Anda di halaman 1dari 30

KONSTRUKSI BETON LANJUT

BALOK TINGGI

Muhammad Aswin
9 Okt 2020

Departemen Teknik Sipil


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BALOK TINGGI
Wight dan MacGregor (2012)
➢ Salah satu elemen struktur bangunan beton bertulang yg dapat memikul beban
geser yg besar
➢ Sebagai balok transfer
➢ Sering digunakan pada: Dinding Geser, Couple Beams, Pile Cap, Kepala Pilar Atas
Jembatan, dll
Schlaich, dkk (1987)
➢ Balok tinggi adalah suatu komponen struktural dimana rasio bentang geser
terhadap tinggi efektif (a/d) adalah kurang dari 2 (atau kurang dari 2,5)

Yang, dkk (2003)


➢ Elemen struktur yang berperilaku seperti balok pada umumnya, namun memiliki
perbandingan rasio bentang geser yang kecil terhadap tinggi, yang pada umumnya
kurang dari 2

Arabzadeh, dkk (2009)


➢ Dalam perancangannya, balok tinggi sangat dipengaruhi oleh perilaku dan kekuatan
geser
a P P a

h d

As As
ds
Ln
Ls
b
L
Oh & Shin (2001)
➢ Kuat geser pada balok tinggi lebih besar daripada balok konvensional karena
memiliki kapasitas yang lebih baik dalam meredistribusi gaya-gaya dalam sebelum
terjadi keruntuhan
➢ Balok tinggi pada umumnya memiliki mekanisme transfer gaya yang cukup berbeda
dibandingkan dengan balok biasa

Birrcher, dkk (2014)


➢ Desain untuk balok biasa pada umumnya menggunakan pendekatan hipotesis
Bernoulli, yang mengasumsikan bhw penampang tetap rata baik sebelum maupun
setelah lenturan. Navier: distribusi regangan linier thd garis netral.
➢ Distribusi regangan pada balok tinggi adalah non-linier. Maka untuk merancang
balok tinggi, salah satu metode yang paling lazim digunakan adalah metode strut-
and-tie model (STM)
India Standard:
➢ Balok tinggi, apabila Ln/d < 2.5 untuk balok yang menerus dan Ln/d < 2.0 untuk
tumpuan sederhana

CIRIA’s Deep Beam Design Guide, London, Pasal 3.4.2:


➢ Balok tinggi jika Ln/h kurang dari 3

SNI 2847-2013 Pasal 11.7.1:


➢ Balok tinggi adalah komponen struktur dengan panjang bentang Ln tidak melebihi
4h
➢ Balok yg memiliki bentang geser kurang dari 2h
Perancangan & Analisis Balok Tinggi (SNI, 2019):
➢ Stress Flows : Software Lusas
➢ Truss Model
➢ Analisis Struktur : Member forces
➢ Kapasitas Struts and Ties: Metode Strut-and-Tie Model (STM)
➢ Force Ratio (FR): FR < 1
Dasar-Dasar Pemahaman STM
1). Konsep B- dan D-Region

Schlaich, dkk (1987):


Daerah pada elemen structural dibagi atas 2 daerah, yaitu:
• B-Region (B adalah singkatan dari Bernoulli).
• D-Region (D adalah singkatan dari discontinuity, disturbance, disturbed).

Perbedaan daerah-D dan daerah-B secara fisik dapat dipahami dengan memperhatikan:
➢ Perubahan ukuran atau bentuk (diskontinuitas).
➢ Perubahan deformasi pada daerah sekitar terjadinya diskontinuitas dibandingkan dengan
daerah yang jauh dari tempat terjadinya diskontinuitas tersebut.
➢ Lokasi beban yg bekerja.
Deformasi Struktur Dinding yang Dibebani Beban Terpusat P
Pembagian Daerah-D dan Daerah-B Pada Struktur
2). Trajektori Tegangan

➢ Perkiraan lintasan tegangan pada B- dan D-Region dari suatu balok (Bircherr, et al., 2009)
➢ Perkiraan Stress Flows berdasarkan analisis FEM

❖ Memberikan gambaran aliran


tegangan tekan dan tarik

(Schlaich, et al., 1987)

• Cook dan Mitchell (1988); Kotsovos dan Pavlovic (1995)


juga menyarankan penggunaan nonlinear-finite-element.
Pola Retak Beton yang Mengikuti Pola Garis dari Trajektori Tekan
(Leonhard & Monnig, 1973)
Aliran Tegangan pada Balok Tinggi
Menggunakan LUSAS14
Truss Model (Russo, et al., 2005)
FEM Stress Flows Truss Model

Anda mungkin juga menyukai