Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA PRODUK ALAM

OLEH :

setyo abdi ramadan (20482010018)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKES RAJEKWESI BOJONEGORO
2023
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Dapat mengetahui langkah-langkah isolasi, mampu melakukan isolasidan melakukan
identifikasi flavonoid dari rosella dan mengidentifikasi isolat yang diperoleh.
B. DASAR TEORI
1.

Kerajaan Plantae
Divisi Spermatophyta
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Malvaceales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus sabdariffa L.

2. Morfologi sambiloto
Tanaman rosella merupakan tanaman semak tegak tinggi berakar tunggang yang
mampu tumbuh mencapai 3-5 m baik di daerah tropis maupun subtropis. Rosella memiliki
batang berkayu bulat dan tegak dengan percabangan simpodial dan berwarna kemerahan.
Daunnya tunggal berseling berbentuk bulat telur dengan ujung yang runcing, tepi beringgit,
pangkal berlekuk dengan pertulangan daun menjari. Daun rosella memiliki lebar 5-8 cm,
panjang 5-15 cm dengan tangkai berukuran 4-7 cm, penampang bulat dan berwarna hijau.
Bagian dari tanaman rosella yang paling sering dimanfaatkan adalah bunganya.
Tanaman rosella menghasilkan bunga sepanjang tahun (Bakti Husada, 2001). Bunganya
berwarna merah terletak di ketiak daun dan tunggal, dengan kelopak terdiri dari 8-11 daun
kelopak berukuran 1 cm, berbulu, dan pangkal berlekatan (Devi, 2009).
Mahkota bunga rosella berbentuk corong dengan 5 daun mahkota berukuran 3-5 cm.
Tangkai sari pendek dan tebal yang panjangnya ± 5 mm, sedangkan putik berbentuk tabung
dengan warna merah atau kuning (Devi, 2009). Gambar morfologi bunga rosella dapat
dilihat pada Gambar 1 dan rosella yang sudah dikeringkan.

3. Farmakologi tanaman

Tanaman rosella memiliki daun berwarna hijau dengan panjang 6-15 cm dan lebar 5-8
cm memiliki bentuk bulat oval dengan tulang daun menjari. Bagian daun rosella memiliki
banyak senyawa yang dapat berfungsi sebagai antioksidan dan bakteri seperti flavonoid,
fenolik, saponin, alkaloid dan tannin (Mahadevan et al, 2009; Da-Costa-Rocha et al, 2014).
Buah rosella memiliki warna hijau kemerah-merahan dengan ujung yang meruncing
menyerupai kapsul. Pada bagian kelopaknya, rosella memiliki berbagai macam warna
tergantung pada varietasnya.

Buah rosela mengandung senyawa aktif seperti anisaldehid, 3-metil1-butanol, asam


asetat, asam askorbat, asam format, asam kaprilik, asam pelargonik, asam propionate, asam
sitrat, benzaldehid dan benzyl alkohol, etanol, isopropyl alkohol, kalsium oksalat, methanol,
mineral pektin, α-terpinil asetat. (Mahadevan et al, 2009).
Biji rosella memiliki panjang 5 mm dan lebarnya 4 mm berbentuk seperti ginjal dengan
warna coklat kemerahan. Biji rosella mengandung protein (18,8 – 22,3%), lemak (19,1 –
22,8%) dan serat (39,5 – 42,6%). Selain itu, terdapat berbagai mineral baik yang diperlukan
oleh tubuh seperti fosfat, magnesium, kalsium, lisin dan triptopan (Rao, 1996). Bagian
batang dan akar rosela terdapat banyak senyawa aktif yang berfungsi sebagai antioksidan
dan antibakteri. Senyawa aktif yang berada pada bagian batang rosela seperti flavonoid,
saponin, alkaloid dan tannin. Sedangkan padan bagian akar terdapat senyawa fenolik
(Mungole and Chaturvedi, 2011).

4. Kandungan tanaman
Bunga rosella mengandung banyak zat yang berguna bagi manusia. Selain itu, bunga
rosella juga identik dengan rasa asam sehingga memberikan sensasi segar. Rasa asam pada
bunga rosella dikarenakan adanya kandungan vitamin C (0,002-0,005 %), asam sitrat dan
asam malat dengan total 13 %, dan asam glikolik (Maryani dan Kristiana, 2005).
Kandungan gizi bunga rosella per 100 g. Bunga rosella memiliki beberapa kandungan zat
seperti gossypetin, glukosida, hibiscin, flavonoid, theflavin, katekin dan antosianin (Widyanto
dan Nelistya, 2008). Antosianin pada bunga rosella mampu memberikan efek perlindungan
terhadap penyakit kardiovaskuler, termasuk penyakit hipertensi (Mardiah, 2010). Setiap 100
g bunga rosella mengandung 96 mg antosianin (Hermawan dkk., 2011). Theaflavin dan
katekin mampu membatasi penyerapan kolesterol dan meningkatkan pembuangan kolesterol
dari hati sehingga kadar kolesterol terjaga (Lawren, 2014). Jenis dan jumlah antosianin yang
terdapat pada bunga rosella (kaliks).
5. Maserasi
Metode ekstraksi maserasi adalah proses pengekstrakan simplisiadengan cara
merendam bahan nabati menggunakan pelarut bukan air atau pelarut seperti etanol encer
selama waktu tertentu tanpa pemanasan,dilakukan pada suhu kamar selama waku tertentu
dengan sesekali diadukatau digojok. Pinsip kerja dari maserasi adalah proses melarutkan zat
aktif berdasarkan sifat kelarutannya (like dis-solved like). Keuntungan menggunakan metode
ekstraksi maserasi yaitu prosedur dan peralatan yang digunakan sederhana, metode
ekstraksimaserasi tidak dipanaskan sehingga bahan alam tifak akan terurai,ekstraksi dingin
memungkinkan banyak senyawa terekstraksi, lebih hemat penyari, biaya operasionalnya
relatif rendah. Kekurangan metode ini adalah memerlukan banyak waktu, proses
penyariannya tidak sempurnakarena zat aktif hanya tersari 50%, beberapa senyawa sulit
diekstraksidalam suhu kamar. proses ekstrasi rosella dilakukan dengan mengestrak serbuk
rosella dengan menggunakan pelarut alkohol 70% selama 6 jam, kemudian didiamkan
semala 24 jam.Setelah didiamkan selama 24 jam ekstrak disaring kemudian filtrat yang
didapat diuapkan sehingga dihasilkan ekstrak kental.Penggunaan etanol dimaksudkan agar
semua senyawa kimia baikyang kurang polar dapat terekstraksi semaksimal mungkin.
Umumnya etanol dapat mengekstraksi senyawa alkaloid, sterol, saponin,
flavonoid,antrakuinon dan glikosida.
6. Kromatografi Laois Tipis (KLT)
Prinsip dari KLT merupakan metode pemisahan komponen kimia berdasarkan adsorbsi
dan partisi yang ditentukan oleh fase diam(adsorbsen) dan fase gerak (toluen). Komponen
kimia akan naik mengikutifase gerak akibat daya adsorbsi dari fase diam. Dalam
kromatografi lapistipis sebagai fase diam digunakan zat padat yang disebut
adsorben(penyerap) dan fase gerak adalah zat cair yang digunakan sebagai pengembang
yang sesuai dengan bahan yang akan dipisahkan.Kromatografi lapis tipis hanya
membutuhkan bahan dalam jumlah sedikit,dapat memisahkan campuran senyawa menjadi
senyawa murni dan waktuanalisis yang lebih cepat (Marjoni, 2016).Fase gerak harus diatur
sedemikian rupa sehingga harga Rf solut terletak antara 0,2-0,8 untukmemaksimalkan
pemisahan. Fase diam salah satunya adalah silika gel GF 254 yang berflouresensi pada λ 254.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat:
1. Toples untuk maserasi
2. Plastik dan karet
3. Beaker glass
4. Corong
5. Kertas saring
6. Plat tetes

Bahan:

1. Bunga rosella
2. Etanol
3. N butanol
4. Asam asetat
D. PROSEDUR KERJA
1. Bunga Rosella yang telah dihaluskan sebanyak 100 gram dimasukkan kedalam toples,
ditambahkan 650 ml etanol.
2. Diamkan selama 1 minggu jangan lupa sesekali di aduk
3. Hasil campuran disaring
4. Kemudian dilhat pada mikroskop
5. Setelah itu diuji fitokima
6. Uji pada KLT
E. HASIL DAN PEMBAHASN
Proses ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Proses
ekstraksi menggunakan metode maserasi memiliki prinsip melarutkan zat aktif berdasarkan sifat
kelarutannya. Proses ektraksi menggunakan metode maserasi dikarenakan peralatan dan
pengerjaannyarelatif mudah dan sederhana, biaya yang dibutuhkan relatif murah,
dapatdigunakan untuk mengekstraksi senyawa yang termolabil. Proses ekstraksi menggunakan
pelarut etanol 70% karena bersifat lebih selektif, dapatmenghambat pertumbuhan kapang dan
bakteri, tidak beracun, daya absorbsinya baik, membutuhkan panas yang rendah untuk
pemakatan, danetanol dapat melarutkan berbagai zat aktif tanpa melarutkan zat
pengganggusepeti lemak.
Langkah selanjutnya yaitu diukur filtrat yang dihasilkan menggunakan gelas ukur dan
residu yang dihasilkan ditimbang, filtrat adalah hasil penyaringan dari suatu bahan sedangkan
sisa yang tertinggal dipenyaring disebut residu (ampas).
Setelah itu diidentifikasi menggunakan KLT yang digunakan yaitu Silika gel 60 F254
dengan fase gerak n-butanol : air :asam asetat (4 : 5 : 1) dan dideteksi dibawah lampu UV 366
nm. Fase diam yang digunakan harus diaktifkan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan daya absorbsi dari fase diam.
Pada proses identifikasi pada KLT terdapat masalah yaitu noda tidak terlihat
F. KESIMPULAN
Hasil ekstraksi didapatkan ekstrak rosella dengan warna merah gelap dengan bau
aromatis, identifikasi pada KLT tidak dapat dihitung RF karena bercak yang diapat tidak terlihat
G. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai