Anda di halaman 1dari 18

KONSTRUKSI BETON LANJUT

PERANCANGAN BALOK TINGGI

Muhammad Aswin
23 Okt 2020

Departemen Teknik Sipil


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tulangan Minimum pd badan Balok Tinggi-SNI 2019
Strut-and-tie model (STM): dapat menghitung dan menentukan posisi tulangan pokok pada D-
Region sesuai dengan kondisi beban dan geometri. Tetapi biasanya pada daerah di luar tie
(khususnya Balok Tinggi), perlu juga dipasang tulangan minimum. Hal ini diperlukan untuk
kontrol retak, menjamin kekakuan struktur dan memberi efek pengekangan pada strut. Adapun
persyaratan tulangan minimum sesuai dengan SNI 2847-2019 pada pasal 9.9.3.1 yaitu:
1. Luas tulangan yang terdistribusi tegak lurus dengan sumbu longitudinal balok (Av) harus
sekurang-kurangnya (0.0025)𝑏𝑤 𝑠1 , dimana 𝑠1 adalah spasi tulangan transversal terdistribusi.
2. Luas tulangan yang terdistribusi sejajar dengan sumbu longitudinal balok (Ah) harus sekurang-
kurangnya (0.0025)𝑏𝑤 𝑠2 , dimana 𝑠2 adalah spasi tulangan longitudinal terdistribusi.
3. Jarak antara tulangan vertikal (antara tulangan horizontal) tidak boleh lebih dari pada 𝑑/5 atau
300 mm.
Selain memenuhi syarat di atas, khusus untuk perancangan dengan strut-and-tie model,
ditetapkan pula bahwa tulangan minimum yang dipasang harus memenuhi syarat:

Tulangan Minimum pd Daerah Strut


Dimana, ∝𝑖 adalah sudut antara sumbu tulangan minimum dan sumbu dari strut yang ada. Syarat
ini sebenarnya dihubungkan dengan penggunaan parameter 𝛽𝑠 pada saat menghitung kekuatan
strut yang diambil sebesar 0,75.

Perancangan Balok Tinggi (Berdasarkan SNI 2019)


A). Pemodelan Ukuran dan Karakteristik Balok Tinggi:

Perancangan dimulai dengan penetapan parameter-parameter desain untuk balok tinggi seperti
lebar balok (bw), tinggi balok (h), tinggi efektif (d), panjang bentang total (L), panjang bentang
bersih (ln), mutu beton (𝑓𝑐′ ), mutu tulangan baja (𝑓𝑦 ), dan parameter lainnya. Perancangan balok
tinggi pada penelitian ini didasarkan pada ketetapan/ peraturan SNI 2847-2019. Pada bagian
perancangan ini dilakukan beberapa asumsi untuk menentukan beberapa parameter.

Pemodelan ukuran dan karakteristik balok tinggi adalah sbb:

1.Balok tinggi merupakan balok prismatis yang terletak di atas dua perletakan
sederhana.

2.Dua beban terpusat sebesar P = 1000 kN bekerja pada balok, yang diletakkan pada
1/3 bentang dan 2/3 bentang.
3. Mutu beton yang digunakan adalah beton dengan 𝑓𝑐′ = 30 MPa sedangkan baja yang digunakan

adalah baja tulangan non-prategang dengan tegangan leleh 𝑓𝑦 = 400 MPa.

4. Tinggi balok diambil h = 1600 mm dan lebar balok bw = 600 mm.

Dimensi bearing pad diambil sebesar 150 × 600 mm (dgn ukuran lebar sama dgn lebar balok).

5. Tebal selimut beton diambil cc = 40 mm, diambil berdasarkan asumsi ketebalan minimum yg terdpt

pada SNI 2847:2019 pasal 20.6.1.3.

6. Berdasarkan peraturan SNI 2847:2019 pasal 9.9.1 , bentang bersih Ln tidak boleh melebihi 4h

yakni Ln ≤ 4h. Sehingga Ln ≤ 4 × 1600 𝑚𝑚 atau Ln ≤ 6400 𝑚𝑚, Maka diambil Ln = 5850 mm

shg panjang bentang total L = Ln + 2 × panjang bearing pad. Jadi L = 5850 + 2 × 150 = 6150 mm.

7. Selain itu, beban terpusat atau bentang geser harus berada dalam jarak maksimal 2h dari
𝑎 2000
muka tumpuan, dimana a = 2000 mm maka ≤ 2. Sehingga ≤ 2 atau 1.25 ≤ 2….. (OK)
ℎ 1600
Rangkuman Hasil Pemodelan Ukuran & Karakteristik Balok Tinggi:

Panjang bentang keseluruhan (L) = 6150 mm


Ketebalan balok arah melintang (bw) = 600 mm (= lebar balok)
Tinggi balok (h) = 1600 mm
Panjang bearing pad (lp) = 150 mm
Lebar bearing pad (bp) = 600 mm
Tebal bearing pad (tp) = 25 mm
Jarak antara dua perletakkan (l) = 6000 mm
Panjang bentang bersih (ln) = 5850 mm
Tebal selimut beton (cc) = 40 mm
Kekuatan tekan beton (𝑓𝑐′ ) = 30 MPa
Kekuatan tarik baja (𝑓𝑦 ) = 400 MPa
B). Asumsi Truss Model Balok Tinggi:

➢ Membuat aliran tegangan (stress flows) berdasarkan FEM: LUSAS14


➢ Menentukan Truss Model yg sesuai dgn Aliran Tegangan tsb: Gaetono Russo et al. (2005).
C). Analisis Struktur: Hitung gaya-gaya batang pada Truss Model tsb.

Data gaya-gaya batang digunakan untuk menentukan lebar strut, tie, dan keamanan terhadap zona
nodal, sesuai dengan ketentuan SNI 2847-2019.
D). Cek kapasitas (daya dukung) pada daerah pembebanan dan tumpuan.

E). Desain lebar strut, tie dan nodal zone.

𝐹
𝑤=
∅𝑏𝑛 𝑓𝑐𝑒(𝑛)

The nodal zone with a normal width of strut end; adopted from ACI code
Setelah memperoleh lebar masing-masing strut dan tie, periksa keamanan pada daerah nodal.
Hasil perhitungan ini dapat dilihat pada lampiran. Setelah memastikan lebar yang dipakai aman
untuk kekuatan daerah nodal kemudian desain penulangan pada daerah tie. Hasil penulangan pada
daerah tie pada model-1 ini diperoleh yaitu menggunakan 2 baris 7D22. Hasil penulangan juga
harus dicek jarak bersihnya yaitu harus memenuhi syarat minimum 25 mm.

Desain penulangan badan vertikal dan horizontal pada model-1 didasari oleh penggunaan
rumus sesuai dengan SNI 2847:2019. Hasil perhitungan untuk penulangan badan vertikal dan
horizontal diperoleh yaitu sama-sama menggunakan besi ∅16 dengan jarak 125 mm dikedua sisi
badan balok tinggi.
Lihat Lampiran
Untuk desain tulangan, digunakan pula acuan berdasarkan SNI 2847-2019. Untuk tulangan utama,

𝐹14
dipakai rumus As(perlu) = , dimana 𝐹14 merupakan gaya hasil analisis dengan menggunakan program
∅𝑓𝑦

𝑏𝑤 − 2𝑐𝑐 −2∅𝑣 − 𝑛𝐷
SAP2000. Jarak antar tulangan juga perlu untuk dicek dengan menggunakan perumusan >
(𝑛−1)

25 mm, dimana 25 mm merupakan jarak minimum antara tulangan. Dari perhitungan diperoleh
penggunaan tulangan utama yakni 2 baris 7D22.

Untuk tulangan badan vertikal dan horizontal dipergunakan juga rumus empirikal yang tercantum dalam
ketentuan SNI. Tulangan horizontal dan vertikal masing-masing dihitung dengan rumus Avh = 0,0025 Acv
dan Av = 0,0025 Acv. Acv= bw.s, dimana s adalah spasi antara tulangan yang diisyaratkan tidak boleh lebih
𝑑
dari atau 300 mm. Sehingga dari hasil perhitungan, diperoleh penggunaan tulangan badan dan vertikal
5

masing-masing ∅16 dengan spasi antara tulangan adalaha 125 mm.


Selain itu pula, hasil perancangan perlu dicek pengangkurannya, yaitu harus memenuhi syarat:

0,24𝜓𝑒 𝑓𝑦
ldc = × 𝑑𝑏 > 200 mm, dimana:
𝜆 𝑓𝑐′

➢ 𝜓𝑒 = 1 (untuk tulangan D-22 dan lebih besar), dan

➢ 𝜆 = 1 (untuk beton normal).

Untuk menentukan panjang pengangkuran yang digunakan, dapat dihitung dengan rumus:

𝐷 ∅𝑣
𝑙𝑑𝑐(𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙) = ℎ − 𝑐𝑐 − − .
2 2

diperoleh 𝑙𝑑𝑐(𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙) = 1500 mm.

Hasil desain balok tinggi dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.

Anda mungkin juga menyukai