Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

FUNGSI PROTEIN BAGI TUBUH MANUSIA


Ditulis dan disusun untuk memenuhi salah satu mata pelajaran kimia

Oleh:
Kelompok 8
Ahmad Taufik 0059609800
Anisa Maulida 0053448072
Meri Agustin 0057520598

MA KARYA BAKTI SUKASARI


BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
judul dari makalah ini adalah “Fungsi protein bagi tubuh manusia”
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada guru mata pelajaran kimia yang telah memberikan tugas terhadap kami.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini
dapat berguna bagi kami khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya.

Bandung, Agustus 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Kata pengantar........................................................................................................i
Daftar isi
.................................................................................................................ii
Daftar gambar.......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang....................................................................................1
1.2 Tujuan
penulisan.................................................................................2
1.3 Rumusan masalah...............................................................................2
1.4 Manfaat
penulisan ..............................................................................2
BAB II PROTEIN
2.1 Definisi protein...................................................................................3
2.2 Sifat fisikokimia protein.....................................................................3
2.3 Struktur
protein...................................................................................4
2.3.1 Struktur
primer..........................................................................5
2.3.2 Struktur
sekunder......................................................................6
2.3.3 Struktur tersier..........................................................................9
2.3.4 Struktur kuartener...................................................................10
2.4 Klasifikasi
protein.............................................................................11
2.4.1 Struktur susunan
molekul................................................ ........11

iv
2.4.2
Kelarutan .................................................................................11
2.4.3 senyawa
lain.............................................................................12
2.4.4 Tingkat
degradasi.....................................................................12
2.5 Fungsi protein...................................................................................13

BAB III PENUTUP


3.1
Simpulan.........................................................................................15
3.2 Saran ..............................................................................................15
Daftar Pustaka......................................................................................................16

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 struktur asam


amino................................................................................4
Gambar 2 level dari struktur
protein........................................................................4
Gambar 3 reaksi pembentukan peptida melalui
dehidrasi.......................................5
Gambar 4 struktur primer dari
protein.....................................................................5
Gambar 5 struktur sekunder α-
heliks......................................................................6
Gambar 6 Struktur sekunder β-
Pleated....................................................................6

v
Gambar 7 bentuk konfirmasi anti
paralel................................................................7
Gambar 8 bentuk konfirmasi
paralel.......................................................................8
Gambar 9 Bentuk konformasi β turn yang melibatkan empat
residu asam amino.................................................................................8
Gambar 10 bentuk struktur tersier dari protein denitrificans cytochrome
C550 pada bakteri Paracoccus
denitrificans........................................9
Gambar 11 beberapa contoh bentuk struktur
kuarterner........................................10

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Istilah protein berasal dari kata Yunani Proteos yang berarti yang utama
atau yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh ahli kimia Belanda,
Gerardus Mulder (1802-1889), karena ia berpendapat bahwa protein adalah
zat yang paling penting dalam setiap organisme.
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar
tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separuh ada di
dalam otot, seperlima ada di tulang dan tulang rawan sepersepuluh di dalam
kulit, dan selebihnya di dalam jaringan lain dan cairan tubuh. Semua enzim
berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks interseluler dan
sebagainya protein. Di samping itu asam amino yang membentuk protein
bertindak sebagai prekursor sebagai besar koenzim, hormon, asam nukleat,
dan molekul-molekul yang esensial dalam kehidupan.
Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat lain,
yaitu membangun serta memelihara sel-sel jaringan tubuh.

7
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang di maksud dengan protein
2. Bagaimana sifat fisikokimia dari protein
3. Bagaimana struktur dari protein
4. Bagaimana pengklasifikasian dari protein
5. Apa fungsi dari protein

1.3 Tujuan Penulisan


Dari latar belakang di atas, tujuan penulis adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui sifat fisikokimia dari protein
2. Mengetahui struktur dari protein
3. Mengklasifikasikan dari protein
4. Mengetahui fungsi protein bagi tubuh manusia

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui hakikat dari protein
meliputi definisi, sifat fisikokimia, struktur, klasifikasi, dan fungsi protein.

8
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Protein


Protein ialah makromolekul yang terdiri atas banyak asam amino yang
berhubungan satu dengan lainnya dengan ikatan amida (peptida). Protein yang
memainkan berbagai peranan dalam sistem biologis. protein mengandung karbon,
hidrogen, nitrogen, oksigen, sulfat dan fosfat. (1)

2.2 Sifat Fisikokimia


Sifat fisikokimia dari protein tidak sama, tergantung pada jumlah dan jenis
asam aminonya. Berat molekul protein sangat besar sehingga bila protein
dilarutkan dalam air akan membentuk suatu dispersi koloidal. Molekul protein
tidak dapat melalui membran semipermeabel, tetapi masih dapat menimbulkan
tegangan pada membran tersebut. Ada protein yang larut dalam air, ada pula yang
tidak larut dalam air, tetapi semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti
misalnya etil eter. Bila dalam suatu larutan protein larutan protein ditambah
garam, daya laut protein akan berkurang akibatnya protein akan terpisah sebagai
endapan yang disebut Salting out. (2)
Bila garam netral yang ditambahkan berkonsentrasi tinggi, maka protein akan
mengendap. Apabila protein dipanaskan atau ditambahkan alkohol maka protein
akan menggumpal. hal ini disebabkan alkohol menarik mantel air yang
melingkupi molekul-molekul protein, selain itu penggumpalan juga dapat terjadi
karena aktivitas enzim proteolitik. Adanya gugus amino dan karboksil bebas pada
ujung-ujung rantai molekul protein, menyebabkan protein mempunyai banyak
muatan (polielektrolit) dan bersifat amtofer (dapat bereaksi dengan asam maupun
basa). Daya reaksi berbagai jenis protein terhadap asam dan basa tidak sama
tergantung dari jumlah dan letak gugus amino dan karboksil dalam molekul.

9
Dalam larutan asam (pH rendah), gugus amino bereaksi dengan H+ sehingga
protein bermuatan positif. (2)

2.3 Struktur Protein


Protein yang tersusun dari rantai asam amino akan memiliki berbagai macam
struktur yang khas pada masing-masing protein. Karena protein disusun asam
amino yang berbeda secara kimiawinya, maka suatu protein akan terangkai
melalui ikatan peptida dan bahkan terkadang dihubungkan oleh ikatan sulfida.
selanjutnya protein bisa mengalami pelipatan-lipatan membentuk struktur yang
bermacam-macam. adapun struktur protein meliputi struktur primer, struktur
sekunder, struktur tersier, dan struktur kuartener.

Gambar 1: struktur umum asam amino ( Lehninger et al,2004 )

Gambar 2:Level dari struktur protein ( Berg et Al, 2006 )

10
Gambar 3:reaksi pembentukan peptida melalui
Reaksi dehidrasi ( Voet & Judith, 2009 )
2.4 Macam-Macam Struktur Protein
Struktur dari protein terbagi menjadi empat bagian:
2.3.1 Struktur Primer
Struktur primer merupakan struktur yang sederhana dengan
urutan-urutan asam amino yang tersusun secara linear yang mirip
seperti tatanan huruf dalam sebuah kata yang tidak terjadi
percabangan rantai (Gambar 4). Struktur primer terbentuk melalui
ikatan antara gugus α– amino dengan gugus α– karboksil
(Gambar3) ikatan tersebut dinamakan ikatan peptida atau ikatan

11
amida. Struktur ini dapat menentukan urutan suatu asam amino
dari suatu polipeptida. (3)
Gambar 4. Struktur primer dari protein (Campbell et al., 2009).

2.3.2.Struktur Sekunder
Struktur sekunder merupakan kombinasi antara struktur primer
yang linear distabilkan oleh hidrogen antara gugus =CO dan =NH
di sepanjang tulang belakang polipeptida. Salah satu contoh
struktur sekunder adalah α-Heliks dan β-Pleated (Gambar 5 dan
6). Struktur ini memiliki segmen-segmen dalam polipeptida yang
terlilit atau terlipat secara berulang. (3)

Gambar 5. Struktur sekunder α-heliks.(Murray et al, 2009).

Gambar 6. Struktur sekunder β-Pleated. (Campbell et al., 2009).

12
Struktur α-heliks terbentuk antara masing-masing atom oksigen
karbonil pada suatu ikatan peptida dengan hidrogen yang melekat
ke gugus amida pada suatu ikatan peptida 4 resin asam amino di
sepanjang rantai polipeptida. (3)
Pada struktur sekunder β-Pleated terbentuk melalui ikatan
hidrogen antara daerah linear rantai polipeptida. β-Pleated
ditemukan dua macam bentuk, yakni anti paralel dan paralel
(Gambar 7 dan 8). Keduanya berbeda dalam hal pola ikatan
hidrogen pada bentuk konfigurasi anti paralel memiliki konfirmasi
ikatan sebesar 7Å, sementara konfirmasi pada bentuk paralel lebih
pendek yaitu 6,5 Å, (Lehninger et al, 2004). Jika ikatan hidrogen
ini dapat terbentuk antara dua rantai peptida yang terpisah atau
antara dua daerah pada sebuah rantai tunggal yang terpisah atau
antara dua daerah pada sebuah rantai tunggal yang terpisah atau
antara dua daerah pada sebuah rantai tunggal yang melipat sendiri
yang melibatkan empat struktur asam amino maka dikenal dengan
istilah β turn yang ditunjukkan dalam gambar 9 (Murray et al,
2009).(3)

13
Gambar 7. Bentuk konfirmasi anti paralel (Berg 2006)

Gambar 8. Bentuk konformasi pararel (Berg, 2006).

Gambar 9. Bentuk konformasi β turn yang melibatkan empat residu asam amino
(Lehninger et al., 2004).

14
2.3.3 Struktur Tersier
Struktur tersier dari suatu protein adalah lapisan yang tumpang tindih
di atas pola struktur sekunder yang terdiri atas pemutar balikkan tak
beraturan dari ikatan antara rantai samping (gugus R) berbagai asam
amino (Gambar 10).struktur ini merupakan konfirmasi tiga dimensi yang
mengacu pada hubungan spesial antar struktur sekunder. struktur ini
distabilkan oleh empat macam ikatan, yakni ikatan hidrogen, ikatan iya nih
ikatan kovalen ikatan hidrofobik dalam struktur ini ikatan hidrofobik
sangat penting bagi protein asam amino yang memiliki sifat hidrofobik
akan berikatan di bagian dalam protein globuler yang tidak berikatan
dengan air sementara asam amino yang bersifat hidrofobik akan berikatan
di bagian dalam protein globuler yang tidak berikatan dengan air
sementara asam amino yang bersifat hidrofilik secara umum akan berada
di sisi permukaan luar yang berikatan dengan air di sekelilingnya. (Murray
et al, 2009; Lehninger et al, 2004).(3)

15
Gambar 10. Bentuk struktur tersier dari protein denitrificans cytochrome
C550 pada bakteri Paracoccus denitrificans (Timkovich and Dickerson,
1976).

2.3.4. Struktur Kuarterner


Struktur kuartener adalah gambar dari pengaturan sub unit atau
promoter protein dalam ruang. struktur ini memiliki dua atau lebih dari sub
unit protein dengan struktur tersier yang akan membentuk protein
kompleks yang fungsional. Ikatan yang berperan dalam struktur ini adalah
ikatan non kovalen, yakni interaksi elektrostatis, hidrogen dan hidrofobik
protein dengan struktur kuartener sering disebut juga dengan protein
multimerik. jika protein yang tersusun dari sub unit disebut dengan protein
dimetrik dan jika tersusun dari empat sub unit disebut dengan protein
tetramerik (Gambar 11). (3)

16
Gambar 11. Beberapa contoh bentuk struktur kuartener. (Lodish et al., 2003;
Murray et al, 2009).

17
2.4. Klasifikasi Protein
Protein dapat digolongkan menurut struktur susunan molekulnya,
kelarutannya, adanya senyawa lain dalam molekul, dan tingkat degradasi.
2.4.1.Berdasarkan struktur susunan molekul
 Protein fibriler adalah protein yang berbentuk serabut, protein ini tidak
larut dalam pelarut-pelarut encer, baik larutan garam, asam, basa
ataupun alkohol . Kegunaan protein ini terutama hanya untuk
membentuk struktur bahan dan jaringan. Contohnya adalah kolagen
yang terdapat pada tulang rawan, myosin pada otot, keratin pada
rambut, fibrin pada gumpalan darah. (2)
 Protein globuler yaitu protein yang berbentuk bola. Protein ini banyak
terdapat pada bahan pangan seperti susu, telur, kacang-kacangan dan
daging. Protein ini larut dalam air, larutan garam dan asam encer dan
juga lebih mudah berubah di bawah pengaruh suhu, konsentrasi garam,
pelarut asam dan basa. (2)
2.4.2.Berdasarkan kelarutan
 Albumin : larut dalam air dan terkoagulasi oleh panas. Contohnya
albumin telur, albumin serum dan laktalbumin dalam susu. (2)
 Globulin : larut dalam air, terkoagulasi dalam panas, larut dalam
larutan garam encer. Contohnya miosinogen dalam otot, legumin
dalam kacang-kacangan. (2)
 Glutelin : tidak larut dalam pelarut netral tatapi larut dalam
asam/basaencer. Contohnya glutenin dalam gandum dan orizenin
dalam beras. (2)
 Prolamin : larut dalam alkohol 70-80% dan tak larut dalam air maupun
alkohol absolut. Contohnya gliadin dalam gandum dan zein pada
jagung. (2)
 Histon : larut dalam air dan tak larut dalam amonia encer. Contohnya
globin dalam hemoglobin. (2)
 Protamin adalah protein paling sederhana dibandingkan protein-protein
lain tetapi lebih kompleks daripada pepton dan peptida. (2)
 Protein ini larut dalam air dan tidak terkoagulasi oleh panas.

18
Contohnya salmin dalam ikan salmon. (2)
2.4.3 Berdasarkan senyawa lain (protein konjugasi)
 Nukleoprotein tersusun oleh protein dan asam nukleat terdapat
konjungsi pada inti sel, kecambah, dan biji-bijian. (2)
 Glikoprotein tersusun oleh protein & karbohidrat dan terdapat pada
musin pada kelenjar ludah, tendomusin pada tendon, hati. (2)
 Fosfoprotein tersusun oleh protein & fosfat yang mengandung lesitin
dan terdapat pada kasein susu dan vitelin/kuning telur. (2)
 Kromoprotein tersusun oleh protein & pigmen dan terdapat pada
hemoglobin. (2)
 Lipoprotein tersusun oleh protein & lemak dan terdapat pada serum
darah, kuning telur, susu, darah,. (2)
2.4.4. Tingkat degradasi
Degradasi biasanya merupakan tingkat permulaan denaturasi.
 Protein alami adalah protein dalam keadaan seperti protein dalam sel.
(2)
 Turunan protein yang merupakan hasil degradasi protein pada tingkat
permulaan denaturasi. Dapat dibedakan sebagai protein turunan primer
(protean, metaprotein) dan protein turunan sekunder (proteosa , pepton
dan peptida). (2)

19
2.5.Fungsi protein
Fungsi protein bagi kehidupan dalam tubuh manusia antara lain.
 Sebagai enzim.
Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu
senyawa makromolekul spesifik yang di sebut enzim , dari reaksi yang
sangat sederhana seperti reaksi transportasi karbon dioksida sampai yang
sangat rumit seperti replikasi kromosom. Protein besar perannya terhadap
perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologis. (1)
 Alat pengangkut dan penyimpanan.
Banyak molekul dengan MB kecil serta beberapa ion dapat di angkut
atau di pindahkan oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin
mengangkut oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin mengangkut
oksigen dalam otot. (1)
 Pengatur gerakan.
Protein merupakan komponen utama daging, gerakan otot terjadi karena
adanya dua molekul protein yang saling bergeseran. (1)
 Penunjang mekanis.
Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya
kolagen, suatu protein berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk
serabut. (1)
 Pertahanan Tubuh atau Imunisasi
Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibodi, yaitu suatu protein
khusus yang dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda
asing yang masuk ke dalam tubuh seperti virus, bakteri, dan sel-sel asing
lain. (1)
 Media Perambatan Impuls Saraf.
Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor,
misalnya rodopsin, suatu protein yang bertindak sebagai reseptor penerima
warna atau cahaya pada sel-sel mata. (1).
 Pengendalian Pertumbuhan.

20
Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat
mempengaruhi fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan
karakter bahan. (1)
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Protein adalah mikromolekul yang paling banyak ditemukan di dalam
sel makhluk hidup dan yang merupakan 50 persen atau lebih dari berat
kering sel. Protein memiliki jumlah yang sangat bervariasi yang mulai dari
struktur maupun fungsinya. Peranan protein diantaranya sebagai
katalisator, pendukung, cadangan, sistem imun, alat gerak, sistem transpor,
dan respon kimiawi. Protein-protein tersebut merupakan hasil ekspresi dari
informasi genetik masing-masing suatu organisme tak terkecuali pada
bakteri. Protein dan gen memiliki hubungan yang sangat dekat dimana
kode genetik berupa DNA dienkripsi dalam bentuk kromosom yang
selanjutnya kode genetik tersebut ditranslasikan menjadi protein melalui
serangkaian mekanisme yang melibatkan RNA dan ribosom. (2)
Protein yang tersusun dari rantai asam amino akan memiliki
berbagai macam struktur yang khas pada masing-masing protein, karena
protein disusun oleh asam amino yang berbeda secara kimiawinya, maka
suatu protein akan terangkai melalui ikatan peptida dan bahkan terkadang
dihubungkan oleh ikatan sulfida. Selanjutnya protein bisa mengalami
pelipatan-pelipatan membentuk struktur yang bermacam-macam. Adapun
struktur protein meliputi struktur primer, struktur sekunder, struktur
tersier, dan struktur kuartener. (2)
3.2 Saran
Protein merupakan makro molekul yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Oleh karena itu, asupan protein harus dikontrol agar seimbang sehingga
tubuh tidak akan kekurangan protein. Namun, dalam mengonsumsi protein
sebaiknya jangan berlebihan karena pada saat metabolisme, protein
berlebih yang tidak digunakan lagi akan terbuang karena tidak adanya

21
jaringan simpan di dalam tubuh, berbeda dengan karbohidrat dan lemak.
(2)

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku_kimia_SMA_kelas_XII_Wening_Sukmanawati_dkk. Diakses pada


tanggal 31 Agustus 2023
2. https://id.scribd.com/document/398818366/Makalah-Protein Diakses pada
tanggal 31 Agustus 2023 (19.12)
3. https://generasibiologi.com/2012/09/struktur-dan-fungsi-protein.html
Diakses pada Tanggal 2 September 2023 (21.40)
4. https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-semarang/
biology/empat-tingkat-struktur-protein-primer-sekunder-tersier-kuarter/
35930578 Diakses pada tanggal 22 September 2023 (07.50)
5. https://warstek.com/yuk-kenalan-dengan-empat-tingkatan-struktur-protein/
Diakses pada tanggal 22 September 2023 (08.12)

22

Anda mungkin juga menyukai