BAB 2 Perbaikan 1
BAB 2 Perbaikan 1
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
biasanya antara usia 13–20 tahun. Menurut WHO (2012) dan Pinem (2009)
Soetjiingsih (2004) remaja berusia 11–20 tahun yang dibagi menjadi 3 tahap
remaja awal (11–13 tahun), remaja tengah (14–16 tahun), dan remaja akhir (17 -
yaitu:
1. Remaja awal (early adolescent) pada usia 11-14 tahun. Remaja awal biasanya
berada pada tingkat SMP, perubahan yang terjadi pada masa ini sangat cepat,
baik pertumbuhan fisik dan kapasitas intelektual. Pada masa ini tugas
10
11
duduk di bangku SMU. Pada masa ini remaja secara fisik menjadi percaya
diri dan mendapatkan kebebasan secara psikologi dari orang tua, memperluas
3. Remaja akhir (late adolescent) pada usia 18-22 tahun. Umumnya terjadi pada
dalam relasinya dengan orang lain, mengetahui peran sosial, sistem nilai, dan
kematangan manusia. Pada periode ini banyak terjadi perubahan unik, serta
Remaja putri adalah individu yang memilki rentang usia 12 tahun sampai
dengan 21 tahun yang memiliki minat-minat pribadi dimana salah satunya adalah
minat pada penampilan dirinya sendiri khusuanya remaja berusia 16 tahun samapi
19 tahun (Riyadi, 2001). Menurut (Hall, 1991) masa remaja merupakan masa
dimana dianggap sebagai masa topan badai dan stress (Storm and Stress). Karena
12
mereka mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib sendiri,
kalau terarah dengan baik maka ia akan menjadi seorang individu yang memiliki
rasa tanggung jawab, tetapi kalau tidak terbimbing maka bisa menjadi seorang
Menurut (Gunarsa & Gunarsa, 1991) istilah asing yang sering digunakan
1. Puberty (bahasa Inggris) berasal dari istilah latin pubertas yang berarti kelaki-
Pubescence dari kata pubis (pubic hair) yang berarti rambut (bulu) pada
2. Adolescentia berasal dari istilah latin adolescentia yang berarti masa muda
yang terjadi antara 17– 30 tahun yang merupakan masa transisi atau peralihan
dari masa kanak-kanak menunju masa dewasa yang ditandai dengan adanya
yang terjadi pada masa awal remaja. Menurut Hall (1998) usia remaja antara
12 sampai usia 23 tahun. Masa remaja adalah masa yang akan melalui krisis
Perubahan fisik utama pada masa puber adalah perubahan ukuran tubuh
peningkatan per tahun dalam tahun sebelum haid adalah 3 inci, tetapi
peningkatan itu bisa juga terjadi dari 5 sampai 6 inci. Dua tahun sebelum
selama dua tahun sebelum haid adalah 5,5 inci. Setelah haid, tingkat
badan dalam 1 tahun yakni rata-rata sekitar 13 kg bagi anak laki–laki dan
daerah-daerah tubuh yang lain. Badan yang kurus dan panjang mulai
melebar di bagian pinggul dan bahu, dan ukuran pinggang tampak tinggi
fungsi pencernaan yang normal. Anemia sering terjadi pada masa ini,
kelesuan.
Dapat dimengerti bahwa akibat yang luas dari masa puber pada keadaan
pengaruh masa puber lebih banyak pada anak perempuan daripada anak
2.2.1 Pengertian
uterus (Felicia, Esther, & Rina, 2015). Siklus menstruasi adalah menstruasi yang
terjadi secara berulang setiap bulannya. Siklus menstruasi penting sebagai fungsi
siklus menstruasi yang normal jika berada dikisaran 21-35 hari, tidak normal jika
kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari (Ganesh et al, 2015).
Siklus di ovarium terdiri dari fase folikel, fase ovulasi, fase luteal.
1. Siklus Endometrium
a. Fase proliferatif
memacu terbentuknya komponen jaringan, ion, air dan asam amino yang
kembali. Pada awal fase ini, tebal endometrium hanya sekitar 0.5 mm kemudiaan
tumbuh menjadi sekitar 3,5-5 mm. Fase proliferatif mempunyai durasi yang
16
cukup lebar. Pada perempuan normal yang subur, durasinya berkisar antara 5-7
b. Fase sekretorik
lalu menjadi korpus luteum yang akan mengeluarkan hormon estrogen dan
progesteron, kedua hormon ini mengubah fase proliferatif menjadi fase sekretorik
tidak terjadi maka korpus luteum berdegenerasi, dan terjadi penurunan hormon
progesteron dan estrogen sehingga fase folikular dan fase haid baru dimulai
c. Fase menstruasi
dan dimulainya fase folikular. Sewaktu korpus luteum berdegenerasi karena tidak
tejadi fertilisasi dan implantasi ovum yang dibebaskan selama siklus sebelumnya,
dengan bahan nekrotik endometrium. Bila terjadi perdarahan yang berlebihan dari
klinis adanya kelainan patologi dari uterus. Dalam waktu 4 sampai 7 hari sesudah
dimulainya menstruasi, pengeluaran darah akan berhenti, karena pada saat ini
Sumber: Berek dan Novak’s Gynaecology 14ed, 2007 dalam (Harahap, 2010)
2. Siklus Ovarium
a. Fase folikel
regresi sampai hampir berinvolusi total dan sekresi estrogen, progesteron, serta
18
inhibin dari korpus luteum berkurang menjadi sangat rendah. Hal ini melepaskan
hipotalamus dan hipofisis anterior dari efek umpan balik negatif hormon-hormon
tersebut.
hormon (FSH) dan luteinizing hormon (LH) oleh hipofisis mulai meningkat
kembali, sebanyak dua kali lipat dan diikuti oleh peningkatan sedikit LH yang
folikel, kecepatan sekresi FSH dan LH akan berkurang sedikit akibat efek umpan
balik negatif terutama dari estrogen pada kelenjar hipofisis anterior sehingga
b. Fase ovulasi
Pada fase ini tejadi peningkatan estrogen yang tinggi yang dihasilkan
folikel pre ovulasi yang mengakibatkan efek perangsangan umpan balik positif
sehingga terjadi ovulasi. Ovulasi diperkirakan terjadi 24-36 jam pasca puncak
c. Fase luteal
pasca lonjakan LH, kemudian turun perlahan jika pembuahan tidak terjadi.
Pada siklus menstruasi yang normal, korpus luteum akan mengalami regresi 9-
19
2011).
Menurut Sari dan Asih (2013) gangguan siklus menstruasi ada 3 macam
yaitu:
1. Polimenore adalah siklus menstruasi yang lebih pendek dari normal yaitu
2. Oligomenorea adalah siklus menstruasi yang lebih panjang dari normal yaitu
Amenore terdiri dari amenorea primer dan sekunder. Primer jika belum
penyebab utama terjadinya amenorea pada dewasa lalu diikuti oleh gangguan
menstruasi dua kali lebih besar dibandingkan yang tidak stress. Fluktuasi
2. Aktifitas fisik
3. Status gizi
sel granulosa dan jaringan lemak sehingga kadar estrogen menjadi tinggi.
21
4. Genetik
siklus ibu, siklus menstruasi anaknya juga akan teratur (Jayakumari, 2016).
5. Hormon
memicu ovulasi dan setelah ovulasi akan memelihara korpus luteum. Jika
6. Gangguan endokrin
7. Penyakit reproduksi
2.3.1 Definisi
Indeks massa tubuh (IMT) merupakan salah satu metode yang baik untuk
menentukan status gizi. IMT diperoleh dari perbandingan berat badan dalam
kilogram dengan tinggi badan dalam meter persegi (Sukohar et al, 2017).
indeks massa tubuh berkorelasi kuat dengan persentase lemak tubuh. Hal tersebut
dikarenakan semakin tinggi IMT subjek, persen lemak tubuh pun semakin
meningkat (Ranasinghe et al, 2013). IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak,
ibu hamil, olahragawan dan pada keadaan patologi seperti adanya edema, asites,
tahun ke atas. IMT tidak diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan
olahragawan. Disamping itu pula IMT tidak dapat diterapkan dalam keadaan
2001).
23
Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO atau WHO
Disebutkan bahwa batas ambang normal untuk laki-laki adalah 20,1-25,0 dan
defisiensi kalori dan kegemukan, FAO atau WHO menyarankan untuk memakai
satu batas ambang tersebut telah disesuaikan lagi. Batas ambang IMT untuk
1. Tinggi Badan
Tinggi badan diukur dengan keadaan berdiri tegak lurus, tanpa menggunakan
alas kaki, kedua tangan merapat ke badan, punggung dan bokong menempel
dengan bagian teratas kepala (vertex) dan harus diperkuat pada rambut kepala
Orang yang tidak dapat berdiri, tinggi badannya dapat diperkirakan dengan
bawah tumit, sedangkan lengan yang satu lagi ditempelkan dibagian atas
kondilus tulang tibia tepat dibagian proksimal tulang patella. Tekanan kaliper
yang ditemukan pada tahun 1984 diperoleh dengan rumus (Arisman, 2011) :
Fibula dapat dijadikan acuan selain menggunakan tulang tibia. Tinggi tulang
fibula (dalam cm), selanjutnya ditulis TF diukur dari kaput fibula hingga
tangan (PRT). PRT adalah jarak antara dua ujung jari tangan kiri dan kanan
terpanjang (biasanya ujung jari tengah) melalui tulang dada. Pengukuran PRT
dilakukan dengan posisi pasien sama seperti ketika ditimbang beratnya dan
adalah jarak dari ujung jari tengah (lengan yang tidak dominan) hingga
incisura jugularis. Rumus PRT tidak boleh diterapkan pada anak di bawah
lima tahun karena tungkai dan batang badan belum berkembang dalam
2. Berat badan
Penimbangan berat badan terbaik dilakukan pada pagi hari bangun tidur
badan perlu dikalibrasi pada angka nol sebagai permulaan dan memiliki
ketelitian 0,1 kg. Berat badan dapat dijadikan sebagai ukuran yang reliable
lain seperti tinggi badan, dimensi kerangka tubuh, proporsi lemak, otot,
Untuk menghitung IMT perlu mengukur berat badan dan tinggi badan.
untuk itu gunakan alat timbangan dan pengukur tinggi badan. Berat badan
Rumus :
atau gemuk. Penggunaan IMT hanya berlaku untuk yang berumur lebih dari 18
tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan
1. Usia
hubungan yang signifikan antara usia yang lebih tua dengan IMT kategori
obesitas. Subjek penelitian pada kelompok usia 40-49 dan 50-59 tahun
kurang dari 40 tahun. Keadaan ini dicurigai oleh karena lambatnya proses
2. Jenis Kelamin
IMT dengan kategori kelebihan berat badan lebih banyak ditemukan pada
obesitas pada laki-laki sebesar 27,3% dan pada perempuan sebesar 30,1% di
3. Genetik
dijelaskan oleh faktor genetik. IMT sangat berhubungan erat dengan generasi
pertama keluarga (Hill, 2006). Studi lain yang berfokus pada pola keturunan
dan gen spesifik telah menemukan bahwa 80% keturunan dari dua orang tua
yang obesitas juga mengalami obesitas dan kurang dari 10% memiliki berat
4. Pola makan
Pola makan adalah pengulangan susunan makanan yang terjadi saat makan.
Pola makan berkenaan dengan jenis, proporsi dan kombinasi makanan yang
28
seseorang dapat menjadi obesitas. Hal ini terjadi karena kandungan lemak dan
gula yang tinggi pada makanan cepat saji. Selain itu peningkatan porsi dan
5. Aktifitas fisik
kurang lebih 30 menit setiap harinya dalam seminggu. Penurunan berat badan
2.4.1 Pengertian
Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan
RI, 2009). Pola makan didefinisikan sebagai karateristik dari kegiatan yang
berulang kali makan individu atau setiap orang makan dalam memenuhi
29
Pola makan yang baik mengandung makanan sumber energi, sumber zat
pembangun dan sumber zat pengatur, karena semua zat gizi diperlukan untuk
kerja, serta dimakan dalam jumlah cukup sesuai dengan kebutuhan. Dengan pola
makan sehari-hari yang seimbang dan aman, berguna untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal (Almatsier, dkk., 2011).
Secara umum pola makan memiliki 3 (tiga) komponen yang terdiri dari:
1. Jenis makan
Jenis makan adalah sejenis makanan pokok yang dimakan setiap hari terdiri
dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran, dan buah yang
(Sulistyoningsih,2011).
2. Frekuensi makan
Frekuensi makan adalah beberapa kali makan dalam sehari meliputi makan
pagi, makan siang, makan malam dan makan selingan (Depkes, 2013).
kali makan sehari dengan jumlah tiga kali makan pagi, makan siang, dan
makan malam.
30
3. Jumlah makan
Jumlah makan adalah banyaknya makanan yang dimakan dalam setiap orang
konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu
seperti hari, minggu, bulan atau tahun. Kuesioner frekuensi makanan memuat
periode tertentu. Bahan makanan yang ada dalam daftar kuesioner tersebut
adalah yang dikonsumsi dalam frekuensi yang cukup sering oleh responden.
makanan, kemudian dihitung total skor FFQ setiap sampel. Selanjutnya skor
Prinsip dari metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan
jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Hal
penting yang perlu diketahui adalah bahwa dengan recall 24 jam data yang
teliti dengan menggunakan alat URT (sendok, gelas, piring dan lain-lain).
dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian individu.
Pola makan mencankup jenis (makanan pokok, lauk pauk, serta sayuran dan
menjadi baik bila responden mengkonsumsi >3 jenis bahan makanan dengan
frekuensi >3 kali sehari dan kurang bila responden mengkonsumsi <3 jenis
(Sulistyoningsih, 2011).
1. Faktor ekonomi
pangan dengan kuantitas dan kualitas dalam pendapatan menurunan daya beli
budaya sosial dalam kepercayaan budaya adat daerah yang menjadi kebiasaan
32
pola makan dengan cara sendiri. Dalam budaya mempunyai suatu cara bentuk
3. Agama
Dalam agama pola makan ialah suatu cara makan dengan diawali berdoa
RI, 2008).
4. Pendidikan
Dalam pendidikan pola makan iala salah satu pengetahuan, yang dipelajari
5. Lingkungan
6. Kebiasaan makan
makan dalam jumlah tiga kali makan dengan frekuensi dan jenis makanan
suatu penduduk mempunyai kebiasaan makan dalam tiga kali sehari adalah
2.5 Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Pola Makan terhadap Siklus
33
hubungan yang bermakna antara IMT dengan siklus menstruasi (p=0,001). Hasil
antara obesitas dengan kejadian gangguan siklus menstruasi pada wanita dewasa
muda (p=0,037).
yang bermakna antara status gizi dengan siklus menstruasi pada remaja putri di
oleh Ayudhia (2011) yang meneliti tentang hubungan status gizi dengan
keteraturan siklus menstruasi pada siswi SMA Negeri 1 Mojoloban yang juga
(p=0,003).
(2014) di Tuban didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara pola makan dengan
siklus menstruasi pada wanita. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Latifah dan
Sholihah (2017) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status gizi dan
siklus menstruasi.
2014).
yang diteliti dan dibuat dalam bentuk diagram (Hidayat, 2007). Jadi kerangka
konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep-konsep atau variabel-
variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan
Siklus Menstruasi
Pada Remaja
Pola Makan
2.7 Hipotesa
fakta yang muncul sehubungan dengan masalah yang diteliti (Sastroasmoro &
35
Tidak ada hubungan indeks massa tubuh dan pola makan terhadap siklus
2. Hipotesis alternatif
Ada hubungan indeks massa tubuh dan pola makan terhadap siklus