Anda di halaman 1dari 6

Nama: Jasmine Sarmila

Nim: 126000086
Kelas: B
Mata kuliah: Ilmu tauhid
Nama Dosen: Drs. Anwar Supenawinata M.Ag.

TUGAS ILMU TAUHID


A. Pengertian Aqidah
Aqidah merupakan kumpulan keyakinan yang mesti diyakini.
Aqidah berada diluar diri kita. Aqidah bertolak belakang dengan
iman. Dimana definisi iman ialah sesuatu urusan yang mesti
diyakini. Pengertian Aqidah secara etimologi atau secara
bahasa, didefinisikan berikut ini :
“Aqidah” berasal dari kata dasar “al-‘aqdu” yang mempunyai
makna ar-rabth (ikatan), al-ibraamal-ihkam (pengesahan,
penguatan), at-tawatstsuq (menjadi kokoh,kuat), asy-syaddu
biquwwah (pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk
(pengokohan) dan al-itsbaatu (penetapan). Selain tersebut
aqidah pun mempunyai makna al-yaqiin (keyakinan) dan al-
jazmu (penetapan).
Berdasarkan keterangan dari sumber yang saya kutip, aqidah
ditafsirkan sebagai ketetapan yang tidak terdapat raguan pada
orang yang memungut keputusan. Dalam agama aqidah
dimaksudkan sehubungan dengan kepercayaan bukan
perbuatan.
Misalnya aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada
Rasul. Bisa diputuskan bahwa seluruh yang menjadi ketetapan
hati seorang secara pasti, walaupun benar ataupun salah.
Demikianlah yang dinamakan aqidah.
Beberapa lawan kata atau antonym dari Aqidah ialah “Al-hallu”
(penguraian, pelepasan). Kata ini dipungut dari kata kerja: “
‘Aqadahu”, “Ya’qiduhu” yang dengan kata lain mengikatnya, “
‘Aqdan” yang dengan kata lain ikatan sumpah dan “ ‘Uqdatun
nikah” yang dengan kata lain ikatan menikah.
Pengertian aqidah secara terminology atau secara istilah ialah
perkara mesti yang dibetulkan oleh hati dan jiwa tenteram
karenanya, sampai-sampai mejadi suatu fakta yang teguh dan
kokoh, tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.
Dengan kata lain aqidah yaitu keimanan yang cocok
kenyataan, tidak menerima keraguan ataupun prasangka untuk
orang yang meyakininya.
Beberapa keistimewaan aqidah Islam ialah :

 Rahmatanlilalamin
 Terbukti bakal kebenarannya melewati sejarah dan bukti-
bukti lainnya
 Al-Quran terbukti secara ilmiah
 Ajaran agama islam mudah, terang/jelas dan tegas
 Menentramkan hati atau damai
 Membuat pengikutny bermartabat
 Sepanjang zaman.

https://www.gurupendidikan.co.id/aqidah/

B.Pengertian iman
Iman artinya percaya, menurut
istilah, iman adalah membenarkan dan meyakinkan dengan
hati, diucapkan oleh lisan, dan diamalkan dengan perbuatan.
Jadi, pengertian iman kepada Allah yaitu dengan
membenarkan dengan hati bahwa Allah Swt itu benar-benar
ada (Wujud) dengan segala sifat-sifatnya dan
kesempurnaan-Nya, kemudian pengakuan itu diucapkan
dengan lisan, dan dibuktikan dengan amal perbuatan secara
nyata yakni dengan menjalankan perintah dan menjauhi
larangannya.

Seseorang dikatakan memiliki iman yang sempurna apabila


orang tersebut bisa memenuhi 3 unsur keimanan, yakni
membenarkan atau meyakinkannya dengan hati, diikrarkan
dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan atau
perbuatan.

https://materibelajar.co.id/apa-arti-iman/

C. pengertian tauhid

Tauhid adalah mengesakan Allah. Kata tauhid sendiri telah


banyak dilihat dalam hadits yang menunjukkan betapa
pentingnya mempelajari ilmu tauhid.

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu’anhu, “Engkau akan


mendatangi kaum ahli kitab, maka jadikanlah materi dakwah
yang kamu sampaikan pertama kali adalah agar
mereka mentauhidkan Allah”

Ilmu tauhid dalam Islam dibagi lagi ke dalam tiga macam.


Untuk lebih mudah memahaminya, berikut ini adalah macam-
macam ilmu tauhid:

1. Tauhid Rububiyah
Tauhid rububiyah adalah ilmu tauhid yang mana mengesakan
Allah dalam segalanya, seperti penciptaan, pemberi rezeki,
pemilikan, dan lain sebagainya. Seorang muslim wajib percaya
bahwa segala hal yang terjadi adalah karena Allah dan Allah
tidak memiliki sekutu atau bantuan apapun dalam melakukan
segalanya. Allah berfirman dalam surat al-Baqoroh ayat 255

‫ت َو َما فِي‬ ِ ‫هَّللا ُ اَل ِإلَهَ ِإاَّل هُ َو ْال َح ُّي ْالقَيُّو ُم اَل تَْأ ُخ ُذهُ ِسنَةٌ َواَل نَوْ ٌم لَهُ َما فِي ال َّس َما َوا‬
َ‫ض َم ْن َذا الَّ ِذي يَ ْشفَ ُع ِع ْن َدهُ ِإاَّل بِِإ ْذنِ ِه يَ ْعلَ ُم َما بَ ْينَ َأ ْي ِدي ِه ْم َو َما خ َْلفَهُ ْم َواَل يُ ِحيطُون‬
ِ ْ‫اَأْلر‬
‫ض َواَل يَُئو ُدهُ ِح ْفظُهُ َما َوهُ َو‬ َ ْ‫ت َواَأْلر‬ ِ ‫اوا‬َ ‫بِ َش ْي ٍء ِم ْن ِع ْل ِم ِه ِإاَّل بِ َما َشا َء َو ِس َع ُكرْ ِسيُّهُ ال َّس َم‬
‫ْال َعلِ ُّي ْال َع ِظي ُم‬
“Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia
Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya;
tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di
langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at disisi
Alloh tanpa izin-Nya. Alloh mengetahui apa-apa yang di
hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak
mengetahui apa-apa dari ilmu Alloh melainkan apa yang
dikehendaki-Nya.” (al-Baqoroh ayat 255)
2. Tauhid Uluhiyah

Tauhid uluhiyah adalah pengesaan ibadah hanya kepada Allah SWT.


Seorang muslim harus beribadah sesuai dengan perintah Allah dan
menjauhi segala larangan Allah SWT.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

ِ ‫اح ٌد ۖ اَل ِإ ٰلَهَ ِإاَّل هُ َو الرَّحْ ٰ َم ُن الر‬


‫َّحي ُم‬ ِ ‫َوِإ ٰلَهُ ُك ْم ِإ ٰلَهٌ َو‬

“Dan Rabb-mu adalah Allah Yang Maha Esa, tidak ada sesembahan
yang diibadahi dengan benar melainkan Dia, Yang Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang.” [Al-Baqarah: 163]

‫ْط ۚ اَل ِإ ٰلَهَ ِإاَّل هُ َو ْال َع ِزي ُز ْال َح ِكي ُم‬


ِ ‫َش ِه َد هَّللا ُ َأنَّهُ اَل ِإ ٰلَهَ ِإاَّل هُ َو َو ْال َماَل ِئ َكةُ َوُأولُو ْال ِع ْل ِم قَاِئ ًما بِ ْالقِس‬

“Allah menyatakan bahwa tidak ada sesembahan yang berhak


diibadahi dengan benar selain Dia, Yang menegakkan keadilan. Para
Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan
demikian). Tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan
benar selain-Nya, Yang Maha Perkasa lagi Mahabijak-sana.” [Ali
‘Imran: 18]
Tauhid uluhiyah adalah inti dari setiap ajaran yang dibawakan oleh
setiap Nabi dan Rasul. Segala sesuatu yang kita lakukan hendaknya
dilakukan karena Allah semata.

Kamilah al-Kiwari hafizhahallahu berkata, 
“Makna tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah ta’ala dalam
beribadah, dalam ketundukan dan ketaatan secara mutlak. Oleh
sebab itu tidak diibadahi kecuali Allah semata dan tidak boleh
dipersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun baik yang ada di bumi
ataupun di langit. Tauhid tidak akan benar-benar terwujud selama
tauhid uluhiyah belum menyertai tauhid rububiyah. Karena
sesungguhnya hal ini -tauhid rububiyah, pen- tidaklah mencukupi.
Orang-orang musyrik arab dahulu pun telah mengakui hal ini,
tetapi ternyata hal itu belum memasukkan mereka ke dalam Islam.
Hal itu dikarenakan mereka mempersekutukan Allah dengan
sesembahan lain yang tentu saja Allah tidak menurunkan
keterangan atasnya sama sekali dan mereka pun mengangkat
sesembahan-sesembahan lain bersama Allah…”(lihat al-Mujalla fi
Syarh al-Qowa’id al-Mutsla, hal. 32)

3. Tauhid asma’ wa shifat

Tauhid asma’ wa shifat adalah tauhid yang isinya pengesaan sifat


dan nama Allah. Allah mempunyai nama dan sifat yang begitu
istimewa yang tidak mungkin ada pada mahluk manapun. Sebagai
seorang muslim, kita hendaknya mengetahui dan mengamalkan
nama dan sifat Allah yang banyak disebutkan dalam Al Quran.

Allah swt berfirman:

َ‫) هُ َو هَّللا ُ الَّ ِذي اَل ِإلَه‬22( ‫َّحي ُم‬ ِ ‫ب َوال َّشهَا َد ِة هُ َو الرَّحْ َم ُن الر‬ ِ ‫هُ َو هَّللا ُ الَّ ِذي اَل ِإلَهَ ِإاَّل هُ َو عَالِ ُم ْال َغ ْي‬
‫ك ْالقُ ُّدوسُ ال َّساَل ُم ْال ُمْؤ ِم ُن ْال ُمهَ ْي ِم ُن ْال َع ِزي ُز ْال َجبَّا ُر ْال ُمتَ َكبِّ ُر ُسب َْحانَ هَّللا ِ َع َّما‬ ُ ِ‫ِإاَّل هُ َو ْال َمل‬
‫ص ِّو ُر لَهُ اَأْل ْس َما ُء ْال ُح ْسنَى يُ َسبِّ ُح لَهُ َما فِي‬ َ ‫ارُئ ْال ُم‬ ِ َ‫ق ْالب‬ ُ ِ‫) هُ َو هَّللا ُ ْالخَال‬23( َ‫يُ ْش ِر ُكون‬
24 – 22 : ‫) – الحشر‬24( ‫ض َوهُ َو ْال َع ِزي ُز ْال َح ِكي ُم‬ ِ ْ‫ت َواَأْلر‬ ِ ‫اوا‬ َ ‫ال َّس َم‬

Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan
yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 23.
Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci,
yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha
Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki
segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka
persekutukan. 24. Dialah Allah yang Menciptakan, yang
Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul
Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah
yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Qs al-Hasyr: 22-24)
https://dalamislam.com/landasan-agama/tauhid/macam-
macam-ilmu-tauhid

Anda mungkin juga menyukai