi
untuk pasien COVID-19. Dari hasil
SARS-CoV-2 yg menunjukkan bahwa
pengumpulan studi tersebut, dosis yang
Deksametason memiliki hasil klinis yang
paling besar diberikan pada pasien dengan
lebih baik daripada Metilprednisolon.12,10
transplantasi ginjal dengan dosis 16 mg
Deksametason memiliki efek
perhari diberikan dalam bentuk injeksi.
antiinflamasi yang kuat dengan sifat
Sedangkan untuk dosis terkecil 4 mg
mineralokortikoid yang lemah
perhari pada kasus sedang hingga berat.
dibandingkan dengan senyawa
Ketiga studi lainnya menggunakan
kortikosteroid lainnya. Secara alami,
Deksametason dengan dosis 6 mg perhari
Deksametason diduga 25 kali lebih aktif
dalam kasus yang sama dengan rata-rata
daripada senyawa kortikosteroid lainnya,
durasi pemberian sekitar 10 hari.
potensi yang lebih kuat ini memungkinkan
Dari tinjauan sistematik ini didapatkan
sebagai salah satu sebab kenapa
6 artikel dari negara yang berbeda.
Deksametason terbukti efektif dalam
Penggunaan Deksametason dikaitkan
mengobati pasien SARS-CoV-2. Selain itu
dengan penyebab kematian yang lebih
Deksametason juga lebih kuat daripada obat
rendah pada 28 hari setelah pengacakan dan
antiinflamasi nonsteroid (AINS)
perawatan. Tidak ditemukan peningkatan
seperti ibuprofen dan aspirin. Dimana seperti interleukin IL-1, IL-6, TNF dan
Deksametason memicu sintesis lipokortin-1 prostaglandin dimana lima di antaranya
yang menghambat kerja fosfolipase A2 terkait dengan tingkat keparahan SARS-
mengubah fosfatidilkolin menjadi asam CoV-2.2
arakidnoat sehingga mencegah Gejala yang paling umum dari infeksi
pembentukan mediator inflamasi. SARS-CoV-2 adalah batuk kering, demam,
Mekanisme ini menjelaskan kortikosteroid lemas dan anosmia. Temuan laboratorium
memiliki aksi lebih luas dibandingkan obat utama meliputi peningkatan jumlah sel
AINS yang hanya menghambat jalur darah putih dengan limfopenia, peningkatan
siklooksigenase.13 CRP, feritin dan
Efek anti-inflamasi utama peningkatan d- dimer. Respon imun yang
Deksametason adalah untuk menghambat tidak teratur terhadap infeksi paru-paru
gen pro-inflamasi yang mengkode SARS-CoV-2 yang menyebabkan
kemokin, sitokin, molekul adhesi sel atau pelepasan sitokin yang berlebihan (seperti
CAM (Cell Adhesion Molecule) dan respon IL-1, IL-6 dan TNF-α) dan cedera paru
inflamasi akut. Deksametason memiliki yang dimediasi imun sebagai faktor
efek inflamasi melalui penghambatan patogenetik kritis dalam perkembangan
metabolisme asam arakidonat, efek tersebut sindrom gangguan pernapasan atau ARDS.4
diperantarai oleh ikatan senyawa steroid Sebagian besar hasil buruk dari penyakit
dengan reseptor glukokortikoid. coronavirus terkait dengan peradangan
Deksametason mengikat secara reversibel parah, cedera paru-paru sekunder akibat
ke beberapa situs DNA spesifik yang ARDS dan dengan kerusakan alveolar
menghasilkan stimulasi (transaktivasi) dan difus. Oleh karena itu, untuk
penekanan (trans-represi) dari berbagai mengendalikan kerusakan jaringan paru-
macam transkripsi gen. Mekanisme tersebut paru yang dimediasi kekebalan,
menghambat produksi sitokin pro-inflamasi kortikosteroid telah diberikan pada kasus

7
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2023;13(1):1-11

coronavirus yang parah seperti MERS, cukup tinggi, menandakan adanya infeksi
SARS dan SARS-CoV-2.14 Karena efek atau kondisi peradangan. Tes ini mengukur
anti-inflamasi dan imunosupresifnya yang kuantitas CRP dalam darah guna
cepat, obat kortikosteroid secara luas mengidentifikasi apakah terdapat
digunakan untuk mengobati kondisi hiper- peradangan yang disebabkan kondisi akut,
inflamasi. Secara klinis, alasan utama bisa juga untuk menilai derajat keparahan
penggunaan kortokortikoid adalah mungkin suatu penyakit pada kondisi yang dinilai
bermanfaat dalam mencegah kerusakan kronis. Tingkat CRP bisa melonjak seribu
struktur, menghambat produksi sitokin. IL- kali lipat sebagai respons terhadap infeksi
6 adalah salah satu sitokin inflamasi yang bakteri, dan peningkatannya dalam darah
merupakan pendorong utama proses dapat mendahului rasa sakit, demam,
inflamasi pada COVID-19 yang jika atau tanda dan gejala lainnya.10
berlebihan dapat menyebabkan kerusakan Rasio PaO2/FiO2 merupakan
organ, seperti peningkatan permeabilitas perhitungan dari jumlah tekanan parsial
vascular dan penurunan kontraktilitas oksigen arteri (PaO2 satuan dalam mmHg)
miokard.15 dibandingkan dengan oksigen inspirasi
Dalam tinjauan sistematik ini, satu studi fraksional (FiO2 dinyatakan sebagai fraksi,
dengan sampel 60 pasien, menunjukkan bukan persentase). Rasio PaO2/FiO2
bahwa Deksametason lebih efektif normal sekitar 400-500 mmHg.
dibandingkan Metilprednisolon dalam Penggunaan rasio PaO2/FiO2 dapat
pnurunan nilai CRP dan Deksametason menggambarkan kondisi status pernafasan
secara signifikan efektif dalam dan tingkat keparahan ARDS pada pasien
meningkatkan rasio PaO2/FiO2 pada pasien COVID-19. Namun konsep hubungan
COVID-19.10 Studi yang baru publikasi secara matematis antara suatu jumlah pada
setelah dilakukan pencarian dari database, PaO2 /FiO2 jika dinilai sebagai variabel
didapatkan penelitian perbandingan antara tunggal tidak bisa dipakai untuk penentuan
Deksametason dengan Metilprednisolon status luaran klinis pasien ARDS.
pada pasien COVID-19 dengan kasus Pemeriksaan histologis dalam kasus
sedang hingga berat dengan jumlah sampel kematian, dimana membran hialin, dan
100 pasien, dimana kasus kematian 17,1% infiltrasi sel inflamasi campuran dari
yang menerima Deksametason dan 15,3% interstitium, alveoli, dan daerah
yang menerima Metilprednisolon. Pasien perivaskular, lebih konsisten dengan
yang membutuhkan ventilator, pada karakteristik ARDS.18
kelompok Deksametason, 20%, dan 12,3% Sejauh ini belum ditemukan systematic
pada kelompok Metilprednisolon.16 review dan meta-analisis yang
Dalam satu studi lainnya, pengobatan menampilkan efektifitas penggunaan
Pneumonia COVID-19 kasus berat dengan Deksametason pada pasien COVID-19, ini
jumlah pasien 216, penggunaan salah satu kelebihan systematic review ini.
Metilprednisolon dosis tinggi selama tiga Sebagian besar artikel analisis yang ditemui
hari diikuti dengan Prednison oral selama berupa systematic review mengenai
14 hari, dibandingkan dengan kortikosteroid dengan hasil kumulatif dari
Deksametason 6 mg selama 7-10 hari, prnggunaan kortikosteroid.5,19,20,21 Adapun
Metilprednisolon diikuti Prednison secara kortikosteroid lainya yang digunakan dalam
statistik dan signifikan menurunkan waktu beberapa peneltian adalah
pemulihan, kebutuhan perawatan intensif Metilprednisolon, Prednison, Prednisolon,
dan penanda keparahan protein CRP, D- dan Hidrokortison.15
dimer dan LDH.17 Penelitian ini menggunakan 4 database
Peningkatan kadar CRP 86% dialami dalam pencarian studi yang dapat diakses
pada pasien COVID-19 yang parah. secara umum dengan memasukkan semua
Tingkat CRP normal biasanya di bawah 3,0 bahasa diseluruh dunia, namun ditemukan
mg/L. Nilai CRP 10 – 100 mg/L terbilang cukup banyak artikel duplikat yaitu

8
Penggunaan Deksametason pada Pasien COVID-19 …. (Cut Ainul Mardhiyyah, dkk)

sebanyak 211. Screening duplikat kepatuhan. Dosis Deksametason 6 mg


dilakukan menggunakan aplikasi Mendeley (dalam efek glukokortikoid) setara hingga
yang secara otomatis mengeluarkan artikel 150 mg Hidrokortison (dengan dosis 50 mg
duplikat kemudian dilakukan screening tiap 8 jam), Prednison dengan dosis 40 mg,
secara manual untuk memastikan tidak atau Metilprednisolon dengan dosis 32 mg
adanya lagi artikel duplikat. (dimana 8 mg tiap 6 jam atau 16 mg tiap 12
Studi ini menggunakan kata kunci yang jam).15
lengkap, pada database PubMed dilakukan Systematic review ini tidak dilakukan
pencarian kata kunci menggunakan penilaian risiko bias dari semua studi yang
MeshTerm secara sistematik. Namun hasil didapat. Terlepas dari risiko bias tersebut,
artikel yang didapatkan belum maksimal. semua studi disaring dan studi yang
Penelitian tentang uji efektifitas pengunaan memenuhi kriteria inklusi yang terpilih
Deksametason pada pasien COVID-19 dimasukkan dalam ulasan dan meta-analis.
beberapa dihentikan karena kurangnya Namun diharapkan studi ini bisa mewakili
jumlah sampel yang dibutuhkan untuk penelitian mengenai efektifitas penggunaan
penelitian uji terkontrol acak,22,23. Pada Deksametason meskipun jumlah artikel
database ClinicalTrials.gov terdapat penelitian dan sampel belum mewakili
beberapa penelitian yang sudah selesai untuk kesimpulan yang substansial.
tetapi hasilnya belum dipublikasikan Keterbatasan lainnya dalam tinjauan
kemungkinan terkendala dalam proses sistematis ini, dimana dari 6 studi, hanya
publikasi atau hasil yang bersifat rahasia ada 2 uji terkontrol acak. Tinjauan
dan penelitian lainnya masih dalam proses sistematis dengan tingkat bukti rendah
rekrutmen pasien. dimana dibutuhkan lebih banyak uji coba
Pedoman WHO Living guideline terkontrol secara acak dengan desain yang
“Kortikosteroid” pada 2 September 2020 ini dioptimalkan. Belum ada standar untuk
dipicu pada 22 Juni 2020 hasil publikasi waktu dan dosis Deksametason yang
laporan awal uji coba RECOVERY.15 digunakan dalam berbagai penelitian.
Kortikosteroid utama yang digunakan Akhirnya, karena evolusi yang cepat dari
sebagian besar studi dan uji coba lain adalah situasi SARS-CoV-2, beberapa penelitian
Metilprednisolon dan Deksametason. uji coba terkontrol acak dihentikan karena
Metilprednisolon memiliki aktivitas jumlah participant yang kurang. Sehingga
mineralokortikoid paling sedikit sedangkan hasil penelitian ulasan sistematik ini belum
Deksametason memiliki aktivitas maksimal.
glukokortikoid tertinggi. Kortikosteroid KESIMPULAN
sistemik dapat diberikan baik secara oral
maupun intravena. Sementara Penggunaan Deksametason lebih
bioavailabilitas Deksametason sangat tinggi digunakan pada pasien kondisi sedang dan
(yaitu, konsentrasi yang sama dicapai berat, Deksametason dapat mengurangi
dalam plasma setelah asupan oral dan kematian dalam 28 hari perawatan. Dari 6
intravena).24 Saat pasien kritis mungkin studi, hanya satu yang melaporkan efek
tidak dapat menyerap nutrisi atau obat samping, satu pasien yang dilaporkan.
karena disfungsi usus, oleh karena itu Deksametason harus digunakan dengan
klinisi dapat mempertimbangkan hati-hati dalam pengobatan pasien COVID-
pemberian kortikosteroid sistemik secara 19, tidak dianjurkan untuk pasien dengan
intravena daripada oral jika diduga kondisi ringan. Hasil RR pada meta-analisis
disfungsi usus. tidak berbeda signifikan penggunaan
Sejauh ini lebih banyak pasien menerima Deksametason dibandingkan kortikosteroid
kortikosteroid dalam bentuk Deksametason lain atau tanpa kortikosteroid. Hal ini
6 mg setiap hari hingga 10 hari. Formulasi mungkin dikarenakan penggunaan
Deksametason dengan interval satu kali Deksametason lebih ditujukan untuk pasien
dalam sehari cukup meningkatkan nilai sedang hingga berat yang memiliki resiko

9
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2023;13(1):1-11

kematian lebih tinggi dibandingkan dengan FiO2 : fractional inspired oxygen


pasien kodisi ringan sehingga pada studi MERS : Middle East Respiratory Syndrome
observasional analitik dan quasi P : Probability
eksperimental dengan tidak dilakukannya PaO2 : arterial oxygen partial pressure
pengacakan, maka hasilnya tidak berbeda PRISMA : Preferred Reporting Items for
Systematic Reviews and Meta-
secara siginifikan. Meski demikian, Analyses
dibutuhkan data yang lebih banyak dan uji RR : Relative Risk
klinis dari berbagai wilayah di negara SARS Cov-2 : Severe Acute Respiratory
diperlukan untuk lebih memverifikasi Syndrome Coronavirus-2
kesimpulan ini. SARS : Severe Acute Respiratory Syndrome
TNF : Tumor necrosis factor
SARAN VHL : Virtual Health Library
Dalam tinjauan sistematik ini, peneliti
mengalami kesulitan dalam hal mencari DAFTAR RUJUKAN
artikel mana yang betul-betul masuk 1. Singhal T. A Review of Coronavirus
kriteria inklusi, karena beberapa penelitian Disease-2019 (COVID-19). Indian J
menyebutkan penggunaan Deksametason Pediatr. 2020;87:281–6.
namun setelah di screening sering kali tidak 2. Yuki K, Fujiogi M, Koutsogiannaki S.
ditemukan hasil yang jelas atau hanya COVID-19 pathophysiology: A review.
berupa ulasan. Karena perkembangan Clin Immunol. 2020;215:108427.
pengobatan penyakit COVID-19 yang 3. Rothan HA, Byrareddy SN. The
sangat cepat dan beragam, memungkinkan epidemiology and pathogenesis of
beberapa studi yang diterbitkan setelah coronavirus disease (COVID-19)
outbreak. J Autoimmun [Internet].
peneliti mengakses database belum
2020;109:102433.
dianalisis. Namun beberapa studi 4. Horby P, Lim WS, Emberson JR, Mafham
setelahnya sudah dimasukkan kedalam M, Bell JL, Linsell L, et al.
pembahasan. Diharapkan peneliti Dexamethasone in Hospitalized Patients
selanjutnya bisa menampilkan meta- with Covid-19. N Engl J Med.
analisis yang lebih baik dengan kuantitas 2021;384:693–704.
penelitian yang lebih banyak mengenai 5. Yang Z, Liu J, Zhou Y, Zhao X, Zhao Q,
penggunaan Deksametason pada pasien Liu J. The effect of corticosteroid
dengan penyakit COVID-19, sehingga treatment on patients with coronavirus
kualitas tinjuan sistematik akan lebih baik infection: a systematic review and meta-
lagi. analysis. J Infect [Internet]. 2020;81:e13–
20.
6. Garg AX, Hackam D, Tonelli M.
UCAPAN TERIMA KASIH Systematic review and meta-analysis:
Ucapan ini ditujukan kepada Fakultas When one study is just not enough. Clin J
Farmasi Universitas Muhammadiyah Am Soc Nephrol. 2008;3:253–60.
Purwokerto dan semua pihak yang 7. Setiawan D, Luttjeboer J, Pouwels KB,
Wilschut JC, Postma MJ. Immunogenicity
membantu terlaksananya penelitian
and safety of human papillomavirus (HPV)
tinjauan sistematik ini. Terima kasih kepada vaccination in Asian populations from six
sahabat saya Tias Eka sebagai reviewer countries: A meta-analysis. Jpn J Clin
kedua, dan terimakasih kepada Fakultas Oncol. 2017;47:265–76.
Farmasi Universitas Muhammadiyah 8. Siswanto. Systematic Review Sebagai
Purwokerto. Metode Penelitian Untuk Mensintasis
Hasil-Hasil Penelitian (Sebuah Pengantar)
DAFTAR SINGKATAN
(Systematic Review as a Research Method
ARDS : Acute Respiratory Distress Syndrome to Synthesize Research Results (An
CI : Convidence interval Introduction)). Bul Penelit Sist Kesehat.
COVID-19: Corona virus diseases 2019 2010;13:326–33.
CRP : c-reactive protein 9. Pati D, Lorusso LN. How to Write a

10
Penggunaan Deksametason pada Pasien COVID-19 …. (Cut Ainul Mardhiyyah, dkk)

Systematic Review of the Literature. Heal 19. Singh AK, Majumdar S, Singh R, Misra A.
Environ Res Des J. 2018;11:15–30. Role of corticosteroid in the management
10. Rana MA, Hashmi M, Qayyum A, Pervaiz of COVID-19: A systemic review and a
R, Saleem M, Munir MF, et al. Clinician’s perspective. Diabetes Metab
Comparison of Efficacy of Syndr Clin Res Rev. 2020;14(5):971–8.
Dexamethasone and Methylprednisolone 20. Tlayjeh H, Mhish OH, Enani MA,
in Improving PaO2/FiO2 Ratio Among Alruwaili A, Tleyjeh R, Thalib L, et al.
COVID-19 Patients. Cureus. Association of corticosteroids use and
2020;12(10):e10918. outcomes in COVID-19 patients: A
11. Carvallo HE, Hirsch RR, Farinella ME. systematic review and meta-analysis. J
Safety and Efficacy of the combined use of Infect Public Health. 2020;13(11):1652-
ivermectin, dexamethasone, enoxaparin 63.
and aspirin against COVID-19 [Internet]. 21. Sterne JAC, Murthy S, Diaz J V, Slutsky
Available from: AS, Villar J, Angus DC, et al. Association
https://medrxiv.org/cgi/content/short/2020 between administration of systemic
.09.10.20191619 corticosteroids and mortality among
12. Dheir H, Sipahi S, Yaylacı S, Çetin ES, critically ill patients with covid-19. JAMA.
Genç AB, Fırat N, et al. Clinical course of 2020;324(13):1330-1341.
COVID-19 disease in immunosuppressed 22. Villar J, Añón JM, Ferrando C, Aguilar G,
renal transplant patients. Turkish J Med Muñoz T, Ferreres J, et al. Efficacy of
Sci. 2021;51:428–34. dexamethasone treatment for patients with
13. Jiang L, Tang K, Levin M, Irfan O, Morris the acute respiratory distress syndrome
SK, Wilson K, et al. COVID-19 and caused by COVID-19: study protocol for a
multisystem inflammatory syndrome in randomized controlled superiority trial.
children and adolescents. Lancet Infect Dis Trials. 2020;21(1):1-10.
2020;20(11):276–88. 23. Maskin LP, Olarte GL, Palizas FJ, Velo
14. Bartoletti M, Marconi L, Scudeller L, AE, Lurbet MF, Bonelli I, et al. High dose
Pancaldi L, Tedeschi S, Giannella M, et al. dexamethasone treatment for Acute
Efficacy of corticosteroid treatment for Respiratory Distress Syndrome secondary
hospitalized patients with severe COVID- to COVID-19: a structured summary of a
19: a multicentre study. Clin Microbiol study protocol for a randomised controlled
Infect. 2021;27(1):105-11. trial. Trials. 2020;21(1):1-3.
15. Organization WH. Corticosteroids for 24. Rubio-Rivas M, Ronda M, Padulles A,
COVID-19: living guidance, 2 September Mitjavila F, Riera-Mestre A, Garcia-
2020. World Health Organization; 2020. Forero C, et al. Beneficial Effect of
16. Fatima SA, Asif M, Khan KA, Siddique N, Corticosteroids in Preventing Mortality in
Khan AZ. Comparison of efficacy of Patients Receiving Tocilizumab to Treat
dexamethasone and methylprednisolone in Severe COVID-19 Illness. International
moderate to severe covid 19 disease. Ann Journal of Infectious Diseases, 2020;101:
Med Surg. 2020;60:413–6. 290-97.
17. Saha A, Ahsan MM, Quader TU, Shohan
MUS, Naher S, Dutta P, et al.
Characteristics, management and
outcomes of critically ill COVID-19
patients admitted to ICU in hospitals in
Bangladesh: a retrospective study. Journal
of preventive medicine and hygiene.
2021;62(1):e33.
18. Tomazini BM, Maia IS, Cavalcanti AB,
Berwanger O, Rosa RG, Veiga VC, et al.
Effect of Dexamethasone on Days Alive
and Ventilator-Free in Patients With
Moderate or Severe Acute Respiratory
Distress Syndrome and COVID-19: The
CoDEX Randomized Clinical Trial.
JAMA. 2020;324:1307–16.

11

Anda mungkin juga menyukai