Disusun oleh:
Kelompok 5
PENDIDIKAN KHUSUS
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas kasih karunia-Nya hingga saat ini masih memberikan kesehatan sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan dengan tepat waktu dan
tanpa kekurangan sesuatu apapun.
Selanjutnya, ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada Ibu Yuni Tanjung
Utami, M.Pd. yang telah memberikan tugas mengenai “Perencanaan Pembelajaran”
sehingga dapat menambah pengetahuan dan informasi mengenai perumusan visi dan
misi sekolah serta perangkat pembelajaran.
Tidak lupa dengan seluruh kerendahan hati, kami meminta kesediaan Ibu Yuni
Tanjung Utami, M.Pd. maupun pembaca untuk memberikan kritik serta saran yang
membangun mengenai penulisan makalah ini.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pertama, penyusunan visi dan misi sekolah bukan hal yang mudah, perlu
kajian yang mendalam dan melibatkan semua stakeholders sehingga apa yang
diinginkan tercakup didalamnya, Kedua, Visi dan misi sekolah memuat banyak
hal yang besar seperti tujuan yang ingin dicapai sampai hal yang kecil namun
sangat urgen seperti anggaran tahunan, semua ini harus direncakan dengan
sebaik-baiknya sehingga dalam pelaksanaan identitas sebuah sekolah dapat
terlihat hanya dengan membaca visi dan misi nya, Ketiga, Dalam tatanan praktis
penyusunan visi dan misi bukan hal yang mudah walaupun semua stakeholders
dilibatkan tetapi masih saja kesulitan, oleh karena itu diperlukan supervisi ketika
kesulitan ini terjadi, dan Keempat, Dalam mewujudkan sekolah yang memiliki
kualitas baik perlu direncanakan dan dilakukan rekayasa.
4
2. Menjelaskan proses perumusan perangkat pembelajaran (Renstra, RPP, dan
Silabus)
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
hari depan organisasi berikut kesulitan-kesulitan potensial dan peluang-
peluang yang dihadapinya.
2. Pengertian Misi
7
eksplisit mengandung apa yang harus dilakukan untuk mencapainya. 3)
mengandung partisipasi masyarakat luas terhadap perkembangan bidang
utama yang digelui organisasi.?
Misi sekolah harus jelas, dalam artian harus sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi sekolah. Misi juga terkait dengan kewenangan yang
dimiliki oleh sekolah maupun peraturan perundang-undangan yang
berlaku berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007, misi sekolah
adalah: a) memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional; b) merupakan tujuan yang akan
dicapai dalam kurun waktu tertentu; c) menjadi dasar program pokok
sekolah; d) menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu
lulusan yang diharapkan oleh sekolah: e) membuat pernyataan umum
dan khusus yang berkaitan dengan program sekolah; f) memberikan
keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan-satuan unit
sekolah yang terlibat; g) diru,uskan berdasarkan masukan dari segenap
pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah dan diputuskan oleh
rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah; h)
disosialisasikan kepada warga sekolah dan segenap pihak yang
berkepentingan; i) ditinjau dan dirumuskn kembali secara berkala sesuai
perkembangan dan tantangan di masyarakat. Visi dan misi sekolah harus
ditetapkan bersama-sama sebagai pedoman hidup organisasi. Keduanya
harus ditetapkan melalui sebuah proses refleksi bersama atas nila-nilai,
keyakinan, dan aspirasi warga sekolah.visi dan misi harus mencerminkan
usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling
bertentangan di kalangan warga sekolah. la menjadi panduan hidup
dalam melaksanakan tugas organisasi.
8
Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah sebagaimana yang
tertuang dalam Depdiknas tahun 2007 adalah sebagai berikut; 1) untuk
memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolah. 2)
untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan tujuan yang bersifat
umum. 3) untuk memberikan kerangka yang baik bagi penentu kebija
kan dan prioritas. 4) untuk membangun pusat acuan (reference
poin) yang digunakan sekolah dalam menelaah keberhasilan kegiatan-
kegiatannya.
2. Kriteria Misi
9
Muhaimin dkk, dalam bukunya menjelaskan bahwa dalam
pembuatan misi, penting untuk diperhatikan hal-hal yang berkaitan
dengan: 1) misi harus mampu menggambarkan berbagai kepercayaan dan
nilai-nilai yang dianut sekolah/madrasah; 2) statement misi harus
berorientasi dan mampu menggambarkan sekolah/madrasah pada masa
yang akan; 3) statement misi harus fokus pada pencapaian visi; 4)
statement misi bersifat khusus; 5) statement misi merupakan statement
yang singkat dan padat
Visi Indikator
Berprestasi Lulus dari UAN 95%
Lulus dari UAS min nilai 70%
Dapat di terima di PTN atau PTS
terbaik
Berbudaya Mampu menjaga diri di
lingkungan masyarakat
Ber-IMTAQ Terbiasa melaksanakan sholat 5
waktu
Telah khatam Al-quran
1. Contoh Misi
1) Melaksanakan proses pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik.
2) Melaksanakan pembelajaran membaca al-Qur'an secara
berkesinambungan dari kelas satu sampai kelas tiga untuk memastikan
bahwa lulusannya telah mengkhatamkan membaca Al-Quran.
3) Mengembangkan kompetensi guru yang berkaitan dengan kompetensi
dalam bidang studi, keterampilan mengajar, pembuatan karya ilmiah,
dan soft skill
10
4) Mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler untuk bidang-bidang
penalaran dan penelitian untuk siswa dalam upaya mengembangkan
Mahasiswa dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
Mengembangkan fasilitas yang dibutuhkan untuk siswa dalam
mengembangkan kegiatan penelitian dan penalaran.
5) Memberikan teladan kepada seluruh siswa terhadap kebiasaan hidup
bersih, peduli, terbuka, dan terpercaya. (dikutip dari buku karangan
Muhaimin dkk yang berjudul "Manajemen Pendidikan")
11
1. Silabus
Menurut Trianto (2010: 201) menyatakan “silabus adalah rencana
pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran tertentu yang
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar”.
Menurut Sanjaya (2010: 167) bahwa:
12
peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
h. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
i. Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur
kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan
j. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.
Silabus dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan dan
standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan
pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu.
Menurut Kunandar (2014: 4)
13
penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan
fisik, intelektual, sosial, emosional dan spiritual peserta didik.
3. Sistematis, bahwa komponen-komponen silabus saling berhubungan
secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
4. Konsisten, artinya adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi
dasar, indikator, materi pembelajaran, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian.
5. Memadai, artinya cakupan indikator, materi pembelajaran,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk
menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6. Aktual dan Kontekstual, bahwa cakupan indikator, materi pokok,
pengelaman belajar, sumber belajar, dan sistem penialain
memerhatikan perkembangan ilmu, teknologi, seni mutakhir dalam
kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel, bahwa keseluruhan komponen silabus dapat
mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika
perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8. Menyeluruh, artinya komponen silabus mencakup keseluruhan ranah
kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor) sebagaimana yang
dikemukakan oleh Bloom.
Dari para ahli dapat disimpulkan bahwa silabus merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan tentang pengembangan kurikulum,
yang berisikan Identitas Mata Pelajaran, Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD), Indikator, Materi Pokok, Kegiatan
Pembelajaran, Alokasi Waktu, Sumber Belajar, dan Penilaian. Silabus
yang digunakan peneliti adalah silabus yang disusun oleh Dinas
Pendidikan.
14
pembelajaran yang efektif hanya dapat ditemukan dalam perencanaan yang
baik. Perencanaan dalam kegiatan pembelajaran ditulis dalam sebuah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
15
3) Langkah-langkah pembelajaran disusun serinci mungkin, sehingga
apabila RPP digunakan oleh guru lain mudah dipahami dan tidak
menimbulkan penafsiran ganda.
16
nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
5) Berpusat pada peserta didik
6) Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta
didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif,
inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar, menggunakan
pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan
mengomunikasikan.
7) Berbasis konteks
8) Proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan sekitarnya
sebagai sumber belajar.
9) Berorientasi kekinian
10) Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa
kini.
11) Mengembangkan kemandirian belajar
12) Pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar
secara mandiri.
13) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran
14) RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik
positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
15) Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi
dan/atau antarmuatan
16) RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan
keterpaduan antara KI, KD, indikator pencapaian kompetensi,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan
sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP
disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik,
keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan
keragaman budaya.
17) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
18) RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan
17
teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,
sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
a. Komponen dan Sistematika RPP
Selain memperhatikan kesepuluh prinsip di atas, terdapat
berbagai komponen yang harus ada dan dicantumkan ketika menyusun
RPP yang baik dan benar. Berdasarkan Permendikbud Nomor 24 Tahun
2016, komponen tersebut terdiri atas.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah :
Mata pelajaran :
Kelas/Semester :
Alokasi Waktu :
18
2. Indikator KD pada KI-2
3. Indikator KD pada KI-3
4. Indikator KD pada KI-4
D. Materi Pembelajaran (dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku
panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan local, materi kekinian,
konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi
materi untuk pembelajaran regular, pengayaan, dan remedial)
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama: (…JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti **)
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan informasi/ mencoba
Menalar/ mengasosiasi
Mengomunikasikan
c. Kegiatan Penutup
2. Pertemuan Kedua: (…JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti **)
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan informasi/ mencoba
Menalar/ mengasosiasi
Mengomunikasikan
c. Kegiatan Penutup
3. Pertemuan seterusnya.
F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Teknik Penilaian
2. Instrumen Penilaian
a. Pertemuan Pertama
b. Pertemuan Kedua
c. Pertemuan seterusnya
G. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media/alat
2. Bahan
3. Sumber Belajar
19
muncul seluruhnya dalam satu pertemuan tetapi dapat dilanjutkan pada
pertemuan berikutnya, tergantung cakupan muatan pembelajaran. Setiap
langkah pembelajaran dapat digunakan berbagai metode dan teknik
pembelajaran.
a. Mengkaji Silabus
Pengkajian silabus meliputi: (1) KI dan KD; (2) materi
pembelajaran; (3) proses pembelajaran; (4) penilaian
pembelajaran; (5) alokasi waktu; dan (6) sumber belajar.
Perumusan indikator pencapaian KD pada KI-1, KI-2, KI-3,
dan KI-4;Materi Pembelajaran dapat berasal dari buku teks
pelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa
muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari
lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk
pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial;
Penjabaran Kegiatan Pembelajaran yang ada pada silabus
dalam bentuk yang lebih operasional berupa pendekatan
saintifik disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan satuan
pendidikan termasuk penggunaan media, alat, bahan, dan
sumber belajar;
Penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan
alokasi waktu pada silabus, selanjutnya dibagi ke dalam
kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup;
Pengembangan penilaian pembelajaran dengan cara
menentukan lingkup, teknik, dan instrumen penilaian, serta
membuat pedoman penskoran;
Menentukan strategi pembelajaran remedial segera setelah
dilakukan penilaian; dan
20
Menentukan media, alat, bahan dan sumber belajar disesuaikan
dengan yang telah ditetapkan dalam langkah penjabaran proses
pembelajaran.
1) Kegiatan Pendahuluan
21
dilaksanakan
c) Melakukan penilaian
22
sejumlah informasi. Informasi tersebut menjadi dasar bagi
kegiatan berikutnya yaitu memeroses informasi untuk
menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya,
menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan
mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.
Mengkomunikasikan hasil
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa
yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi,
mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut
disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar
peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.
23
Menurut Trianto (2012: 111)
Lembar Kegiatan Siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk
melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. LKS
memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan siswa
untuk memaksimalkan pemahaman dalam rangka memgembangkan
kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus
ditempuh.
24
2) Komponen kebahasaan
Aspek yang harus dipenuhi dari kebahasaan yaitu keterbacaan,
informasi jelas, sesuai Bahasa Indonesia yang baik, dan menggunakan
bahasa yang jelas dan singkat.
3) Komponen penyajian
Aspek yang harus dipenuhi dari komponen penyajian yaitu tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, urutan penyajian, memberikan
motivasi dan daya tarik, interaksi (pemberian stimulus dan respon),
dan informasi lengkap.
4) Komponen kegrafikan
Aspek yang harus dipenuhi dari komponen kegrafikan yaitu
menggunakan font, jenis dan ukuran yang sesuai, tata letak, ilustrasi,
gambar atau foto, dan sesaian tampilan.
4. Penilaian
Menurut Kunandar (2014: 35) bahwa “penilaian adalah proses
pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran
perkembangan belajar peserta didik”. Penilaian hasil belajar peserta
didik merupakan sesuatu yang sangat penting dan strategis dalam
kegiatan belajar mengajar. Dengan penilaian hasil belajar maka dapat
diketahui seberapa besar keberhasilan peserta didik telah menguasai
kompetensi atau materi yang telah diajarkan oleh guru. Kurikulum
2013 mempertegas adanya pergeseran dalam melakukan penilaian
melalui tes (mengukur kompetensi kemampuan berdasarkan hasil
saja), menuju penilaian autentik (mengukur penilaian sikap,
keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil). Dalam
penelitian ini, penilaian sikap diambil pada saat proses belajar
mengajar, penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan diambil
setelah mengerjakan LAS yang diberikan oleh guru.
a. Penilaian Sikap
25
pencapaian kompetensi sikap dari peserta didik yang meliputi aspek
menerima atau memerhatikan, merespon atau menanggapi, menilai
atau menghargai, mengorganisasikan atau mengelola dan berkarakter”.
Adapun sikap yang dapat diamati dari setiap peserta didik seperti jujur,
disiplin, tanggung jawab, gotong royong, dan sikap lainnya yang dapat
ditambahkan guru untuk melihat penilaian sikap peserta didik.
Menurut Kunandar (2014: 104) Guru melakukan penilaian kompetensi
sikap melalui:
1) Observasi atau pengamatan perilaku dengan alat lembar
pengamatan atau observasi
2) Penilaian diri
3) Penilaian “teman sejawat” (peer evaluation) oleh peserta didik
4) Jurnal
5) Wawancara dengan alat panduan atau pedoman wawancara
(pertanyaan-pertanyaan langsung)
b. Penilaian Keterampilan
Menurut Kunandar (2014: 57) Guru menilai kompetensi keterampilan
melalui:
Kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik
mendemostrasikan suatu kompetensi tertentu menggunakan tes
praktik (unjuk kerja) dengan menggunakan instrumen lembar
pengamatan (observasi).
Proyek dengan menggunakan instrumen lembar penilaian
dokumen laporan proyek.
Penilaian portofolio dengan menggunakan instrumen lembar
penilaian dokumen kumpulan portofolio dan penilaian produk.
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala
penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
Menurut Kunandar (2014: 257) “penilaian kompetensi keterampilan
adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi keterampilan dari peserta didik yang meliputi
aspek imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi”. Pada
26
penelitian ini peneliti mengembangkan penilaian keterampilan dengan
penilaian kinerja.
c. Penilaian Pengetahuan
27
(2)alokasi waktu; (3) KI, KD, indikator pencapaian kompetensi; (4)
materi pembelajaran; (5) kegiatan pembelajaran; (6) penilaian; dan (7)
media/alat, bahan, dan sumber belajar.
28
dikembangkan yaitu dalam bentuk mengisi lembar validasi. Perangkat
pembelajaran yang akan di validasi adalah Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan Lembar Aktivitas Siswa (LAS). Adapun aspek
yang divalidasi pada RPP dinilai pada 4 aspek yaitu aspek perumusan
indikator pencapaian kompetensi, aspek isi yang disajikan, aspek bahasa,
dan aspek waktu. Sedangkan aspek yang divalidasi pada LAS adalah
aspek isi yang disajikan, aspek materi dan aspek bahasa. Validator
tersebut menilai perangkat pembelajaran yang dirancang dan
memberikan saran serta masukan pada rancangan perangkat
pembelajaran.
Adapun kriteria perangkat pembelajaran yang valid adalah:
29
Struktur atau komponen sudah sesuai dengan pakar.
Kegiatan-kegiatan sesuai dengan model pembelajaran.
Kesesuaian antara komponen-komponen RPP.
30
para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dikembangkan dapat
diterapkan; (2) kenyataan menunjukkan bahwa apa yang dikembangkan
tersebut dapat diterapkan”.
Untuk mengukur tingkat kepraktisan yang berkaitan dengan
pengembangan perangkat berupa materi pembelajaran Nieveen,N
(dalam Rochmad, 2012: 70) menyatakan “mengukur tingkat
kepraktisan dilihat apakah guru (dan pakar-pakar lainnya)
mempertimbangkan bahwa materi mudah dan dapat digunakan oleh
guru dan siswa”. Hal ini berarti terdapat konsistensi antara harapan
dengan pertimbangan dan harapan dengan operasional. Apabila
kedua konsistensi tersebut tercapai, maka produk hasil pengembangan
dapat dikatakan praktis.
Hobri (dalam Astuti & Mulyati, 2010: 27) menyatakan “LKS
dinyatakan praktis jika LKS mendapat respon positif dari siswa yang
dilihat dari persentase skor angket”. Jika persentase penilaian angket
lebih dari 75% maka dapat dikatakan bahwa siswa memberikan respon
positif terhadap LAS sehingga LAS memenuhi aspek praktis. Tetapi
apabila persentase kurang dari 75%, maka respon siswa dinyatakan
negatif sehingga lembar aktivitas siswa perlu direvisi dengan
memperhatikan komentar dari subjek uji coba.
Dalam penelitian pengembangan perangkat yang dikembangkan
dikatakan praktis jika para ahli dan praktisi menyatakan bahwa secara
teoritis bahwa perangkat dapat diterapkan di lapangan dan tingkat
keterlaksanaannya perangkat termasuk kategori “baik”. Istilah “baik” ini
masih memerlukan diukur dengan indikator-indikator yang diperlukan
untuk menentukan tingkat “kepraktisan” dari keterlaksanaan perangkat
pembelajaran.
Menurut Sukardi (dalam Syari dkk, 2013: 20) bahwa “suatu
produk dikatakan praktis jika dilihat dari: (1) kemudahan
penggunaannya; (2) waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan; (3)
daya tarik produk terhadap minat siswa;(4)mudah diinterpretasikan oleh
guru”. Sejalan dengan pendapat di atas Zulkardi (2002: 97) menyatakan
31
bahwa kepraktisan suatu produk dilihat dari: (1) mudah digunakan;
(2)waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan; (3) daya tarik produk
untuk siswa; (4) mudah diinterpetasikan.
Berkaitan dengan kepraktisan di tinjau dari apakah guru dapat
melaksanakan pembelajaran dikelas. Biasanya peneliti dan observer
mengamati aktivitas yang dilakukan guru dalam pelaksanaan
pembelajaran.
Sehingga kriteria perangkat pembelajaran dikatakan praktis jika:
1. Kemudahan penggunaannya
4. Mudah diinterpretasi
32
pembelajaran yang digunakan.
5. LAS yang disajikan memudahkan siswa dalam memahami
materi.
33
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Saran kami bagi para pembaca adalah agar menambah bacaan dari referensi lain
untuk menambah wawasan dan memperkaya ilmu pengetahuan.
34
DAFTAR PUSTAKA
Barnawi dan M.arifin ,Buku pintar mengelola sekolah (Swasta) jakarta , Ar-ruz
media 2012 hal 53
Dr. Muh. Fahrurrozi, S.E., M.M. dan Dr. Drs. H. Mohzana, S.Pd., M.Pd. 2020.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran : Tinjauan Teoritis dan Praktik. Lombok :
Universitas Hamzanwadi Press.
35