Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENTINGNYA AQIDAH ISLAM

Tampak Jelas aqidah Islam dari cela-cela perkara yang banyak. Diantaranya berikut ini:

1. Bahwasanya, kebutuhan kita kepada aqidah ini diatas segala kebutuhan. Kebutuhan kita
diatas darurat darurat yang lainnya. Karna tidak ada kebahagiaan bagi hati, dan tidak
pula kenikmatan, serta kegembiraan. kecuali ia beribadah kepada Rabb-nya yang telah
menciptakannya.
2. Bahwa aqidah islam adalah kewajiban yang paling besar dan kuat. Maka dia, apa yang
dituntut untuk manusia. “aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai dia
mengatakan ‘laa ilaha ilallah” [H.R bukhari dan muslim]
3. Bahwa aqidah islam, aqidah yang satu satunya yang dapat benar benar mewujudkan
keamanan,ketetapan,kebahagiaan dan kegembiraan.
Allah berfirman: “barangsiapa yang berserah diri kepada Allah, dan dia senantiasa berbuat
baik, maka baginya pahala, dia mendapat pahala disisi tuhannya dan tidak ada rasa takut pada
mereka dan mereka tidak bersedih hati.” [Q.S al baqarah:112]

Sebagaimana aqidah Islam, satu satunya yang dapat memberikan kesehatan, keselamatan,
keluasan.
Allah berfirman: “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan
(ayat ayat kami), maka kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan” [Q.S
al a’raf:96]

4. Bahwa aqidah islam adalah faktor dalam meraih kejayaan dunia. Dan tegaknya negeri
islam, negeri yang baik.
Allah berfirman: “Dan sungguh telah kami tulis didalam kitab Zabur setelah (tertulis) didalam
Az-Zikr (lauh mahfuz) bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hambaku yang saleh” [Q.S Al-
anbiya;105]
BAB 2
IMAN KEPADA ALLAH

Makna iman kepada Allah:

Dia meyakini secara pasti akan adanya Allah dan menetapkan rububiyyah, huluhiyyah
dan asma’ wa sifat.

Maka, beriman kepada Allah mengandung 4 perkara:


1. Iman kepada Rububiyyah Allah
2. Iman kepada Huluhiyyah Allah
3. Iman kepada nama dan sifat Allah

Dan kita akan membahas tentang 4 hal ini secara terperinci berikut ini:

1. IMAN KEPADA ADANYA ALLAH

A. Sesungguhnya, mengakui adanya Allah perkara yang sesuai fitrah pada manusia.
Banyak manusia yang mengakui adanya Allah, dan tidak ada yang menyelisihi kecuali
kelompok kecil (orang orang atheis).

Sesungguhnya, setiap makhluk telah difitrahkan atas iman kepada penciptanya tanpa
harus belajar. Dan kita mendengar,menyaksikan, terkabulnya doa dan memberi orang
yang meminta, apa yang menunjukkan secara yakin atas adanya Allah ta’ala.

Allah berfirman: “ketika kalian berdoa kepada rabb kalian maka ia akan dijabahkan”
[Q.S al anfal;9]

B. Dan sesuatu yang diketahui disisi setiap orang bahwa setiap yang baru, pasti ada
yang mendatangkannya, maka makhluk makhluk ini yang begitu banyak, yang kita
saksikan pada setiap waktu, Pasti ada yang menciptakan dan mengadakannya. Dan Dia-
lah Allah, karena mustahil ada makhluk tanpa ada yang menciptakannya. Sebagaimana
mustahil pula jika makhluk menciptakan diri sendiri. Karena sesuatu itu tidak
menciptakan sendiri.

Allah berfirman:”atau apakah mereka tercipta tanpa asal usul ataukah mereka
yang menciptakan (diri mereka sendiri)?” [Q.S At-Tur:35]

Makna ayat: bahwa mereka tidak diciptakan tanpa sang pencipta (tiba tiba muncul), ataukah
mereka yang menciptakan dirinya sendiri. Maka jelaslah disana ada yang menciptakan, dan Dia-
lah Allah ta’ala.

C. Sesungguhnya tatanan alam ini baik langit maupun bumi, dan bintangn bintangnya,
serta pohon-pohonnya menunjukkan dalil pasti. Bahwa dalam alam semesta ini, adanya
sang pencipta yang asli. Dia-lah Allah ta’ala.
Allah berfirman: “segala ciptaan Allah sangat luar biasa, yang mutqin atas segala
sesuatu” [Q.S an naml:88]

Maka planet dan bintang bintang ini (sebagai contoh) dia berjalan atas aturan yang
kokoh, tidak ada sedikitpun cacat, dan setiap bintang maupun planet berjalan di
tempatnya, tidak mundur dan tidak pula maju.
Dan bagi matahari, tidak layak untuk mengejar bulan. Dan tidak pula malam mendahului
siang. Dan setiapnya tidak menyentuh dasar dan tidak menyentuh atas (melayang) {alam
semesta}.

Allah berfirman: “Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak
dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya” [Q.S yasin:40]

2. IMAN KEPADA RUBUBIYYAH (PENCIPTAAN MAKHLUK)

A. MAKNA IMAN KEPADA RUBUBIYYAH:


Telah ditetapkan bahwa Allah adalah Rabb segala sesuatu yang memiliki,
merajai, menciptakan, serta memberi rizki.

Dan Allah-lah yang menghidupkan dan mematikan, memberikan manfaat dan


memberikan mudhorot. Baginya seluruh urusan dan ditangannya-lah kebaikan.

Dan Allah-lah atas segala sesuatu, serta tidak ada sekutu bagi Allah.

Iman terhadap Rububiyyah artinya pembenaran secara pasti. Bahwasanya Allah,


Dia-lah Rabb, tidak ada sekutu baginya.

Mengesakan Allah dalam perbuatannya dengan meyakini bahwa Allah satu-


satunya sang pencipta untuk semua yang ada di alam semesta.

Bahwasanya Allah yang memberi rizki untuk seluruh makhluknya,


Allah berfirman: “dan tidak satupun makhluk yang berjalan di bumi ini,
melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya” [Q.S Hud:6]

Bahwasanya Allah adalah raja atas segala sesuatu, Allah berfirman:


“milik Allah kerajaan langit dan bumi, dan apa yang ada diantara keduanya” [Q.S
Al-Maidah: 120]

B. Allah menetapkan keesaannya dalam rububiyyah atas seluruh makhluknya,


Allah berfirman: “segala puji hanya milik Allah” {Q.S Al-Fatihah:2]

C. Dan sungguh Allah telah fitrahkan (tetapkan) makhluk untuk mengimani


Rububiyyah-Nya, sampai orang orang musyrik arab pada zaman Nabi, mereka
mengakui akan fitrah (ketetapan) ini. Allah berfirman:
““Katakanlah kepada mereka: “Siapakah Pencipta tujuh langit dan pemilik ‘arsy
yang merupakan makhluk paling besar?”

Mereka pasti akan menjawab: “Allah”. Maka katakanlah kepada mereka: “Lalu
mengapa kalian tidak takut terhadap azab-Nya sehingga kalian menyembah
selain Allah?”
“Siapakah yang segala kerajaan ada di tangan-Nya? Yang melindungi setiap
orang yang meminta perlindungan kepada-Nya, dan tidak ada yang mampu
melindungi seseorang yang hendak Allah azab. Jika kalian mengetahuinya maka
katakan kepadaku.”

Niscaya mereka akan menjawab: “Allah adalah pemilik segalanya, dan Dia akan
melindungi orang yang meminta perlindungan kepada-Nya.”

Dan katakanlah kepada mereka: “Dimana akal kalian, saat kalian menyembah
sesuatu yang kalian ketahui kelemahannya dan tidak memiliki apapun?” [Q.S
Mu’minun:86-89]

Bahwasanya mengimani rububiyyah Allah semata tidak cukup bagi seorang


hamba untuk meraih Islam, akan tetapi harus terlebih dahulu mengimani
rububiyyah Allah.

Nabi tetap memerangi orang orang musyrik arab walaupun dia menetapkan
rububiyyah Allah. Kecuali, sampai ia mau beribadah kepada Allah.

D. Bahwasanya seluruh alam baik di langit maupun yang dibumi, berupa planet-
planet, bintang-bintang, pohon, maupun manusia dan jin semuanya tunduk
kepada Allah. Allah berfirman: “Maka mengapa mereka mencari agama yang
lain selain agama Allah, padahal apa yang di langit dan di bumi berserah diri
kepada-Nya, (baik) dengan suka maupun terpaksa, dan hanya kepada-Nya
mereka dikembalikan?” [Q.S Ali Imran: 83]

Tidak ada satupun yang dapat keluar dari ketetapan Allah, karena Allah yang
merajai mereka, Allah melakukan apa saja terhadap hamba hambanya, sesuai
dengan hikmahnya. Allah-lah yang menciptakan mereka. Segala sesuatu.

E. Apabila telah tetap bahwasanya Allah ta’ala yang mempunyai segala urusan.
Tidak ada yang menciptakan kecuali Allah, tidak ada yang memberi rizki kecuali
Allah, tidak ada yang mengurus semesta kecuali Allah, tidak ada yang bergerak
sedikitpun tanpa izin Allah.

Maka ini semua mewajibkan ketergantungan hati kita hanya kepada Allah. Dan
hanya kepada-Nya lah kita meminta, dan hanya kepada-Nya lah kita faqir, dan
bersandar hanya kepada Allah. Karena Allah yang menciptakan, memberikan
rizki, dan merajainya.
BAB 3

IMAN KEPADA ULUHIYYAH ALLAH


(MENGESAKAN ALLAH DALAM IBADAH)

A. MAKNA IMAN KEPADA ULUHIYYAH

Meyakini dengan pasti bahwa Allah satu satunya yang berhak untuk segala macam
ibadah. Baik ibadah yang tampak [zohir] (zakat, sholat,haji,doa,dll) dan tidak tampak
[batin], contoh: khauf (merasa takut kepada Allah), tawakkal, meminta
pertolongan,puasa.

Maka seorang hamba mengetahui secara yakin, bahwa Allah Dia-lah yang diibadahi,
yang tidak ada sekutu baginya. Karena tidak ada sesembahan yang berhak disembah
kecuali Allah.
Allah berfirman: “Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada tuhan selain
Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang” [Q.S Al Baqarah:163]

Allah mengabarkan bahwa tuhan hanya satu, dan yang berhak disembah juga hanya
satu. Maka tidak boleh untuk menjadikan tuhan selain Allah, dan tidak disembah kecuali
hanya kepada Allah.

B. Sesungguhnya Iman kepada Allah adalah pengakuan:

Bahwa Allah satu satunya tuhan yang benar, tidak ada sekutu baginya. Dan dia
mengesakan Allah dengan berbagai macam ibadah. Tidaklah kita berdo’a kecuali
kepada Allah, tidak juga ia takut kecuali hanya kepada Allah, tidak pula ia tawakkal
kecuali kepada Allah, tidaklah ia sujud kecuali kepada Allah, dan tidaklah ia patuh dan
tunduk kecuali kepada Allah.

Karna tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah saja.


Perwujudan terhadap firman Allah:
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon
pertolongan” [Q.S Al Fatihah:5]

C. URGENSI ULUHIYYAH ALLAH:

Tampak jelas pentingnya iman kepada uluhiyyah dari segi berikut ini:
1. Sesungguhnya tujuan dari penciptaan jin dan manusia hanya untuk ibadah
kepada Allah semata, dan tidak ada sekutu baginya. Allah berfirman: “Dan
tidaklah aku ciptakan jin dan manusia selain untuk beribadah kepadaku” [Adz-
Zariyat:56]
2. Tujuan diutusnya rasul dan diturunkan kitab adalah untuk penetapan, bahwa
Allah-lah yang berhak diibadahi dengan benar. “Sembahlah Allah, dan jauhilah
tagut”, kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada
pula yang tetap dalam kesesatan” [Nahl:36]
3. Sesungguhnya kewajiban pertama untuk setiap orang yaitu iman terhadap
uluhiyyah Allah (keesaan Allah dalam ibadah).
Sesungguhnya datang dalam wasiat nabi kepada mu’ad bin jabal ‫رضي هللا عنه‬, ketika
mengutusnya ke yaman: “sesungguhnya engkau akan mendatangi kaum dari
kalangan ahlul kitab, maka jadikanlah awal untuk berdakwah pertama kali kepada
mereka adalah syahadat: ‘Laa ilaha ilallah’. “

Yaitu: dakwahkan mereka dengan ketauhidan, dengan segala macam bentuk ibadah.

D. MAKNA LAA ILAHA ILALLAH:

Kalimat yang agung ini adalah kewajiban awal bagi setiap akhir, dan sebagaimana akhir
yang wajib.
Barangsiapa yang mati atas kalimat ini, sebagaimana nabi bersabda: “barangsiapa yang
mati dan dalam kondisi mengetahui la ilaha ilallah, maka ia masuk kedalam surga”

Oleh karena itu, sesungguhnya kewajiban mengetahui la ilaha ilallah, sebesar-besarnya


kewajiban.

Adapun makna la ilaha ilallah:


Tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah, dan maksudnya adalah,
meniadakan ketuhanan dari apapun selain Allah. Dan menetapkan ketuhanan seutuhnya
hanya kepada Allah semata.

Sedangkan makna ‘ila’:


Maksud ‘ila’ disini adalah yang diibadahi.

Maka barangsiapa yang beribadah kepada sesuatu (selain Allah), maka sungguh ia telah
menjadikan sesuatu tersebut, tuhan selain Allah. Dan seluruhnya dalah bathil (sesat),
kecuali tuhan yang satu, yaitu Allah semata.

Dan Allah ta’ala Dia-lah yang dinamakan tuhan yang diibadahi dengan dasar cinta,
memuliakan , dan mengagungkan lalu menghinakan diri hanya kepada Allah dan tunduk,
takut dan berserah diri kepadanya, dan meminta hanya kepada-Nya.

Dan tidak ada dihati (bagi hati) kesenangan, kebahagiaan, kecuali dia berupaya
mewujudkan makna “laa ilaha ilallah”, karna kebahagiaan yang sempurna dan kehidupan
penuh dengan nikmat adalah ketika ia mengesakan Allah dalam ibadah.

Anda mungkin juga menyukai