Anda di halaman 1dari 18

2.

Prinsip Umum Manajemen


Energi

2.1 Kompetensi Dasar

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa mampu:

a) menjelaskan situasi hidup manusia pra-sejarah


b) menjelaskan manajemen energi di dunia yang didominasi
industri
c) menjelaskan pendekatan-pendekatan manajemen energi
d) menjelaskan unsur-unsur program manajemen energi
e) menjelaskan prinsip umum manajemen energi
f) menjelaskan implementasi prinsip-prinsip umum
g) menjelaskan contoh-contoh kasus program manajemen
energi

2.2 Situasi Hidup Manusia Pra-Sejarah

Hidup ini merupakan anugerah atas keberhasilan tata kelola


penggunaan energi oleh manusia prasejarah. Nenek moyang manusia
mempunyai keterbatasan terhadap hal yang dapat diburu, digali dari
tanah, dibawa pada punggungnya atau badan yang gemuk. Mereka
mempunyai keterbatasan untuk mengubah alam. Mereka juga tak
terlepas dari pemangsa, musim kemarau, penyakit, dan bencana alam

19
yang selalu mengintai dan mengancamnya. Dengan kondisi demikian
manusia pra-sejarah memiliki harapan hidup paling banyak 40 tahun
bila waktunya baik.

Masyarakat primitif sekalipun hidup pada saat ini bersentuhan


dengan manajemen energi. Manajemen energi bagi mereka dimaknai
sebagai perlunya kesetimbangan kerja sekitar 2.000 sampai 3.000
Kcal/hari (sekitar 3 sampai 4 Mbtu/tahun, atau 3 sampai 5 GJ/tahun)
dan pengeluaran energi metabolisme dengan asupan makanan yang
setara. Mereka juga mengenal permintaan puncak yang juga penting;
sekalipun pasokan energi memadai, jika kebutuhan tenaga berlebihan
(seperti cuaca ekstrem) dapat berakibat kegagalan sistem. Jadi konsep
manajemen energi bukan hal baru dalam urusan manusia, namun telah
menjadi aspek penting kelangsungan manusia berabad-abad.

Gambar 2-1 Kondisi Manusia Pra-sejarah


(sumber: http://informasiana.com ; http://dokumen.tips)

20
2.3 Manajemen Energi di Dunia yang Didominasi
Industri

Revolusi industri mengubah situasi hidup manusia dengan


memungkinkan manusia menggali sumber-sumber energi yang
tersimpan. Awal mula penggalian sumber energi ditujukan pada
sumber-sumber yang berbasiskan energi matahari. Wujud nyata upaya
ini dapat berupa kayu bakar, tenaga air dan angin. Berikutnya
eksplorasi beralih ke sumber-sumber energi berbasiskan bahan bakar
fosil; misalnya minyak bumi dan lainnya. Kemudian pencarian
berkembang terus hingga pada pengembangan energi nuklir.
Sesungguhnya pengembangan ini signifikan pada beberapa ratus tahun
atau bahkan abad terakhir dalam sejarah jutaan tahun manusia. Hal ini
merupakan perkembangan revolusioner sangat penting bagi manusia
dan bentuk kehidupan lainnya.

Saat ini banyak warga kota yang berlimpah energi mengelola


atau salah mengelola setara 100 kali lebih banyak energi. Kuantitas
tersebut jauh lebih banyak dari kebutuhan untuk sekadar bertahan
hidup. Jumlah ini beragam pada setiap negara yang berbeda. Sumber-
sumber informasi pustaka mengungkapkan mayoritas penduduk dunia
membutuhkan setidaknya sepuluh kali energi yang digunakan oleh
masyarakat primitif.

Sumber daya alam sudah jelas mempunyai keterbatasan


sedangkan peningkatan permintaan energi semakin luas. Karena itu
penggunaan energi secara efisien dan secara tepat oleh semua
masyarakat diperlukan jika harga energi dipertahankan tetap wajar.
21
Manajemen energi dapat menyumbangkan tujuan tersebut baik untuk
keperluan di rumah tangga, di perkebunan/ pertanian, di pabrik dan di
wilayah kota maupun perdesaan.

Gambar 2-2 Perkembangan Situasi Industri


(http://www.idsejarah.net)

2.4 Pendekatan-pendekatan manajemen energi

Pada tingkat paling mendasar, manajemen energi dapat


dipandang sebagai penggunaan energi sesuai tugas atau aktivitas (“task
energy use”). Pernyataan tersebut mengandung maksud bahwa
perbekalan energi sebanyak yang dibutuhkan, kemudian kapan energi
tersebut dibutuhkan, dan dimana energi itu dibutuhkan, serta dengan
mutu energi sesuai yang dikehendaki.

Penggunaan energi yang sesuai kebutuhan mendorong suatu


konsep untuk memadukan kebutuhan energi dengan panas hilang atau

22
disipasi energi dari proses lain. Penggunaan energi berjenjang secara
tepat dapat membuahkan pemakaian maksimal mutu energi. Ini
sesungguhnya merupakan aspek mendasar manajemen energi. Ada
istilah yang menyatakan bahwa “ joule (Btu) bukanlah suatu joule
(Btu)”. Ungkapan ini dapat diperjelas dengan ilustrasi berikut.
Kandungan energi sekolam renang air hangat kira-kira sama dengan
seliter minyak tanah. Karena kandungan energi sama, maka kerja yang
dilakukan oleh seliter minyak tanah jauh lebih besar daripada kerja
yang dilakukan oleh sekolam renanga air hangat!

Pada pengembangan paling mendasar, manajemen energi


meliputi pemakaian kuantitas minimal energi yang diperlukan untuk
tugas atau aktivitas pada mutu yang sesuai (tepat), tidak lebih dan
tidak kurang dari kebutuhannya. Bahan bakar derajad mutu tinggi
seperti minyak atau gas alam seringkali digunakan untuk membuat air
panas atau uap proses bertemperatur rendah. Menurut kaidah
termodinamik, hal itu merupakan penggunaan yang keliru dari nilai
potensi bahan bakar. Penggunaan terbaik melibatkan siklus tertinggi
seperti turbin gas untuk mengeluarkan kerja pada mulanya kemudian
menggunakan panas buangan mutu rendah untuk produksi uap proses
atau pemanasan air.

Ada tiga pendekatan dasar yang dapat digunakan untuk


mengurangi kuantitas penggunaan energi, yaitu:

1) Mengurangi penggunaan: hal ini dilakukan dengan menolaknya


sendiri; dengan desakan ekonomi atau desakan regulasi

23
2) Meningkatkan efisiensi: hal ini ditempuh melalui prosedur
pemeliharaan dan operasional lebih baik; peralatan lebih
efisien; material berbeda
3) Menyulih bentuk energi.

Gambar 2-3 Penggunaan Energi Secara Tepat Guna


(Sumber: http://solarcellpanel.files.wordpress.com)

2.5 Unsur-unsur Program Manajemen Energi

Program manajemen energi dapat diorganisasikan dengan


banyak cara. Salah satu sumber dorongan untuk memunculkan progam
dapat berasal dari individu yang peduli terhadap pemakaian energi.
Demikian pula pemimpin perusahaan mungkin pula tiba-tiba
menyadari ada kenaikan biaya bahan bakar sehingga memandang perlu
langkah-langkah tindakan antisipatif maupun korektif. Atau

24
perusahaan penyedia jasa energi setempat seperti PT.PLN atau PT.
Pertamina memberitahukan rencana pembatasan pasokan bahan bakar
untuk pabrik.

Motivasi pada umumnya berasal dari kenaikan harga energi


atau ketersediaan bahan bakar. Sekalipun demikian perusahaan yang
tidak mengalami kenaikan harga sekalipun membuktikan program
manajemen energi menguntungkan dengan menghilangkan
pemborosan dan mengurangi biaya. Misal hasil audit energi seringkali
memperlihatkan peralatan proses digunakan padahal tidak diperlukan
lagi; ruang menganggur sementara pencahayaan tetap berlangsung
selama 24 jam sehari; atau ruang tidak sedang dihuni namun ternyata
didinginkan terus.

Apapun motivasi yang melandasi program, hal itu tidak akan


berhasil tanpa komitmen manajemen puncak di perusahaan tersebut.
Komitmen itu penting demi menjamin kepastian dan kelangsungan
pelaksanaan program. Tabel-3.1 mencantumkan komitmen ini sebagai
langkah pertama pada tahap permulaan (inisiasi). Manajemen harus
diyakinkan perihal investasi waktu dan uang pad program. Ada dua hal
penting perihal itu, yaitu

1) kebutuhan investasi waktu dan uang


2) potensi keuntungan ekonomis yang dihasilkan.

25
Tabel 2-1 Unsur Program Manajemen Energi
1. Tahap permulaan 2. Tahap audit dan 3. Tahap
analisis implementasi
Komitmen manajemen Tinjauan historis Tujuan
Kordinator Audit energi Aplikasi prinsip-
manajemen energi prinsip manajemen
energi
Komite manajemen Analisis & simulasi Investasi modal
energi
Evaluasi Tindak lanjut
ekonomis

Komitmen manajemen memerlukan dukungan presentasi fakta,


angka, dan biaya berhubungan dengan pemakain energi saat ini.
Presentasi tersbut perlu disertai taksiran pemakaian akan datang dan
proyeksi penghematannya. Jika komitmen telah diperoleh, selanjutnya
satu orang ditunjuk sebagai kordinator manajemen energi. Orang yang
ditunjuk barangkali berasal dari anggota staf teknik pada perusahaan
besar, atau penyelia perawatan, teknisi listrik, atau seorang mandor.
Apabila lingkup operasi memang besar, suatu komite manajemen
energi dapat dibentuk untuk mengkordinasikan kegiatan yang
memengaruhi fasilitas dan berbagai proses berbeda.

2.6 Prinsip Umum Manajemen Energi

Ada beragam teknologi pengguna akhir energi yang dijumpai,


namun demikian sepertinya ada pendekatan dasar atau prinsip tertentu
yang berlaku pada beragam penerapan tersebut. Pengenalan prinsip
mendasar untuk manajemen energi merupakan konsep menarik karena
mendorong melakukan pendekatan awal menuju masalah. Prinsip-

26
prinsip tersebut tidaklah memperbaiki efisiensi penggunaan namun
dapat memberikan landasan untuk pendekatan rasional guna
mengembangkan tanggapan teknis lebih khusus.

Tabel-2.2 menyarikan beberapa prinsip yang menurut


pengalaman dapat diterapkan pada berbagai situasi yang luas. Tabel
juga memberikan pendekatan, penilaian sangat kualitatif terhadap
biaya realatif, waktu implementasi, kompleksitas, dan manfaat.
Penjelasan memberikan gambaran betapa prinsip-prinsip itu diterapkan
pada pengguna energi tertentu; misal pada mesin pabrik industri. Lebih
lanjut dapat diperluas lagi pada fasilitas industri besar, gedung
komersial, atau bahkan rumah hunian.

Prinsip pertama yaitu meninjau penggunaan energi secara historis.


Seringkali pertanyaannya adalah “Mengapa kita melakukan hal ini?”;
sedangkan jawaban klasiknya yaitu “kita sudah biasa melakukan cara yang
demikian itu” untuk penghematan rata-rata. Terkadang timbul variasi musim
dan penjadwalan yang terhenti namun tidak dikenali. Proses kajian
menggiringnya ke tempat terang dan mungkin menyarankan penggabungan
operasi atau hal lainnya yang mengefektifkan penghematan. Data historis
tidak pernah cukup karena hanya memberikan gambaran total namun tidak
rinci.

Audit energi merupakan tindakan untuk menyelidiki penggunaan


energi oleh mesin dan proses tertentu, serta memberikan gambaran operasi
yang tidak efisien.

27
Tabel 2-2 Prinsip Umum Manajemen Energi
Prinsip Biaya Waktu Kompleksitas Manfaat
pelaksanaan (khas)
1. Tinjauan Rendah Setahun Rendah 5-10 %
historis
pemakaian energi

2. Audit energi Rendah Setahun Rendah 5-10 %

3. Perawatan & rendah Setahun rendah 5-15 %


perbaikan

4. Analisis Rendah ke 1-2 tahun Menengah ke 10-20 %


pemakaian energi menengah tinggi

5. Peralatan Menengah Tahunan Menengah ke 10-30 %


efisien ke tinggi tinggi

6. Proses efisien Menengah Tahunan Menengah ke 10-30 %


ke tinggi tinggi

7. Kandungan Rendah ke Tahunan Menengah ke 10-50 %


energi menengah tinggi

8. Bahan penyulih Rendah ke Setahun Rendah 10-20 %


menengah

9. Ekonomi bahan Rendah 1-2 tahun Rendah ke 10-50 %


tinggi

10. Seleksi mutu rendah Setahun rendah 5-15 %


bahan

11. Agregat Menengah Tahunan Menengah ke 20-50 %


pemakaian energi ke tinggi tinggi

12. Kaskada Menengah Tahunan Menengah ke 20-50 %


pemakaian energi ke tinggi tinggi

13. Sumber energi Menengah tahunan Menengah ke 10-30 %


alternatif ke tinggi tinggi

14. Konversi Menengah tahunan Menengah ke 10-30 %


energi ke tinggi tinggi

15. Penyimpanan Menengah Tahunan Menengah ke 10-30 %


energi ke tinggi tinggi

16. Evaluasi Rendah Setahun Rendah 5-15 %


ekonomis

Sumber: (Smith, 1981)

28
Perbaikan perawatan dan pemeliharaan pada pabrik akan menghemat
energi. Peralatan yang terlumasi baik mengurangi rugi gesekan. Lengkapan
lampu yang bersih mengirimkan lebih banyak cahaya. Penggantian penapis
mengurangi jatuh tekanan.

Analisis bersama-sama dengan audit energi menentukan


seberapa efisien peralatan, untuk memastkan hal yang terjadi sekiranya
suatu parameter berubah (misal mengurangi aliran 50%), atau
menyimulasikan operasi (misal model komputer untuk penggunaan
energi pada proses atau gedung).

Perlengkapan lebih efisien dapat disulihkan untuk memenuhi


fungsi sama. Misal lampu sodium atau metal halid ketimbang lampu
pijar untuk pencahayaan. Banyak jenis peralatan rumah tangga/
komersial dan industri saat ini diberi tanda dengan istilah efisiensi.
Ada beragam variasi diantara pabrikan bergantung ukuran, mutu,
kapasitas, dan biaya awal.

Proses lebih efisien seringkali dapat disulihkan tanpa dampat


kentara pada mutu produk. Contoh klasiknya adalah pabrik pengolahan
baja yang menggunakan proses tanpa henti untuk menghasilkan produk
baja, sehingga menghindarkan rugi energi karena pendinginan dan
pemnasan ulang dalam produksi masal. Contoh lain adalah teknik
bubuk logam ketimbang pengerjaan dengan mesin untuk mengurangi
energi proses. Contoh lainnya lagi yaitu proses pembuatan kertas cara
kering yang mengurangi energi yang diperlukan untuk menghilangkan
air dari produk akhir. Oven udara kering dapat mengurangi energi yang

29
diperlukan untuk pengeringan cat berbasis larutan dibandingkan oven
panggang ultraviolet.

Kandungan energi mencoba mengurung energi, mengurangi


rugi, dan mengembalikan panas. Mialnya memperbaiki bocoran uap,
isolasi lebih baik pada ketel atau pipa, dan pemasangan peranti
pemulihan kembali daya atau rekuperator. Rugi energi juga dapat
berasal dari bocoran sistem udara tekan dan penyusupan pada
pemanasan, ventilasi dan pengondisian udara.

Material penyulih terkadang dapat digunakan. Misal pada


penerapan temperatur rendah, paduan logam dengan titik leleh rendah
dapat disulihkan untuk bahan dengan temperatur tinggi. Bahan yang
mudah dikerjakan dengan mesin, atau bahan yang hanya butuh sedikit
energi untuk mengerjakannya dapat disulihkan untuk bahan dengan
energi yang intensif. Cat berbasis air dapat digunakan tanpa
memanggannya.

Ekonomi material diterapkan pada pemulihan kembali rongsok,


pengurangan limbah, dan desain penyelamatan. Contoh teknik bubuk
logam yang dikutip di atasa merupakan contoh prinsip ini. Contoh lain
berupa desain produk yang memungkinkan menyelamatkan atau
memulihkan kembali bagian-bagian yang dapat berguna lagi, motor,
dan komponen. Konstruksi bangunan dapat dirancang untuk digunakan
lagi atau dipindahkan.

Pemilihan mutu bahan sangat penting karena mutu yang tak


sesuai hampir dipastikan berarti biaya lebih tinggi dan seringkali

30
berarti penggunaan energi lebih banyak. Misalnya apakah perlu air
destilasi atau cukup air deionisasi? Kemurnian kimiawi dan alur
proses berdampak penting pada belanja energi. Sedikit kotor mungkin
tidak begitu masalah pada banyak penerapan.

Agregasi penggunaan energi memungkinkan efisiensi energi


lebih besar tercapai pada situasi tertentu. Misalnya pada pabrik industri
memungkinkan secara fisik menempatkan tahapan proses tertentu pada
daerah berdekatan sehingga penggunaan energi untuk transportasi
material diminimalkan. Urutan waktu kerja yang tepat juga dapat
mengurangi penggunaan energi, misal penggunaan temperatur yang
dibangkitkan oleh satu tahap proses untuk memberikan pemanasan
awal yang diperlukan oleh tahap lainnya.

Akhirnya evaluasi ekonomis merupakan alat penting


manajemen energi. Peralatan baru, proses baru, pilihan baru harus
dikaji untuk menentukan biaya dan keuntungan. Biaya operasi, kredit
pajak investasi, pajak, penyusutan, dan biaya modal harus dimasukkan
dalam analisis demi gambaran realistis, terutama jika
mempertimbangkan inflasi harga energi dan bahan bakar.

Pelaksanaan konsep-konsep tersebut dapat terjadi pada


beberapa tingkatan. Modifikasi dan penyehatan kembali dapat
dilakukan pada peratan dan fasilitas lama. Hal ini dapat melibatkan
anggaran operasional atau modal rupiah, bergantung ukuran dan
kompleksitas proyek.

31
Pada fasilitas baru, perancang pabrik mempunyai banyak
peluang untuk memperbaiki efisiensi, seringkali tanpa menambahkan
biaya modal, secara sederhana merencanakan dengan
mempertimbangkan biaya antisipasi dan kelangkaan energi dan bahan
bakar. Pada konstruksi, pemborong dapat merincikan bahan dan
perlengkapan paling efisien yang disetujui secara ekonomis. Bila biaya
energi diabaikan, biaya awal peralatan seringkali merupakan
pertimbangan penting. Sekarang dengan adanya biaya operasi lebih
besar, biaya awal lebih besar dapat disetujui jika hal itu menghemat di
sepanjang waktu operasi efektif proyek.

2.7 Implementasi Prinsip-prinsip Umum

Implementasi konsep umum manajemen energi dapat terwujud


dalam beberapa tingkatan. Modifikasi dan pemulihan kembali dapat
diterapkan pada fasilitas dan perlengkapan yang telah ada. Hal itu
dapat saja mencakup anggaran operaional maupun modal rupiah yang
diperlukan. Semua itu sangat bergantung ukuran dan kompleksitas
proyek yang bersangkutan.

Berkenaan dengan fasilitas baru seorang perancang pabrik


memiliki banyak peluang untuk memperbaiki efisiensi, bahkan
seringkali tanpa tambahan biaya modal. Secara sederhana
perencanaannya mempertimbangkan biaya antisipatif dan kelangkaan
energi serta bahan bakar. Sementara itu pada konstruksi, para
pembangun dapat membuat spesifikasi bahan dan perlengkapan yang
secara ekonomis dapat disetujui. Jika biaya energi dapat diabaikan,

32
pertimbangan penting lebih ditujukan pada biaya awal perlengkapan.
Ketika biaya operasional ternyata lebih tinggi, maka biaya awal leih
tinggi dapat saja dibenarkan sekiranya hal itu dapat menghemat
selama masa efektif operasional proyek yang bersangkutan.

2.8 Studi Kasus

Studi kasus dapat dibeberkan berdasarkan riwayat kasus yang


terjadi. Kasus-kasus tersebut mengilustrasikan manfaat potensial yang
diperoleh dari program manajemen energi yang efektif.

Pemulihan kalor buangan diperlihatkan pada Gambar-2.4.


Suatu unit prapemanas udara dapat memberikan kontribusi terhadap
keseluruhan efisiensi energi. Panas terdapat pada misal gas buang dari
cerobong asap, dari ketel atau tanur api dan wujud lain yang
bergantung pembakaran. Pemulihan kalor dirancang untuk memerbaiki
dan mengawetkan bahan bakar untuk menghasilkan tambahan uap
dengan pembangkit uap, untuk menambah udara panas ke ketel dengan
pra-pemanas udara.

Energi panas tersedia dari beragam sumber pada operasi


industry, berasal dari sumber kalor sekunder. Misal motor listrik,
operasi gerinda dan peremukan, kompresor udara, proses pengeringan
dan pemampatan udara. Unit-unit tersebut perlu pendingin agar bekerja
tepat. Panas dari sistem tersebut dapat dikumpulkan dan dialihkan
untuk keperluan lain.

33
Gambar 2-4 Pemulihan Kembali Panas dengan Pra-pemanas
Udara
(Sumber: Smith, 1981)

Gambar 2-5 Diagram Alir Siklus Pendinginan Kompresor dan


Pemanasan Udara pada Pertambangan
(Sumber: Smith, 1981)

34
Pemulihan kalor pemanasan udara diperlihatkan pada Gambar-
2.5. Semua energi listrik ke motor banyak diubah menjadi panas. Kalor
tersebut dapat digunakan untuk memanaskan gedung atau dapat
digunakan untuk pemanasan persediaan udara dan air domestic. Misal
sebuah pabrik membatasi bahan bakar gas alam untuk ketel. Suatu
evaluasi tinjauan keseluruhan operasi mengungkapkan ada beberapa
multitahap kompresor udara 5000 hp, ada pendingin bertahap dengan
air dingin untuk menurunkan temperatur dari 350oF menjadi 70oF. Air
disalurkan ke menara pendinginan. Kajian yang dilakukan perihal
penerapan pemulihan kalor dari kompresor udara dan seberapa banyak
bahan bakar gas alam ketel dapat dieliminasi. Penghematan dapat
dilakukan sehingga dibuatlah desain program tindakan.

2.9 Rangkuman

Energi ada di mana-mana karena menembus setiap aspek dari


usaha manusia. Sepintas saja, keragaman pengguanaan akhir energi
begitu besar menyulitkan segala upaya klasifikasi atau sintesis. Namun
upaya untuk menggunakan sumber-sumber energi secara lebih efisien
untuk mengembangkan dan memperpanjang pasokan yang ada serta
mengusahakan manfaat energi berbiaya murah untuk lebih merata
pada penduduk dunia, maka prinsip-prinsip mendasar tertentu perlu
dikenali. Hal ini memberikan titik awal bagi permulaan upaya
manajemen energi pada setiap aktivitas.

35
2.10 Evaluasi

1) Jelaskan persentuhan masyarakat primitif dengan manajemen


energi dalam kehidupannya sehari-hari!
2) Jelaskan situasi manajemen energi pada dunia yang sudah
mengenal kemajuan industri dan di dunia yang pada awal
penggalian sumber-sumber energi!
3) Jelaskan istrilah “task energy use” dalam pendekatan manajemen
energi!
4) Jelaskan tiga pendekatan dasar untuk mengurangi kuantitas
penggunaan energi!
5) Jelaskan tiga tahapan unsur program manajemen energi!
6) Jelaskan lima bagian dari prinsip-prinsip umum manajemen energi!
7) Jelaskan pertimbangan untuk implementasi umum manajemen
energi!

36

Anda mungkin juga menyukai