Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

UNSUR NITROGEN DAN OKSIGEN

Ditulis dan disusun untuk memenuhi salah satu mata pelajaran kimia

Oleh

Kelompok 4

M. Zaenal Kh (0064434310)

Melani Anggraeni (0056967219)

Seni Nurlatifah (0068540308)

MA KARYA BAKTI SUKASARI

BANDUNG

2023
Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
judul dari makalah ini adalah ”Unsur golongan VA dan VIA”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada guru mata pelajaran kimia yang telah memberikan tugas terhadap kami.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini
dapat berguna bagi kami khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya.

Bandung, Agustus 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
DAFTAR TABEL........................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah..............................................................1
1.2 Rumusan masalah.......................................................................2
1.3 Tujuan masalah...........................................................................2
1.4 Manfaat penulisan.......................................................................2
BAB II NITROGEN
2.1 Sifat fisika Unsur golongan VA..................................................3
2.2 Sifat Kimia Unsur golongan VA.................................................4
2.3 Pembuatan Unsur golongan VA .................................................9
2.4 Kegunaan Unsur golongan VA ..................................................11
2.5 Mineral dan Daerah Penambangan golongan VA......................12
BAB III OKSIGEN
3.1 Sifat fisika Unsur golongan VIA...............................................13
3.2 Sifat Kimia Unsur golongan VIA..............................................14
3.3 Pembuatan Unsur golongan VIA...............................................18
3.4 Kegunaan Unsur golongan VIA.................................................21
3.5 Mineral dan Daerah Penambangan golongan VA......................23
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan....................................................................................24
4.2 Saran..........................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................25

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Sifat Fisika Golongan VA.................................................................3

Tabel 2 Mineral dan daerah penambangan golongan VA..............................12

Tabel 3 Sifat Fisika golongan VIA................................................................13

Tabel 4 Mineral dan daerah penambangan golongan VIA............................23

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kepala korek api terbuat dari fosfor........................................11
Gambar 2 Pembuatan gas oksigen dilaboratorium...................................18
Gambar 3 Pompa Frasch...........................................................................19
Gambar 4 Penyelam membawa tabung udara berisi oksigen....................22

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu kimia secara sejarah merupakan pengembangan baru, tapi ilmu ini
berakar pada alkimia yang telah dipraktikkan selama berabad-abad di seluruh
dunia. Alkimiawan menemukan banyak proses kimia yang menuntun pada
pengembangan kimia modern. Kita sering menemui unsur di sekitar kita.
Apabila kita sebutkan satu per satu akan sangat sulit karena saat ini telah
ditemukan kurang lebih 118 unsur. Sebagian besar merupakan unsur yang
ditemukan di alam dan berjumlah 92, sedangkan unsur lainnya merupakan
unsur buatan. Untuk mempelajari tiap-tiap unsur, pembahasannya sangat
kompleks karena sifat-sifat unsur bervariasi antara satu dengan yang lainnya
dan jika kita mempelajari satu demi satu alangkah sulitnya. Unsur-unsur
tersebut perlu dikelompokkan supaya mudah dalam mempelajarinya. Hal
inilah yang mendorong para ahli dari dulu untuk mengelompokkan unsur.
Bagaimana mengelompokkan unsur-unsur dengan jumlah yang besar dan sifat
yang berbeda-beda.
Pengelompokkan dilakukan dengan membandingkan sifat-sifat unsur,
Dasar pertama yang digunakan untuk mengelompokkan unsur adalah
kemiripan sifat, kemudian kenaikan massa atom, dan sekarang berdasarkan
kenaikan nomor atom. Pengelompokkan unsur mengalami perkembangan dari
pengelompokkan unsur yang paling sederhana berdasarkan sifat logam dan
bukan logam, kemudian disusul sistem triade Dobereiner, sistem oktaf
Newlands, sistem periodik Mendeleyev, dan sistem periodik yang kita
gunakan saat ini (Henry G. Moseley).

1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas,penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimanakah sifat-sifat unsur golongan VA dan VIA
2) Bagaimana proses pembuatan unsur golongan VA dan VIA
3) Apa saja kegunaan dari masing-masing unsur golongan VA dan VIA
4) Apa saja mineral yang terkandung dari unsur golongan VA dan VIA
5) Dimana saja daerah penambangan unsur golongan VA dan VIA

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1) Mengetahui sifat-sifat unsur golongan VA dan VIA
2) Mengetahui pembuatan unsur golongan VA dan VIA
3) Mengetahui kegunaan dari masing-masing unsur golongan VA dan VIA
4) Mengetahui mineral yang terkandung dari unsur golongan VA dan VIA
5) Mengetahui daerah penambangan unsur golongan VA dan VIA

1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1) menjadi kajian wawasan ilmu kimia unsur untuk sub bab Golongan VA
dan VIA
2) Memberikan bekal pengetahuan agar dapat mengetahui ruang lingkup dari
sub bab Golongan VA dan VIA
3) Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam mengetahui ruang
lingkup kimia unsur untuk sub bab Golongan VA dan VIA

2
BAB II

NITROGEN

2.1 Sifat fisika golongan VA

Sifat fisika golongan VA dapat dijelaskan dalam tabel seperti berikut :

Tabel 1 sifat fisika golongan VA

Sumber : academia.edu

3
2.2 Sifat kimia golongan VA
.a. Sifat Kimia Nitrogen
1) Gas tanpa warna
2) Tidak berbau
3) Tidak berasa
4) Gas diatomik
5) Bukan logam yang stabil
6) Sangat sulit bereaksi dengan unsur/senyawa lain
7) Reaksi nitrogen bereaksi terjadi apabila bereaksi di udara dengan
bantuan bunga api listrik tegangan tinggi, dengan reaksi seperti
berikut.
 N 2(g) + O2(g) → 2 NO (g)

 Selanjutnya senyawa NO akan bereaksi membentuk NO 2


dengan reaksi seperti berikut .
2NO(g) + O2(g) → 2 NO 2 (g)
8) Nitrogen hanya dapat bereaksi dengan fluor membentuk nitrogen
trifluorida dengan reaksi seperti berikut.
 N 2 ¿g) + 3 F 2(g) → 2 NF 2(g)
9) Nitrogen dapat bereaksi dengan logam membentuk nitrida ionik,
misalnya seperti berikut.
 6Li(s) + N 2(g) → 2 Li 3N(s)
 6Ba(s) + N 2(g) → 2 Ba3N(s)
 6Mg(s) + N 2(g) → 2 Mg 3N(s)

b. Sifat kimia Fosfor

1) Reaksi fosfor dengan Air

1) Fosfor putih bersinar dalam gelap saat terkena udara lembab


dalam proses yang dikenal sebagai chemiluminescence

4
2) Reaksi fosfor dengan udara

3) putih harus ditangani dengan hati – hati. Hal spontan bila


menyatu di udara pada suhu kamar untuk membentuk
tetraphosphorus dekaoksida, P4 O10

 P4 (s) + 5O2(g). P4 O10(s)

4)Reaksi fosfor dengan halogen

Fosfor Putih, P4 bereaksi keras dengan semua halogen di


temperatur ruang untuk membentuk fosfor (III) trijalida.

P4 (s) + 6 F 2 (g) → 4P F 3 (g)

P4 (s) + 6C I 2(g) → 4PC I 3 (g)

P4 (s) + 6Br 2(g) → 4PBr 3 (g)

P4 (s) + 6 I 2(g) → 4P I 3(g)

5)Fosfor putih bereaksi dengan yodium dalam karbon disulfida (


CS2) untuk membentuk fosfor (II) iodida, senyawa yang sama
terbentuk dalam reaksi antara fosfor merah dan yodium pada
180⁰C.

P4 (s) + 4 I 2(g) → 2 P2 I 4 (g)

6) Reaksi Fosfor dengan asam Fosfor tidak bereaksi dengan


larutan asam non oksidasi

7) Fosfor putih bersifat sangat reaktif, memancarkan cahaya,


mudah terbakar di udara, beracun, Fosforputih digunakan sebagai
bahan baku pembuatan asam fosfat di industri.

8) Fosfor merah bersifat tidak reaktif, kurang beracun, Fosfor


merah digunakan sebagai bahan campuran pembuatan pasir halus
dan bidang gesek korek api,

5
9) Fosfor dapat bersenyawa dengan kebanyakan non logam dan
logam-logam yang reaktif, Fosfor bereaksi dengan logam IA dan
IIA dapat membentuk fosfida. Dalam air fosfida mengalami
hidrolisis membentuk fosfida, PH3.

Na3P(s) + 3 H 20(I) → 3NaOH(I) + P H 3 (g)

Fosfor membentuk dua macam senyawa dengan halogen yaitu


trijalida, PX3 dan pentahalida PX5.

Membentuk asam okso fosfor, Asam okso dari fosfor yang dikenal
adalah asam fosfit dan asam fosfat. Asam fosfit dapat dibuat
dengan reaksi seperti berikut.

P4O6(aq) + 6H2O(I) → 4H3PO3(aq)

c.Sifat Kimia Arsenik

1) Logam ini berwarna abu-abu


2) Sangat rapuh, kristal dan semi-metal benda padat.
3) Berubah warna dalam udara.
4) Ketika dipanaskan teroksida sangat cepat menjadi arsen oksida
dengan bau bawang.
5) Arsen dan senyawa-senyawanya sangat beracun.
6) Reaksi arsenik dengan air
Arsenik tidak bereaksi dengan air dalam kondisi normal.
7) Reaksi arsenik dengan udara
Ketika dipanaskan dalam oksigen, arsenik menyatu untuk
membentuk “arsen pentaoksida “ tetra-arsenik decaoxide.
4As (s) + 5 O2 (g) → A S4 O10(s)
4As (s) + 3O2 (g) → AS2 O6 (s)
8) Reaksi arsenik dengan halogen
Arsenik bereaksi dengan fluor untuk membentuk arsen gas (V)
fluoride 2As (s) + 5 F2(g) → 2As F 5 (g)

6
9) Arsenik bereaksi dalam kondisi yang terkendali dengan halogen
fluorin, klorin bromin, dan yodium untuk membentuk arsen (III)
trihalides.
2As (s) + 3 F 2(g) → 2A sF3 (I)
2As (s) + 3C I 2 (g) → 2AsC I 3 (I)
2As (s) + 3Br 2 (g) → 2AsBr 3 (I)
2As (s) + 3 I 2(g) → 2As I 3(I)

d. Sifat kimia Antimon

1) Merupakan unsur dengan warna putih keperakan

2) Berbentuk kristal padat yang rapuh.

3) Daya hantar listrik (konduktivitas) dan panasnya lemah.

4) Menyublim (menguap dari fasa padat) pada suhu rendah.

5) Sebagai sebuah metaloid, antimony menyerupai logam dari penampilan


fisiknya tetapi secara kimia ia bereaksi berbeda dari logam sejati

6) Reaksi dengan air

2Sb (s) + 3 H 2 O (g) Sb 2 O 3(s) + 3 H 2 (g)

7) Reaksi dengan udara

Ketika antimon dipanaskan akan bereaksi dengan oksigen di udara


untuk membentuk trioksida antimon (III).

4Sb (s) + 3O2 (g) 2Sb 2 O3 (s)

8) Reaksi dengan halogen

Antimon bereaksi dalam kondisi yang terkendali dengan semua


halogen untuk membentuk antimon (III) dihalides.

2Sb (s) + 3 F 2 (g) 2Sb F 3(s)

2Sb (s) + 3C I 2 (g) 2SbC I 3(s)

7
2Sb (s) + 3Br 2 (g) 2SbBr 3 (s)

2Sb (s) + 3 I 2 (g) 2Sb I 3 (s)

9) Reaksi dengan asam

Antimon larut dalam asam sulfat pekat panas atau asam nitrat , untuk
membentuk larutan yang mengandung SB (III). Reaksi asam sulfat
menghasilkan sulfur (IV) gas dioksida. Antimon tidak bereaksi dengan
asam klorida dalam ketiadaan oksigen.

e. Sifat Kimia Bismut

1) Merupakan kristal putih dan logam yang rapuh dengan campuran


sedikit berwarna merah jambu.

2) Merupakan logam yang paling diamagnetik.

3) Konduktor panas yang paling rendah di antara logam, kecuali raksa.

4) Memiliki resistansi listrik yang tinggi

5) Memiliki efek Hall yang tertinggi di antara logam (kenaikan yang


paling tajam untuk resistansi listrik jika diletakkan di Medan magnet).

6) Ketika terbakar dengan oksigen, bismut terbakar dengan nyala yang


berwarna biru.

7) Reaksi dengan air

Ketika bismut panas merah bereaksi dengan air untuk membentuk bismut
(III) trioksida.

2Bi (s) + 3 H 2O (g) → Bi 2 O 3 (s) + 3 H 2 (g)

8) Reaksi dengan udara

Setelah pemanasan bismut bereaksi dengan oksigen di udara untuk


formulir trioksida bismut (III).

4Bi (s) + 3O2 (g) → 2Bi 2 O 3 (s)

8
9) Reaksi dengan halogen

Bismut bereaksi dengan fluor untuk membentuk bismut (V) fluoride

2Bi (s) + 5 F 2 (g) → 2Bi F 5 (s)

Bismut bereaksi dalam kondisi yang terkendali dengan halogen fluorin,


klorin bromin, dan iodin bismut (III) trihalides.

2Bi (s) + 3 F 2 (g) → 2Bi F 3 (s)

2Bi (s) + 3C I 2 (g) → 2BiC I 3 (s)

2Bi (s) + 3Br 2 (g) → 2BiBr 3 (s)

2Bi (s) + 3 I 2 (g) → 2Bi I 3 (s)

10) Reaksi dengan asam

Bismut larut dalam asam sulfat pekat atau asam nitrat, untuk membentuk
larutan yang mengandung Bi (III). Reaksi asam sulfat menghasilkan sulfur
(IV) gas dioksida. Dengan asam klorida dalam kehadiran oksigen, bismut
(III) klorida yang dihasilkan.

4Bi (s) + 3O2 (g) + 12HCI (aq) → 4BiC I 3 (aq) + 6 H 2O (I)

2.3 Pembuatan Unsur golongan VA


a. Nitrogen (N)
Nitrogen dibuat dengan penyulingan bertingkat udara cair. Udara bersih
dimasukkan ke dalam kompresor, kemudian didinginkan dengan
pendingin. Udara dingin mengembang melalui celah dan hasilnya adalah
udara yang suhunya lebih dingin, cukup untuk menyebabkan mencair.
Selanjutnya udara cair disaring untuk memisahkan unsur CO 2 dan
hidrokarbon, kemudian di distilasi dengan cara udara cair memasuki
bagian puncak kolom di mana nitrogen, komponen yang paling mudah
menguap, keluar sebagai gas, dan pada pertengahan kolom, gas Argon

9
keluar dan oksigen cair sedang komponen yang paling sulit menguap
terkumpul di dasar kolom.
b. Fosfor (P)
Fosfor dibuat dalam Tanur listrik dengan memanaskan fosforit, pasir,
dan kokas dengan reaksi seperti berikut.
Ca3( PO 2 ¿ 2(I) + 3SiO2 (s) → 3CaSiO3(I) + P2 O5 (s)
2 P2 O5 (s) + 10C(s) → P4 (s) + 10CO(g)
Dalam proses ini dihasilkan fosfor kuning. Adapun fosfor merah
dihasilkan dengan jalan memanaskan fosfor kuning pada suhu 250⁰C
tanpa udara.
c. Arsen (Ar)
Arsen dapat dibuat melalui isolasi. Namun, proses isolasi yang
dilakukan di dalam laboratorium tidak terlalu diperlukan karena pada
realitanya arsen terdapat di alam dalam jumlah melimpah. Dalam proses
isolasi, arsen dibuat pada skala industri dengan pemanasan mineral yang
telat dan sesuai, tanpa adanya udara dalam proses tersebut. Hasilnya, arsen
akan dikeluarkan dalam kondisi kental terpisah dari senyawaan asalnya
sebagai zat padat.
Berikut ini persamaan reaksi yang terjadi pada proses isolasi arsen yang
dibuat dari senyawa FeAsS dan dipanaskan pada suhu 700⁰C :
FeAsS (s) → FeS (s) + As (g) → As (s)
d. Antimon (Sb)
Sb 2 O 3 digosokkan dengan logam besi (Fe) sehingga sulfidanya akan
bereaksi dengan besi Sb 2 O3 + 3Fe → 2Sb + 3FeS selain itu dapat
digunakan cara lain yaitu mineral antimony dipanaskan sehingga
membentuk oksida Sb 2 O 3 yang akan direaksikan dengan arang :
Sb 2 O3 + 3C → 4Sb + 3CO 2

Unsur ini tidak banyak, tetapi ditemukan dalam 100 spesies mineral.
Kadang-kadang ditemukan sendiri, tetapi lebih sering sebagai sulfide
stibnite. Bentuk stabil antimony adalah logam biru-putih.

e. Bismut (Bi)

10
Pembuatan ekstrasi unsur bismut berasal dari Bismuth glance (Bi 2SO3)
dan Bismuthite (Bi 2 O3) dan dimetode ekstrasikan dengan reduksi oksida

2.4 Kegunaan unsur golongan VA

a. Unsur Nitrogen
Kegunaan nitrogen terutama digunakan dalam pembuatan gas amonia (N
H 3) dari udara. Gas nitrogen cair digunakan sebagai bahan pembeku
dalam industri pengolahan makanan.
b. Senyawa Amonia
Kegunaan dari amonia adalah pembuatan es, membuat HNOy garam-
garam amonium, dan sabun amonia.
c. Senyawa Asam Nitrat
Asam nitrat digunakan untuk membuat pupuk-pupuk buatan N H 4 NO3 dan
Ca(NO3)2
d. Unsur Fosfor
Fosfor kuning digunakan untuk pembuatan P2 O5 , yang digunakan untuk
mencegah karat dan fosfor merah digunakan untuk membuat kepala batang
korek api.
Senyawaan fosfor antara lain asam fosfat dibuat dengan mereaksikan uap
fosfor dengan air. Asam fosfat berguna dalam pembuatan pupuk dan
detergen.

11
Gambar 1 kepala korek api terbuat dari fosfor
Sumber : Ensiklopedia IPTEK

2.5 Mineral dan Daerah Penambangan golongan VA

Mineral dan daerah penambangan VA dapat dijelaskan dalam tabel seperti


berikut :
Tabel 2 Mineral dan Daerah Penambangan golongan VA

12
Sumber : academia.edu

BAB III

OKSIGEN

3.1 Sifat Fisika Golongan VIA

Sifat fisika golongan VIA dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel : 3 sifat fisika golongan VIA

13
Sumber : academia.edu

3.2 Sifat kimia golongan VIA

a. Sifat Kimia Oksigen

1) Oksigen membentuk senyawa dengan semua unsur, kecuali gas-


gas mulia ringan. Biasanya oksigen bereaksi dengan logam
membentuk ikatan yang bersifat ionik

2) bereaksi dengan bukan logam membentuk ikatan yang bersifat


kovalen sehingga akan membentuk oksida. Terdapat enam macam
oksida, yaitu:

 Oksida asam
Oksida asam adalah oksida dari unsur nonlogam dan oksida
unsur blok d dengan bilangan oksidasi besar.
SO3(aq) + H 2O(I) → 2H + (aq) + SO4 I – (aq)
CO2(g) + H 2O(I) → 2H + (aq) + CO3 2– (aq)
CrO3 (s) + H 2O (I) → 2H + (aq) + CrO4 3– (aq)
 Oksida basa, dengan air membentuk basa.

14
CaO (s) + H 2O (I) → Ca 2+ (aq) + 2OH– (aq)
Na 2O(s) + H 2O (I) → 2Na +(aq) + 2OH-(aq)
 Oksida amfoter, oksida ini dapat bereaksi dengan asam atau
basa.
ZnO (s) + 2HCl (aq) → ZnC I 2 (s) + H 2O (I)
ZnO (s) + 2OH- (aq) → Zn(OH)42–(aq)
 Oksida netral Oksida ini merupakan campuran dari oksida
sederhana, misalnya P3O4 merupakan campuran PbO (dua
bagian) dan PbO2 (satu bagian).
 Peroksida dan superperoksida Oksigen membentuk peroksida
H 2 O 2, N 2 O2, dan BaO2 dengan bilangan oksidasi oksigen -1
serta RbO 2, CsO2 dengan bilangan oksidasi oksigen – 1/2.

b.Sifat Kimia Belerang

Belerang hanya memerlukan dua elektron lagi untuk mencapai


konfigurasi s 2 p 4 dari gas mulia. Jika belerang bereaksi dengan
logam maka belerang bertindak sebagai penerima elektron. Belerang
mudah bereaksi dengan semua unsur kecuali emas, platinum dan gas
mulia. Reaksi-reaksi pada belerang, antara lain seperti berikut.

1) Dengan logam Belerang bereaksi lebih kuat dengan logam.


Contoh: Ge (s) + S (s) → FeS (s)
2) Reaksi dengan nonlogam Belerang bereaksi dengan karbon panas
membentuk karbon disulfida.
C (s) + S (s) → C S2 (s)
3) Belerang bereaksi dengan oksigen membentuk oksida gas yaitu
SO 2 dan SO 3
4) Belerang bereaksi dengan halogen membentuk belerang
monoklorida, dan belerang helsa fluoride
5) Bila gas hidrogen dialirkan dalam bentuk gelembung-gelembung
melalui belerang yang meleleh, maka akan terbentuk gas hidrogen
sulfida.

15
H 2(g) + S (s) → H 2 S (g)

c. Sifat Kimia Selenium

1) Selenium berada dalam beberapa bentuk allotrop

2) Selenium bisa didapatkan baik dalam struktur amorf maupun


kristal. Selenium amorf biasanya berwarna merah (bentuk serbuk)
atau hitam (dalam bentuk seperti kaca). Selenium Kristal
monoklinik berwarna merah tua, sedangkan selenium Kristal
heksagonal, yang merupakan jenis paling stabil berwarna abu-abu
metalik.

3) Selenium menunjukkan sifat fotovoltaik, yakni mengubah


cahaya menjadi listrik, dan sifat fotokondutif, yakni menunjukkan
penurunan hambatan listrik dengan meningkatkan cahaya dari luar
(menjadi penghantar listrik ketika terpapar cahaya dengan energy
yang cukup), sifat-sifat ini membuat selenium sangat berguna
dalam produksi fotosel dan exposuremeter untuk tujuan fotografi,
seperti sel matahari.

4) Dibawah titik cair, selenium adalah semikonduktor tipe p dan


memiliki banyak kegunaan dalam penerapan elektronik.

5) Selenium telah dikatakan non toksik, dan menjadi kebutuhan


unsur yang penting dalam jumlah sedikit. Namun asam selenida
dan senyawa selenium lainnya adalah racun dan reaksi
fisiologisnya menyerupai arsen.

d. Sifat kimia Telurium

1) Telurium memiliki warna putih keperak-perakkan, dan dalam


keadaan murninya menunjukkan kilau logam.

2) Cukup rapuh dan bisa dihaluskan dengan mudah.

16
3) Telurium amorf ditemukan dengan pengendapan Telurium dari
larutan asam tellurat.

4) Apakah bentuk dari senyawa ini adalah amorf atau terbentuk


dari kristal, masih menjadi bahan pertanyaan.

5) Telurium adalah semikonduktor tipe-p, dan menunjukkan data


hantar yang lebih tinggi pada arah tertentu, tergantung pada sifat
kerataan atom.

6) Daya hantarnya bertambah sedikit ketika unsur ini terpapar


dengan sinar matahari. Telurium bisa diberi dopan perak, tembaga,
emas, timah atau unsur lainnya. Di udara, Telurium terbakar
dengan nyala biru kehijau-hijauan, membentuk senyawa dioksida.
Telurium cair mengkorosi besi, tembaga dan baja tahan karat.
Ketika kristal, Telurium adalah putih keperakan dan ketika dalam
keadaan murni memiliki kilau metalik. Hal ini rapuh dan mudah
dilumatkan metalloid. Amorf telurium ditemukan oleh
pengendapan dari larutan atau asam tellurous Telurium (Te (OH)
6).

7) Telurium adalah semikonduktor tipe-p yang menunjukkan


konduktivitas listrik yang lebih besar dalam arah tertentu
tergantung pada penyelarasan atom; konduktivitas sedikit
meningkat ketika cahaya (fotokonduktivitas)

8) Ketika dalam keadaan cair nya, telurium adalah korosif terhadap


tembaga, besi dan stainless ste6. Telurium mengadopsi struktur
polimer, yang terdiri dari zig-zag rantai atom Te. Bahan ini tahan
oksidasi abu-abu dengan udara dan terbang.

e. Sifat Kimia Polonium

1) mengeluarkan kilau biru yang disebabkan eksitasi disekitar gas.


Polonium mudah larut dalam asam encer, tapi hanya sedikit larut
dalam basa.

17
2) Garam polonium dari asam organik terbakar dengan cepat;
Halida Amina dapat mereduksi nya menjadi logam.

3) sifat kimia polonium adalah mirip dengan Telurium dan Bismut.


Polonium mudah larut dalam asam encer, tetapi hanya sedikit larut
dalam alkali.

4) Beberapa mikroba dapat membentuk senyawa methylate


polonium oleh aksi methylcobalamin.

5) Hal ini mirip dengan cara di mana merkuri, selenium dan


telurium merupakan alkohol pada makhluk hidup untuk
menciptakan senyawa organologam. Sebagai hasil ketika
mempertimbangkan pembentukan senyawa biokimia dari polonium
haris mempertimbangkan kemungkinan bahwa polonium akan
mengikuti jalur biokimia yang sama seperti selenium dan telurium.

3.3 Pembuatan Unsur golongan VIA

a. Oksigen

Dalam bidang industri, oksigen diperoleh dengan destilasi bertingkat


udara cair terkena titik didih oksigen lebih tinggi daripada titik didih
nitrogen. Dengan perbedaan yang cukup besar sehingga dapat
dipisahkan di laboratorium. Oksigen diperoleh dengan beberapa cara,
antara lain:

 Pemanasan kalium klorat (KCIO 3)


2KCIO3(s) →2KCI(s) + 3O2(g)
 Elektrolisis air

18
2 H 2O(I) →2 H 2(g) + O2(g)

Gambar 2 Pembuatan gas oksigen dilaboratorium


Sumber: ensiklopedia IPTEK

b. Belerang

Untuk memperoleh belerang dari alam umumnya dapat dilakukan 2


cara, yaitu:

 Cara Sisila (untuk memperoleh belerang yang ada di


permukaan tanah)

19
 Cara Fresh (untuk memperoleh belerang yang ada di bawah
permukaan tanah).

Gambar 3. Pompa Frasch

Sumber: kamus kimia Bergambar

c.Selenium

Selenium diperoleh dari memanggang endapan hasil elektrolisis dengan


soda atau asam sulfat. Atau dengan meleburkan endapan tersebut dengan
soda dan niter (mineral yang mengandung kalium nitrat). Namun, dari
sumber lainnya dikatakan bahwa selenium terjadi secara alami di
lingkungan. Sebagai salah satu elemen, selenium tidak dapat diciptakan
ataupun dihancurkan, meskipun selenium dapat berubah bentuk dalam
lingkungan.

d.Telurium

Sumber utama Telurium adalah dari lumpur anoda dihasilkan selama


pemurnian secara elektrolisis tembaga dari lecet. Ini adalah komponen dari
debu ledakan tungku dari pemurnian timah. 500 ton bijih tembaga

20
pengobatan biasanya memproduksi satu pon (0,45 kg) Telurium. Telurium
diproduksi terutama di Amerika Serikat, Peru, Jepang, dan Kanada. Untuk
tahun 2006, British Geological Survey memberikan nomor-nomor berikut:
Amerika Serikat 50 t, 37 t Peru, Jepang dan Kanada 11 24 t.

Deposisi anoda berisi selenides dan tellurides dari logam mulia dalam
senyawa dengan rumus M2Se atau M2Te (M = Cu , Ag, Au). Pada suhu
500⁰C anoda lumpur dipanggang dengan karbonat natrium di bawah
udara. Ion logam direduksi menjadi logam, sementara telluride diubah
menjadi tellurite natrium.

Tellurites bisa kehabisan campuran dengan air dan biasanya hadir


sebagai hydrotellurites HTeO3-dalam larutan. Selenites juga terbentuk
selama proses ini, tetapi mereka dapat dipisahkan dengan menambahkan
asam sulfat. Telurium hydrotellurites dioksida dikonversi menjadi larut
sementara selenites tinggal dalam larutan. Pengurangan dengan logam
dilakukan baik oleh elektrolisis atau dengan reaksi dioksida Telurium
dengan belerang dalam asam sulfat.

d.Polonium

Logam polonium telah dibuat dari polonium hidroksida dan senyawa


polonium dengan adanya ammonia cair anhidrat atau ammonia cair pekat.
Diketahui ada dua modifikasi allotrop. Polonium-210 meluruh dengan
memancarkan partikel alpha. 1mg polonium 210 memancarkan partikel
alpha sebagai radium-226 sebanyak 5 g. Energi yang dilepaskan sangatlah
besar yaitu 140 Watt/g. Peluruh isotop Radon -222 (Rn-222),
memancarkan partikel Alfa.

3.4 Kegunaan Unsur golongan VIA

a. Unsur Belerang

21
Belerang digunakan sebagai bahan pembuat asam sulfat, bahan pembuat
cat (ultramin, vermilyun, kuning kadmium), pembuat mesiu, untuk
membuat karbon disulfida, dan bahan pembuat ebonit. Belerang juga dapat
dipakai sebagai obat pemberantas jamur dan untuk memasak getah karet
dan getah perca.

b.Senyawa Belerang Dioksida

Kegunaan belerang dioksida adalah seperti berikut.

1) Bahan pengelantang untuk bulu domba, sutra, spons, domen, dan gula
tebu.
2) Sebagai bahan untuk membersihkan botol-botol dan bejana-bejana
anggur.
3) Sebagai bahan untuk memberantas penyakit pes di darat dan di kapal-
kapal laut.
4) Digunakan untuk memurnikan beberapa jenis minyak tanah.

c.Senyawa Asam Sulfat

Kegunaan dari asam sulfat antara lain seperti berikut.

1) Di laboratorium digunakan untuk pengering dan untuk kimia analisis.


2) Dalam teknik industri digunakan sebagai bahan pupuk terutama pupuk
fosfat; cat dan pigmen terutama dalam produksi titanium oksida;
pembuatan asam (HCI, HNOy, H 3 PO 4 ).

d.Unsur Oksigen

Kegunaan oksigen adalah untuk membantu pernapasan pasien (dalam


kedok6) dan untuk isi tabung udara yang dibawa penyelam.

Slah satu senyawaan oksigen adalah ozon (O3). Ozon dibuat dari O2 yang
dialirkan melalui pesawat pengozon. Di dalam pesawat ini terjadi letusan-
letusan listrik yang menyebabkan O2 berubah menjadi O3. Kegunaan ozon
adalah sebagai pemucat benang dan bahan pemusnah hama air minum.

22
Gambar 4 penyelam membawa tabung udara berisi oksigen

Sumber : Microsoft Student 2006

3.5 Mineral dan Daerah Penambangan Golongan VIA

23
Mineral dan daerah penambangan golongan VIA dapat dijelaskan dalam tabel
seperti berikut:
Tabel 4 mineral dan daerah penambangan golongan VIA

Sumber : academia.edu

24
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Unsur-unsur yang ada dialam ada dalam bentuk bijih mineral yang
dapat diambil melalui proses penambangan dan ada pula yang berbentuk
unsur bebas yang tersedia bebas dialam.

Golongan VA terdiri dari Nitrogen (N), Fosfor/Fosforus(G),


Arsenik(As), Antimon/Stibium(SB), dan Bismut(Bi). Sedangkan golongan
VIA terdiri dari Oksigen(O), Sulfur/belerang(S), Selenium(SE), Telurium
(Te) dan Polonium(PO).

Setiap unsur golongan utama maupun periode ke-3 memiliki sifat


fisika, sifat kimia, pembuatan unsur dan senyawanya, kegunaan, mineral
maupun daerah penambangannya masing-masing yang dapat membedakan
unsur-unsur dalam setiap golongan tersebut.

4.2 Saran

Saran yang kami dapat berikan bagi pembaca yang ingin membuat
makalah tentang “Unsur golongan VA dan VIA “ ini, untuk dapat lebih
baik dari makalah yang kami buat ini ialah dengan mencari lebih banyak
referensi dari berbagai sumber, baik dari buku maupun dari internet,
sehingga makalah anda akan dapat lebih baik dari makalah ini. Mungkin
hanya ini saran yang dapat kami sampaikan semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca sekalian. Terimakasih.

25
DAFTAR PUSTAKA

1.https://www.academia.edu/32045233/
Kimia_Unsur_Golongan_VA_dan_VIA_

2.Buku_kimia_SMA_kelas_XII_Wening_Sukmanawati_dkk.

26

Anda mungkin juga menyukai