Anda di halaman 1dari 146

SISTEM ECD TOYOTA PT.

MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

SISTEM ECD TOYOTA

ECM Protokol Pomunikasi ISO 14230 (M-OBD)

1
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

No. DTC Item Deteksi Area Gangguan

- Open atau short dalam sirkuit TCM dan ECM


U0001/A2* Bus Komunikasi CAN Kecepatan Tinggi. - TCM
- ECM
P2226/A5* Sirkuit Tekanan Barometrik ECM
P2228/A5* Sirkuit Tekanan Barometrik Low Input ECM
P2229/A5* Sirkuit Tekanan Barometrik High Input ECM
P0606 ECM / PCM Processor ECM
- Open atau short dalam sirkuit sensor posisi crankshaft
- Sensor posisi crankshaft No. 1.
P0335/12 Sirkuit Sensor Posisi Crankshaf
Crankshaftt "A"
- Plat sensor posisi
p osisi crankshaft
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit sensor posisi camshaft
Sirkuit "A" Sensor Posisi Camshaft (Bank 1 - Sensor posisi camshaft
P0340/12
atau Single Sensor) - Puli drive shaft pompa
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit sensor posisi crankshaft
Intermittent pada Sirkuit "A" Sensor Posisi - Sensor posisi crankshaft
P0339/13
Crankshaft - Plat sensor posisi crankshaft No. 1.
- ECM

- Open atau short dalam sirkuit motor kontrol throttle diesel


Range / Performance Kontrol Posisi - Open atau short dalam sirkuit switch buka penuh diesel throttle valve
P0488/15
Throttle Exhaust Gas Recirculation - Diesel throttle body assembly
- ECM
P1611/17 Run Pulse Malfungsi ECM
- Open atau short dalam sirkuit sensor posisi pedal akselerator
Throttle / Pedal Position Sensor / Switch
P2120/19 - Sensor posisi pedal akselerator
"D" Circuit
- ECM
- Sirkuit sensor posisi pedal aksele
akselerator
rator
Throttle / Pedal Position Sensor / Switch
P2121/19 - Sensor posisi pedal akselerator
"D" Circuit Range / Performance
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit sensor posisi pedal akselerator
Throttle / Pedal Position Sensor / Switch
P2122/19 - Sensor posisi pedal akselerator
"D" Circuit Low Input
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit sensor posisi pedal akselerator
Throttle / Pedal Position Sensor / Switch
P2123/19 "D" Circuit High Input - Sensor posisi pedal akselerat
akselerator
or
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit sensor posisi pedal akselerator
Throttle / Sensor Pedal Posisi / Switch
P2125/19 - Sensor posisi pedal akselerator
Sirkuit"B"
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit sensor posisi pedal akselerator
Throttle / Pedal Position Sensor / Switch
P2127/19 - Sensor posisi pedal akselerator
"E" Circuit Low Input
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit sensor posisi pedal akselerator
Throttle / Pedal Position Sensor / Switch
P2128/19 - Sensor posisi pedal akselerator
"E" Circuit High Input
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit sensor posisi pedal akselerator
Throttle / Pedal Position Sensor / Switch
P2138/19 - Sensor posisi pedal akselerator
"D" / "E" Voltage Correlation
- ECM
- Open atau short di sirkuit sensor ECT

P0115/22 Sirkuit Temperatur Cairan Pendingin Mesin -Sensor ECT


- ECM

2
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

- Open atau short di sirkuit sensor ECT


Low Input pada Sirkuit Temperatur Cairan
P0117/22 -Sensor ECT
Pendingin Mesin
- ECM
- Open atau short di sirkuit sensor ECT
High Input pada Sirkuit Temperatur Cairan
P0118/22 -Sensor ECT
Pendingin Mesin
- ECM
- Open atau short dalam diesel turbo
- Sirkuit sensor IAT
P0095/23 Sirkuit 2 Sensor TemperaturUdara
TemperaturUdara Intake - Diesel turbo
- IAT sensor
- ECM
- Open atau short dalam diesel turbo
- Sirkuit sensor IAT
Low Sirkuit Sensor Temperatur Udara
P0097/23 - Diesel turbo
Intake 2
- IAT sensor
- ECM
- Open atau short dalam diesel turbo
- Sirkuit sensor IAT
High Sirkuit Sensor Temperatur Udara
P0098/23 - Diesel turbo
Intake 2
- IAT sensor
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit sensor IAT
P0110/24 Sirkuit Temperat
Temperatur
ur Udara Intake - Sensor IAT (built in ke MAF meter)
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit sensor IAT
Low Input pada Sirkuit Temperatur Udara
P0112/24 - Sensor IAT (built in ke MAF meter)
Intake
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit sensor IAT
High Input pada Sirkuit Temperatur Udara
P0113/24 - Sensor IAT (built in ke MAF meter)
Intake
- ECM
- Open atau short di sikuit MAF meter
P0100/31 Sirkuit Massa atau Volume Aliran Udara - MAF meter
- ECM
- Open atau short di sikuit MAF meter
Low Input pada Sirkuit Massa atau Volume
P0102/31 - MAF meter
Aliran Udara
- ECM
- Open atau short di sikuit MAF meter
High Input pada Sirkuit Massa atau
P0103/31 - MAF meter
Volume Aliran Udara
- ECM
- Turbocharger sub-assy
- Turbo motor driver
- Sensor tekanan absolut manifold
Kondisi Overboost Turbocharger /
P0234/34 - MAF meter
Supercharger
- EGR valve macet tertutup
- Sistem exhaust dan sistem intake dimodifikasi atau tersubat
- ECM
- Turbocharger sub-assy
- Turbo motor driver
- Sensor tekanan absolut manifold
- MAF meter
P0299/34 Turbocharger / Supercharge
Superchargerr Underboost
- EGR valve macet terbuka
- Sensor tekanan absolut manifold (selang terlepas)
- Sistem exhaust dan sistem intake dimodifikasi atau tersubat

- ECM

3
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

P1251/34 Step Motor untuk Sirkuit Kontrol - Turbo motor driver


Turbocharger (Intermittent)
(Intermittent) - Open atau short dalam sirkuit turbo motor driver
- Turbocharger sub-assy
- Sensor tekanan absolut manifold
- MAF meter
- EGR valve assy
- Sistem exhaust dan sistem intake dimodifikasi atau tersubat
- ECM
- Turbo motor driver
Turbocharger / Supercharger Boost - Open atau short dalam sirkuit turbo motor driver
P0045/34
Control Solenoid Circuit / Open - Turbocharger Sub-Assy
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit sensor tekanan absolute manifold
- Sensor tekanan manifold
Sirkuit Tekanan Absolute Manifold /
P0105/35 - Turbocharger sub-assembly
Tekanan Barometric
-EGR valve asembly
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit sensor tekanan absolute manifold
- Sensor tekanan manifold
Low Input pada Sirkuit Tekanan Absolute
P0107/35 - Turbocharger sub-assembly
Manifold / Tekanan Barometric
-EGR valve asembly
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit sensor tekanan absolute manifold
- Sensor tekanan manifold
P0108/35 High Input pada Sirkuit Tekanan Absolute - Turbocharger sub-assembly
Manifold / Tekanan Barometric
-EGR valve asembly
- ECM
Sensor Temperatur Bahan Bakar Terlalu
P0168/39 - Sensor temperatur bahan bakar
Tinggi
- Open atau short dalam sirkuit sensor tempertur bahan bakar
Sirkuit "A" Sensor Temperatur Bahan
P0180/39 - Sensor temperatur bahan bakar
Bakar
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit sensor tempertur bahan bakar
Sirkuit "A" Sensor Temperatur Bahan
P0182/39 - Sensor temperatur bahan bakar
Bakar Low Input
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit sensor tempertur bahan bakar
Sirkuit "A" Sensor Temperatur Bahan
P0183/39 - Sensor temperatur bahan bakar
Bakar High Input
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit sensor posisi throttle
P0120/41 Malfungsi Sirkuit Sensor Posisi Pedal - Sensor posisi throttle
Throttle / Switch "A"
- ECM
- Sensor posisi throttle
Throttle / Pedal Position Sensor / Switch - Open atau short dalam sirkuit VLU
P0122/41
"A" Circuit Low Input - Open dalam sirkuit VC
- ECM
- Sensor posisi throttle
Sirkuit Throttle / Pedal Position Sensor / - Open dalam sirkuit E2
P0123/41
Switch "A" High Input - Sirkuit VC dan VTA mengalami short-circuit
- ECM
Open atau short dalam sirkuit sensor kecepatan
- Sensor kecepatan
P0500/42 Sensor Kecepatan Kendaraan "A"
- Meter Kombinasi
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit sensor tekanan
P0190/49 Sirkuit Sensor Tekanan Rail Bahan Bakar - Sensor tekanan bahan bakar
- ECM

4
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

- Open atau short dalam sirkuit sensor tekanan


Sirkuit Sensor Tekanan Rail Bahan Bakar - Sensor tekanan bahan bakar
P0192/49
Rail
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit sensor tekanan
Sirkuit Sensor Tekanan Rail Bahan Bakar
P0193/49 - Sensor tekanan bahan bakar
Rail High Input
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit sensor tekanan
Fuel Rail/System Pressure - Terlalu
P0087/49 - Sensor tekanan bahan bakar
Rendah
- ECM
- Short dalam switch lampu rem sirkuit sinyal
P0504/51 Switch Rem "A" / "B" Berhubungan - Switch lampu rem
- ECM
- Swirl control valve VSV
- Open atau short dalam VSV untuk swirl control valve
Srkuit Kontrol Intake Manifold Runner / - Intake manifold (swirl control valve)
P2008/58
Open (Bank 1) - EGR valve macet terbuka
- MAF meter
- ECM
- Open atau short dalam sirkuit suction control valve
P0627/78 Sirkuit Pompa Bahan Bakar / Open - Suction control valve
- ECM
- Short dalam sirkuit supply pump (suction control valve)
P1229/78 Sistem Pompa Bahan Bakar - Supply pump (suction control valve)
- ECM
- Saluran bahan bakar antara supply pump dan common rail
- Saluran bahan bakar antara common rail dan setiap injektor
- Supply pump
- Common rail
Terdeteksi Kebocoran Sistem Bahan Bakar - Injektor
P0093/78
- Kebocoran Besar - Pressure limiter
- Open atau short dalam sirkuit EDU (P0200/97 di-set secara simultan)
- Open atau short dalam sirkuit injektor
- EDU (P0200/97 set secara serempak)
- ECM
- Supply pump (suction control valve)
- Pressure limiter
P0088/78 Fuel Rail/System Pressure - Terlalu Tinggi
- Short dalam sirkuit supply pump (suction control valve)
- ECM
- Kode kompensasi injektor
P1601/89 Kode Kompensasi Injektor
- ECM
P0607/89 Control Module Performance
Performance ECM
- Open atau short dalam sirkuit EDU
- Injektor
P0200/97 Sirkuit Injektor/Open
Injektor/Open
- EDU
- ECM

PETUNJUK: *: "A" dalam tabel di atas menunjukkan bahwa MIL berkedip 10 kali

5
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

DTC U0001/A2 Bus Komunikasi CAN Kecepatan Tinggi.

PENJELASAN
Transmission Control Module (TCM) dan ECM melakukan komunikasi 2-arah satu sama
lainya melalui Controller Area Network (CAN). TCM mengirim
mengi rim sinyal ke ECM mengenai
rpm mesin yang diperlukan, momen mesin yang diperlukan, indikator peringatan dalam
meter kombinasi, DTC dan data lainnya. TCM mengirim sinyal ke ECM mengenai rpm

mesin, sudut buka thottle valve, temperatur udara intake, temperatur


temperatu r cairan pendingin
mesin, momen mesin dan data lainnya.
Bila TCM tidak dapat berkomunikasi ECM, TCM akan menyimpulkan bahwa terdapat
malfungsi dalam sistem CAN, menyalakan MIL dan men-set DTC.

WIRING DIAGRAM

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:

Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze
frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau
berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, dan data lain sewaktu
terjadi malfungsi.

PERHATIAN:

Jika ECM diganti, ECM baru perlu diinisialisasi

6
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

1.PERIKSA ECM (VOLTASE VC, +B, GROUND E1)

a. Ukur voltase dan tahanan konektor ECM.

Voltase standar:
Switch Posisi
Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi
Pengapian

E5-1 (+B) - Masa bodi ON 9 sampai 14 V

E8-18 (VC) - Masa bodi ON 4.5 sampai 5.5 V

Tahanan standar:

Hubungan Tester Switch Posisi Pengapian Kondisi Spesifikasi

E7-7 (E1) - Masa


- Di bawah 1 Ω
bodi

2.PERIKSA TCM (VOLTASE IG2, GROUND E1)

7
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

a. Ukur voltase dan tahanan konektor TCM.

Voltase standar:

Hubungan Tester Switch Posisi Pengapian Kondisi Spesifikasi

T17-6 (IG2) - Masa bodi ON 9 sampai 14 V

Tahanan standar:

Hubungan Tester Switch Posisi Pengapian Kondisi Spesifikasi

T19-1 (E1) - Masa bodi - Di bawah 1 Ω

3.PERIKSA WIRE HARNESS (ECM - TCM)

8
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

a. Lepaskan konektor E6 ECM.

b. Lepas hubungan konektor T17 TCM

c. Ukur tahanan pada konektor sisi wire harness.

Tahanan standar:

Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi

E6-22 (CAN+) - T17-21 (CAN+) Di bawah 1 Ω

E6-21 (CAN-) - T17-20 (CAN-) Di bawah 1 Ω

E6-22 (CAN+) atau T17-21 (CAN+) -


10 kΩ atau lebih tinggi
Masa bodi
E6-21 (CAN-) atau T17-20 (CAN-) -
10 kΩ atau lebih tinggi
Masa bodi

4.PERIKSA APAKAH OUTPUT DTC BERULANG

9
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

a. Hapus DTC

b. Ganti TCM.

PETUNJUK:
Ganti TCM dengan TCM dari kendaraan model sama yang berfungsi normal.

c. Hidupkan mesin.

d. Baca DTC

Hasil:
Display (Output DTC) Lanjutkan ke
U0001/A2 A
Tidak terdapat DTC B

10
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

DTC P2226/A5 Sirkuit Tekanan Barometrik


DTC P2228/A5 Sirkuit Tekanan Barometrik Low Input
DTC P2229/A5 Sirkuit Tekanan Barometrik High Input

PENJELASAN
ECM menggunakan sensor tekanan atmosfir yang dibuat menyatu untuk mendeteksi
tekanan atmosfir. Mengikuti perubahan tekanan atmosfir, ECM mengkoreksi volume,
timing dan durasi injeksi bahan bakar dan mengatur tekanan internal bahan bakar dalam
common rail untuk mengoptimalkan pembakaran mesin.

No. DTC Kondisi Pendeteksian DTC Area Gangguan

P2226/A5
Sensor tekanan atmosfir malfungsi
P2228/A5 ECM
(1 trip detection logic)
P2229/A5

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:

Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
d ata
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze
frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau
berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, dan data lain sewaktu
terjadi malfungsi.

PERHATIAN:

Jika ECM diganti, ECM baru perlu diinisialisasi (lihat halaman Klik di sini)
sini).

1.PERIKSA OUTPUT DTC LAIN (SEBAGAI TAMBAHAN UNTUK DTC P2226/A5


ATAU P2228/A5 ATAU P2229/A5)

Hasil:

Display (output DTC) Lanjutkan ke

P2226/A5 atau P2228/A5 atau P2229/A5 A

P2226/A5 atau P2228/A5 atau P2229/A5 dan DTC lainnya B

11
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

DTC P0340/12 Sirkuit "A" Sensor Posisi Camshaft

(Bank 1 atau Single Sensor)

PENJELASAN
Sensor posisi camshaft (signal G) terdiri dari magnet, inti besi dan pickup coil.
Plat sinyal G memiliki 5 gigi yang terdapat di bagian luar sekelingnya dan dip
dipasangkan
asangkan
dalam puli poros penggerak pompa. Ketika puli poros penggerak pompa berputar,
tonjolan pada plat sinyal dan celah udara pada pickup
pi ckup coil berubah, menyebabkan
fluktuasi dalam medan magnet dan membangkitkan gaya elektromotif dalam pickup coil.

Plat sinyal NE mempunyai 34 gigi dan dipasang pada plat sensor sudut crankshaft.
Sensor sinyal NE membangkitkan 34 sinyal setiap kali mesin berputar. ECM mendeteksi
standar sudut crankshaft berdasarkan pada sinyal G dan sudut crankshaft aktual dan
kecepatan mesin oleh sinyal NE.

No. DTC Kondisi Pendeteksian DTC Area Gangguan

Salah satu kondisi di bawah bertemu:

 Open atau short dalam


 Tidak ada sinyal sensor posisi
p osisi camshaft sirkuit sensor posisi
ke ECM selama cranking camshaft
P0340/12 (1 trip detection logic)  Sensor posisi camshaft
 Tidak ada sinyal sensor posisi
p osisi camshaft  Puli drive shaft pompa
ke ECM saat mesin berputar 650 rpm  ECM
atau lebih
(1 trip detection logic)

WIRING DIAGRAM
Lihat ke DTC P0335/12

PROSEDUR PEMERIKSAAN

PETUNJUK:

Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame


f rame data
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze
frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau
berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, dan data lain sewaktu
terjadi malfungsi.

12
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

1.PERIKSA SENSOR POSISI CAMSHAFT (TAHANAN)

a. Lepas hubungan konektor sensor C1.

b. Ukur tahanan dari sensor posisi.

Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi Kondisi Spesifikasi
Tester
1-2 Dingin 835 sampai 1,400 Ω saat dingin
1-2 Panas 1,060 sampai 1,645 Ω saat panas

PERHATIAN:

Dalam bagian di atas, istilah "cold" dan "hot" mengacu pada temperatur sensor.
"Cold" berarti sekitar -10 sampai 50°C (14 sampai 122°F). "Hot" berarti sekitar
50 sampai 100°C (122 sampai 212°F).

13
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

PETUNJUK:
Selagi mesin diputar atau idling, periksa bentuk gelombang
gel ombang dari koenktor ECM
menggunakan oscilloscope.
Referensi:
Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi
E7-23 (G+) - E7-31 (G-) Betulkan bentuk gelombang seperti
E8-27 (NE+) - E8-34 (NE-) ditunjukkan
Pengaturan Tool Kondisi
5 V/DIV., 20 mili
Idling dengan mesin panas
detik/DIV.

PETUNJUK:
Variasi bentuk gelombang tergantung pada putaran mesin.

2.PERIKSA WIRE HARNESS (SENSOR POSISI CAMSHAFT - ECM)

a. Lepas hubungan konektor sensor C1.

b. Lepas hubungan konektor E7 ECM.

c. Ukur tahanan pada konektor sisi wire harness.

Tahanan standar:
Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi
C1-1 - E7-23 (G+) Di bawah 1 Ω
C1-2 - E7-31 (G-) Di bawah 1 Ω
C1-1 atau E7-23 (G+) - 10 kΩ atau lebih
Masa bodi tinggi
C1-2 atau E7-31 (G-) - 10 kΩ atau lebih
Masa bodi tinggi

14
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

3.PERIKSA PEMASANGAN SENSOR (SENSOR POSISI CAMSHAFT)

a. Periksa pemasangan sensor.

OK:
Sensor telah dipasangkan dengan
benar.

4.PERIKSA PULI DRIVE SHAFT POMPA

a. Periksa gigi dari puli drive shaft pompa

OK:
Gigi puli sensor tidak terdapat retak dan berubah bentuk apapun.

15
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

DTC P0335/12 Sirkuit Sensor Posisi Crankshaft "A"


DTC P0339/13 Intermittent pada Sirkuit "A" Sensor Posisi
Crankshaft

PENJELASAN
Sistem sensor posisi crankshaft (CKP) terdiri dari plat sensor posisi crankshaft dan
pickup coil. Plat sensor mempunyai 34 gigi dan dipasang pada crankshaft. Pickup coil
dibuat dari inti besi dan magnet. Plat sensor berputar dan melewati tiap gigi melalui
pickup coil, sinyal gelombang ditimbulkan. Pickup coil membangkitkan 34 sinyal per
putaran mesin. Berdasarkan sinyal ini, ECM menghitung posisi crankshaft dan engine
RPM. Menggunakan perhitungan ini, common rail system dikontrol.

No. DTC Kondisi Pendeteksian DTC Area Gangguan

 Open atau short


Salah satu kondisi di bawah bertemu: dalam sirkuit sensor
posisi crankshaft
 Tidak ada sinyal sensor posisi
p osisi camshaft ke
 Sensor posisi
ECM selagi cranking (1trip detection logic)
P0335/12 crankshaft
 Tidak ada sinyal sensor posisi
p osisi crankshaft ke
 Plat sensor posisi
ECM saat mesin berputar 600 rpm atau
crankshaft No. 1
lebih (1 trip detection logic)
 ECM

Tidak ada sinyal sensor posisi crankshaft ke ECM


 Open atau short

yang di-input selam 0.05 detik atau lebih , dan dalam sirkuit sensor
ditemui kondisi (a), (b) dan (c)
posisi crankshaft
(1 trip detection logic):
 Sensor posisi
P0339/13
crankshaft
1. Mesin pada 1,000 rpm atau lebih.
 Plat sensor posisi
2. Sinyal STA adalah OFF
crankshaft No. 1
3. 3 detik atau lebih berlalu setelah sinyal STA
 ECM
diubah dari ON ke OFF

16
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

WIRING DIAGRAM

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:

 Bila tidak ditemukan trouble dalam prosedur diagnostic troubleshooting

dari DTC P0335, lakukan troubleshoot sistem mekanisme mesin.

 Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting,
freeze frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah
berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, dan
data lain sewaktu terjadi malfungsi.

PERHATIAN:

Jika ECM diganti, ECM baru perlu diinisialisasi

17
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

1.PERIKSA SENSOR POSISI CRANKSHAFT (TAHANAN)

a. Lepas hubungan konektor sensor C4.

b. Ukur tahanan dari sensor.

Tahanan standar:
Hubungan Tester Kondisi Kondisi Spesifikasi
1-2 Dingin 1,630 sampai 2,740 Ω
1-2 Panas 2,065 sampai 3,225 Ω

PERHATIAN:
Dalam bagian di atas, istilah "cold" dan "hot" mengacu pada temperatur sensor.
"Cold" berarti sekitar -10 sampai 50°C (14 sampai
122°F). "Hot" berarti sekitar 50 sampai 100°C (122
sampai 212°F).

PETUNJUK:
Selagi mesin diputar atau idling, periksa
peri ksa bentuk
gelombang dari konektor ECM menggunakan
oscilloscope.

Referensi:
Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi
Betulkan bentuk
E7-23 (G+) - E7-31 (G-)
gelombang seperti
E8-27 (NE+) - E8-34 (NE-)
ditunjukkan
Pengaturan Tool Kondisi
5 V/DIV., 20 mili Idling dengan mesin
detik/DIV. panas

PETUNJUK:
Variasi bentuk gelombang tergantung pada putaran mesin.

18
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

2.PERIKSA WIRE HARNESS (SENSOR POSISI CRANKSHAFT - ECM)

a. Lepas hubungan konektor sensor C4.

b. Lepas hubungan konektor ECM E8.

c. Ukur tahanan pada konektor sisi wire harness.

Tahanan standar:

Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi


C4-1 - E8-27 (NE+) Di bawah 1 Ω
C4-2 - E8-34 (NE-) Di bawah 1 Ω
C4-1 atau E8-27 (NE+) - Masa
10 kΩ atau lebih t inggi
bodi
C4-2 atau E8-34 (NE-) - Masa
10 kΩ atau lebih tinggi
bodi

19
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

3.PERIKSA PEMASANGAN SENSOR (SENSOR POSISI CAMSHAFT)

b. Periksa pemasangan sensor.

OK:
Sensor telah dipasangkan dengan
benar.

4.PERIKSA PULI DRIVE SHAFT POMPA

b. Periksa gigi dari puli drive shaft pompa

OK:
Gigi puli sensor tidak terdapat retak dan berubah bentuk apapun.

20
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

DTC P0488/15 Range / Performanc


Performance
e Kontrol Posisi Throttle
Exhaust Gas Recirculation

PENJELASAN
ECM membuka dan menutup throttle valve menggunakan aktuator tipe rotary solenoid.
Volume resirkulasi gas exhaust dikontrol oleh pembukaan dan penutupan valve. Juga,
getaran dan noise mesin dikurangi melalui penutupan valve saat mesin dimatikan.

No. DTC Kondisi Pendeteksian DTC Area Gangguan

Salah satu kondisi di bawah bertemu:  Throttle valve macet


 Throttle valve tidak dapat
bergerak dengan lembut
 Throttle valve tetap ditutup  Open atau short dalam sirkuit
meskipun sinyal dari ECM untuk throttle valve
membuka valve Open atau short dalam sirkuit
P0488/15 

(1 trip detection logic) sensor posisi throttle valve


 Throttle valve tetap terbuka  Sensor posisi throttle (menyatu
meskipun sinyal dari ECM untuk dalam diesel throttle body
menutup valve assembly)
(1 trip detection logic) 
ECM

PETUNJUK:

Setelah memastikan DTC P0488/15, periksa posisi throttle.

Referensi:

Kondisi Posisi Throttle Valve

Ketika pedal akselerator ditekan atau dibebaskan lebih Sudut buka divariasi
lanjut pada 3,000 rpm dengan lembut

PENJELASAN MONITOR

ECM membuka dan menutup throttle valve dengan cara mengatur durasi alur yang
mengalir ke rotary solenoid (duty ratio). Jika throttle valve tidak dapat bergerak
dengan lembut atau macet, duty ratio selama kontrol pergerakan
pe rgerakan valve ditambah
atau dikurangi secara besar-besaran, ECM akan menentukan bahwa throttle valve
mengalami malfungsi dan menyalakan MIL.

21
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

WIRING DIAGRAM

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:

 Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
d ata merekam
kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data
dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti,
apakah mesin telah dipanaskan atau belum, dan data lain sewaktu terjadi
malfungsi.
 Setelah pemanasan mesin, DTC P0488/15 di-set 1 detik atau lebih setelah
akselerasi cepat mesin dari idling.

PERHATIAN:

Jika ECM diganti, ECM baru perlu diinisialisasi

22
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

1.PERIKSA OUTPUT DTC LAINNYA (SEBAGAI TAMBAHAN UNTUK P0448/15)

a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.


b. Putar switch pengapian ke ON dan hidupkan intelligent tester.
c. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.
d. Baca DTC
e.
Hasil:
Display (Output DTC) Lanjutkan ke
P0488/15 A
P0488/15 dan P0120/41, P0122/41 dan/atau P0123/41 B

PETUNJUK:
Bila ada kode output selain P0488/15 yang di-output, pertama lakukan
troubleshooting untuk DTC tersebut.

2.PERIKSA APAKAH OUTPUT DTC BERULANG LAGI (OUTPUT DTC P0448/15)


a. Hubungkan intelligent
intelligent tester ke DLC3.
b. Putar switch pengapian ke ON dan hidupkan intelligent tester.
c. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine / DTC / Clear.
d. Hapus DTC
e. Hidupkan mesin dan lakukan akselerasi mesin dengan cepat dari idling sampai 3,000 rpm
selama 3 detik.
f. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.
g. Baca DTC.

Hasil:
Display (output DTC) Lanjutkan ke
P0488/15 A
Tidak terdapat output B

PETUNJUK:
pengoperasian normal dari throttle valve adalah sebagai berikut.
Referensi:
Kondisi Posisi Throttle
Ketika pedal akselerator ditekan atau
dibebaskan lebih lanjut pada 3,000 Sudut buka divariasi dengan lembut
rpm

23
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

3.PERIKSA ECM (LUSL SIGNAL)

a. Sambil menjalankan mesin, periksa bentuk gelombang dari konektor ECM


menggunakan oscilloscope.

Voltase standar:
Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi
Betulkan bentuk gelombang seperti
E7-4 (LUSL) - E7-7 (E1)
ditunjukkan
Pengaturan Tool Kondisi
Akselerasi mesin dengan
1 V/DIV., 2 mili detik/DIV.
memanaskannya

PETUNJUK:
Variasi bentuk gelombang tergantung pada pengoperasian diesel throttle signal

24
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

4.PERIKSA WIRE HARNESS (THROTTLE CONTROL MOTOR - ECM)

a. Lepas hubungan konektor T1 motor.

b. Lepas hubungan konektor E7 ECM.

c. Ukur tahanan pada konektor sisi wire harness.

Tahanan standar:

Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi


T1-1 (DUTY) - E7-4 (LUSL) Di bawah 1 Ω
T1-1 (DUTY) atau E7-4 (LUSL) - Masa bodi 10 kΩ atau lebih tinggi

25
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

DTC P0606 ECM / PCM Processor


DTC P0607/89 Control Module Performanc
Performance
e
DTC P1611/17 Run Pulse Malfungsi

PENJELASAN
No. DTC Kondisi Pendeteksian DTC Area Gangguan

P0606
Kerusakan (Error) dalam ECM
P0607/89 ECM
(1 trip detection logic)
P1611/17

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:

Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
d ata
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze
frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau

berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, dan data lain sewaktu
terjadi malfungsi.

PERHATIAN:

Jika ECM diganti, ECM baru perlu diinisialisasi

1.PERIKSA OUTPUT DTC LAIN (SEBAGAI TAMBAHAN UNTUK DTC


DT C P0606 ATAU
P0607/89 ATAU P1611/17)

Hasil:

Display (output DTC) Lanjutkan ke

P0606 atau P0607/89 atau P1611/17 A

P0606 atau P0607/89 atau P1611/17 dan DTC lainnya B

26
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

DTC P2120/19 Throttle / Pedal Position Sensor / Switch "D" Circuit


DTC P2122/19 Throttle / Pedal Position Sensor / Switch "D" Circuit
Low Input
DTC P2123/19 Throttle / Pedal Position Sensor / Switch "D" Circuit
High Input
DTC P2125/19 Throttle / Sensor Pedal Posisi / Switch Sirkuit"B"
DTC P2127/19 Throttle / Pedal Position Sensor / Switch "E" Circuit
Low Input
DTC P2128/19 Throttle / Pedal Position Sensor / Switch "E" Circuit
High Input
DTC P2138/19 Throttle / Pedal Position Sensor / Switch "D" / "E"
Voltage Correlation

PENJELASAN
PETUNJUK:

 Ini adalah prosedur reparasi untuk sensor posisi pedal akselerator.


 Sistem electrical throttle ini tidak menggunakan kabel throttle.
 Sensor posisi pedal akselerator ini adalah tipe non-contact.

Senso posisi pedal akselerator ditempatkan pada pedal akselerator dan mendeteksi sudut buka
pedal akselerator. Karena sensor ini dikontrol secara elektronik dengan eleman Hall-effect, dapat
diperoleh kontrol yang akurat dan andal. Ini memiliki 2 sensor untuk mendeteksi posisi akselerator
dari sensor posisi akselerator.
Dalam sensor posisi pedal akselerator, voltase yang diberikan pada terminal pedal VPA dan VPA2
dari ECM, berubah antara 0 V dan 5 V secara proporsional dengan sudut
sudut buka pedal akselerator.
VPA digunakan untuk mendeteksi sudut buka pedal akselerator aktual, yang digunakan untuk
kontrol mesin. VPA2 digunakan untuk mendeteksi seputar informasi sudut buka, yang digunakan
untuk mendeteksi malfungsi.
ECM menilai sudut buka saat itu dari pedal akselerator menggunakan sinyal dari terminal VPA dan
VPA2, dan ECM mengontrol throttle motor berdasarkan sinyal ini.

27
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

Kondisi Pendeteksian DTC


No. DTC Area Gangguan
(Semua yang berikut adalah 1 trip detection logic)

 Sensor posisi pedal akselerator


 Pedal akselerator
Kondisi (a) berlanjut selama 0.5 detik atau lebih.
 Rod (arm) pedal a kselerator berubah
P2120/19 (a) VPA adalah 0.2 V atau kurang atau VPA adalah 4.8 V atau
bentuk
lebih
 ECM

 Sensor posisi pedal akselerator


 Open dalam sirkuit VCPA
 Open atau ground short dalam sirkuit
VPA
VPA adalah 0.2 V atau kurang selama 0.5 detik atau lebih saat
P2122/19  Pedal akselerator
output VPA2 menunjukkan bahwa pedal akselerator dibuka
 Rod (arm) pedal a kselerator berubah
bentuk
 ECM

 Sensor posisi pedal akselerator


 Open dalam sirkuit EPA
 Pedal akselerator
Kondisi (a) berlanjut selama 2.0 detik atau lebih.
P2123/19  Rod (arm) pedal a kselerator berubah
(a) VPA adalah 4.8 V atau lebih.
bentuk
 ECM

 Sensor posisi pedal akselerator


 Pedal akselerator
Kondisi (a) berlanjut selama 0.5 detik atau lebih.
 Rod (arm) pedal a kselerator berubah
P2125/19 (a) (VPA2 adalah 0.5 V atau kurang) atau (VPA2 adalah 4.8 V
bentuk
atau lebih)
 ECM

 Sensor posisi pedal akselerator


 Open dalam sirkuit VCP2
 Open atau ground short dalam sirkuit
VPA2
VPA2 adalah 0.5 V atau kurang selama 0.5 detik atau lebih saat
P2127/19  Pedal akselerator
output VPA menunjukkan bahwa pedal akselerator dibuka
 Rod (arm) pedal a kselerator berubah
bentuk
 ECM

 Sensor posisi pedal akselerator


 Open dalam sirkuit EPA2
Kondisi (a) atau (b) berlanjut selama 2.0 detik atau lebih:  Pedal akselerator
(a) VPA2 adalah 4.8 V atau lebih.
P2128/19  Rod (arm) pedal a kselerator berubah
(b) VPA adalah 0.2 V atau lebih dan VPA adalah 3.45 V atau
kurang bentuk
 ECM

 Sirkuit VPA dan VPA2 mengalami short-


circuit
 Sensor posisi pedal akselerator
Kondisi (a) atau (b) berlanjut selama 2.0 detik atau lebih:
(a) Perbedaan antara VPA dan VPA2 adalah 0.02 V atau kurang  Pedal akselerator
P2138/19
(b) VPA adalah 0.2 V atau kurang dan VPA2 adalah 0.5 V atau  Rod (arm) pedal a kselerator berubah
kurang bentuk
 ECM

PETUNJUK: PETUNJUK:
Ketika terdeteksi DTC P2120/19, P2122/19, P2123/19, P2125/19, P2127/19, P2128/19 atau P2138/19, periksa
voltase yang di-output sensor posisi pedal akselerator dengan masuk ke dalam menu berikut pada intelligent tester:
Powertrain / Engine / Data List / Accel Position 1 and Accel Position 2

28
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

- Posisi pedal akselerator diekspresikan sebagai voltase.


- Pedal akselerator dilepas Accelerator pedal ditekan
Area Gangguan Posisi Akselerator No.1 Posisi Akselerator No. 2 Posisi Akselerator No. 1 Posisi Akselerator No. 2
Sirkuit VC open 0 sampai 0.2 V 0 sampai 0.2 V 0 sampai 0.2 V 0 sampai 0.2 V
Open atau ground short
0 sampai 0.2 V 1.4 sampai 1.8 V 0 sampai 0.2 V 3.7 sampai 5.0 V
dalam sirkuit VPA

Open
dalamatau ground
sirkuit VPA2short 0.6 sampai 1.0 V 0 sampai 0.2 V 2.9 sampai 4.2 V 0 sampai 0.2 V

Sirkuit EPA open 4.5 sampai 5.0 V 4.5 sampai 5.0 V 4.5 sampai 5.0 V 4.5 sampai 5.0 V

PETUNJUK:
Posisi pedal akselerator terungkap seperti voltase.

WIRING DIAGRAM

PROSEDUR PEMERIKSAAN

PETUNJUK:

Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
d ata
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze
frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau
berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, dan data lain sewaktu
terjadi malfungsi.

PERHATIAN:

Jika ECM diganti, ECM baru perlu diinisialisasi

29
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

Bila menggunakan intelligent tester:


1.BACA NILAI DARI INTELLIGENT TESTER (ACCEL POSITION 1, ACCEL
POSITION 2)

a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

b. Putar switch pengapian ke ON dan hidupkan


hi dupkan intelligent tester.

c. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine / Data List / Accel Position 1 and
Accel Position 2.

d. Baca nilai.

Voltase standar:

Accelerator Pedal Accel Accel


(Pedal Akselerator) Position 1 Position 2

0.6 sampai 1.4 sampai


Dibebaskan
1.0 V 1.8 V

2.9 sampai 3.7 sampai


Ditekan
4.2 V 5.0 V

2.PERIKSA WIRE HARNESS (ECM - SENSOR POSISI PEDAL AKSELERATOR)

a. Lepas hubungan konektor A13 sensor.

b. Lepas hubungan konektor E5 ECM.

c. Ukur tahanan pada konektor sisi wire harness.

Tahanan standar:
Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi
A13-1 (VCP2) - E5-27 (VCP2)
A13-2 (EP2) - E5-29 (EPA2)
A13-3 (VPA2) - E5-23 (VPA2)
Di bawah 1 Ω
A13-4 (VCP1) - E5-26 (VCPA)

A13-5 (EP1) - E5-28 (EPA)


A13-6 (VPA1) - E5-22 (VPA)

30
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

A13-1 (VCP2) atau E5-27 (VCP2) - Masa bodi


bo di
A13-2 (EP2) atau E5-29 (EPA2) - Masa bodi
A13-3 (VPA2) atau E5-23 (VPA2) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
A13-4 (VCP1) atau E5-26 (VCPA) - Masa bodi
A13-5 (EP1) atau E5-28 (EPA) - Masa bodi
A13-6 (VPA1) atau E5-22 (VPA) - Masa bodi
bo di

31
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

3.PERIKSA ECM (VOLTASE VCPA, VCP2)

a. Lepas hubungan konektor A13 sensor.

b. Putar switch pengapian ke ON.

c. Ukur voltase pada konektor ECM.


Voltase standar:
Kondisi
Hubungan Tester
Spesifikasi
E5-26 (VCPA) - E5-28 (EPA) 4.5 sampai
E5-27 (VCP2) - E5-29 (EPA2) 5.0 V

4.GANTI PEDAL ROD AKSELERATOR ASSEMBLY

5.BACA OUTPUT DTC (DTC SENSOR POSISI PEDAL AKSELERATOR YANG DI-
OUPUT LAGI)
a. Hapus DTC
b. Hidupkan mesin.
c. Jalankan mesin idle selama 15 detik atau lebih.
d. Baca DTC
Hasil:
Display (output DTC) Lanjutkan ke
P2120/19, P2122/19, P2123/19, P2125/19,
P2127/19, P2128/19 atau P2138/19 adalah di-ouput A
lagi
P2120/19, P2122/19, P2123/19, P2125/19,
P2127/19, P2128/19 atau P2138/19 adalah tidak di- B
ouput

32
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

Bila tidak menggunakan intelligent tester:


1.PERIKSA ECM (VOLTASE VPA, VPA2)

a. Putar switch pengapian ke ON.

b. Ukur voltase pada konektor ECM.

Voltase standar:

Hubungan Kondisi Pedal


Kondisi Spesifikasi
Tester Akselerator

E5-22 (VPA) -
Dibebaskan 0.6 sampai 1.0 V
E5-28 (EPA)

E5-22 (VPA) -
Ditekan 2.9 sampai 4.2 V
E5-28 (EPA)

E5-23 (VPA2) -
Dibebaskan 1.4 sampai 1.8 V
E5-29 (EPA2)

E5-23 (VPA2) -
Ditekan 3.7 sampai 5.0 V
E5-29 (EPA2)

2.PERIKSA WIRE HARNESS (ECM - SENSOR POSISI PEDAL AKSELERATOR)

a. Lepas hubungan konektor A13 sensor.


b. Lepas hubungan konektor E5 ECM.
c. Ukur tahanan pada konektor sisi wire harness.
Tahanan standar:

Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi


A13-1 (VCP2) - E5-27 (VCP2)
A13-2 (EP2) - E5-29 (EPA2)
A13-3 (VPA2) - E5-23 (VPA2)
Di bawah 1 Ω
A13-4 (VCP1) - E5-26 (VCPA)
A13-5 (EP1) - E5-28 (EPA)
A13-6 (VPA1) - E5-22 (VPA)

33
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

A13-1 (VCP2) atau E5-27 (VCP2) - Masa bodi


A13-2 (EP2) atau E5-29 (EPA2) - Masa bodi
A13-3 (VPA2) atau E5-23 (VPA2) - Masa bodi 10 kΩ atau lebih
A13-4 (VCP1) atau E5-26 (VCPA) - Masa bodi tinggi
A13-5 (EP1) atau E5-28 (EPA) - Masa bodi
A13-6 (VPA1) atau E5-22 (VPA) - Masa bodi

34
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

3.PERIKSA ECM (VOLTASE VCPA, VCP2)

a. Lepas hubungan konektor A13 sensor.

b. Putar switch pengapian ke ON.

c. Ukur voltase pada konektor ECM.

Voltase standar:

Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi


E5-26 (VCPA) - E5-28 (EPA)
4.5 sampai 5.0 V
E5-27 (VCP2) - E5-29 (EPA2)

35
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

4.GANTI PEDAL ROD AKSELERATOR ASSEMBLY

5.BACA OUTPUT DTC (DTC SENSOR POSISI PEDAL AKSELERATOR YANG DI-
OUPUT LAGI)

a. Hapus DTC

b. Hidupkan mesin.

c. Jalankan mesin idle selama 15 detik atau lebih.

d. Baca DTC

Hasil:

Display (output DTC) Lanjutkan ke

P2120/19, P2122/19, P2123/19, P2125/19,


P2127/19, P2128/19 atau P2138/19 adalah di- A
ouput lagi

P2120/19, P2122/19, P2123/19, P2125/19,


P2127/19, P2128/19 atau P2138/19 adalah tidak B
di-ouput

36
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

DTC P0115/22 Sirkuit Temperatur Cairan Pendingin Mesin


DTC P0117/22 Low Input pada Sirkuit Temperatur Cairan
Pendingin Mesin
DTC P0118/22 High Input pada Sirkuit Temperatur Cairan
Pendingin Mesin

PENJELASAN
Thermistor dibuat menyatu dalam sensor Engine Coolant Temperature (ECT) dan
berubah nilai tahanannya sesuai dengan temperatur cairan pendingin mesin.
Struktur sensor dan hubungannya ke ECM adalah sama dengan sensor temperatur udara
intake.

PETUNJUK:

Bila ECM mendeteksi DTC P0115/22, P0117/22 or P0118/22, ECM


mengoperasikan fungsi fail-safe, yang mana ECT diasumsikan pada 80°C
(176°F).

No. DTC Kondisi Pendeteks


Pendeteksian
ian DTC Area Gangguan

Open atau short dalam sirkuit sensor ECT


P0115/22 selama 0.5 detik
(1 trip detection logic)

Short dalam sirkuit sensor ECT selama 0.5  Open atau short dalam
P0117/22 detik sirkuit sensor ECT
(nilai tahanan sensor kurang dari 79 Ω)  Sensor ECT
 ECM
Open dalam sirkuit sensor ECT selama 0.5
detik
P0118/22
(nilai tahanan sensor lebih dari 156 Ω)
(1 trip detection logic)

PETUNJUK:

Ketika terdeteksi DTC P0115/22, P0117/22 dan/atau P0118/22, periksa temperatur cairan
pendingin mesin dengan masuk ke dalam menu berikut pada intelligent tester: Powertrain
/ Engine / Data List
List / Coolant Temp.

Malfungsi
Temperatur yang Ditampilkan

-40°C (-40°F) Open circuit

140°C (284°F) atau lebih Short circuit

37
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

WIRING DIAGRAM

PROSEDUR PEMERIKSAAN

PETUNJUK:

 Bila DTC terkait dengan sistem berbeda yang memiliki terminal E2 sebagai terminal masa
ditampilkan secara bersamaan, maka kemungkinan terminal E2 open circuit.

 Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi
mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu
menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan
atau belum, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
malfungsi.

Bila menggunakan intelligent tester:

1.BACA NILAI MENGGUNAKAN INTELLIGENT TESTER (TEMPERATUR CAIRAN


PENDINGIN MESIN)

a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.


b. Putar switch pengapian ke ON dan hidupkan
hid upkan intelligent tester.
c. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine / Data List / Coolant Temp.

d. Baca
OK: nilai.
75 sampai 95°C (167 sampai 203°F) setelah pemanasan mesin.
Hasil:
Temperatur yang
Lanjutkan ke
Ditampilkan

-40°C (-40°F) A

140°C (284°F) atau lebih B

OK (Sama dengan
temperatur aktual cairan C
pendingin mesin)

38
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

PETUNJUK:

 Bila ada open circuit, intelligent tester akan menunjukkan -40°C (-40°F).
 Bila terdapat short circuit, intelligent tester akan menunjukkan 140°C
(284°F) atau lebih tinggi

2.BACA NILAI MENGGUNAKAN INTELLIGENT TESTER (PERIKSA ADANYA OPEN DALAM


WIRE HARNESS)

a. Lepas hubungan konektor W1 sensor ECT.

b. Hubungkan terminal 1 dan 2 sisi konektor wire


harness sensor ECT.

c. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

d. Putar switch pengapian ke ON dan hidupkan


hi dupkan
intelligent tester.

e. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine /


Data List / Coolant Temp.

f. Baca nilai.

Standar:
140°C (284°F) atau lebih

3.BACA NILAI MENGGUNAKAN INTELLIGENT TESTER (PERIKSA ADANYA OPEN


DALAM ECM)

a. Lepas hubungan konektor W1 sensor ECT.


b. Hubungkan terminal THW dan E2 konektor E8 ECM.

39
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

PETUNJUK:
Sebelum pemeriksaan, lakukan pemeriksaan visual dan periksa tekanan
kontak konektor ECM.
c. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
d. Putar switch pengapian ke ON dan hidupkan
hid upkan
intelligent tester.
e. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine /
Data List / Coolant Temp.
f. Baca nilai.

Standar:
140°C (284°F) atau lebih

4.BACA NILAI MENGGUNAKAN INTELLIGENT TESTER (PERIKSA ADANYA SHORT


DALAM WIRE HARNESS)

a. Lepas hubungan konektor W1 sensor ECT.

b. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

c. Putar switch pengapian ke ON dan hidupkan


hi dupkan intelligent
tester.

d. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine / Data


List / Coolant Temp.

e. Baca nilai.

Standar:
-40°C (-40°F)

40
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

5.PERIKSA INTELLIGENT TESTER (PERIKSA ADANYA SHORT DALAM ECM)

a. Lepas hubungan konektor W1 sensor ECT.

b. Lepas hubungan konektor ECM E8.

c. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

d. Putar switch pengapian ke ON dan hidupkan


hi dupkan
intelligent tester.

e. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine


/ Data List / Coolant Temp.

f. Baca nilai.

Standar:
-40°C (-40°F)

Bila tidak menggunakan intelligent tester:


1.PERIKSA ECM (VOLTAGE THW)

a. Hidupkan mesin.

b. Ukur voltase pada konektor ECM.

Voltase standar:

Kondisi
Hubungan Tester Kondisi
Spesifikasi

Idling, temperatur cairan


E8-19 (THW) - 0.2 sampai 1.0
pendingin mesin antara 60
E8-28 (E2) V
dan 120°C (140 dan 248°F)

41
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

2.PERIKSA SENSOR TEMPERATUR CAIRAN PENDINGIN MESIN

a. Lepas sensor.

b. Ukur tahanan dari sensor.

Tahanan standar:
Hubungan
Tester Hubungan Kondisi Spesifikasi
20°C
1-2 2.32 sampai 2.59 kΩ
(68°F)
80°C
1-2 0.310 sampai 0.326 kΩ
(176°F)

PERHATIAN:

Ketika memeriksa sensor ECT dalam air, jaga agar terminal tetap kering.
keri ng. Setelah
pemeriksaan, keringkan sensor.

PETUNJUK:
Prosedur alternatif: Hubungkan ohmmeter ke sensor ECT dan da n baca tahanannya.
Gunakan termometer infrared untuk mengukur temperatur mesin secara segera
sekitar sensor. Bandingkan nilai tersebut dengan grafik tahanan/temperatur.
Ubah temperatur mesin (panaskan atau biarkan menjadi dingin) dan ulangi
pengujian ini.

3.PERIKSA WIRE HARNESS (ECM - SENSOR TEMPERATUR CAIRAN PENDINGIN


MESIN)

a. Lepas hubungan konektor ECM E8.


b. Lepas hubungan konektor W1 sensor.
c. Ukur tahanan pada konektor sisi wire harness.
Tahanan standar:
Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi
E8-19 (THW) - W1-2
Di bawah 1 Ω
(THW)
E8-28 (E2) - W1-1 (E2) Di bawah 1 Ω
E8-19 (THW) atau W1-2
10 kΩ atau lebih tinggi
(THW) - Masa bodi
E8-28 (E2) atau W1-1
10 kΩ atau lebih tinggi
(E2) - Masa bodi

42
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

DTC P0095/23 Sirkuit 2 Sensor TemperaturUd


TemperaturUdara
ara Intake
DTC P0097/23 Low Sirkuit Sensor Temperatur Udara Intake 2
DTC P0098/23 High Sirkuit Sensor Temperatur Udara Intake 2

PENJELASAN

Sensor Intake Air Temperature (IAT) turbo


diesel yang dibuat menyatu dalam cahrge air
cooler dan mengindra IAT. Thermistor yang
dibuat menyatu dari sensor mengubah nilai
tahanan sesuai dengan temperatur udara
intake. Saat IAT rendah, nilai tahanan
thermistor lebih besar; dan ketika
bertemperatur tinggi, nilai tahanannya
menjadi lebih rendah (lihat Gambar 1).
Sensor ini dihubungkan ke ECM. Voltase
power source 5 V dalam ECM yang diberikan
ke sensor dari terminal THA lewat resistor R.
Resistor R dan sensor dihubungkan secara
seri. Pada saat nilai tahanan sensor berubah
sesuai dengan perubahan perubahan dalam
IAT, potensial pada terminal THA juga
berubah. Berdasarkan sinyal ini, ECM
mengkoreksi volume injeksi bahan bakar
untuk memperbaiki kemampuan
pengendaraan selama pengoperasian mesin
dingin.

No. DTC Kondisi Pendeteksian DTC Area Gangguan

 Open atau short dalam sirkuit


Open atau short dalam sirkuit sensor IAT selama sensor diesel turbo IAT
P0095/23 0.5 detik  Sensor Diesel turbo IAT
(1 trip detection logic)
 ECM

Short dalam sirkuit sensor diesel turbo IAT  Open atau short dalam sirkuit
selama 0.5 detik sensor diesel turbo IAT
P0097/23 (nilai tahanan sensor kurang dari 25 Ω [voltase  Sensor Diesel turbo IAT
output sensor kurang dari 0.05 V])
 ECM
(1 trip detection logic)

Open dalam sirkuit sensor diesel turbo IAT  Open atau short dalam sirkuit
selama 0.5 detik sensor diesel turbo IAT
P0098/23 (nilai tahanan sensor kuran g dari 156 Ω [voltase  Sensor Diesel turbo IAT
output sensor lebih dari 4.9 V])
 ECM
(1 trip detection logic)

43
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

WIRING DIAGRAM

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:

 Bila DTC terkait dengan sistem berbeda yang memiliki terminal E2 sebagai
terminal masa ditampilkan secara bersamaan, maka kemungkinan terminal
E2 open circuit.
 Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting,
freeze frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah
berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, dan
data lain sewaktu terjadi malfungsi.

PERHATIAN:

Jika ECM diganti, ECM baru perlu diinisialisasi

1.PERIKSA ECM (VOLTASE THIA)

a. Putar switch pengapian ke ON.

b. Ukur voltase pada konektor ECM.

Voltase standar:
Kondisi
Hubungan Tester Kondisi
Spesifikasi
20°C 0.5 sampai
E8-20 (THIA) - E8-28 (E2)
(68°F) 3.4 V

44
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

2.PERIKSA SENSOR TEMPERATUR UDARA MASUK DIESEL TURBO

a. Lepas sensor.

b. Ukur tahanan dari sensor.

Tahanan standar:
Hubungan Kondisi Spesifikasi

20°C (68°F) 2.21 sampai 2.65 kΩ

PERHATIAN:
Ketika memeriksa sensor IAT dalam air,
jaga agar
agar terminal tetap kering. Setelah
pemeriksaan,
pemeriksa an, keringkan sensor.

3.PERIKSA WIRE HARNESS (ECM - SENSOR TEMPERATUR UDARA INTAKE DIESEL TURBO)

a. Lepas hubungan konektor I4 sensor IAT.

b. Lepas hubungan konektor ECM E8.

c. Ukur tahanan pada konektor sisi wire harness.

Tahanan standar:

Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi


E8-20 (THIA) - I4-2 Di bawah 1 Ω
E8-28 (E2) - I4-1 Di bawah 1 Ω
E8-20 (THIA) atau I4-2 -
10 kΩ atau l ebih tinggi
Masa bodi
E8-28 (E2) atau I4-1 - Masa
10 kΩ atau lebih tinggi
bodi

45
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

DTC P0110/24 Sirkuit Temperatur Udara Intake


DTC P0112/24 Low Input pada Sirkuit Temperatur Udara
Intake
DTC P0113/24 High Input pada Sirkuit Temperatur Udara
Intake

PENJELASAN
Sensor Intake Air Temperature (IAT), dipasang menyatu dalam Mass Air Flow (MAF) meter,
memonitor IAT. Sensor IAT mempunyai thermistor yang variasi tahanannya tergantung pada
temperatur udara intake. Pada saat temperatur udara rendah, tahanan thermistor bertambah.
Pada saat temperatur udara tinggi, tahanan
t ahanan thermistor berkurang
berkurang.. Variasi tahanan ini
dikomunikasikan
dikomunik asikan ke ECM sebagai perubahan voltase (lihat Gambar 1). Sensor IAT dihubungkan ke
ECM. Voltase power source 5 V dalam ECM yang diberikan ke sensor IAT dari terminal THA lewat
resistor R.
Resistor R dan sensor IAT dihubungkan
dihubungkan secara seri. Pada saat tahanan sensor IAT berubah sesuai
dengan perubahan dalam IAT, voltase pada terminal THA juga
j uga berubah. Berdasarkan sinyal ini,
ECM menambah volume injeksi untuk memperbaiki kemampuan pengendaraan selama
pengoperasian mesin dingin.

Sensor Intake Air Temperature (IAT), dipasang pada selang


saringan udara, memonitor IAT.
Sensor IAT mempunyai thermistor yang variasi tahanannya
tergantung pada temperatur udara intake. Pada saat temperatur
udara rendah, tahanan thermistor bertambah. Pada saat
temperatur cairan pendingin tinggi, tahanan thermistor berkurang.
Variasi dalam tahanan ini diteruskan ke ECM sebagai perubahan
voltase (lihat Gambar 1).
Sensor IAT dihubungkan ke ECM (lihat di bawah). Voltase power
source 5 V dalam ECM yang diberikan ke sensor IAT dari terminal
THA lewat resistor R.
Resistor R dan sensor IAT dihubungkan
dihubungkan secara seri. Pada saat
tahanan sensor IAT berubah sesuai dengan perubahan dalam IAT,
voltase pada terminal THA juga berubah. Berdasarkan sinyal ini,
ECM menambah volume injeksi untuk memperbaiki kemampuan

pengendaraan selama pengoperasian mesin dingin .


No. DTC Kondisi Pendeteksian DTC Area Gangguan

 Open atau short dalam sirkuit sensor IAT


Open atau short dalam sirkuit sensor  Sensor IAT (dibuat menyatu dalam MAF meter)
P0110/24 IAT selama 0.5 detik (1 trip detection
 ECM
logic)

 Open atau short dalam sirkuit sensor IAT


Short di sirkuit sensor IAT selama 0.5  Sensor IAT (dibuat menyatu dalam MAF meter)
P0112/24
detik (1 trip pendeteksian logis)  ECM

 Open atau short dalam sirkuit sensor IAT


Open di sirkuit sensor IAT selama 0.5  Sensor IAT (dibuat menyatu dalam MAF meter)
P0113/24

detik (1 trip pendeteksian logis) ECM

46
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

PETUNJUK:

Ketika terdeteksi DTC P0110/24, P0112/24 atau P0113/24, periksa


pe riksa temperatur
udara intake dengan masuk ke dalam menu berikut
be rikut pada intelligent tester:
Powertrain / Engine / Data List / Intake Air.

Temperatur yang Ditampilkan Malfungsi

-40°C (-40°F) Open circuit

140°C (284°F) atau lebih Short circuit

WIRING DIAGRAM

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:

 Bila DTC terkait dengan sistem berbeda yang memiliki terminal E2


sebagai terminal masa ditampilkan secara bersamaan, maka
kemungkinan terminal E2 open circuit.
 Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame
data merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat
troubleshooting, freeze frame data dapat membantu menentukan apakah
kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan
atau belum, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.

PERHATIAN:

Jika ECM diganti, ECM baru perlu diinisialisasi

Bila menggunakan intelligent tester:


1.BACA NILAI DARI INTELLIGENT TESTER (TEMPERATUR UDARA INTAKE)

a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.


b. Putar switch pengapian ke ON dan hidupkan
hi dupkan intelligent tester.
c. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine / Data List / Intake Air.
d. Baca Nilai
OK:
Nilai sama sebagai temperatur udara intake aktual.

47
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

Hasil:

Temperatur yang Ditampilkan Lanjutkan ke

-40°C (-40°F) A
140°C (284°F) atau lebih B

OK (Sama seperti temperatur udara yang C


berdekatan intake manifold)

PETUNJUK:

 Bila ada open circuit, intelligent tester akan menunjukkan -40°C (-40°F).
 Bila terdapat short circuit, intelligent tester akan menunjukkan
menunju kkan 140°C
(284°F) atau lebih tinggi.

2.BACA NILAI MENGGUNAKAN INTELLIGENT TESTER (PERIKSA ADANYA OPEN


DALAM WIRE HARNESS)

a. Lepas hubungan konektor A4 MAF meter.

b. Hubungkan terminal 4 dan 5 dari wire harness


MAF meter dari sisi konektor.

c. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

d. Putar switch pengapian ke ON dan hidupkan


hi dupkan
intelligent tester.

e. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain /


Engine / Data List / Intake Air.

f. Baca nilai.

OK:
140°C (284°F) atau lebih

48
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

3.BACA NILAI MENGGUNAKAN INTELLIGENT TESTER (PERIKSA ADANYA OPEN DALAM


ECM)

a. Lepas hubungan konektor A4 MAF meter.

b. Hubungkan terminal THA dan E2 konektor E8 ECM.

PETUNJUK:
Sebelum pemeriksaan, lakukan pemeriksaan visual dan
periksa tekanan kontak konektor ECM.
c. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
d. Putar switch pengapian ke ON dan hidupkan
hi dupkan intelligent
tester.
e. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine /
Data List / Intake Air.
f. Baca nilai.
OK:
140°C (284°F) atau lebih

4.BACA NILAI MENGGUNAKAN INTELLIGENT TESTER (PERIKSA ADANYA SHORT


DALAM WIRE HARNESS)

a. Lepas hubungan A4 MAF meter.

b. Hubungkan intelligent tester ke


DLC3.

c. Putar switch pengapian ke ON dan


hidupkan intelligent tester.

d. Masuk ke menu berikut ini:


Powertrain / Engine / Data List /
Intake Air.

e. Baca nilai.

OK:
-40°C (-40°F)

49
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

5.BACA NILAI MENGGUNAKAN INTELLIGENT TESTER (PERIKSA ADANYA SHORT


DALAM ECM)

a. Lepas hubungan A4 MAF meter.

b. Lepas hubungan konektor ECM E8.

c. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

d. Putar switch pengapian ke ON dan hidupkan


hi dupkan
intelligent tester.

e. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain /


Engine / Data List / Intake Air.

f. Baca nilai.

OK:
-40°C (-40°F)

Bila tidak menggunakan intelligent tester:


1.PERIKSA ECM (VOLTAGE THA)

a. Hidupkan mesin.

b. Ukur voltase pada konektor ECM.

Voltase standar:

Hubungan Kondisi
Kondisi
Tester Spesifikasi

E8-31 (THA) -
Idling, IAT pada 0.5 sampai
20°C (68°F) 3.4 V
E8-28 (E2)

50
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

2.PERIKSA SENSOR TEMPERATUR UDARA MASUK

a. Lepas MAF meter .

b. Ukur tahanan dari sensor.

Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi Kondisi Spesifikasi
Tester
4-5 -20°C (-4°F) 13.6 sampai 18.4 kΩ
4-5 20°C (68°F) 2.21 sampai 2.69 kΩ
4-5 60°C (140°F) 0.49 sampai 0.67 kΩ

M ETER)
3.PERIKSA WIRE HARNESS (ECM MASS AIR FLOW METER)

a. Lepas hubungan konektor ECM E8.

b. Lepas hubungan konektor A4 MAF meter.

c. Ukur tahanan pada konektor sisi wire harness.

Tahanan standar:

Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi


E8-31 (THA) - A4-4
Di bawah 1 Ω
(THA)
E8-28 (E2) - A4-5 (E2) Di bawah 1 Ω
E8-31 (THA) atau A4-4
10 kΩ lebih tinggi
(THA) - Masa bodi
E8-28 (E2) atau A4-5
10 kΩ lebih tinggi
(E2) - Masa bodi

51
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

DTC P0100/31 Sirkuit Massa atau Volume Aliran Udara


DTC P0102/31 Low Input pada Sirkuit Massa atau Volume
Aliran Udara
DTC P0103/31 High Input pada Sirkuit Massa atau Volume
Aliran Udara

PENJELASAN
Mass Air Flow (MAF) meter mengukur jumlah udara yang mengalir melalui throttle valve. ECM
menggunakan
menggunak an informasi ini untuk menentukan
menentukan waktu injeksi bahan bakar dan menyediakan rasio
udara-bahan bakar yang tepat. Pada bagian dalam MAF meter, terdapat kabel pemanas platinum
yang terkena aliran udara intake.
Dengan memberikan arus listrik tertentu ke kabel, ECM memanaskan kabel ini hingga temperatur
tertentu. Aliran udara yang masuk mendinginkan kabel dan internal thermister, mempengaruhi
tahanan keduanya. Untuk menjaga nilai arus yang konstan, ECM mengubah voltase yang dipakai
komponen ini dalam MAF meter. Level voltase adalah sebanding dengan aliran udara yang melalui
sensor. ECM menginterpretasikan voltase ini sebagai jumlah udara intake.
Sirkuit semacam ini dibangun, dengan demikian platinum hot wire dan sensor temperatur
menyediakan sirkuit
sirkuit penghubung, dengan dikontrol power transistor maka potensi A dan B tetap
sama untuk men-set temperatur.

No. DTC Kondisi Pendeteksian DTC Area Gangguan

 Open atau short dalam


Bila sirkuit MAF meter mengalami open atau short selama lebih
sirkuit MAF meter
P0100/31 dari 3 detik
d etik dalam kecepatan mesin 2,000 rpm.
 MAF meter
(1 trip detection logic)
 ECM

 Open atau short dalam


Bila sirkuit MAF meter mengalami open selama lebih dari 3 detik
sirkuit MAF meter
P0102/31 dalam kecepatan mesin 2,000 rpm.
 MAF meter
(1 trip detection logic)
 ECM

 Open atau short dalam


Bila sirkuit MAF meter mengalami short selama lebih dari 3 detik
sirkuit MAF meter
P0103/31 dalam kecepatan mesin 2,000 rpm.
 MAF meter
(1 trip detection logic)  ECM

52
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

PETUNJUK:

Ketika terdeteksi DTC P0100/31, P0102/31 atau P0103/31, periksa


peri ksa rasio aliran
udara dengan masuk ke dalam menu berikut
beri kut pada intelligent tester: Powertrain /
Engine / Data List / MAF.

Tingkat Aliran Udara (gm/s) Malfungsi

 Open dalam sirkuit power source MAF meter


Sekitar 0.0
 Open atau short dalam sirkuit VG

167.5 atau lebih Open dalam sirkuit EVG

WIRING DIAGRAM

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:

Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
d ata
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze
frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau
berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, dan data lain sewaktu
terjadi malfungsi.

PERHATIAN:

Jika ECM diganti, ECM baru perlu


perl u diinisialisasi

53
By Wahyu Deni Irawan
SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

Bila menggunakan intelligent tester:


1.BACA NILAI MENGGUNAKAN INTELLIGENT TESTER (TINGKAT MASS AIR FLOW )

a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

b. Start mesin dan hidupkan intelligent tester.

c. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine / Data List / MAF.

d. Baca nilai.

Hasil:

Tingkat Aliran Udara


Lanjutkan ke
(gm/s)

0.0 A

167.5 atau lebih B

Antara 1 dan 167.4* C

PETUNJUK:

*: Nilainya harus berubah ketika throttle valve dibuka atau ditutup.

2.PERIKSA MASS AIR FLOW METER (POWER SOURCE)

a. Lepas hubungan konektor A4 MAF


meter.
b. Putar switch pengapian ke ON.
c. Ukur voltase pada konektor sisi wire
harness.
Voltase standar:

Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi


A4-1 - Masa bodi 9 sampai 14 V

54
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

3.PERIKSA ECM (VOLTASE VG)

a. Hidupkan mesin.

b. Ukur voltase pada konektor ECM.

Voltase standar:
Hubungan Kondisi
Kondisi
Tester Spesifikasi
E7-24 (VG) - 0.5 sampai
Mesin idle
E7-32 (EVG) 3.4 V

PETUNJUK: Switch A/C harus dimatikan.

4.PERIKSA WIRE HARNESS (MASS AIR FLOW METER - ECM)

a. Lepas hubungan konektor A4 MAF meter.

b. Lepas hubungan konektor E7 ECM.

c. Ukur tahanan pada konektor sisi wire harness.

Tahanan standar:

Kondisi
Hubungan Tester
Spesifikasi

A4-3 - E7-24 (VG) Di bawah 1 Ω


A4-2 - E7-32 (EVG) Di bawah 1 Ω
A4-3 atau E7-24 (VG) - 10 kΩ atau lebih
Masa bodi tinggi
A4-2 atau E7-32 (EVG) - 10 kΩ atau lebih
Masa bodi tinggi

55
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

5.PERIKSA WIRE HARNESS (MASS AIR FLOW METER - RELAY INTEGRASI (MAIN RELAY))

a. Lepas hubungan konektor A4 MAF meter.

b. Lepas relay integrasi dari junction block ruang

mesin

c. Lepas hubungan konektor 1J relay integrasi.

d. Ukur tahanan pada konektor sisi wire harness.

Tahanan standar:

Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi

A4-1 - 1J-5 Di bawah 1 Ω

A4-1 atau 1J-5 - Masa 10 kΩ atau lebih


bodi tinggi

6.PERIKSA ECM (SENSOR GROUND)

a. Ukur tahanan pada konektor ECM.

Tahanan standar:

Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi


E7-32(EVG) - Masa bodi Di bawah 1 Ω

56
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

7.PERIKSA WIRE HARNESS (MASS AIR FLOW METER - ECM)

a. Lepas hubungan konektor A4 MAF meter.

b. Lepas hubungan konektor E7 ECM.

c. Ukur tahanan pada konektor sisi wire harness.

Tahanan standar:
Kondisi
Hubungan Tester
Spesifikasi

A4-3 - E7-24 (VG) Di bawah 1 Ω

A4-2 - E7-32 (EVG) Di bawah 1 Ω

10 kΩ atau
A4-3 atau E7-24 (VG) - Masa bodi
lebih tinggi

10
A4-2 atau E7-32 (EVG) - Masa atau
bodi lebih
tinggi

Bila tidak menggunakan intelligent tester:


1.PERIKSA ECM (VOLTASE VG)

a. Hidupkan mesin.

b. Ukur voltase pada konektor ECM.

Voltase standar:

Kondisi
Hubungan Tester Kondisi
Spesifikasi

E7-24 (VG) - E7-32 Mesin 0.5 sampai


(EVG) idle 3.4 V

PETUNJUK: Switch A/C harus dimatikan.

57
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

2.PERIKSA MASS AIR FLOW METER (POWER SOURCE)

a. Lepas hubungan konektor A4 MAF meter.

b. Putar switch pengapian ke ON.

c. Ukur voltase pada konektor sisi wire harness.

Voltase standar:
Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi
A4-1 - Masa bodi 9 sampai 14 V

3.PERIKSA WIRE HARNESS (MASS AIR FLOW METER - ECM)

a. Lepas hubungan konektor A4 MAF meter.

b. Lepas hubungan konektor E7 ECM.

c. Ukur tahanan pada konektor sisi wire harness.

Tahanan standar:

Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi

A4-3 - E7-24 (VG) Di bawah 1 Ω


A4-2 - E7-32 (EVG) Di bawah 1 Ω
A4-3 atau E7-24 (VG) - 10 kΩ atau lebih
Masa bodi tinggi
A4-2 atau E7-32 (EVG) - 10 kΩ atau lebih
Masa bodi tinggi

58
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

4.PERIKSA WIRE HARNESS (MASS AIR FLOW METER - MAIN RELAY)

a. Lepas hubungan konektor A4 MAF meter.

b. Lepas relay integrasi dari J/B ruang mesin

c. Lepas hubungan konektor 1J relay integrasi.

d. Ukur tahanan pada konektor sisi wire harness.

Tahanan standar:

Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi

A4-1 - 1J-5 Di bawah 1 Ω

A4-1 atau 1J-5 - Masa 10 kΩ atau lebih


bodi tinggi

59
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

DTC P0234/34 Kondisi Overboost Turbocharger /


Supercharger
DTC P0299/34 Turbocharger / Supercharge
Supercharger r Underboost
DTC P1251/34 Step Motor untuk Sirkuit Kontrol Turbocharger
(Intermittent)

PENJELASAN
PETUNJUK:

Lihat ke DTC P0045/34

No. DTC Kondisi Pendeteksian DTC Area Gangguan

 Turbocharger sub-assembly
 Turbo motor driver
 Sensor tekanan absolut
manifold
Bila tekanan boost turbocharger kontinu lebih tinggi
 MAF meter
P0234/34 dari tekanan boost teget dari ECM.
 EGR valve macet tertutup
(1 trip detection logic) 
Sistem exhaust dan sistem
intake dimodifikasi atau
tersubat
 ECM

 Turbocharger sub-assembly
 Turbo motor driver
 Sensor tekanan absolut
manifold
 MAF meter
Bila tekanan boost turbocharger kontinu lebih
 EGR valve macet terbuka
P0299/34 rendah dari tekanan boost teget dari ECM.
 Sensor tekanan absolut
(1 trip detection logic)
manifold (selang terlepas)
 Sistem exhaust dan sistem
intake dimodifikasi atau
tersubat
 ECM

 Turbocharger sub-assembly
 Turbo motor driver
 Sensor tekanan absolut
Bila tekanan boost turbocharger lebih tinggi dari manifold
tekanan boost dalam jangka waktu pendek, dalam  MAF meter
P1251/34
kondisi ini mungkin terdapat kerusakan mesin.  EGR valve assembly
(1 trip detection logic)  Sistem exhaust dan sistem
intake dimodifikasi atau
tersubat
 ECM

60
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

WIRING DIAGRAM
Lihat ke DTC P0045/34 pada halaman

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:

Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
d ata

merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze


frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau
berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, dan data lain
l ain sewaktu
terjadi malfungsi.

PERHATIAN:

Jika ECM diganti, ECM baru perlu diinisialisasi

1.PERIKSA OUTPUT DTC LAIN (SEBAGAI TAMBAHAN UNTUK DTC


DT C P0299/34
DAN/ATAU P1251/34)

a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

b. Putar switch pengapian ke ON dan hidupkan


hi dupkan intelligent tester.

c. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.

d. Baca DTC.

Hasil:

Display (Output DTC) Lanjutkan ke

P0234/34, P0299/34 dan/atau P1251/34 A

P0234/34, P0299/34 dan/atau P1251/34 dan DTC


B
lainnya

2.BACA NILAI DARI INTELLIGENT TESTER (MAP)

a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

b. Start mesin dan panaskan mesin. Hidupkan intelligent tester.

c. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine / Data List / MAP.

61
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

Standar:
Item Engine Speed* Nilai Referensi
MAP Switch pengapian ON Sama seperti tekanan atmosfir
95 sampai 105 kPa
MAP Idling
(713 sampai 788 mmHg, 28.1 sampai 31 in.Hg)
110 sampai 135 kPa
3,000 rpm (mesin tanpa
MAP (825 sampai 1,012 mm Hg, 32.5 sampai 39.9
beban)
in.Hg)
PETUNJUK:
*: Jika kondisi idling tak sesuai spesifikasi, switch A/C dan semua aksesori harus
dimatikan, dengan mesin dipanaskan sepenuhnya.

3.PERIKSA SISTEM EXHAUST

a. Putar switch pengapian ke ON.

b. Periksa pipa exhaust dari kebocoran.

OK:
Pipa exhaust dari tidak bocor.

4.PERIKSA FILTER SARINGAN UDARA

a. Periksa bahwa filter saringan tidak tersumbat.

OK:
Filter saringan udara tidak tersumbat.

5.PERIKSA SISTEM INTAKE

a. Lepas hubungan selang saringan udara.

b. Gunakan cermin untuk memeriksa turbocharger secara visual dari problem


mekanikal.

62
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

c. Saat mesin dingin, periksa bahwa impeller dari turbocharger berputar dengan
lembut, dan lakukan pemeriksan dengan menyentuh untuk memastikan barangkali
terdapat kerusakan pada impeller.

OK:
impeller dari turbocharger berputar dengan lembut.

6.PERIKSA TURBOCHARGER SUB-ASSEMBLY

a. Lepas hubungan selang saringan udara.

b. Gunakan cermin untuk memeriksa turbocharger secara visual dari problem


prob lem
mekanikal.

c. Saat mesin dingin, periksa bahwa impeller dari turbocharger berputar dengan
lembut, dan lakukan pemeriksan dengan menyentuh untuk memastikan barangkali
terdapat kerusakan pada impeller.

OK:
Impeller dari turbocharger berputar dengan lembut.

7.PERIKSA ECM (VOLTASE VNTI)

a. Selagi mesin idling, periksa bentuk gelombang


dari konektor ECM menggunakan oscilloscope.

Voltase standar:
Hubungan
Kondisi Spesifikasi
Tester
E8-17 (VNTI) Betulkan bentuk gelombang
- E7-7 (E1) seperti ditunjukkan
Pengaturan Tool Kondisi
5 V/DIV., 20 mili
Idling dengan mesin panas
detik/DIV.

63
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

8.PERIKSA ECM (VOLTASE VNTO)

a. Selagi mesin idling, periksa bentuk


gelombang dari konektor ECM menggunakan
oscilloscope.

Voltase standar:
Hubungan
Kondisi Spesifikasi
Tester
Betulkan bentuk
E8-10 (VNTO)
gelombang seperti
- E7-7 (E1)
ditunjukkan
Pengaturan Tool Kondisi
5 V/DIV., 20 mili Idling dengan
detik/DIV. mesin panas

9.PERIKSA EGR VALVE ASSEMBLY

10.PERIKSA SENSOR TEMPERATUR UDARA MASUK

a. Hubungkan sensor IAT.


i. Lepas MAF meter .
ii. Ukur tahanan dari sensor.

Tahanan standar:

Hubungan
Tester Kondisi Kondisi Spesifikasi

-20°C 13.6 sampai 18.4


4-5
(-4°F) kΩ
20°C 2.21 sampai 2.69
4-5
(68°F) kΩ
60°C 0.49 sampai 0.67
4-5
(140°F) kΩ

64
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

DTC P0045/34 Turbocharger / Supercharge


Supercharger
r Boost Control
Solenoid Circuit / Open

PENJELASAN
Sistem turbocharger ini terdiri dari turbocharger tipe Variable Nozzle (VN, turbo motor
driver dan ECM.

Turbocharger memiliki sebuah nozzle vane yang membuka dan menutup


m enutup untuk
mengontrol volume gas buang yang mengalir ke dalam turbine. Ini, dalam putarannya,
mengontrol tekanan boost, saat nozzle vane bergerak ke depan arah penutupan,
tekanan bertambah. Saat vane bergerak ke menuju arah pembukaan, tekanan
berkurang.
Turbocharger actuator yang terdapat pada sisi turbine mengaktifkan nozzle vane. Sensor
posisi nozzle vane dibuat menyatu pada aktuator mendeteksi sudut buka nozzle vane.
Sinyal sensor posisi nozzle vane dikirim melalui turbo motor driver ke ECM. Kemudian,
berdasarkan sinyal ini, ECM mengaktifkan aktuator.
ECM mengirim sinyal posisi nozzle vane target ke turbo motor driver untuk mendapatkan
posisi nozzle vane guna mengoptimalkan tekanan boost sesuai dengan kondisi
pengendaraan.

No. DTC Kondisi Pendeteksian DTC Area Gangguan

Salah satu kondisi di bawah bertemu:


 Turbo motor driver
 Open atau short dalam sirkuit turbo  Open atau short dalam
motor driver secara kontinu selama sirkuit turbo motor driver
P0045/34 Turbocharger sub-
selama 0.5 detik atau lebih 

 Bila terjadi kesalahan komunikasi antara assembly


turbo motor dan ECM  ECM
(1 trip detection logic)

65
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

PENJELASAN MONITOR
DTC ini terdeteksi 5 detik setelah switch pengapian diputar ke ON.

WIRING DIAGRAM

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:

Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
d ata
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze
frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau
berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, dan data lain sewaktu
terjadi malfungsi.

PERHATIAN:

Jika ECM diganti, ECM baru perlu diinisialisasi

1.PERIKSA TURBOCHARGER SUB-ASSY (DC MOTOR)

2.PERIKSA TURBO MOTOR DRIVER

66
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

3.PERIKSA WIRE HARNESS (TURBO MOTOR DRIVER - ECM)

a. Lepas hubungan konektor ECM E8.

b. Lepas hubungan konektor T8 turbo motor


driver.

c. Ukur tahanan pada konektor sisi wire


harness.

Tahanan standar:
Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi
E8-10 (VNTO) - T8-9
(VNTO)
Di bawah 1 Ω
E8-17 (VNTI) - T8-4
(VNTI)
E8-10 (VNTO) atau T8-9
(VNTO) - Masa bodi 10 kΩ atau lebih
E8-17 (VNTI) atau T8-4 tinggi
(VNTI) - Masa bodi

4.PERIKSA WIRE HARNESS (TURBO MOTOR DRIVER - NOZZLE VANE POSITION


SENSOR, TURBO MOTOR DRIVE - DC MOTOR)

a. Lepas hubungan konektor T8 turbo


motor driver.

b. Lepas hubugan konektor T11


sensor posisi nozzle vane.

c. Lepas hubungan konektor T10


motor DC.

d. Ukur tahanan pada konektor sisi


wire harness.

67
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

Tahanan standar:
Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi

T8-1 (VNVC) - T11-3 (VNVC)

T8-5 (VTA1) - T11-1 (VTA1)

T8-2 (VNE2) - T11-2 (VNE2) Di bawah 1 Ω

T8-10 (M+) - T10-2 (M+)

T8-3 (M-) - T10-1 (M-)

T8-1 (VNVC) atau T11-3 (VNVC) - Masa bodi

T8-5 (VTA1) atau T11-1 (VTA1) - Masa bodi

T8-2 (VNE2) atau T11-2 (VNE2) - Masa bodi 10 kΩ atau lebih tinggi

T8-10 (M+) atau T10-2 (M+) - Masa bodi

T8-3 (M-) atau T10-1 (M-) - Masa bodi

68
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

DTC P0105/35 Sirkuit Tekanan Absolute Manifold / Tekanan


Barometric
DTC P0107/35 Low Input pada Sirkuit Tekanan Absolute
Manifold / Tekanan Barometric
DTC P0108/35 High Input pada Sirkuit Tekanan Absolute
Manifold / Tekanan Barometric

PENJELASAN

Sensor tekanan absolut manifold mendeteksi


tekanan intake manifold menggunakan unit
sensor yang dibuat menyatu. ECM menentukan
durasi injeksi dasar dan pengajuan timing
injeksi berdasarkan pada output voltase dari
sensor tekanan absolut manifold.
Sensor tekanan absolute manifold memonitor
tekanan absolute dalam intake manifold
(awalmya adalah 0 kPa (0 mmHg, 0 in.Hg)).
Sebagai hasilnya, ECM dapat mengontrol rasio

udara-bahan bakar pada level yang pantas


dalam berbagai kondisi pengendaraan, dan
tanpa adanya pengaruh terhadap fluktuasi
tekanan udara atmosfir yang antara lain
disebabkan oleh ketinggian permukaan, dll.

No. DTC Kondisi Pendeteksian DTC Area Gangguan

Open atau short circuit dalam sensor  Open atau short circuit dalam
P0105/35 sensor tekanan absolute manifold
tekanan absolute manifold selama
P0107/35  Sensor tekanan absolut manifold
0.5 detik atau lebih Turbocharger assembly
P0108/35 

(1 trip detection logic)  ECM

WIRING DIAGRAM

69
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:

 Bila DTC terkait dengan sistem berbeda yang memiliki terminal E2 sebagai
terminal masa ditampilkan secara bersamaan, maka kemungkinan terminal
E2 open circuit.
 Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data

merekam kondisi
freeze frame datamesin
dapat saat terdeteksi
membantu malfungsi.
menentukan Saat troubleshooting,
apakah kendaraan telah
berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, dan
data lain sewaktu terjadi malfungsi.

PERHATIAN:

Jika ECM diganti, ECM baru perlu diinisialisasi

Bila menggunakan intelligent tester:


1.BACA NILAI DARI INTELLIGENT TESTER (MAP)

a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

b. Putar switch pengapian ke ON dan hidupkan intelligent tester.

c. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine / Data List / MAP.

d. Baca nilai.

Standar: Nilai sama sebagai tekanan atmosfir aktual.

2.PERIKSA ECM (VOLTASE VC)

a. Putar switch pengapian ke ON.

b. Ukur voltase pada konektor ECM.

Voltase standar:
Hubungan Tester Kondisi Spes
Spesifikasi
ifikasi
E8-18 (VC) - E8-
4.5 sampai 5.5 V
28 (E2)

70
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

3.PERIKSA ECM (VOLTASE PIM)

a. Putar switch pengapian ke ON.

b. Ukur voltase pada konektor ECM.

Voltase standar:
Hubungan Kondisi
Kondisi
Tester Spesifikasi
Berikan vakum
E7-28 (PIM) 40 kPa (300 1.3 sampai 1.9
- E8-28 (E2) mmHg, 11.8 V
in.Hg)
E7-28 (PIM) Sama seperti 2.4 sampai 3.1
- E8-28 (E2) tekanan atmosfir V
Berikan tekana
E7-28 (PIM) positif 170 kPa 3.7 sampai 4.3
- E8-28 (E2) (1,275 mmHg, V
50.2 in.Hg)

4.PERIKSA WIRE HARNESS (SENSOR TEKANAN ABSOLUT MANIFOLD - ECM)

a. Lepas hubungan konektor T9 sensor.

b. Lepas hubungan konektor E7 dan konektor E8 ECM.

c. Ukur tahanan pada konektor sisi wire harness.

71
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

Tahanan standar:
Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi
T9-2 (PIM) - E7-28 (PIM) Di bawah 1 Ω
T9-3 (VC) - E8-18 (VC) Di bawah 1 Ω
T9-1 (E2) - E8-28 (E2) Di bawah 1 Ω
T9-2 (PIM) atau E7-28 (PIM) - Masa bodi 10 kΩ lebih tinggi

T9-3 (VC) atau E8-18 (VC) - Masa bodi 10 kΩ lebih tinggi


T9-1 (E2) atau E8-28 (E2) - Masa bodi 10 kΩ lebih tinggi

5.PERIKSA TURBOCHARGER SUB-ASSEMBLY


OK:
Bila tak ada hasil pemeriksaan yang menunjukkan ketidaknormalan
apapun.

6.PERIKSA EGR VALVE ASSEMBLY


OK:
Bila tak ada hasil pemeriksaan yang menunjukkan ketidaknormalan
apapun.

Bila tidak menggunakan intelligent tester:


1.PERIKSA ECM

a. Putar switch pengapian ke ON.

b. Ukur voltase pada konektor ECM.

Voltase standar:

Hubungan
Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi

E8-18 (VC) - E8-2


E8-28
8 (E2)
(E2) 4.5 sampai 5.5 V

72
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

2.PERIKSA ECM

a. Putar switch pengapian ke ON.

b. Ukur voltase pada konektor ECM.

c. Voltase standar:

Hubungan Kondisi
Kondisi
Tester Spesifikasi
Berikan vakum 40
E7-28 (PIM) 1.3 sampai
kPa (300 mmHg,
- E8-28 (E2) 1.9 V
11.8 in.Hg)
E7-28 (PIM) Sama seperti 2.4 sampai
- E8-28 (E2) tekanan atmosfir 3.1 V
Berikan tekana
E7-28 (PIM) positif 170 kPa 3.7 sampai
- E8-28 (E2) (1,275 mmHg, 50.2 4.3 V
in.Hg)

3.PERIKSA WIRE HARNESS

a. Lepas hubungan konektor T9 sensor.

b. Lepas hubungan konektor E7 dan konektor E8 ECM.

c. Ukur tahanan pada konektor sisi wire harness.

Tahanan standar:
Hubungan
Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi
T9-2 (PIM) - E7-28 (PIM) Di bawah 1 Ω
T9-3 (VC) - E8-18 (VC) Di bawah 1 Ω
T9-1 (E2) - E8-28 (E2) Di bawah 1 Ω
T9-2 (PIM) atau E7-28
10 kΩ lebih tinggi
(PIM) - Masa bodi
T9-3 (VC) atau E8-18
10 kΩ lebih tinggi
(VC) - Masa bodi
T9-1 (E2) atau E8-28 (E2)
10 kΩ lebih tinggi
- Masa bodi

73
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

4.PERIKSA TURBOCHARGER SUB-ASSY


OK:
Bila tak ada hasil pemeriksaan yang menunjukkan ketidaknormalan

apapun.

5.PERIKSA EGR VALVE ASSEMBLY


OK:
Bila tak ada hasil pemeriksaan yang menunjukkan ketidaknormalan
apapun.

DTC P0168/39 Sensor Temperatur Bahan Bakar Terlalu Tinggi


PENJELASAN
Lihat ke DTC P0180/39

No. DTC Kondisi Pendeteksian DTC Area Gangguan

Jika temperatur bahan bakar 35°C (95°F) dan 60°C (140°F) saat mesin
dihidupkan, dan ditemui kondisi (a) dan (b):

(1 trip detection logic) Sensor temperatur


P0168/39
1. Kendaraan dijalankan dengan berbagai kecepatan (dalam akselerasi bahan bakar
dan deselerasi)
2. Temperatur bahan bakar tetap yakni 3°C (5.4°F) dari temperatur awal
mesin.

Jika temperatur bahan bakar antara 60°C (140°F) saat mesin dihidupkan,
dan kondisi (a) dan (b) ditemui:
(1 trip detection logic)
Sensor temperatur
P0168/39
1. Kendaraan dijalankan dengan berbagai kecepatan (dalam akselerasi bahan bakar
dan deselerasi)
2. temperatur bahan bakar tetap dalam 1°C (1.8°F) dari temperatur

awal mesin, dan temperatur ini tercatat 6 kali secara beriringan.

74
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:

 Jika beberapa DTC P0180/39, P0182/39 atau P0183/39 telah di-set


di -set secara
serempak dengan DTC P0168/39, sensor temperatur bahan bakar mungkin
terdapat open atau short circuit. Pertama lakukan troubleshoot DTC
tersebut.

Baca freeze
merekam framemesin
kondisi data menggunakan intelligent
saat terdeteksi malfungsi.tester. Freeze frame data
Saat troubleshooting,
freeze frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah
berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, dan
data lain sewaktu terjadi malfungsi.

1.PERIKSA OUTPUT DTC LAINNYA (SEBAGAI TAMBAHAN KE P01683/39)

a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

b. Putar switch pengapian ke ON dan hidupkan


hi dupkan intelligent tester.

c. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.

d. Baca DTC.

Hasil:

Display (Output DTC) Lanjutkan ke

P0168/39 A

P0168/39 dan DTC


B
lainnya

PETUNJUK:

Bila DTC apapun selain P0168/39 ditampilkan, pertama lakukan troubleshooting


untuk kode tersebut.

75
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

DTC P0180/39 Sirkuit "A" Sensor Temperatur Bahan Bakar


DTC P0182/39 Sirkuit "A" Sensor Temperatur Bahan Bakar
Low Input
DTC P0183/39 Sirkuit "A" Sensor Temperatur Bahan Bakar
High Input

PENJELASAN

sensor temperatur bahan bakar memonitor


temperatur bahan bakar. Sensor temperatur
bahan bakar mempunyai thermistor yang variasi
tahanannya tergantung pada temperatur bahan
bakar Pada saat temperatur bahan bakar rendah,
tahanan thermistor bertambah. Pada saat
temperatur cairan pendingin tinggi, tahanan
thermistor berkurang. Variasi dalam tahanan ini
diteruskan ke ECM sebagai perubahan voltase

(lihat Gambar 1).


Sensor temperatur bahan bakar dihubungkan ke
ECM. Voltase power source 5 V dalam ECM yang
diberikan ke sensor temperatur bahan bakar dari
terminal THA lewat resistor R.
Resistor R dan sensor temperatur bahan bakar
dihubungkan secara seri. Pada saat tahanan
sensor temperatur bahan bakar berubah sesuai dengan perubahan temperatur bahan
bakar, voltase pada terminal THA juga berubah. Berdasarkan sinyal ini,
i ni, ECM
membetulkan kompensasi kontrol tekanan (pressure control compensation) dari pompa
supply dan yang error.

No. DTC Kondisi Pendeteksian DTC Area Gangguan

 Open atau short dalam sirkuit


Open atau short dalam sirkuit sensor
sensor tempertur bahan bakar
P0180/39 temperatur bahan bakar selama 0.5 detik
 Sensor temperatur bahan bakar
(1 trip detection logic)  ECM

 Open atau short dalam sirkuit


Short dalam sirkuit sensor temperatur bahan
sensor tempertur bahan bakar
P0182/39 bakar selama 0.5 detik
 Sensor temperatur bahan bakar
(1 trip detection logic)  ECM

 Open atau short dalam sirkuit


Open dalam sirkuit sensor temperatur bahan
sensor tempertur bahan bakar
P0183/39 bakar selama 0.5 detik
 Sensor temperatur bahan bakar
(1 trip detection logic)  ECM

76
76
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

PETUNJUK:

Ketika terdeteksi DTC P0180/39, P0182/39 dan/atau P0183/3, periksa


temperatur bahan bakar dengan masuk ke dalam menu berikut pada intelligent
tester: Powertrain / Engine / Data List / Fuel Temperature.

Temperatur yang Ditampilkan Malfungsi

-40°C (-40°F) Open circuit

140°C (284°F) atau lebih Short circuit

WIRING DIAGRAM

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:

 Bila DTC terkait dengan sistem berbeda yang memiliki terminal E2 sebagai
terminal masa ditampilkan secara bersamaan, maka kemungkinan terminal
E2 open circuit.
 Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting,
freeze frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah
berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, dan
data lain sewaktu terjadi malfungsi.

PERHATIAN:

Jika ECM diganti, ECM baru perlu diinisialisasi.

1.PERIKSA ECM (VOLTASE THF)

a. Hidupkan mesin.

b. Ukur voltase pada konektor ECM.


77
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

Voltase standar:

Hubungan Tester Kondisi Kondisi Spesifikasi


E8-29 (THF) - E8-28 Idling, temperatur udara intake
0.5 sampai 3.4 V
(E2) pada 20°C (68°F)

2.PERIKSA SENSOR TEMPERATUR BAHAN BAKAR

a. Lepas sensor.

b. Ukur tahanan dari sensor.

Tahanan standar:

Kondisi Kondisi Spesifikasi


Sekitar 20°C 2.32 sampai 2.59
(68°F) kΩ
Sekitar 80°C 0.310 sampai 0.326
(176°F) kΩ

PERHATIAN:
Ketika memeriksa sensor
temperatur bahan bakar dalam
air, jaga agar terminal tetap
kering. Setelah pemeriksaan,
keringkan sensor.

3.PERIKSA WIRE HARNESS (ECM - SENSOR TEMPERATUR BAHAN BAKAR)

a. Lepas hubungan konektor ECM E8.

b. Lepas hubungan konektor sensor F11.

c. Ukur tahanan pada konektor sisi wire harness.


78
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

Tahanan standar:

Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi


E8-29 (THF) - F11-2 (THF) Di bawah 1 Ω
E8-28 (E2) - F11-1 (E2) Di bawah 1 Ω
E8-29 (THF) atau F11-2 (THF) -
10 kΩ atau lebih tinggi
Masa bodi
E8-28 (E2) atau F11-1 (E2) -
10 kΩ atau lebih tinggi
Masa bodi
79
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

DTC P0120/41 Malfungsi Sirkuit Sensor Posisi Pedal Throttle /


Switch "A"
DTC P0122/41 Throttle / Pedal Position Sensor / Switch "A"
Circuit Low Input
DTC P0123/41 Sirkuit Throttle / Pedal Position Sensor /
Switch "A" High Input
PENJELASAN
PETUNJUK:

 Prosedur troubleshooting ini adalah untuk sensor posisi throttle.


 Sistem electrical throttle ini tidak menggunakan kabel throttle.
 Sensor posisi throttle valve ini adalah tipe non-contact.

Sensor posisi throttle ditempatkan pada diesel throttle body dan mendeteksi sudut buka
throttle valve. Sensor ini dikontrol secara elektronik dan menggunakan eleman Hall-
effect.
ECM menilai kondisi pengendaraan kendaraan dari input sinyal ke terminal VLU. Data
yang salah satunya dari kondisi dari EGR control, dll.

No. DTC Kondisi Pendeteksian DTC Area Gangguan


Kondisi DTC P0120/41, P0122/41 atau
- P0123/41 kontini selama 5 detik (open atau -
short dalam sirkuit sensor posisi throttle
 Open atau short dalam
Output sensor posisi throttle (VLU)
sirkuit sensor posisi
mengambang ke atas dan ke bawah di luar
throttle valve
P0120/41 range operasi normal
 Sensor posisi throttle
(Kurang dari 0.2 V atau lebih dari 4.8 V)
 ECM
(1 trip detection logic)

 Sensor posisi throttle


 Open atau short dalam
Output sensor posisi throttle (VLU) kurang dari
sirkuit VLU
P0122/41 0.2 V

(1 trip detection logic) 


Open
ECM dalam sirkuit VC
80
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

 Sensor posisi throttle


 Open dalam sirkuit E2
Output sensor posisi throttle (VLU) lebih dari  Sirkuit VC dan VLU
P0123/41 4.8 V mengalami short-
(1 trip detection logic) circuit
 ECM

PENJELASAN MONITOR
Pada saat output voltase dari sensor posisi throttle menyimpang dari range operasi
normal (antara 0.2 dan 4.8 V ) selama lebih dari 3 detik, maka ECM akan
menginterprestasikan kondisi ini sebagai malfungsi sirkuit dan menyalakan MIL.

WIRING DIAGRAM

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:

 Bila DTC terkait dengan sistem berbeda yang memiliki terminal E2 sebagai
terminal masa ditampilkan secara bersamaan, maka kemungkinan terminal
E2 open circuit.
 Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting,
freeze frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah
berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, dan
data lain sewaktu terjadi malfungsi.

PERHATIAN:

Jika ECM diganti, ECM baru perlu diinisialisasi


81
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

1.PERIKSA WIRE HARNESS (SENSOR POSISI THROTTLE - ECM)

a. Lepas hubungan konektor E7 dan konektor


E8 ECM.

b. Lepas hubungan konektor T2 sensor posisi


throtle.

c. Ukur tahanan pada konektor sisi wire


harness.

Tahanan standar:
Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi

E8-18 (VC) - T2-1 (VC) Di bawah 1 Ω

E7-29 (VLU) - T2-3


Di bawah 1 Ω
(VTA)
E8-28 (E2) - T2-2 (E2) Di bawah 1 Ω
E8-18 (VC) atau T2-1 10 kΩ atau lebih
(VC) - Masa bodi tinggi
E7-29 (VLU) atau T2-3 10 kΩ atau lebih
(VTA) - Masa bodi tinggi
E8-28 (E2) atau T2-2 10 kΩ atau lebih
(E2) - Masa bodi tinggi

2.PERIKSA ECM (VOLTASE VC)

a. Lepas hubungan konektor T2 sensor posisi


throtle.

b. Putar switch pengapian ke ON.

c. Ukur voltase pada konektor ECM.

Voltase standar:
Kondisi
Hubungan Tester
Spesifikasi
E8-18 (VC) - E8-28 4.5 sampai 5.5
(E2) V
82
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

3.GANTI DIESEL THROTTLE BODY ASSEMBLY (THROTTLE VALVE)

4.PERIKSA APAKAH OUTPUT DTC BERULANG KEMBALI (DTC P0120/41,


P0122/41 DAN/ATAU P0123/41)

a. Hapus DTC
b. Hidupkan mesin.
c. Biarkan mesin idle selama 60 detik, dan ulangi
ul angi akselerasi mesin dengan cepat
sampai 2,500 rpm selama 30 detik.
d. Baca DTC.
Hasil:

Display (Output DTC) Lanjutkan ke

P0120/41, P0122/41 dan/atau


A
P0123/41

Tidak terdapat output B

DTC P0500/42 Sensor Kecepatan Kendaraan "A"

PENJELASAN
Sensor kecepatan kendaraan mengeluarkan sinyal 4-pulse dalam setiap putaran rotor
shaft, yang diputar oleh poros output transmisi melalui driven gear. Setelah sinyal ini
dikonversi menjadi bentuk gelombang rectangular yang lebih presisi oleh sirkuit
pembentuk model gelombang di dalam meter kombinasi, sinyal ini kemudian diteruskan
ECM. ECM menentukan kecepatan kendaraan berdasarkan pulsa sinyal ini.
83
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

Kondisi Pendeteksian DTC Area Gangguan


No. DTC

Kondisi (a), (b), dan (c) terus menerus


selama 7 detik atau lebih:
(1 trip detection logic)  Open atau short dalam sirkuit
(a) Temperatur cairan pendingin mesin sensor kecepatan
P0500/42 lebih dari 70°C (158°F)  Sensor kecepatan
(b) Putaran mesin antara 2,650 rpm dan  Meter kombinasi
3,500 rpm  ECM
(c) Sinyal kecepatan tidak di-input ke
ECM

WIRING DIAGRAM

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:

Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting,
freeze frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah
berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, dan
data lain sewaktu terjadi malfungsi.

PERHATIAN:

Jika ECM diganti, ECM baru perlu diinisialisasi


84
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

Bila menggunakan intelligent tester:


1.PERIKSA CARA KERJA SPEEDOMETER

a. Periksa pembacaan speedometer dalam meter kombinasi.

PETUNJUK:

Jika sensor kecepatan kendaraan memiliki malfungsi, speedometer menunjukkan


pembcaan yang normal.

OK: Speedometer bekerja normal.

2.BACA NILAI PADA INTELLIGENT TESTER (VEHICLE SPEED)


a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
b. Start mesin dan hidupkan intelligent tester.
c. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine / Data List / Vehicle Speed.
d. Selagi kendaraan berjalan, periksa kecepatan kendaraan pada putaran mesin 2.000
rpm atau lebih.
OK: Nilainya sama seperti kecepatan kendaraan aktual.

3.PERIKSA ECM (SINYAL SPD)

a. Selagi mesin idling, periksa bentuk gelombang dari konektor ECM menggunakan
oscilloscope.
i. Pindahkan shift lever ke N.

ii. Dongkrak kendaraan.


iii. Putar switch pengapian ke ON.
iv. Ukur voltase dari konektor ECM sambil memutar roda secara perlahan.

Voltase standar:
Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi
Betulkan bentuk gelombang seperti
E6-17 (SPD) - E7-7 (E1)
ditunjukkan
Pengaturan Tool Kondisi
5 V/DIV., 20 mili
Putar roda belakang secara perlahan
detik/DIV.
85
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

PETUNJUK:
Ketika roda diputar secara perlahan, voltase di-output secara terputus-putus.

Bila tidak menggunakan intelligent tester:


1.PERIKSA CARA KERJA SPEEDOMETER

a. Periksa pembacaan speedometer dalam meter kombinasi.

PETUNJUK:

Jika sensor kecepatan kendaraan memiliki malfungsi, speedometer menunjukkan


pembcaan yang normal.

OK: Speedometer bekerja normal.

2.PERIKSA ECM (SINYAL SPD)


86
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

a. Selagi mesin idling, periksa bentuk gelombang


dari konektor ECM menggunakan oscilloscope.
i. Pindahkan shift lever ke N.
ii. Dongkrak kendaraan.
iii. Putar switch pengapian ke ON.

iv. Ukur voltase dari konektor ECM sambil


memutar roda secara perlahan.

Voltase standar:
Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi
Betulkan bentuk gelombang seperti
E6-17 (SPD) - E7-7 (E1)
ditunjukkan
Pengaturan Tool Kondisi
5 V/DIV., 20 mili detik/DIV. Putar roda belakang secara perlahan

PETUNJUK:
Ketika roda diputar secara perlahan, voltase di-output secara terputus-putus.
87
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

DTC P0087/49 Fuel Rail/System Pressure - Terlalu Rendah


DTC P0190/49 Sirkuit Sensor Tekanan Rail Bahan Bakar
DTC P0192/49 Sirkuit Sensor Tekanan Rail Bahan Bakar Rail
DTC P0193/49 Sirkuit Sensor Tekanan Rail Bahan Bakar Rail
High Input

PENJELASAN

PETUNJUK:

 Untuk informasi lebih lengkap mengenai sensor tekanan bahan bakar dan
sistem common rail, lihat kembali ke penjelasan sistem
 Jika P0087/49, P0190/49, P0192/49 dan/atau P0193/49 ditampilkan,
lihat ke Tabel "Diagnostic Trouble Code (DTC) untuk Sistem Common Rail"

ECM juga memonitor tekanan bahan bakar internal dari common rail menggunakan
sensor tekanan bahan bakar, dan mengontrol suction control valve untuk mengatur
tekanan internal ke tekanan target.
Sensor tekanan adalah sebuah semiconductor yang tahanannya bervariasi saat diberikan
tekanan pada cip silikon-nya. Sensor ini menghasilkan voltase sebanding dengan
tekanan bahan bakar internal.

No. DTC Kondisi Pendeteksian DTC Area Gangguan


 - Open atau short dalam
sirkuit sensor tekanan
Sensor tekanan bahan bakar menghasilkan bahan bakar
P0087/49 output voltase yang tetap pada nilai tetap  Sensor tekanan bahan
(1 trip detection logic) bakar
 ECM

 - Open atau short dalam


sirkuit sensor tekanan
Output voltase sensor tekanan bahan bakar
bahan bakar
adalah 0.55 V, atau 4.9 V atau lebih selama
P0190/49  Sensor tekanan bahan
0.5 detik
bakar
(1 trip detection logic)  ECM
88
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

 - Open atau short dalam


sirkuit sensor tekanan
Output voltase dari sensor tekanan bahan
bahan bakar
bakar adalah 0.55 V atau kurang selama
sela ma
P0192/49  Sensor tekanan bahan
0.5 detik
bakar
(1 trip detection logic)
 ECM


- Open atau short dalam
sirkuit sensor tekanan
Output voltase dari sensor tekanan bahan
bahan bakar
bakar adalah 4.9 V atau lebih selama 0.5
P0193/49  Sensor tekanan bahan
detik
bakar
(1 trip detection logic)
 ECM

PETUNJUK:

Ketika DTC P0087/49, P0190/49, P0192/49 dan/atau P0193/49 telah di-set,


periksa tekanan bahan bakar internal dari common rail dengan masuk ke menu
berikut pada intelligent tester: Powertrain / Engine / Data List / Fuel Press.

Putaran Mesin Fuel Pressure

Idling Sekitar 30 sampai 40 MPa

3,000 rpm (Mesin tanpa beban) Sekitar 50 sampai 70 MPa

PENJELASAN MONITOR
P0087/49 (Sensor tekanan bahan bakar menghasilkan
output voltase yang tetap pada nilai tetap):

1. Dalam kondisi normal, tekanan bahan bakar internal dari common rail biasanya
berfluktuasi 1 sampai 2 MPa (10 sampai 20 kgf/cm 2, 145 sampai 290 psi) bahkan
ketika kondisi pengendaraan konstan. Tekanan bahan bakar internal adalah
sekitar 30 sampai 40 MPa (306 sampai 408 kgf/cm2, 4,351 sampai 5,801 psi) saat
idling, dan tekanan tersebut bertambah mencapai sekitar 50 sampai 70 MPa (510
sampai 714 kgf/cm2, 7,252 sampai 10,153 psi) saat mesin bekerja pada 3,000
rpm. DTC ini di-set jika tidak terdapat fluktuasi dalam tekanan bahan bakar
internal.
Jika DTC ini di-set, ECM akan masuk ke fail-safe mode dan membatasi power
mesin. Fail-safe mode berlanjut hingga switch pengapian diputar ke OFF.
89
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

P0190/49, P0192/49 dan P0193/49 (Open atau short


dalam sirkuit sensor tekanan bahan bakar):

1. Beberapa DTC ini di-set bila output voltase sensor tekanan bahan bakar tidak
sesuai range standar dan terjadi malfungsi open atau short pada sirkuit sensor.
Jika beberapa DTC ini di-set, ECM akan masuk ke fail-safe mode dan membatasi
power mesin. Fail-safe mode berlanjut hingga switch pengapian diputar ke OFF.

KONDISI UMUM YANG MUNGKIN TERJADI


P0087/49:

Spesifikasi Spesifikasi
Item
Minimum Maksimum

Putaran mesin 500 rpm -

Voltase baterai 8V -

Volume bahan bakar 5 mm3 -


90
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

BATAS MINIMAL MALFUNGSI KHUSUS

P0087/49:

Kriteria pendeteksian Batas minimal

Nilai pengisian tekanan bahan bakar Secara virtual tidak berfluktuasi

P0190/49:

Kriteria pendeteksian Batas minimal

Output voltase
voltase sensor tekanan bahan
bahan bakar Kurang dari 0.55 V atau lebih dari 4.9 V

P0192/49:

Kriteria pendeteksian Batas minimal

Output voltase sensor tekanan bahan bakar Kurang dari 0.55 V

P0193/49:

Kriteria pendeteksian Batas minimal

Output voltase sensor tekanan bahan bakar Lebih dari 4.9 V

WIRING DIAGRAM
91
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:

 Setelah menyelesaikan perbaikan, periksa bahwa P0087/49, P0190/49, P0192/49


dan/atau P0193/49 tidak di-set lagi.
 Bila DTC terkait dengan sistem berbeda yang memiliki terminal E2 sebagai terminal
masa ditampilkan secara bersamaan, maka kemungkinan terminal E2 open circuit.

Baca freeze
kondisi frame
mesin saat data menggunakan
terdeteksi intelligent
malfungsi. tester. Freeze freeze
Saat troubleshooting, frame data merekam
frame data
dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti,
apakah mesin telah dipanaskan atau belum, dan data lain sewaktu terjadi
malfungsi.

Bila menggunakan intelligent tester:


1.BACA DATA LIST (FUEL PRESS)

a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.


b. Start mesin dan hidupkan intelligent tester.
c. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine / Data List / Fuel Press.

d. Baca nilai.
OK: Tekanan bahan bakar internal dari common rail adalah di bawah
spesifikasi.

Standar:

Putaran Mesin Fuel Pressure

Idling Sekitar 30 sampai 40 MPa

3,000 rpm (Mesin tanpa


tanpa beban) Sekitar 50 sampai 70 MPa

2.PERIKSA APAKAH OUTPUT DTC BERULANG (DTC SENSOR TEKANAN BAHAN BAKAR)
a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
b. Putar switch pengapian ke ON dan hidupkan intelligent tester.
c. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine / DTC / Clear.
d. Hapus DTC.
e. Biarkan mesin idle selama 60 detik, dan ulangi
ul angi akselerasi RPM mesin dengan cepat
(sampai 2,500 rpm) selama 30 detik.
f. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.
g. Baca DTC.
Hasil:
92
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

Display (Output DTC) Lanjutkan ke


P0087/49, P0190/49, P0192/49 atau
A
P0193/49
Tidak terdapat output B

3.PERIKSA WIRE HARNESS (SENSOR TEKANAN BAHAN BAKAR - ECM)

a. Lepas hubungan konektor ECM E8.

b. Lepas hubungan konektor sensor F9.

c. Ukur tahanan pada konektor sisi wire


harness.

Tahanan standar:

Hubungan Tester Kondisi


Spesifikasi
E8-26 (PCR1) - F9-2 (PR) Di bawah 1 Ω
E8-18 (VC) - F9-3 (VC) Di bawah 1 Ω
E8-28 (E2) - F9-1 (E2) Di bawah 1 Ω
E8-26 (PCR1) atau F9-2 (PR) 10 kΩ atau
- Masa bodi lebih tinggi
E8-18 (VC) atau F9-3 (VC) - 10 kΩ atau
Masa bodi lebih tinggi
E8-28 (E2) atau F9-1 (E2) - 10 kΩ atau
Masa bodi lebih tinggi

Bila tidak menggunakan intelligent tester:


1.PERIKSA ECM (VOLTAGE PCR1)

a. Hidupkan mesin.

b. Ukur voltase pada konektor ECM.


93
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

Voltase standar:

Hubungan Tester Kondisi Kondisi Spesifikasi

E8-26 (PCR1) - E8-28 (E2) Idling 1.3 sampai 1.8 V

2.PERIKSA COMMON RAIL ASSEMBLY (SENSOR TEKANAN BAHAN BAKAR)

a. Lepas hubungan konektor sensor


F9.

b. Ukur tahanan dari sensor.

Tahanan standar:
Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi
1 (E2) - 2 (PR) 3 kΩ atau kurang
2 (PR) - 3 (VC) 16.4 kΩ atau kurang
94
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

3.PERIKSA WIRE HARNESS (SENSOR TEKANAN BAHAN BAKAR - ECM)

a. Lepas hubungan konektor E8 ECM.

b. Lepas hubungan konektor sensor F9.

c. Ukur tahanan pada konektor sisi wire harness.


Tahanan standar:
Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi
E8-26 (PCR1) - F9-2 (PR) Di bawah 1 Ω
E8-18 (VC) - F9-3 (VC) Di bawah 1 Ω
E8-28 (E2) - F9-1 (E2) Di bawah 1 Ω
E8-26 (PCR1) atau F9-2 10 kΩ atau lebih
(PR) - Masa bodi tinggi
E8-18 (VC) atau F9-3 (VC) 10 kΩ atau lebih
- Masa bodi tinggi
E8-28 (E2) atau F9-1 (E2) 10 kΩ atau lebih
- Masa bodi tinggi

DTC P0504/51 Switch Rem "A" / "B" Berhubungan

PENJELASAN
Sinyal dari sistem duplex switch lampu rem (STP and ST1-) digunakan untuk menilai
apakah sistem rem abnormal atau tidak. Bila sinyal dari penekanan dan pembebasan
pedal rem terdeteksi secara simultan, ECM menginterpretasikan kondisi ini sebagai
malfungsi pada switch lampu rem.

PETUNJUK:

Kondisi normal ditunjukkan dalam tabel di bawah.

Sinyal Pedal Rem Dibebaskan Dalam Transisi Pedal Rem Ditekan

STP OFF ON ON

ST1- ON ON OFF
95
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

No. DTC Kondisi Pendeteksian DTC Area Gangguan

Kondisi 1, 2, dan 3 kontinu


konti nu selama
0.5 detik atau lebih:
 Short dalam sirkuit sinyal
switch lampu rem
P0504/51 1. Switch pengapian ON  Switch lampu rem
2. Pedal rem dibebaskan 

3. Sinyal STP OFF ketika ST1- ECM


sinyal posisi OFF

WIRING DIAGRAM

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:

Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
d ata
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze
frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau
berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, dan data lain sewaktu
terjadi malfungsi.

PERHATIAN:

Jika ECM diganti, ECM baru perlu diinisialisasi


96
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

Bila menggunakan intelligent tester:


1.PERIKSA LAMPU REM (PENGOPERASIAN)

a. Periksa apakah lampu rem hidup dan mati secara normal ketika pedal rem
ditekan dan dibebaskan.

OK:

Lampu rem hidup dan padam ketika pedal rem ditekan dan dibebaskan

2.BACA NILAI PADA INTELLIGENT TESTER (STP SIGNAL, ST1- VOLTAGE)

a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

b. Putar switch pengapian ke ON dan


hidupkan intelligent tester.

c. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain /


Engine / Data List / Stop Light
Li ght Switch.

d. Periksa hasilnya.

OK:
Pedal Rem Kondisi Spesifikasi
Ditekan Sinyal STP ON
Dibebaskan Sinyal STP OFF

e. Ukur voltase pada konektor ECM.

Voltase standar:
Hubungan Kondisi
Pedal Rem
Tester Spesifikasi
E6-14 (ST1-) -
Ditekan Di bawah 1.5 V
E7-7 (E1)
E6-14 (ST1-) -
Dibebaskan 7.5 sampai 14 V
E7-7 (E1)
97
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

3.PERIKSA SWITCH LAMPU REM ASSEMBLY

a. Lepas switch lampu rem.

b. Ukur tahanan pada switch.

Tahanan standar:
Hubungan Kondisi
Kondisi Spesifikasi
Tester Switch
Pin tidak
1-2 Di bawah 1 Ω
ditekan
Pin tidak
3-4 10 kΩ atau lebih tinggi
ditekan
Pin
1-2 10 kΩ atau lebih tinggi
terdorong
Pin
3-4 Di bawah 1 Ω
terdorong

4.PERIKSA WIRE HARNESS (SWITCH LAMPU REM - ECM)

a. Lepas hubungan konektor S14 switch lampu rem.

b. Lepaskan konektor E6 ECM.

c. Ukur tahanan pada konektor sisi wire harness.

Standar:
Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi
S14-1 - E6-15 (STP) Di bawah 1 Ω
S14-4 - E6-14 (ST1-) Di bawah 1 Ω
S14-1 atau E6-15
10 kΩ atau lebih tinggi
(STP) - Masa bodi
S14-4 atau E6-14
10 kΩ atau lebih tinggi
(ST1) - Masa bodi
98
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

Bila tidak menggunakan intelligent tester:


1.PERIKSA LAMPU REM (PENGOPERASIAN)

a. Periksa apakah lampu rem hidup dan mati secara normal ketika pedal rem ditekan
dan dibebaskan.
OK:

Lampu rem hidup dan padam ketika pedal rem ditekan dan dibebaskan

2.PERIKSA ECM (VOLTASE - STP, ST1)

a. Putar switch pengapian ke ON.

b. Ukur voltase pada konektor ECM.

Voltase standar:
Hubungan Kondisi Pedal Kondisi
Tester Rem Spesifikasi
E6-15 (STP) - 7.5 sampai 14
Ditekan
E7-7 (E1) V
E6-15 (STP) - Di bawah 1.5
Dibebaskan
E7-7 (E1) V
E6-14 (ST1-) Di bawah 1.5
Ditekan
- E7-7 (E1) V
E6-14 (ST1-) 7.5 sampai 14
Dibebaskan
- E7-7 (E1) V

3.PERIKSA SWITCH LAMPU REM ASSEMBLY

a. Lepastahanan
b. Ukur switch lampu rem.
pada switch.

Hubungan Kondisi
Kondisi Spesifikasi
Tester Switch
Pin tidak
1-2 Di bawah 1 Ω
ditekan
Pin tidak 10 kΩ atau lebih
3-4
ditekan tinggi
10 kΩ atau lebih
1-2 Pin terdorong
tinggi
3-4 Pin terdorong Di bawah 1 Ω
99
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

4.PERIKSA WIRE HARNESS (SWITCH LAMPU REM - ECM)

a. Lepas hubungan konektor S14 switch.

b. Lepaskan konektor E6 ECM.

c. harness.
Ukur tahanan pada konektor sisi wire

Tahanan standar:
Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi
S14-1 - E6-15 (STP) Di bawah 1 Ω
S14-4 - E6-14 (ST1-) Di bawah 1 Ω
S14-1 atau E6-15 10 kΩ atau lebih
(STP) - Masa bodi tinggi
S14-4 atau E6-14 10 kΩ atau lebih
(ST1) - Masa bodi tinggi
100
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

DTC P2008/58 Srkuit Kontrol Intake Manifold Runner / Open


(Bank 1)

PENJELASAN
Swirl control valve dipasangkan pada intake manifold. Vacuum Switching Valve (VSV)

untuk swirl control valve untuk mengubah vakum untuk mengaktifkan aktuator.
ECM menetukan sudut buka dari swirl control valve, dan menggunakan swirl control
valve VSV untuk mengubah vakum yang diberikan
di berikan ke diaphragma aktuator untuk
membuka dan menutup swirl control valve.

No. DTC Kondisi Pendeteksian DTC Area Gangguan

Ketika volume udara intake aktual yang  VSV untuk swirl control valve
dideteksi oleh MAF meter secara kontinu  Open atau short dalam VSV
ternyata lebih kecil dari estimasi volume untuk sirkuit swirl control
valve
dari boost pressure dan sensor
P2008/58  Intake manifold (swirl control
temperatur udara intake, ECM valve)
menetukan bahwa swirl control valve 

macet posisi tertutup. 


EGR
MAF valve
meterassembly
(1 trip detection logic)  ECM

WIRING DIAGRAM

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:

Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
d ata
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze
frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau

berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, dan data lain sewaktu
terjadi malfungsi.
101
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

PERHATIAN: Jika ECM diganti, ECM baru perlu


perl u diinisialisasi

1.PERIKSA OUTPUT DTC LAINNYA (SEBAGAI TAMBAHAN UNTUK P2008/58)

a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.


b. Putar switch pengapian ke ON dan hidupkan
hi dupkan intelligent tester.
c. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.
d. Baca DTC.
Hasil:

Display (Output DTC) Lanjutkan ke

P2008/58 A

P2008/58 dan data DTC lain B

2.PERIKSA HUBUNGAN SELANG VAKUM

a. Periksa hubungan selang vakum dari sistem swirl control valve.

3.PERIKSA VACUUM SWITCHING VALVE UNTUK SWIRL CONTROL VALVE (CARA


( CARA
KERJA)

4.PERIKSA VACUUM SWITCHING VALVE UNTUK SWIRL CONTROL VALVE


(TAHANAN)

a. Lepas hubungan konektor S9 VSV.

b. Ukurlah tahanan VSV.

Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi Kondisi Spesifikasi
Tester
20°C
1-2 37 sampai 44 Ω
(68°F)
102
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

5.PERIKSA WIRE HARNESS (VACUUM SWITCHING VALVE UNTUK


U NTUK SWIRL CONTROL VALVE
- ECM)

a. Lepa hubungan konektor S9 VSV.

b. Lepas hubungan konektor ECM E8.

c. Ukur tahanan pada konektor sisi wire


harness.

Tahanan standar:
Kondisi
Hubungan Tester
Spesifikasi
S9-1 - E8-15 (SCV) Di bawah 1 Ω
S9-1 atau E8-15 (SCV) - 10 kΩ atau
Masa bodi lebih tinggi

6.PERIKSA WIRE HARNESS (RELAY INTEGRASI (MAIN RELAY) - VACUUM


SWITCHING VALVE UNTUK SWIRL CONTROL VALVE)

a. Lepas relay integrasi dari junction block ruang mesin

b. Lepas hubungan konektor 1J relay integrasi.

c. Lepa hubungan konektor S9 VSV.

d. Ukur tahanan pada konektor sisi wire harness.

Tahanan standar:

Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi

1J-5 - S9-2 Di bawah 1 Ω

1J-5 atau S9-2 - Masa 10 kΩ atau l ebih


bodi tinggi
103
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

7.PERIKSA INTAKE MANIFOLD (KERJA SWIRL CONTROL VALVE)

8.PERIKSA EGR VALVE ASSEMBLY

9.PERIKSA SENSOR TEMPERATUR UDARA MASUK

a. Lepas MAF meter .

b. Ukur tahanan dari sensor IAT.

Tahanan standar:
Hubungan Kondisi
Kondisi
Tester Spesifikasi

4-5 -20°C (-4°F) 13.6 sampai


18.4 kΩ
2.21 sampai
4-5 20°C (68°F)
2.69 kΩ
60°C 0.49 sampai
4-5
(140°F) 0.67 kΩ

10.PERIKSA OUTPUT DTC LAINNYA (SEBAGAI TAMBAHAN UNTUK P2008/58)


a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
b. Putar switch pengapian ke ON dan hidupkan intelligent tester.
c. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.
d. Baca DTC.
Hasil:
Display (Output DTC) Lanjutkan ke
P2008/58 A
Tidak terdapat DTC B
104
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

DTC P0627/78 Sirkuit Pompa Bahan Bakar / Open

PENJELASAN
PETUNJUK:

Untuk informasi lebih lengkap mengenai supply pump (suction control valve) dan
sistem common rail, lihat kembali ke penjelasan sistem.

No. DTC Kondisi Pendeteksian DTC Area Gangguan

 Open atau short dalam sirkuit


Open atau short dalam sirkuit suction
suction control valve
P0627/78 control valve selama 0.5 detik
 Suction control valve
(1 trip detection logic)  ECM

PETUNJUK:

Ketika DTC P0627/78 di-set, periksa tekanan bahan bakar internal dari common
rail dengan masuk ke menu berikut pada intelligent tester: Powertrain / Engine /
Data List / Fuel Press.

Referensi:

Putaran Mesin Fuel Pressure

Idling Sekitar 30 sampai 40 MPa

3,000 rpm (Mesin tanpa beban) Sekitar 50 sampai 70 MPa

WIRING DIAGRAM
105
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:

Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze
frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau
berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, dan data lain sewaktu
terjadi malfungsi.

PERHATIAN:

 Jika supply pump diganti, supply pump baru perlu diinisialisasi.


 Jika ECM diganti, ECM perlu diinisialisasi.

1.PERIKSA SUPPLY PUMP ASSEMBLY (SUCTION CONTROL VALVE)

a. Lepas hubungan konektor S8 suction


control valve.

b. Ukur tahanan suction control valve.

Tahanan standar:
1.9 sampai 2.3 Ω pada 20°C
(68°F)

2.PERIKSA WIRE HARNESS (SUCTION CONTROL VALVE - ECM)

a. Lepas hubungan konektor valve S8.

b. Lepas hubungan konektor ECM E8.

c. Ukur tahanan pada konektor sisi wire


harness.

Tahanan standar:

Kondisi
Hubungan Tester
Spesifikasi
S8-1 (PCV+) - E8-2 (PCV+) Di bawah 1 Ω
S8-2 (PCV-) - E8-1 (PCV-) Di bawah 1 Ω
S8-1 (PCV+) - E8-2 (PCV+) 10 kΩ atau lebih
- Masa bodi tinggi
S8-2 (PCV-) - E8-1 (PCV-) - 10 kΩ atau lebih
Masa bodi tinggi
106
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

3.PERIKSA ECM (PCV SIGNAL)

a. Selagi mesin diputar atau idling, periksa


bentuk gelombang dari konektor ECM
menggunakan oscilloscope.

Voltase standar:
Hubungan
Kondisi Spesifikasi
Tester
Betulkan bentuk
E8-2 (PCV+) -
gelombang seperti
E8-1 (PCV-)
ditunjukkan
Pengaturan Tool Kondisi
10 V/DIV., 5 mili Idling atau cranking
detik/DIV. dengan mesin panas

PETUNJUK:
Variasi bentuk gelombang tergantung pada pengoperasian suction control valve.
107
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

DTC P0088/78 Fuel Rail/System Pressure - Terlalu Tinggi


DTC P1229/78 Sistem Pompa Bahan Bakar
PENJELASAN
PETUNJUK:

 Untuk informasi lebih lengkap mengenai supply pump (suction control


valve) dan sistem common rail, lihat kembali ke penjelasan sistem
 Jika P0088/78 dan/atau P1229/78 ditampilkan, lihat ke Tabel "Diagnostic
Trouble Code (DTC) untuk Sistem Common Rail"

Lihat ke penjelasan sistem

No. DTC Kondisi Pendeteksian DTC Area Gangguan

 Supply pump (suction


Tekanan bahan bakar internal dari common control valve)
rail terlalu tinggi:  Pressure limiter
P0088/78 Tekanan bahan bakat melebihi 200 kPa  Short dalam sirkuit
(2,039 kgf/cm2, 29,007 psi)) supply pump (suction
(1 trip detection logic) control valve)
 ECM

Over-feed bahan bakar:  Short dalam sirkuit


supply pump (suction
Tekanan bahan bakar internal terus melebihi
control valve)
P1229/78 tekanan target meskipun ECM menutup  Supply pump (suction
suction control valve control valve)
(1 trip detection logic)  ECM

PETUNJUK:

Ketika DTC P0088/78 dan/atau P1229/78 telah di-set,


di -set, periksa tekanan bahan
bakar internal dari common rail dengan masuk ke menu berikut pada intelligent
tester: Powertrain / Engine / Data List / Fuel Press.

Referensi:

Putaran Mesin Fuel Pressure

Idling Sekitar 30 sampai 40 MPa

3,000 rpm (Mesin tanpa beban) Sekitar 50 sampai 70 MPa


108
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

PENJELASAN MONITOR
P0088/78 (Tekanan bahan bakar internal terlalu tinggi):

1. ECM mengest DTC ini bila tekanan bahan bakar di dalam common rail melebihi
200 kPa (2,039 kgf/cm2, 29,007 psi). DTC ini ditampilkan bahwa: 1) suction
control valve mungkin macet posisi terbuka, 2) mungkin terdapat open atau
short dalam sirkuit suction control valve.
Jika DTC ini di-set, ECM akan masuk ke fail-safe mode dan membatasi power
mesin. Fail-safe mode berlanjut hingga switch pengapian diputar ke OFF.

P1229/78 (Over-feed bahan bakar):

1. ECM mengeset DTC ini bila tekanan aktual bahan bakar dalam common rail tetap
lebih tinggi dari tekanan taget, meskipun ECM menutup suction control valve.
DTC ini menunjukkan bahwa suction control valve mungkin macet posisi terbuka,
atau mungkin terdapat open atau short dalam sirkuit suction control valve.

Dalam kondisi seperti ini, pressure discharge valve bekerja secara berulang-
berulang -
ulang.
Jika DTC ini di-set, ECM akan masuk ke fail-safe mode dan membatasi power
mesin. Fail-safe mode berlanjut hingga switch pengapian diputar ke OFF.

KONDISI UMUM YANG MUNGKIN TERJADI

P0088/78:

Spesifikasi

Monitor tidak akan bekerja bila sirkuit sensor tekanan


te kanan bahan bakar atau suction
control valve mengalami malfungsi

P1229/78:

Item Spesifikasi

Variasi tekanan bahan bakar target Kecil

Monitor tidak akan bekerja bila sirkuit sensor tekanan


te kanan bahan bakar atau suction
control valve mengalami malfungsi
109
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

BATAS MINIMAL MALFUNGSI KHUSUS

P0088/78:

Kriteria pendeteksian Batas minimal

Sensor tekanan bahan bakar 200 MPa (2,039 kgf/cm2, 29,007 psi) atau lebih

P1229/78:

Kriteria pendeteksian Batas minimal

Tekanan bahan bakar internal dari common rail saat Tetap lebih tinggi dari tekanan
suction control valve tertutup bahan bakar target

WIRING DIAGRAM

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:

Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
d ata
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze
frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau
berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, dan data lain sewaktu
terjadi malfungsi.

PERHATIAN:

Jika ECM diganti, ECM baru perlu diinisialisasi


110
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

1.PERIKSA OUTPUT DTC LAIN (SEBAGAI TAMBAHAN UNTUK DTC P0088/78 AND/OR P1229/78)
a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

b. Putar switch pengapian ke ON dan hidupkan


hi dupkan intelligent tester.

c. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.

d. Baca DTC.

Hasil:
Display (Output DTC) Lanjutkan ke
P0088/78, atau P0088/78 dan P1229/78 A
P1229/78 B
P0190/49, P0192/49 dan/atau P0193/49 C

2.GANTI COMMON RAIL ASSEMBLY (PEMBATAS TEKANAN)

PETUNJUK:
Setelah menghapus DTC, kemudikan kendaraan pada kecepatan 50 km/h (31
mph) atau lebih selama 5 menit, dan pastikan bahwa P0088/78 dan/atau
P1229/78 tidak muncul lagi.

3.PERIKSA SUPPLY PUMP ASSEMBLY (SUCTION CONTROL VALVE)

a. Lepas hubungan konektor valve S8.


b. Ukur tahanan suction control valve.

Tahanan standar:
1.9 sampai 2.3 Ω pada 20°C (68°F)
111
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

4.PERIKSA APAKAH OUTPUT DTC BERULANG LAGI (DTC P1229/78)


a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
b. Putar switch pengapian ke ON dan hidupkan
hi dupkan intelligent tester.
c. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine / DTC / Clear.
d. Hapus DTC.

e. Lepas hubungan konektor suction control valve dan kemudian hidupkan mesin.
Tunggu selama 1 menit.
PETUNJUK:
Bila mesin tidak mau hidup, suction control valve adalah normal Periksa ECM (lihat
prosedur "PERIKSA ECM (PCV SIGNAL)" di bawah).
f. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.
g. Baca DTC.
Hasil:
Display (Output DTC) Lanjutkan ke
Tidak terdapat output A
P1229/78 B

CONTROL
5.PERIKSA WIRE HARNESS (SUCTION CONTROL VALVE - ECM)

a. Lepas hubungan konektor valve S8.

b. Lepas hubungan konektor ECM E8.

c. Ukur tahanan pada konektor sisi wire


harness.

Tahanan standar:
Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi
S8-1 (PCV+) - E8-2
Di bawah 1 Ω
(PCV+)
S8-2 (PCV-) - E8-1
Di bawah 1 Ω
(PCV-)
S8-1 (PCV+) atau E8-2 10 kΩ atau lebih
(PCV+) - Masa bodi tinggi
S8-2 (PCV-) atau E8-1 10 kΩ atau lebih
(PCV-) - Masa bodi tinggi
112
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

6.PERIKSA ECM (PCV SIGNAL)

a. Selagi mesin diputar atau idling, periksa


bentuk gelombang dari konektor ECM
menggunakan oscilloscope.

OK:
Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi
Betulkan bentuk
E8-2 (PCV+) - E8-
gelombang seperti
1 (PCV-)
ditunjukkan
Pengaturan Tool Kondisi
10 V/DIV., 5 mili Idling atau cranking
detik/DIV. dengan mesin panas

PETUNJUK:

 Variasi bentuk gelombang tergantung pada pengoperasian suction control valve.


 Setelah menghapus DTC, kemudikan kendaraan pada kecepatan 50 km/h (31 mph)
selama 5 menit, dan pastikan bahwa P0088/78 dan/atau P1229/78 tidak muncul
lagi.
113
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

DTC P0093/78 Terdeteksi Kebocoran Sistem Bahan Bakar -


Kebocoran Besar

PENJELASAN
PETUNJUK:


Jika DTC P1229/78 di-set, P0093/78 (bahan bakar bocor dalam area
tekanan tinggi) mungkin di-set secara simultan. Hal ini mungkin
disebabkan oleh tekanan internal bahan bakar internal yang terlalu tinggi
dalm common rail yang disebabkan oleh pembatas tekanan membuka. ECM
menginterpretasikan
menginterpret asikan kondisi ini sebagai kegagalan dan men-setting
P0093/78.
 Untuk informasi lebih lengkap mengenai sistem common rail, lihat kembali
ke penjelasan sistem
 Jika P0093/78 ditampilkan, lihat ke Tabel "Diagnostic Trouble Code (DTC)
untuk Sistem Common Rail"

Kondisi Pendeteksian
No. DTC Area Gangguan
DTC

 Saluran bahan bakar antara supply pump dan


common rail
 Saluran bahan bakar antara common rail dan
setiap injektor
Bahan bakar bocor  Pompa supply
 Common rail
dalam area tekanan
P0093/78  Injector
tinggi  Pressure limiter
(1 trip detection logic)  Open atau short dalam sirkuit EDU (P0200/97
di-set secara simultan)
 Open atau short dalam sirkuit injektor
 EDU (P0200/97 set secara serempak)
 ECM

PETUNJUK:
Ketika DTC P0093/78 di-set, periksa tekanan bahan bakar internal dari common
rail dengan masuk ke menu berikut pada intelligent tester: Powertrain / Engine /
Data List / Fuel Press.

Referensi:

Putaran Mesin Fuel Pressure

Idling Sekitar 30 sampai 40 MPa

3,000 rpm (Mesin tanpa beban) Sekitar 50 sampai 70 MPa


114
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

PENJELASAN MONITOR
P0093/78 (Bahan bakar bocor dalam area tekanan
tinggi):

1. DTC ini menunjukkan kebocoran bahan yang masih terjadi dalam area tekanan
tinggi dalam sistem common-rail ECM memonitor secara konstan tekanan bahan
bakar internal dari common rail setelah mesin dihidupkan.
di hidupkan. ECM mengeset DTC ini
jika tekanan bahan bakar
bakar internal menurun besar saat
saat bahan bakar diinjeksikan.
Dalam sistem common rail, bahan bakar bertekanan tinggi yang disuplai ke area
tekanan tinggi termasuk ke supply pump, common rail, injektor dan pipa. ECM
mengatur sudut buka suction control valve untuk mendapatkan tekanan bahan
bakar target.
Jika DTC ini di-set, ECM akan masuk ke fail-safe mode. Fail-safe mode menunda
kerja injeksi bahan bakar maupun supply pump, dan kemudian menghentikan
mesin. Sebelum menghentikan mesin, ECM mengijinkan kendaraan untuk
dikendarai selama 1 menit. Fail-safe mode berlanjut hingga
hingg a switch pengapian
diputar ke OFF.

KONDISI UMUM YANG MUNGKIN TERJADI

Spesifikasi Spesifikasi
Item
Minimum Maksimum

Putaran mesin 600 rpm -

Monitor tidak akan bekerja bila sirkuit sensor tekanan bahan bakar atau suction control
valve mengalami malfungsi

BATAS MINIMAL MALFUNGSI KHUSUS

Batas minimal

Penurunan tekanan bahan bakar internal yang besar saat injeksi bahan bakar

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:

Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
d ata
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze
frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan
berjal an atau

berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, dan data lain sewaktu
terjadi malfungsi.
115
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

Bila menggunakan intelligent tester:


1.PERIKSA OUTPUT DTC LAINNYA (SEBAGAI TAMBAHAN KE P0093/78)

a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

b. Putar switch pengapian ke ON dan hidupkan


hi dupkan intelligent tester.
c. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.

d. Baca DTC.

Hasil:

Display (Output DTC) Lanjutkan ke

P0093/78 A

P0093/78 dan P0200/97 B

2.PERIKSA KEBOCORAN BAHAN BAKAR (DALAM PART DAN AREA BAHAN BAKAR
BERTEKANAN TINGGI)

a. Periksa secara visual supply pump, setiap injektor dan saluran bahan bakar yang
terdapat antara supply pump dan common rail dari kebocoran bahan bakar atau
kebocoran tekaan bahan bakar. Juga, lakukan pemeriksaan yang sama pada saluran
bahan bakar antara common rail dan setiap injektor

PETUNJUK:

Terdapat kemungkinan bahwa telah terjadi kebocoran bahan bakar di dalam


komponen (supply pump, dll).

OK:

Tidak bocor.
116
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

3.BACA NILAI PADA INTELLIGENT TESTER (KOMPENSASI VOLUME INJEKSI


UNTUK SETIAP SILINDER)
a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
b. Start mesin dan hidupkan intelligent tester.
c. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine / Data List / Injection Feedback Val
#1, #2, #3 and #4.
d. Baca nilai.
OK:
Kompensasi volume injeksi antara -4.9 mm 3 dan 4.9 mm3.
PETUNJUK:

 Jika injektor malfungsi, kompensasi volume injeksI tetap antara -5.0


mm3 dan 5.0 mm3.
 Kompensasi volume injeksi biasanya antara -3.0 mm 3 dan 3.0 mm3.

4.LAKUKAN ACTIVE TEST DENGAN INTELLIGENT TESTER


TES TER (TEST KEBOCORAN
BAHAN BAKAR)
a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
b. Start mesin dan hidupkan intelligent tester.
c. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine / Active Test / Test the Fuel Leak.
d. Periksa kebocoran bahan bakar dalam area tekanan tinggi.
PETUNJUK:

 Setelah menghapus DTC, biarkan mesin idle selama 1 menit dan kemudian
jalankan pada 2,500 rpm selama 30 detik.
 Pada saat yang sama, periksa tekanan bahan bakar di dalam common rail
dengan memilih menu Powertrain / Engine / Data List / Fuel Press
P ress pada


intelligent tester:
Tekanan bahan bakar internal dari common rail harus stabil dalam setiap
kondisi pengendaraan.

Referensi:
Putaran Mesin Fuel Pressure
Sekitar 30
Idling
sampai 40 MPa
3,000 rpm (Mesin Sekitar 50
tanpa beban) sampai 70 MPa
117
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

Bila tidak menggunakan intelligent tester:


1.PERIKSA OUTPUT DTC

a. Putar switch pengapian ke ON.

b. Baca DTC.
Hasil:

Display (Output DTC) Lanjutkan ke

P0093/78 A

P0093/78 dan P0200/97 B

2.PERIKSA KEBOCORAN BAHAN BAKAR

a. Periksa secara visual supply pump, setiap injektor dan saluran bahan bakar yang
terdapat antara supply pump dan common rail dari kebocoran bahan bakar atau
kebocoran tekaan bahan bakar. Juga, lakukan pemeriksaan yang sama pada saluran
bahan bakar antara common rail dan setiap injektor (lihat halaman Klik di sini
sini)).

OK:

Tidak bocor.

PETUNJUK:

Terdapat kemungkinan bahwa telah terjadi kebocoran bahan bakar di dalam


komponen (supply pump, dll).
118
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

DTC P0606 ECM / PCM Processor


DTC P0607/89 Control Module Performanc
Performance
e
DTC P1611/17 Run Pulse Malfungsi
PENJELASAN

No. DTC Kondisi Pendeteksian DTC Area Gangguan

P0606
Kerusakan (Error) dalam ECM
P0607/89 ECM
(1 trip detection logic)
P1611/17

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:

Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
d ata
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze
frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau
berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, dan data lain sewaktu
terjadi malfungsi.

PERHATIAN:

Jika ECM diganti, ECM baru perlu diinisialisasi .

1.PERIKSA OUTPUT DTC LAIN (SEBAGAI TAMBAHAN UNTUK DTC


DT C P0606 ATAU
P0607/89 ATAU P1611/17)

Hasil:

Display (output DTC) Lanjutkan ke

P0606 atau P0607/89 atau P1611/17 A

P0606 atau P0607/89 atau P1611/17 dan DTC lainnya B


119
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

DTC P1601/89 Kode Kompensasi Injektor

PERHATIAN:

 Bila injektor diganti, kode kompensasi injektor ini


i ni harus di-input ke ke dalam ECM.
Bila ECM diganti, semua kode kompensasi injektor yang ada harus di-input ke dalam
ECM yang baru.
 Kode kompensasi injektor adalah unik, 30 digit, nilai alphanumerik tercetak pada
bagian kepala setiap injektor. Bila kode kompensdasi injektor yang di -input ke
dalam ECM tidak benar, mesin menjadi bergetar atau idle mesin menjadi kasar.
Selain itu, mungkin terjadi kegagalan mesin dan umur mesin menjadi lebih pendek.

Ketika mengganti ECM dengan yang baru, lakukan prosedur berikut ini.

a. Sebelum mengganti ECM, gunakan intelligent tester untuk membaca dan


d an menyimpan
kode kompensasi injektor dari ECM aslinya
b. Setelah memasang ECM baru, input kode kompensasi yang disimpan
di simpan tersebut ke
dalam ECM baru menggunakan tester
c. Putar switch pengapian ke OFF dan kemudian matikan intelligent tester.
d. Biarkan selama minimal 30 deti)
e. Putar switch pengapian ON dan kemudian hidupkan tester.
f. Hapus DTC P1601/89 yang tersimpan dalam ECM menggunakan tester

PETUNJUK:

 Setiap injektor memiliki karakteristik injeksi bahan bakar yang berbeda. Guna
mengoptimalkan injeksi bahan bakar, ECM menggunakan kode kompensasi ini
untuk menyeimbangkan perbedaan injeksi bahan bakar setiap injektor.
 Ketika Anda pertama kali memutar switch pengapianke ON setelah penggantian
ECM atau injektor, maka akan di-set DTC P1601/89. Hal ini untuk memberitahu
Anda bahwa kode kompensasi harus diregisterasi. Hapus seluruh DTC di atas
secara manual dari registrasi kode kompensasi tersebut.

PENJELASAN
No. DTC Kondisi Pendeteksian DTC Area Gangguan

Salah satu kondisi di bawah ditemui:

 Kode kompensasi
 Kode kompensasi injektor tidak teregisterasi (1 injektor
P1601/89
trip detection logic)  ECM
 Kode kompensasi injektor salah yang
teregisterasi (1 trip detection logic)
120
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:

Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
d ata
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze
frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau
berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, dan data lain sewaktu
terjadi malfungsi.

PERHATIAN:

Jika ECM diganti, ECM baru perlu diinisialisasi

1.PERIKSA KODE KOMPENSASI INJEKTOR

OK:

Kode kompensasi disimpan dalam ECM sesuai dengan kode kompensasi


injektor yang terpasang.
121
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

DTC P0200/97 Sirkuit Injektor/Ope


Injektor/Open
n

PENJELASAN
PETUNJUK:

 Untuk informasi lebih lengkap mengenaiEDU, lihat kembali ke penjelasan


sistem.
 Jika P0200/97 ditampilkan, lihat ke Tabel "Diagnostic Trouble Code (DTC)
untuk Sistem Common Rail".

EDU menggerakkan injektor pada kecepatan tinggi. EDU menyalurkan pengendaraan


kecepatan tinggi dalam kondisi bahan bakar bertekanan tinggi
ti nggi menggunakan konverter
DC/DC yang menyediakan voltase tinggi dan sistem quick-charging.
Setelah EDU menerima sinyal injection command (IJT) dari ECM, EDU merespon untuk
memerintahkan bersama sinyal konfirmasi penyemprotan injekstor (injector injection
confirmation) (IJF)) ketika arus listrik diberikan ke injektor.

No. DTC Kondisi Pendeteksian DTC Area Gangguan

Open atau short dalam sirkuit EDU atau injektor  Open atau short
Setelah mesin dihidupkan, tidak terdapat IJF dari dalam sirkuit EDU
P0200/97 EDU ke ECM, meskipun ECM mengirim sinyal IJT  Injektor
ke EDU  EDU
 ECM
(1 trip detection logic)
122
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

PENJELASAN MONITOR
P0200/97 (Open atau short dalam sirkuit EDU atau
injektor):

1. ECM secara terus menerus memonitor sinyal injection command (IJT) maupun sinyal

injection confirmation (IJF). DTC ini akan di-set jika ECM menilai bahwa jumlah
sinyal IJT dan sinyal IJF tidak konsisten.

Injektor hubung ke masa melalui Field Effect Transistor (FET) dan a serial resistor.
Tahanan ini menghasilkan penurunan voltase,yang dimonitor oleh EDU (injector drive
circuit), yang berhubungan dengan arus yang dialirkan
d ialirkan ke injektor. Ketika arus injektor
terlalu tinggi, penurunan voltase yang melalui tahanan melebihi level spesifikasi dan
tidak terdapat sinyal IJF untuk silinder yang dikirim ke ECM.
P0200/97 lihat kembali ke malfungsi dalam sirkuit EDU atau injektor.
Jika DTC ini di-set, ECM akan masuk ke fail-safe
fail -safe mode dan membatasi power mesin.
Fail-safe mode berlanjut hingga switch pengapian diputar ke OFF.

STRATEGI MONITOR
Sensor yang dibutuhkan Sinyal IJF dari EDU

Frekwensi kerja Kontinu

Durasi 10 detik

Cara kerja MIL 1 siklus putaran


123
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

KONDISI UMUM YANG MUNGKIN TERJADI


Spesifikasi Spesifikasi
Item Minimum Maksimum

Putaran mesin 500 rpm -

Voltase baterai 11 V -

Switch pengapian ON ON

BATAS MINIMAL MALFUNGSI KHUSUS


Batas minimal

Perhitungan kesalahan injeksi* untuk semua silinder, atau untuk salah satu silinder
secara individual, mencapai jumlah yang ditentukan (mecapai 1 detik mulai mesin
dihidupkan)
*: Penambahan ketika tak terdapat sinyal IJF diiterima dari EDU meskipun ECM
mengirim sinyal IJT

WIRING DIAGRAM

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:

Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
d ata
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze
frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau
berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, dan data lain sewaktu
terjadi malfungsi.
124
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

1.PERIKSA INJEKTOR ASSEMBLY

a. Lepas hubungan konektor injektor bahan bakar


F5, F6, F7 dan F8.
b. Ukur tahanan injektor.
Tahanan standar:

Hubungan
Kondisi Spesifikasi
Tester

0.85 sampai 1.05 Ω pada 20°C


1-2
(68°F)

2.PERIKSA WIRE HARNESS (INJEKTOR - EDU)

a. Periksa wire harness antara injektor dan EDU (terminal INJ)


i. Lepas hubungan konektor F5, F6, F7 dan F8.
ii. Lepaskan hubungan konektor EDU I1.
iii. Ukur tahanan pada konektor sisi wire harness.

Tahanan standar:
Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi
F5-2 - I1-4 (INJ1) Di bawah 1 Ω
F6-2 - I1-2 (INJ2) Di bawah 1 Ω
F7-2 - I1-1 (INJ3) Di bawah 1 Ω
F8-2 - I1-3 (INJ4) Di bawah 1 Ω

F5-1 - I1-5 (COM1) Di bawah 1 Ω


F6-1 - I1-6 (COM2) Di bawah 1 Ω
F7-1 - I1-6 (COM2) Di bawah 1 Ω
F8-1 - I1-5 (COM1) Di bawah 1 Ω
F5-2 atau I1-4 (INJ1) - Masa bodi 10 kΩ atau lebih tinggi
F6-2 atau I1-2 (INJ2) - Masa bodi 10 kΩ atau lebih tinggi
F7-2 atau I1-1 (INJ3) - Masa bodi 10 kΩ atau lebih tinggi
F8-2 atau I1-3 (INJ4) - Masa bodi 10 kΩ atau lebih tinggi
F5-1 atau I1-5 (COM1) - Masa bodi 10 kΩ atau lebih tinggi
F6-1 atau I1-6 (COM2) - Masa bodi 10 kΩ atau lebih tinggi
F7-1 atau I1-6 (COM2) - Masa bodi 10 kΩ atau lebih tinggi
F8-1 atau I1-5 (COM1) - Masa bodi 10 kΩ atau lebih tinggi
125
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

3.PERIKSA WIRE HARNESS (EDU - ECM)

a. Lepas hubungan konektor EDU I2.


b. Lepas hubungan konektor ECM E8.
c. Ukur tahanan pada konektor sisi wire harness.
Tahanan standar:
Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi
I2-6 (#10) - E8-24 (#1) Di bawah 1 Ω
I2-3 (#20) - E8-23 (#2) Di bawah 1 Ω
I2-2 (#30) - E8-22 (#3) Di bawah 1 Ω
I2-5 (#40) - E8-21 (#4) Di bawah 1 Ω
I2-7 (INJF) - E8-25
Di bawah 1 Ω
(INJF)
I2-6 (#10) atau E8-24
10 kΩ atau lebih tinggi
(#1) - Masa bodi
I2-3 (#20) atau E8-23
10 kΩ atau lebih tinggi
(#2) - Masa bodi
I2-2 (#30) atau E8-22
10 kΩ atau lebih tinggi
(#3) - Masa bodi

I2-5 (#40) atau E8-21 10 kΩ atau lebih tinggi


(#4) - Masa bodi
I2-7 (INJF) atau E8-25
10 kΩ atau lebih tinggi
(INJF) - Masa bodi

4.PERIKSA INJECTOR DRIVER (VOLTASE BATERAI)

a. Lepas hubungan konektor I1 dan I2 EDU

b. Putar switch pengapian ke ON.

c. Ukur voltase wire harness dari sisi konektor.

Voltase standar:
Hubungan Tester Kondisi Spesifikasi
I1-8 (+B) - I2-1 (GND) 9 sampai
sampai 14 V
126
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

5.PERIKSA ECM (VOLTASE INJEKTOR)

a. Selagi mesin idling, periksa bentuk


gelombang dari konektor ECM menggunakan
oscilloscope.

Voltase standar:
Hubungan
Kondisi Spesifikasi
Tester
E8-24 (#1) - Betulkan bentuk gelombang
E7-7 (E1) seperti ditunjukkan
E8-23 (#2) - Betulkan bentuk gelombang
E7-7 (E1) seperti ditunjukkan
E8-22 (#3) - Betulkan bentuk gelombang
E7-7 (E1) seperti ditunjukkan
E8-21 (#4) - Betulkan bentuk gelombang
E7-7 (E1) seperti ditunjukkan
E8-25 (INJF) Betulkan bentuk gelombang
- E7-7 (E1) seperti ditunjukkan

Pengaturan Tool Kondisi


(a) 5 V/DIV., 20
msec./DIV. Idling dengan
(b) 2 V/DIV., 20 mesin panas
msec./DIV.

PETUNJUK:
Variasi bentuk gelombang tergantung pada penyemprotan injektor.

6.GANTI INJECTOR DRIVER


127
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

SISTEM ECD > INISIALISASI ECM

PETUNJUK:

Setelah mengganti supply pump dan/atau ECM:

 Jika mesin tak sempurna atau mendadak mati setelah dihidupkan, learned l earned value
dari ECM harus diinisialisasi.
di inisialisasi. Mesin dapat diinisialisasi melalui intelligent tester
atau dengan melakukan short circuit terminal DLC3.
 Jika mesin hidup dengan normal, tidak perlu melakukan inisialiasi. Lakukan
langkah prosedur "mesin idle" di bawah hanya bila menggunakan intelegent
tester.

Bila menggunakan intelligent tester

a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.


b. Putar switch pengapian ke ON.

PERHATIAN:

Jangan hidupkan mesin.

c. Hidupkan intelligent tester.


d. Masuk ke menu berikut ini: Powertrain / Engine / Utility / Supply Pump
Initialization.
e. Tekan Next .

128
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

f. Tekan "Next"

g. Tekan "Exit".
h. Hidupkan mesin untuk memeriksa apakah inisialisasi telah selesai. Jika mesin tidak
dapat dihidupkan, ulangi prosedur inisialisasi mulai dari awal.
i. Mesin Idle.

PERHATIAN:

 Jangan mengakselerasi mesin secara mendadak setelah menghidupkan mesin.


 Setelah mesin idle, akselerasi mesin seperlunya saja.

Biarkan mesin idle selama 1 menit dengan kondisi berikut:

 Temperatur cairan pendingin mesin adalah 60°C (140°F) atau lebih.


 Temperatur bahan bakar 20°C (68°F) atau lebih.

PETUNJUK:

 Temperatur air dapar diperkirakan dengan menyentuh selang outlet.


 Temperatur bahan bakar dapat diperkirakan dengan menggunakan
temperatur sekitar sebagai penggantin
penggantinya.
ya.
 Jika temperatur air dan bahan bakar sulit diperkirakan, gunakan
Intelligent tester dan masuk ke menu berikut: Powertrain / Engine / Data
List / Coolant Temp.
j. Insialisasi telah selesai
129
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

Bila tidak menggunakan intelligent tester

a. Gunakan SST, hubungkan terminal TC dan CG dari DLC3.

b. Putar switch pengapian ke ON.


c. Tunggu 3 menit.
d. Putar switch pengapian ke OFF.
e. Lepas hubungan dari terminal TC dan CG.
f. Hidupkan mesin.
Jika mesin tidak dapat dihidupkan, ulangi prosedur inisialisasi
ini sialisasi mulai dari awal.
g. Mesin Idle.

PERHATIAN:

 Jangan mengakselerasi mesin secara mendadak setelah


menghidupkan mesin.
 Setelah mesin idle, akselerasi mesin seperlunya saja.

iii. Biarkan mesin idle selama 1 menit dengan kondisi


kondi si berikut:
 Temperatur cairan pendingin mesin adalah 60°C (140°F) atau lebih.

Temperatur bahan bakar 20°C (68°F) atau lebih.


PETUNJUK:

Temperatur air dapar diperkirakan dengan menyentuh selang


outlet.
Temperatur bahan bakar dapat diperkirakan dengan
menggunakan temperatur sekitar sebagai penggantinya.
h. Insialisasi telah selesai
130
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

SISTEM ECD > PENJELASAN SISTEM

SISTEM KONTROL MESIN


131
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

WIRING DIAGRAM ECM


132
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD


133
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

PENJELASAN SISTEM COMMON RAIL

SISTEM COMMON RAIL:

1. Sistem common rail menggunakan bahan bakar bertekanan tinggi agar bahan bakar
lebih ekonomis dan menyediakan power mesin
m esin yang mantab, disamping getaran dan
noise mesin yang mengagumkan.
Sistem ini menyimpan bahan bakar, yang telah dimampatkan
di mampatkan dan disuplai oleh
pompa suppy, dalam common rail. Melalui penyimpanan bahan bakar bertekanan
tinggi, sistem common rail dapat menyediakan bahan bakar pada tekanan injeksi

yang stabil, tidak dipengaruhi oleh putaran dan beban mesin.


ECM mengatur timing dan volume injeksi
i njeksi bahan bakar menggunakan EDU yang
menyediakan arus listrik ke solenoid valve dalam injektor. ECM juga
ju ga memonitor
tekanan bahan bakar internal dari common rail menggunakan sensor tekanan bahan
bakar. ECM memerintahkan pompa supply mensuplai bahan bakar yang dibutuhkan
di butuhkan
sesuai dengan target tekanan bahan bakar.
Sebagai tambahan, sistem ini memiliki 2-Way Valve (TWV) di dalam injektor untuk
membuka dan menutup saluran bahan bakar. Sebagai hasilnya, baik timing maupun
volume injeksi bahan bakar dapat diatur secara presisi oleh ECM.
Sistem common-rail menyediakan dua belah injeksi bahan bakar. Guna

melembutkan kejutan pembakaran, sistem ini memerankan "pilot-injection" sebagai


tambahan injeksi bahan bakar terlebih dahulu untuk menjaga injeksi
i njeksi bahan bakar.
Hal ini untuk membantu mengurangi getaran dan noise mesin.

134
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

KOMPONEN SISTEM COMMON RAIL:

Komponen Penjelasan

Common rail Menyimpan bahan bakar bertekanan tinggi yang dihasilkan pompa supply

Dioperasikan oleh crankshaft. Menyediakan bahan bakar bertekanan tinggi


Pompa supply
ke common-rail.

Injektor Menginjeksikan bahan bakar ke ruang bakar berdasarkan sinyal dari ECM

Sensor tekanan Memonitor tekanan bahan bakar internal dari common rail dan mengirim
bahan bakar sinyal ke ECM.

Membuka pressure limiter valve untuk mengurangi tekanan internal


Pressure limiter
common rail saat tekanan common rail melebihi level spesifikasi

Suction control Berdasarkan sinyal dari ECM, mengatur volume bahan bakar yang disuplai ke
valve common rail dan mengatur tekanan bahan bakar internal
135
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

TABEL DIAGNOSTIC TROUBLE CODE (DTC) UNTUK SISTEM


COMMON RAIL:

PETUNJUK:

Tabel ini menunjukkan kombinasi DTC secara khusus untuk setiap malfungsi yang
ditemukan.

Referensi
Area Gangguan Malfungsi
ke

Injektor Open atau short dalam sirkuit injektor A

Injektor Macet terbuka B

Injektor Macet tertutup C

Open atau short dalam sirkuit sensor


Sensor tekanan bahan
tekanan bahan bakar atau output sensor D
bakar
tekanan tetap

Pressure limiter Macet terbuka E


136
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

Pressure limiter Macet tertutup F

Open atau short dalam sirkuit suction


Suction control valve G
control valve

Suction control valve Macet terbuka H

Suction control valve Macet tertutup I

EDU Kesalahan EDU J

Sistem common-rail Bahan bakar bocor dalam area tekanan


K
(Sistem bahan bakar) tinggi

PENJELASAN DIAGNOSTIC TROUBLE CODE UNTUK SISTEM COMMON RAIL:

No. DTC Penjelasan

P0087/49 Output sensor tekanan bahan bakar


bakar tidak berubah

Tekanan bahan bakar internal terlalu tinggi (200 MPa [2,039 kgf/cm2,
P0088/78
29,007 psi] atau lebih)

P0093/78 Bahan bakar bocor dalam area tekanan tinggi

Open atau short dalam sirkuit sensor tekanan bahan bakar (Output rendah
P0190/49
atau tinggi)

P0192/49 Open atau short dalam sirkuit sensor tekanan bahan bakar (Output rendah)

P0193/49 Open atau short dalam sirkuit sensor tekanan bahan bakar (Output tinggi)

P0200/97 Open atau short dalam sirkuit EDU atau injektor

P0627/78 Open atau short dalam sirkuit suction control valve

P1229/78 Over-feed bahan bakar


137
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

PENJELASAN SISTEM KONTROL INJEKSI

ECM mengontrol sistem bahan bakar dengan menggunakan


meng gunakan injektor dan pompa supply.

ECM mengatur timing dan volume injeksi


i njeksi bahan bakar melalui pengontrolan durasi

maupun timing pemberian energi ke solenoid valve dalam injektor. ECM mengatur

tekanan injeksi bahan bakar dengan mengontrol suction control valve yang terdapat

dalam pompa supply.

Feed pump digunakan untuk memompa bahan bakar dari tangki bahan bakar ke pompa

supply.
138
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

PENJELASAN SISTEM KERJA POMPA SUPPLY

Putaran eksentrik cam menyebabkan ring cam mendorong plunger


plung er A ke atas seperti
gambar di bawah. Gaya pegas menarik plunger
pl unger B (ditempatkan berlawanan dengan
plunger A) ke atas. Hasilnya, plunger B menghisap masuk bahan bakar, dan plunger A
memompa bahan bakar ke luar pada saat yang sama.

PENJELASAN SISTEM KERJA SUCTION CONTROL VALVE

PETUNJUK:

ECM mengontrol pengoperasian suction control valve untuk mengatur volume


bahan bakar yang dipompakan oleh pompa supply
suppl y pump ke common rail. Kontrol
ini dilakukan untuk menyetel tekanan internal bahan bakar dari common rail ke
target tekanan injeksi.
139
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

a. Suction control valve terbuka sedikit:

i. Ketika pembukaan suction control valve kecil, saluran hisap bahan bakar
dipertahankan sempit. Kerena itu pengiriman volume bahan bakar
berkurang.
ii. Volume hisapan menjadi kecil yang disebabkan saluran yang menyempit
meskipun langkah plunger tetap penuh. Perbedaan antara volume
geometris dan volume hisapan menghasilkan vakum.

iii. Pemompaan akan dimulai ketika tekanan bahan bakar menjadi lebih tinggi
dari tekanan common-rail.

b. Suction control valve terbuka besar:

i. Ketika pembukaan suction control valve membesar, saluran hisap bahan


bakar dipertahankan lebar. Kerena itu pengiriman
pengi riman volume bahan bakar
bertambah.
ii. Jika langkah plunger penuh, volume hisapan menjadi besar karena
salurannya melebar.

iii. Pemompaan akan dimulai ketika tekanan bahan bakar menjadi lebih tinggi
dari tekanan common-rail.
140
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

SISTEM SFI > SISTEM DIAGNOSIS

PENJELASAN M-OBD

Pada saat troubleshooting kendaraan Multiplex On-Board Diagnostic (M-OBD),


kendaraan harus dihubungkan ke intelligent tester. Variasi output data dari Engine
Control Module (ECM) kendaraan dapat dibaca.
Malfunction Indicator Lamp (MIL) menyala saat onboard computer kendaraan
mendeteksi malfungsi dalam komputer itu sendiri atau dalam komponen sistem
penggerak. Sebagai tambahan, Diagnostic Trouble Code (DTC) yang dapat digunakan
direkam di dalam memori ECM
Jika malfungsi tidak berulang lagi, MIL akan tetap menyala hingga
hi ngga switch pengapian
diputar ke OFF, dan kemudian MIL padam saat switch pengapian diputar ke posisi ON.
Namun, DTC yang tersisa dicatat di dalam memori ECM.
Untuk memeriksa DTC, hubungkan intelligent tester ke Data Link
Li nk Connector 3 (DLC3)
pada kendaraan, atau hubungkan terminal TC dan CG pada DLC3 (DTC akan ditampilkan
dalam meter kombinasi).
141
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

NORMAL MODE DAN CHECK MODE

Sistem diagnosis bekerja di "normal mode" selagi kendaraan dipakai. Di normal mode, 2
pendeteksian perjalanan logis dipakai untuk memastikan pendeteksian malfungsi.
"Check mode" juga dapat gunakan oleh tekhnisi sebagai pilihan. Dalam normal mode "1
trip detection logic" dipakai untuk simulasi gejala malfungsi dan menambah kemampuan

sistem untuk mendeteksi malfungsi, termasuk malfungsi intermittent .

2 TRIP DETECTION LOGIC

Pada saat malfungsi pertama terdeteksi, malfungsi untuk sementara disimpan dalam
memori ECM (1st trip). Jika switch pengapian diputar ke OFF dan kemudian diputar k
kee
ON lagi, dan malfungsi yang sama terdeteksi lagi, MIL menyala (2nd trip).

FREEZE FRAME DATA

Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
d ata merekam
kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data
da ta dapat
membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin
telah dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan
data lain sewaktu terjadi malfungsi.

PERIKSA DLC3

ECM kendaraan menggunakan protokol komunikasi ISO 14230 (M-OBD). Susunan


terminal dari DLC3 mematuhi ISO 15031-03 dan memenuhi format ISO 14230.
Bila hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi, DLC3 mungkin ada malfungsi. Perbaiki atau

ganti harness dan konektor.


142
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

Simbol
Penjelasan Terminal Kondisi Kondisi Spesifikasi
(No.Terminal)

SIL (7) - SG (5) Bus "+" line Selama pemindahan Pembangkitan pulsa

CG (4) - Masa bodi Masa chassis Selalu Di bawah 1 Ω

SG (4) - Masa bodi Masa sinyal Selalu Di bawah 1 Ω

BATT (16) - Masa bodi Baterai positif Selalu 9 sampai 14 V

PETUNJUK:

Hubungkan kabel intelligent tester ke DLC3, putar switch pengapian ke ON dan


coba gunakan intelligent tester. Jika tampilannya menunjukkan bahwa telah
terjadi kesalahan komunikasi, ini berarti terjadi problem, baik pada kendaraan
maupun tester.

 Bila komunikasi normal ketika tester dihubungkan ke kendaraan lain, periksa


DLC3 pada kendaraan aslinya.

Jika komunikasi masih tidak memungkinkan ketika tester dihubungkan ke
kendaraan lain, mungkin terjadi problem pada tester itu sendiri. Konsultasikan ke
Departemen Servis yang terdaftar dalam pedoman penggunaan tester.

PERIKSA VOLTASE BATERAI

Bila voltase di bawah 11 V, recharge


r echarge baterai atau ganti baterai sebelum melanjutkan.

Voltase Baterai:11 sampai 14 V

PERIKSA MIL

a. MIL menyala ketika switch pengapian diputar

ON dan mesin tidak hidup.

PETUNJUK:

Bila MIL tidak menyala, troubleshoot sirkuit

MIL

b. Pada saat mesin dihidupkan, MIL akan padam. Bila MIL masih tetap menyala,
berarti sistem diagnosis telah mendeteksi malfungsi atau ketidaknormalan dalam
sistem.
143
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

SISTEM ECD > PENEMPATAN PART


144
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD


145
By Wahyu Deni Irawan

SISTEM ECD TOYOTA PT.MADHANI TALATAH NUSANTARA - MTD

Anda mungkin juga menyukai