Anda di halaman 1dari 15

SOP LATIHAN BERJALAN DENGAN ALAT

PADA PASIEN PASCABEDAH MUSKULOSKELETAL

Disusun Oleh : Kelompok 7

1. Akmal Khaerulloh (P1337421022117)


2. Syafa Karin Anarta (P1337421022119)
3. Nabilla Aprilia (P1337421022125)
4. Ine Indah Lestari (P1337421022127)
5. Maulana Rifa'i (P1337421022128)
6. Aura Lady Asyifa (P1337421022138)
7. Putri Nurhalizah (P1337421022147)
8. Fadia Shafa Aulia Rahma (P1337421022148)

PRODI DIII KEPERAWATAN TEGAL

JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-
Nya lah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan tugas yang berjudul "SOP
Latihan Berjalan Dengan Alat Pada Pasien Pascabedah Muskuloskeletal". Penulis menyadari
bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Hal ini disebakan oleh keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran
pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi perbaikan tugas lebih lanjut.

Tulisan ini dapat sepenuh diselesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya lah dapat kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, terutama rekan-rekan mahasiswa dan
dosen Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi D-III Keperawatan Tegal yang telah memberikan
masukan demi kelancaran dan kelengkapan naskah tulisan ini. Akhimya, semoga tulisan yang
jauh dari sempurna ini ada manfaatnya.

Tegal, 2 Oktober 2023

2
SOP LATIHAN BERJALAN DENGAN ALAT

PADA PASIEN PASCABEDAH MUSKULOSKELETAL

(KURSI RODA, KRUCK, DAN TRIPOD)

SOP ALAT BANTU KURSI RODA


Definisi Kursi roda adalah alat bantu yang digunakan oleh orang yang
mengalami kesulitan berjalan menggunakan kaki, baik
dikarenakan oleh penyakit, cedera, maupun cacat.
Tujuan 1. Meningkatkan kekuatan otot, pergerakan sendi dan
kemampuan
2. Mobilisasi.
3. Menurunkan resiko komplikasi dari mobilisasi.
4. Menurunkan ketergantungan pasien dan orang lain.
5. Meningkatkan rasa percaya diri klien.
6. Memelihara dan mengembalikan fungsi otot
7. Mencegah kelainan bentuk, seperti kaki menjadi bengkok
8. Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot
9. Mencegah komplikasi seperti otot mengecil dan kekakuan
sendi
Indikasi 1. Paraplegia
2. Tidak dapat berjalan atau tirah baring
3. Pada pelaksanaan prosedur tindakan, misal klien akan foto
rontgen
4. Pasca amputasi kedua kaki
Kontrindikasi 1. Klien bedah spinal, trauma medula spinalis, atau trauma
sistem syaraf
2. Klien dengan paralisis atau kelumpuhan total
3. Jalanan yang akan dilewati kursi roda membahayakan pasien
seperti jalan licin, curam, dan lainnya.
4. Pasien post operasi tertentu seperti pasien post operasi sectio

3
caesaria, BPH, HIL, dan lain sebagainya yang menggunakan
bius epidural atau total.
Prosedur A. Pastikan kebutuhan pasien dengan mengkaji ulang
B. Persiapan Lingkungan
1. Mengatur lingkungan klien
2. Jaga privacy klien dan ciptakan lingkungan yang aman dan
nyaman
3. Dekatkan alat-alat
4. Atur posisi klien senyaman mungkin
C. Persiapan alat
1. Pastikan alat dalam keadaan baik dan dapat dipakai oleh
pasien.
2. Kursi roda
3. Handscoon (jika perlu)
D. Persiapan klien
1. Pasien berada ditempat tidur
2. Perawat menjelaskan prosedur pada pasien
3. Perawat mengatur posisi tempat tidur pasien pada posisi
paling rendah, sampai kaki pasien bisa menyentuh lantai
4. Perawat meletakkan kursi roda sejajar atau sedekat
mungkin dengan tempat tidur, kunci semua roda kursi
E. Tahap Pra Interaksi
1. Mempersiapkan diri perawat
2. Melakukan pengecekan program terapi
3. Mencuci tangan
4. Menyiapkan alat
F. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan menyapa pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Memberi tahu kontrak waktu dan persetujuan serta
kesiapan pasien.

4
G. Tahap Kerja
1. Rendahkan posisi tempat tidur pada posisi terendah
sehingga kaki klien dapat menyentuh lantai. Kunci semua
roda tempat tidur.
2. Letakkan kursi roda sejajar dan sedekat mungkin dengan
tempat tidur. Kunci semua roda dari kursi roda. Bantu
klien pada posisi duduk di tepi tempat tidur.
3. Kaji adanya hipotensi sebelum memindahkan klien dari
tempat tidur.
4. Ketika klien turun dari tempat tidur, perawat harus berdiri
tepat dihadapannya dan klien meletakkan tangannya
dipundak perawat. Selanjutnya, perawat meletakkan
tangannya dipinggang klien.
5. Sementara klien mendorong badannya ke posisi berdiri,
perawat membantu mengangkat bagian atas tubuh klien.
6. Klien dibiarkan berdiri selama beberapa detik untuk
memastikan tidak adanya pusing.
7. Perawat tetap berdiri menghadap klien lalu memutar tubuh
klien sehingga membelakangi kursi roda. Setelah itu,
perawat memajukan salah satu kakinya dan memegang
kedua lutut untuk menjaga keseimbangan, kemudian
membantu klien untuk duduk dikursi roda.
H. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan klien
3. Mencuci tangan
4. Mencatat dokumentasi keperawatan

5
SOP ALAT BANTU KRUCK
Definisi Tongkat atau alat bantu untuk berjalan,
biasanya digunakan secara berpasangan yang
diciptakan untuk mengatur keseimbangan pada
saat berjalan
Tujuan 1. Meningkatkan kekuatan otot, penggerak
sendi dan kemampuan mobilisasi
2. Menurunkan resiko komplikasi dari
mobilisasi
3. Menurunkan ketergantungan pasien dan
orang lain
4. Meningkatkan rasa percaya diri pasien
Indikasi 1. Pasien dengan fraktur ekstremitas bawah
2. Pasien dengan postop amputasi ekstremitas
bawah
3. Pasien dengan kelemahan kaki atau post
stroke
Kontraindikasi 1. Penderita demam dengan suhu tubuh lebih
dari 37°C 2.
2. Penderita dalam keadaan bedrest (istirahat
total)
3. Penderita dengan post operasi
Prosedur A. Pastikan kebutuhan pasien dengan
mengkaji ulang
B. Persiapan Lingkungan
1. Mengatur lingkungan klien
2. Jaga privacy klien dan ciptakan
lingkungan yang aman dan nyaman
3. Dekatkan alat-alat
4. Atur posisi klien senyaman mungkin

6
C. Persiapan Alat
1. Pastikan alat dalam keadaan baik dan
dapat dipakai oleh pasien.
2. Kruck
3. Kursi
D. Persiapan klien
1. Meminta persetujuan klien bahwa akan
dilakukan pelatihan penggunaan alat
bantu jalan
2. Mengatur posisi pasien senyaman
mungkin
3. Merapikan tempat Latihan dan menata
ruangan
4. Menilai kesiapan klien/lansia dan
kemampuan klien/lansia
E. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verivikasi data sebelumnya
2. Mencuci tangan
3. Mendekatkan alat di dekat pasien
dengan benar
F. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pelaksanaan kepada keluarga atau
pasien
3. Menanyakan kesiapan pasien
G. Tahap Kerja
1. Teknik berjalan dengan kruk
a) Langkah I, dengan kruk tetap di
tempatnya, tekanan tempat di

7
tangan anda
b) Langkah II, pindahkan kaki
dioperasikan dan kedua kruk maju
pada saat yang sama
c) Langkah III, mencari dan lurus ke
depan, langkah pertama dengan
kaki dioperasikan diikuti oleh kaki
anda acreage
2. Teknik turun tangga
a) Pindahkan berat badan pada kaki
yang tidak sakit
b) Letakkan kruk pada anak tangga
dan mulai memindahkan berat
badan pada kruk
c) Gerakkan kaki yang sakit ke depan
d) Luruskan kaki yang tidak sakit pada
anak angga dengan kruk
3. Teknik naik tangga
a) Pindahkan berat badan pada kruk
b) Julurkan tungkai yang tidak sakit
antara kruk dari anak tangga
c) Pindahkan berat badan dari kruk ke
tungkai yang tidak sakit
d) Luruskan kaki yang tidak sakit pada
anak tangga dengan kruk
4. Teknik duduk
a) Klien diposisi pada tengah depan
kursi dengan aspek posterior kaki
menyentuh kursi
b) Memberi metode yang aman untuk
duduk dan bangun dari kursi

8
c) Klien memegang kruk dengan
tangan berlawanan dengan tungkai
yang sakit d. Bila kedua tungkai
sakit, kruk ditahan, pegang pada
tangan klien yang lebih kuat
5. Teknik naik kendaraan
Tubuh dirapatkan ke mobil, kemudian
pegang bagian atas pint, bokong
diangkat kemudian naikkan kaki yang
sakit
H. Tahap Terminasi
1. Memberi kesempatan untuk bertanya
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan dengan klien
4. Cuci tangan

9
SOP ALAT BANTU TRIPOD
Definisi Tongkat piramid kaki tiga biasa disebut dengan
tripod terbuat dari bahan saitlesteel yang kuat,
namun ringan. Karena digunakan untuk alat
bantu jalan, tongkat kaki tiga ini desain yang
mempertimbangkan keamanan, kaki tiga dibuat
dengan presisi yang sesuai dengan kaidah
fisika sehingga terjamin kestabilannya. Untuk
mencegah slip tergelincir di lantai setiap kaki
dilapisi dengan bantalan karet.
Tujuan 1. Mampu mempertahankan tonus otot
2. Mampu mencegah terjadinya kontraktur
sendi dan fleksi otot
3. Mampu memperlancar peredaran darah
4. Mampu mempertahankan fungsi tubuh
5. Mampu mengembalikan pada aktivitas
semula
Indikasi Indikasi dilakukan pada klien yang mengalami
penurunan kekuatan otot dan patah tulang pada
anggota gerak bawah serta gangguan
keseimbangan
Kontraindikasi Kontraindikasi tidak dilakukan pada klien yang
mengalami penurunan kesadaran (bedrest),
fraktur yang parah dan belum ada penyatuan
tulang, pasien yang mengalami kelemahan
(malaise).
Prosedur A. Pastikan kebutuhan pasien dengan
mengkaji ulang
B. Persiapan Lingkungan
1. Mengatur lingkungan klien
2. Jaga privacy klien dan ciptakan

10
lingkungan yang aman dan nyaman
3. Atur posisi klien senyaman mungkin
4. Dekatkan alat-alat
C. Persiapan alat
1. Pastikan alat dalam keadaan baik dan
dapat dipakai oleh pasien.
2. Tripod
3. Kursi
D. Persiapan klien
1. Sampaikan salam (sesuai SOP
komunikasi terapeutik)
2. Jelaskan kepada klien tentang tujuan &
prosedur tindakan yang akan dilakukan
3. Menjaga privacy klien
E. Tahap Pra Interaksi
1. Verifikasi data sebelumnya (bila ada)
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat Tripod
F. Tahap Interaksi
1. Memberikan salam terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur alat
bantu tripod
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan
pasien
4. Melakukan kontrak dengan pasien
G. Tahap Kerja
1. Atur posisi pasien senyaman mungkin
2. Atur posisi duduk klien berada ditepi
tempat tidur dengan tungkai kebawah
tempat tidur
3. Letakkan tongkat kaki disamping

11
tangan klien
4. Gunakan tongkat pada sisi tubuh klien
yang paling terkuat
5. Jelaskan pada klien untuk memegang
tongkat dengan tangan yang sehat
6. Klien mulai melangkah dengan kaki
yang terlemah, bergerak maju dengan
tongkat, sehingga berat badan klien
terbagi antar tongkat dan kaki yang
terkuat
7. Kaki yang terkuat maju melangkah
setelah tongkat, sehingga kaki terlemah
dan berat badan klien disokong oleh
tongkat dan kaki terkuat.
8. Berjalanlah disisi bagian tungkai klien
yang lemah. Klien kemungkinan jatuh
ke arah bagian tungkai yang lemah
tersebut
9. Ajak klien berjalan selama waktu atau
jarak yang telah ditetapkan dalam
rencana keperawatan.
10. Jika klien kehilangan keseimbangan
atau kekuatannya dan tidak segera
pulih, masukkan tangan anda ke ketiak
klien, dan ambil jarak berdiri yang luas
untuk mendapatkan dasar tumpuan
yang baik.
11. Sandarkan klien pada pinggul anda
sampai tiba bantuan, atau rendahkan
badan anda dan turunkan klien secara
perlahan ke lantai.

12
H. Tahap Terminasi
1. Lakukan evaluasi tindakan
2. Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Pamitan pada pasien
4. Bereskan alat
5. Cuci tangan
6. Catat/dokumentasikan kegiatan

Link youtube

https://www.youtube.com/watch?v=4Na7JaLM2as

https://youtu.be/NHTrMCIBQjg?si=AM9L69X7AdfgL_rh

13
GAMBAR NARASI

Gambar 1 Kursi Roda Gambar 2 Kruck

Gambar 3 Tripod

14
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah. (2018, September 4). SOP Tripod. Dipetik Oktober 2, 2023, dari Scribd.com:
https://id.scribd.com

Amalia, S. R. (2021, Agustus 14). Sop Melatih Menggunakan Alat Bantu. Dipetik 2 Oktober,
2023, dari Scribd.com: https://id.scribd.com

Annang. (2018, April 14). SOP Teknik Penggunaan Kruk. Dipetik Oktober 2, 2023, dari
annangdsz.blogspot.com: https://annangdsz.blogspot.com

15

Anda mungkin juga menyukai