Anda di halaman 1dari 4

PELAYANAN DOKUMEN IMPOR

DAN TATA KERJA PEJABAT FUNGSIONAL

PEMERIKSA DOKUMEN

A. WEWENANG KEPABEANAN.

Ketentuan kewenangan bagi pejabat Bea dan Cukai dalam Undang-undang Pabean.

1) Ketentuan umum.

Pejabat Bea dan Cukai dalam melaksanakan tugas penegakan Undang-undang


Nomor 17 Tahun 2006 jo.Undang-undang Nomor 10 tahun 1995 tentang
Kepabeanan, telah diberikan wewenang oleh undang-undang, baik wewenang
umum maupun wewenang khusus.

Ketentuan dalam pasal 74 UUP menyatakan sebagai berikut:

 Dalam melaksanakan tugas berdasarkan Undang-undang ini dan peraturan


perudang-undangan lain yang pelaksanaannya dibebankan kepada Direktorat
Jenderal, Pejabat Bea dan Cukai untuk mengamankan hak-hak negara
berwenang mengambil tindakan yang diperlukan terhadap barang.
 Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud Pejabat Bea dan
Cukai dapat dilengkapi dengan senjata api yang jenis dan syarat-syarat
penggunaannya diatur dengan Peraturan Pemerintah. Dalam pasal ini
ditetapkan bahwa pejabat Bea dan Cukai dalam melaksanakan pekerjaannya
dalam rangka mengamankan hak-hak negara dapat menggunakan segala
upaya agar ketentuan dalam undang-undang kepabeanan dipatuhi, baik
terhadap barang, orang maupun binatang., terkait dengan kegiatan impor dan
ekspor.
2) Pengawasan dan Penyegelan.

Pengawasan atas barang tersebut dapat dilakukan dengan melakukan penyegelan


terhadap barang.

Kewenangan penyegelan ini diatur dalam pasal 78 UU Kepabeanan sebagai


berikut:

 Pejabat Bea dan Cukai berwenang untuk mengunci


 menyegel, dan/atau melekatkan tanda pengaman yang diperlukan terhadap
barang impor yang belum diselesaikan kewajiban pabeannya dan barang
ekspor atau barang lain yang harus diawasi menurut Undang-undang ini
yang berada di sarana pengangkut atau di tempat penimbunan atau tempat
lain,

Dalam pasal 80 disebutkan bahwa pemilik dan/atau orang yang menguasai

sarana pengangkut atau tempat-tempat yang dikunci, disegel, dan/atau dilekati


tanda pengaman oleh Pejabat Bea dan Cukai, wajib menjamin agar semua kunci
segel, atau tanda pengaman tersebut tidak rusak, lepas, atau hilang. Kunci, segel,
atau tanda pengaman yang telah dipasang sebagaimana dimaksud diatas tidak
boleh dibuka, dilepas, atau dirusak tanpa izin Pejabat Bea dan Cukai.

Dalam pasal 81 UU Kepabeanan disebutkan bahwa di atas sarana pengangkut


atau di tempat lain yang berisi barang di bawah pengawasan pabean dapat
ditempatkan Pejabat Bea dan Cukai. Lebih lanjut apabila di sarana pengangkut
atau tempat lain sebagaimana dimaksud diatas tidak tersedia akomodasi, maka
pihak pengangkut atau pengusaha yang bersangkutan wajib memberikan bantuan
yang layak. Pengangkut atau pengusaha yang tidak memberikan bantuan yang
layak sebagaimana dimaksud, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar
Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).
.

3) Pemeriksaan Barang.

Dalam rangka pelaksanaan tugas, dan memastikan kebenaran penerimaan


pemberitahuan pabean atas barang yang diimpor atau diekspor, maka untuk
memperoleh data dan penilaian yang tepat mengenai pemberitahuan atau dokumen
yang diajukan, pejabat Bea dan Cukai diberikan kewenangan untuk memeriksa
barang impor dan ekspor. Bahkan dengan adanya perubahan Undang-undang
Kepabeanan yang baru, telah diatur kewenangan untuk melakukan pemeriksaan
atas barang tertentu. Namun mengingat tingginya kegiatan perdagangan
internasional, impor dan ekspor, tidak mungkin dilakukan pemeriksaan fisik
barang atas semua importasi/eksportasi. Karena jika dilakukan hal ini akan
menimbulkan hambatan dalam perdagangan dan mengakibatkan biaya tinggi. Oleh
karena itu pemeriksaan fisik barang dilakukan secara selektif. Hanya terhadap
party barang tertentu yang memenuhi kriteria tertentu (targetted) yang dilakukan
pemeriksaan.

Kewenangan pemeriksaan atas barang impor dan ekspor serta sanksi atas
pelanggaranya diatur dalam pasal 82 UU Kepabeanan. Pejabat Bea dan Cukai
berwenang melakukan pemeriksaan barang impor atau barang ekspor setelah
Pemberitahuan Pabean diserahkan. Pejabat Bea dan Cukai berwenang meminta
importir, eksportir, pengangkut, pengusaha Tempat Penimbunan Sementara,
pengusaha Tempat Penimbunan Berikat, atau yang mewakilinya menyerahkan
barang untuk diperiksa, membuka sarana pengangkut atau bagiannya dan
membuka setiap bungkusan atau pengemas yang akan diperiksa. Jika permintaan
sebagaimana dimaksud tidak dipenuhi, maka pejabat Bea dan Cukai berwenang
melakukan tindakan sebagaimana dimaksud diatas atas resiko dan biaya yang
bersangkutan; dan yang bersangkutan dikenai sanksi administrasi berupa denda
sebesar Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah).

Pemeriksaan pabean atas barang tertentu diatur dalam pasal 85A sebagai

berikut:

 Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, pejabat bea dan


cukai dapat melakukan pemeriksaan pabean terhadap barang tertentu yang
diangkut dalam daerah pabean.
 Pemeriksaan pabean terhadap barang tertentu dapat dilakukan pada saat
pemuatan, pengangkutan, dan/atau pembongkaran di tempat tujuan. Pasal ini
memberikan wewenang kepada Pejabat Bea dan Cukai untuk melakukan
Pemeriksaan Pabean terhadap Barang Tertentu di atas alat angkut, di tempat
pemuatan, dan di tempat pembongkaran di dalam Daerah Pabean

Anda mungkin juga menyukai