Anda di halaman 1dari 114

SAMPUL/ COV ER

LAPORAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN


MENGGUNAKAN MODEL TALKING STICK BERBASIS
MULTIMEDIA PADA MUATAN PELAJARAN IPA
DI KELAS V SD NEGERI 178/III
KOTO DUA BARU

MATA KULIAH: PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIOAL (PKP)


KODE MATA KULIAH : PDGK4501
MASA REGISTRASI : 2022/2023.1

Oleh:
OKTO REZKI RAHMAN IBRAHIM
NIM. 856594097

POKJAR KERINCI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR BIDANG ILMU (PGSD-BI)


UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ)
UNIVERSITAS TERBUKA (UT)
JAMBI
2022
LEMBAR PENGESA HAN LAP ORAN HA SI L P ERBAIKAN P EMBELAJARAN ILMU P ENGETAHUAN A LAM (IPA)

i
LEMBAR PERNYA TAAN BEBAS PLAGIAT

ii
KATA P ENGANTAR

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i


LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 6
C. Rumusan Masalah ........................................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran .................................................... 7
E. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 9
A. Kajian Teori .................................................................................................... 9
B. Konsep .......................................................................................................... 12
C. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................................... 14
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ....................................................... 16
A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak yang membantu ................... 16
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran .................................................... 17
C. Teknik Analisis Data .................................................................................... 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 22
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran ..................................... 22
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran ................................ 29
BAB V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT .................................. 32
A. Simpulan ....................................................................................................... 32
B. Saran Tindak Lanjut ..................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 33
LAMPIRAN ......................................................................................................... 35

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data Awal Peserta Didik ........................................................................ 5


Tabel 2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran ....................... 16
Tabel 3 Kriteria Tingkat Keberhasilan ................................................................ 21
Tabel 4 Data Awal .............................................................................................. 22
Tabel 5 Hasil Siklus I .......................................................................................... 24
Tabel 6 Hasil Siklus II......................................................................................... 27
Tabel 7 Rekap Data Awal, Hasil Siklus I dan Hasil Siklus II ............................ 28
Tabel 8 Data Awal, Siklus I dan Siklus II ........................................................... 30

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Desain Penelitian Perbaikan Pembelajaran ........................................ 18


Diagram 1 Data Awal.......................................................................................... 23
Diagram 2 Hasil Siklus I ..................................................................................... 26
Diagram 3 Hasil Siklus II .................................................................................... 28
Diagram 4 Rekap Data Awal, Hasil Siklus I dan Hasil Siklus II ........................ 29
Diagram 5 Nilai Rata-rata Kelas Persiklus ......................................................... 31

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Kesediaan Supervisor sebagai Pembimbing PKP ............... 35


Lampiran 2 Perencanaan PTK ......................................................................... 37
Lampiran 3 RPP Siklus I, Siklus II .................................................................. 41
Lampiran 4 APKG 1 dan 2 serta APS PKP 1 dan 2 Siklus I, Siklus II ........... 64
Lampiran 5 Lembar Refleksi Simulasi Perbaikan Pembelajaran pada PKP ... 80
Lampiran 6 Lembar Observasi Peserta Didik Siklus I, Siklus 2 ...................... 81
Lampiran 7 Jurnal Pembimbingan Supervisor 2 PKP ..................................... 83
Lampiran 8 Hasil Pekerjaan LKPD, Soal, Kunci Jawaban, dan Penilaian ...... 85
Lampiran 9 Foto Dokumentasi......................................................................... 104

vii
ABSTRAK

Okto Rezki Rahman Ibrahim, 2022. Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik
dengan menggunakan Model Talking Stick Berbasis Multimedia pada
Muatan Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 178/III Koto Dua Baru.
Berdasarkan latar belakang tersebut terlihat beberapa hal, antara lain
pembelajaran masih berpusat pada guru, peserta didik kurang terlibat dan tertarik
dalam belajar, dan guru hanya menyampaikan materi pembelajaran sedangkan
peserta didik hanya mendengarkan dan mencatat. Muatan pelajaran IPA masih
memiliki hasil belajar yang rendah bagi peserta didik. Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh upaya untuk menentukan peningkatan hasil belajar peserta
didik kelas V SD Negeri 178/III Koto Dua Baru tahun pelajaran 2022/2023 pada
muatan pelajaran IPA. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebutan untuk
jenis penelitian ini. Memanfaatkan model Talking Stick berbasis multimedia dan
pendekatan saintifik. Penelitian ini melibatkan 18 peserta didik, 7 diantaranya
laki-laki dan 11 diantaranya perempuan. 2 siklus pelaksanaan penelitian ini. Ada
empat fase dalam 1 siklus: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Observasi, tes, dan dokumentasi sebagai metode pengumpulan data yang
diperoleh kemudian dianalisis untuk sampai pada kesimpulan. Peningkatan hasil
belajar tercermin dari rata-rata nilai ketuntasan pra siklus sebesar 33%, rata-rata
nilai ketuntasan peserta didik setelah siklus 1 sebesar 72%, dan peningkatan yang
signifikan pada hasil rata-rata nilai ketuntasan siklus 2 sebesar 83 mencerminkan
temuan penelitian ini. Implikasi penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar
peserta didik muatan pelajaran IPA kelas V SD Negeri 178/III Koto Dua Baru
dapat ditingkatkan melalui penerapan Model Talking Stick Berbasis Multimedia.
Kata Kunci: Hasil Belajar. Multimedia. Talking Stick.

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tujuan pendidikan nasional adalah mentransformasikan sistem
pendidikan menjadi pranata sosial yang kuat dan berwibawa yang
memungkinkan setiap warga negara Indonesia tumbuh menjadi pribadi-pribadi
unggul yang mampu menjawab tantangan dunia yang terus berubah secara
konstruktif. Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 yang mengatur tentang
sistem pendidikan nasional menyatakan: “Adanya visi tersebut mempengaruhi
konsep pendidikan”. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
pendidikan nasional bertujuan untuk menumbuhkan keterampilan, watak, dan
budaya bangsa yang baik. Alasan pendidikan menyiratkan bahwa peserta didik
takut dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, memiliki pribadi yang
mulia, dan menjadi penduduk yang kuat, terpelajar, cakap, inovatif, mandiri,
demokratis, dan cakap.
Melalui pengajaran berkualitas tinggi, visi pendidikan harus diwujudkan.
Pengembangan kurikulum harus dimulai dengan standar untuk menjamin
pembelajaran yang berkualitas. Standar isi dituangkan dalam Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 Tahun 2006. Penyelenggara sekolah,
guru, dan pengembang kurikulum menggunakan standar isi untuk membuat
kurikulum. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 Tahun 2006
memberikan penjelasan mengenai kurikulum pada tingkat sekolah. Pemerintah
bermaksud memanfaatkan KTSP untuk memenuhi prasyarat pembaharuan
yang dituangkan dalam standar kompetensi SD/MI serta standar kompetensi
inti. Peserta didik harus memenuhi standar dan tolok ukur minimum nasional
ini dalam membuat kurikulum sekolah (Rahmat, 2019: 38).
Penekanan pada pendidikan saat ini dengan pemisahan yang jelas antara
mata pelajaran menimbulkan masalah, terutama bagi peserta didik Sekolah
Dasar. Ketika mengajar peserta didik Sekolah Dasar, terutama kelas bawah,
kita perlu mempertimbangkan karakteristik peserta didik yang berpartisipasi
dalam pengalaman belajar secara keseluruhan. Karena pemisahan mata

1
2

pelajaran peserta didik menghadapi kesulitan. Artinya, peserta didik kelas awal
melihat diri mereka sebagai pusat lingkungan dan memaknainya secara holistik
serta sebagai satu keseluruhan, yang belum jelas unsur-unsurnya. Pembelajaran
terpadu sebagai sebuah konsep, khususnya menghubungkan mata pelajaran
guna memberikan peserta didik pengalaman yang bermakna, diharapkan bisa
menerapkan serta mengalami konsep-konsep yang sudah dipelajari lewat
pengalaman langsung sebagai bagian dari pembelajaran yang tematik. Peserta
didik Sekolah Dasar masih memaknai seluruh suatu secara holistik serta
mendasarkan model pembelajarannya dan cara berpikir tentang seluruh sesuatu
yang konkret. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran di sekolah dasar, khususnya
di kelas awal, perlu diperhatikan karakteristik dan gaya belajar peserta didik
yang mengikuti semua proses pembelajaran. Tapi kelas akhir biasanya dipartisi
menjadi mata pelajaran tersendiri (Amelia, 2019: 1-3).
Sesuai dengan Keputusan Menteri nomor 22 tahun 2006 tentang standar
satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. standar kompetensi artinya kriteria
minimal nasional yang harus dipenuhi oleh peserta didik serta dijadikan
sebagai rekomendasi pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan.
Pencapaian standar kompetensi serta kompetensi inti berdasarkan pada
pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan keterampilan,
penelitian, dan pengetahuan mereka sendiri dengan bantuan guru.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 65 tahun
2013 tentang standar proses Pendidikan Dasar dan Menengah, proses
pendidikan sepenuhnya diarahkan pada pengembangan tiga ranah (sikap,
keterampilan, serta pengetahuan) secara holistik, yang berarti bahwa
pengembangan satu bidang tidak dapat dipisahkan dari perkembangan bidang
lainnya. Dengan demikian, proses pembelajaran secara holistik membentuk
karakteristik individu yang merepresentasikan penguasaan sikap, keterampilan,
serta informasi secara utuh. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
bersifat menarik, menyenangkan, menuntut, dan mendorong peserta didik
untuk terlibat secara aktif. Ini juga memberikan ruang yang cukup bagi peserta
3

didik untuk inisiatif, kreativitas, serta kemandirian dalam mengembangkan


kemampuan, minat, dan pertumbuhan fisik serta psikologis mereka.
Pembelajaran IPA merupakan proses menemukan dan memperoleh
kumpulan fakta, konsep, atau prinsip karena sifatnya yang sistematis.
Mayoritas sains berfokus pada produk, proses, sikap, dan teknologi. Untuk
membantu peserta didik dalam belajar, pendidik profesional harus
memanfaatkan media pembelajaran. Menurut (Raharjo 2012: 11) “Karena rasa
ingin tahu peserta didik tentang IPA dan ide-ide baru untuk pemecahan
masalah akan dihasilkan melalui pembelajaran IPA secara tidak langsung
melalui media pembelajaran.” (Portanata dkk., 2017: 339)
Pendidik harus memiliki atau memilih model pembelajaran yang
menyenangkan agar peserta didik mudah menerima dan tertarik dengan materi
yang diajarkan. Dengan memilih model pembelajaran yang tepat, peserta didik
dapat memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan dan produktif.
Instruksi pendidik mudah dipahami oleh peserta didik. Namun, peserta didik
mungkin enggan untuk berpartisipasi dalam pembelajaran dan mungkin
mengalami kesulitan dalam memahami materi jika model pembelajaran yang
tidak tepat menciptakan lingkungan belajar tidak nyaman atau membosankan.
Agar peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran,
disarankan pendidik untuk memilih model pembelajaran yang sesuai, seperti
salah satu model pembelajaran Talking Stick (Gunardi, 2022: 17-18). Oleh
karena itu, peneliti memilih salah satu dari beberapa model pembelajaran yang
tepat seperti model pembelajaran Talking Stick. Karena bagi peneliti kegiatan
pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antara peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar dalam rangka pencapaian standar
kompetensi serta pengalaman belajar yang bermakna. Maka dengan model
pembelajaran Talking Stick selama proses pembelajaran berlangsung nantinya
agar peserta didik dapat berpartisipasi aktif, menyenangkan sehingga dapat
membangkitkan motivasi belajar, serta memudahkan dalam memahami materi
4

pada pembelajaran yang diharapkan juga nanti akan berdampak terhadap


peningkatan hasil belajarnya.
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada hari Senin tanggal 24
Oktober 2022, di Kelas V SD Negeri 178/III Koto Dua Baru. Dapat dilihat
bahwa peserta didik, serta proses muatan pembelajaran IPA itu sendiri,
memiliki masalah. Peserta didik sering merasa bosan saat belajar bahkan
meninggalkan kelas untuk bermain dan berbincang-bincang sebentar dengan
teman-temannya. Adapun upaya guru atas hal tersebut, beberapa peserta didik
duduk di depan untuk mendengarkan penjelasan, tetapi mereka juga
mengabaikan peringatan itu. Karena guru juga tidak mendorong peserta didik
untuk bertanya, sehingga peserta didik sulit memahami materi. Akibatnya,
hasil belajar peserta didik turun.
Refleksi awal serta diperkuatkan dari hasil diskusi yang dilakukan
peneliti dengan guru kelas V di SD Negeri 178/III Koto Dua Baru, pada hari
Kamis tanggal 27 Oktober 2022 dan pada hari Jum’at 28 Oktober 2022,
mengungkapkan permasalahan proses muatan pembelajaran IPA. Meliputi
aktivitas peserta didik saat belajar, keterampilan guru dalam mengajar, dan
hasil belajar peserta didik. Selama proses belajar, peserta didik mengalami
masalah, yaitu kurangnya minat dan motivasi. Akibatnya peserta didik tidak
aktif, cepat bosan, dan kurang berminat dalam mengikuti muatan pembelajaran
IPA. Adapun masalah pada faktor guru dimana saat proses muatan
pembelajaran IPA masih berpusat pada guru (teacher centered), tidak
menggunakan model pembelajaran yang menarik, dan belum memaksimalkan
penggunaan media pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan proses muatan pembelajaran IPA di atas,
tentunya akan berdampak juga terhadap hasil belajar peserta didik yang rendah.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu perhatian segera, dengan
menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, menggunakan
pendekatan pembelajaran yang tepat, serta berbagai metode, model dan media
dalam proses muatan pembelajaran IPA. Sehingga hasil belajar peserta didik
5

meningkat sebagai akibatnya tujuan muatan pembelajaran IPA dapat tercapai


dan pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan SD Negeri 178/III
Koto Dua Baru, yaitu 65. Dengan ketetapan tersebut, dari keseluruhan peserta
didik kelas V berjumlah 18 orang, diantaranya 7 orang Laki-laki dan 11 orang
Perempuan. Kemudian data awal peserta didik, nilai yang diambil dari hasil
ulangan harian muatan pembelajaran IPA Semester 1 tahun pelajaran
2022/2023, sebagai berikut:
Tabel 1
Data Awal Peserta Didik Semester 1 Muatan Pembelajaran IPA Kelas V
SD Negeri 178/III Koto Dua Baru Tahun Pelajaran 2022/2023
Jenis
No Nama Peserta Didik Nilai Keterangan
Kelamin
1 Ahmad Fatir L 60 Tidak Tuntas
2 Ahsanul Fail L 58 Tidak Tuntas
3 Al Farik Akbar L 60 Tidak Tuntas
4 Aein Khamesya P 80 Tuntas
5 Aira Naqiya Rahma P 55 Tidak Tuntas
6 Aisya Putri Najwa P 88 Tuntas
7 Aisya Rahmadani P 90 Tuntas
8 Calista Shaqueena P 58 Tidak Tuntas
9 Fakhry Maldiansyah L 62 Tidak Tuntas
10 Faiz Al Fakhri L 62 Tidak Tuntas
11 Miktahul Kanisa P 60 Tidak Tuntas
12 Mikha Ameena Putri P 78 Tuntas
13 Mahib Khairon Ibbas L 85 Tuntas
14 Nur Faizah P 77 Tuntas
15 Rahmad Frasetya L 60 Tidak Tuntas
16 Silya Rahmadania P 62 Tidak Tuntas
17 Siska Putri Kardina P 60 Tidak Tuntas
18 Yora Adelva P 61 Tidak Tuntas
Rata-rata 68
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 55
Tuntas 6
Tidak Tuntas 12
Rata-rata Persentase Ketuntasan 33%
6

Rata-rata Persentase Tidak Tuntas 67%


Sumber Data: Nilai Ulangan Harian Kelas V SD Negeri 178/III Koto Dua Baru
Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat rendahnya hasil belajar peserta
didik pada muatan pembelajaran IPA. Data awal peserta didik kelas V SD
Negeri 178/III Koto Dua Baru, menunjukkan sebanyak 12 orang peserta didik
(67%) mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditetapkan sekolah yaitu 65 dan hanya 6 orang peserta didik (33%) yang
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Nilai terendah peserta didik
yaitu 55 dan nilai tertinggi 90, dengan rerata kelas 68. Dengan melihat data
tersebut maka perlu dilakukan kegiatan perbaikan pembelajaran agar dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran IPA khususnya dalam hal keterampilan
guru, aktivitas peserta didik dan hasil belajar.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas. Maka bagi
peneliti perlu untuk melakukan penelitian lebih lanjut, dengan judul:
Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik dengan menggunakan Model
Talking Stick Berbasis Multimedia pada Muatan Pelajaran IPA di Kelas V
SD Negeri 178/III Koto Dua Baru.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Peserta didik tidak aktif, cepat bosan, dan kurang berminat dalam mengikuti
muatan pembelajaran IPA.
2. Kurangnya dorongan kepada peserta didik untuk berpartisipasi aktif
bertanya dalam mengikuti muatan pembelajaran IPA.
3. Dalam proses muatan pembelajaran IPA masih berpusat pada guru (teacher
centered), tidak menggunakan model yang menarik, dan belum
memaksimalkan penggunaan media.
4. Rendahnya hasil belajar peserta didik pada muatan pembelajaran IPA.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat dirumusakan
masalah dalam penelitian ini: Bagaimanakah model pembelajaran Talking Stick
7

berbasis multimedia dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam


muatan pembelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 178/III Koto Dua Baru?
D. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini bertujuan: Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
pada muatan pembelajaran IPA dengan menggunakan model Talking Stick
berbasis multimedia pada peserta didik di Kelas V SD Negeri 178/III Koto Dua
Baru.
E. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Adapun manfaat dari penelitian perbaikan pembelajaran ini, sebagai
berikut:
1. Bagi Peserta Didik
a. Meningkatkan motivasi, dan aktivitas peserta didik sehingga proses
muatan pembelajaran IPA lebih menarik dan menyenangkan di Kelas V
SD Negeri 178/III Koto Dua Baru
b. Peserta didik dapat memahami materi muatan pembelajaran IPA secara
lebih baik di Kelas V SD Negeri 178/III Koto Dua Baru.
2. Bagi Guru
a. Guru dapat menerapkan metode, strategi, pendekatan, serta berbagai
model maupun media yang menarik serta efektif untuk meningkatkan
aktivitas dan prestasi belajar peserta didik pada muatan pembelajaran
IPA di Kelas V SD Negeri 178/III Koto Dua Baru.
b. Guru semakin berpengalaman dalam menentukan metode, strategi,
pendekatan, serta berbagai model maupun media yang menarik dan tepat
untuk memperbaiki dan meningkatkan efektifitas pada muatan
pembelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 178/III Koto Dua Baru.
3. Bagi Sekolah
a. Dapat meningkatnya kualitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada
muatan pembelajaran IPA yang dilaksanakan di SD Negeri 178/III Koto
Dua Baru.
8

b. Adanya informasi yang diperoleh sehingga bisa dijadikan sebagai bahan


kajian bersama supaya dapat meningkatkan kualitas SD Negeri 178/III
Koto Dua Baru.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Menjadi acuan atau pedoman mahasiswa lainnya dalam menulis
Penelitian Tidakan Kelas (PTK), Laporan Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP) maupun Skripsi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Pendidikan
Menurut (Depdiknas, 2013: 326) “Ki Hajar Dewantara mengartikan
pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta
jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan
menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.”
Kemudian menurut (Undang-undang nomor 20 tahun 2003) “Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” Sedangkan menurut (Ahmadi dan
Uhbiyati 2007: 70) mengemukakan bahwa “pendidikan pada hakekatnya
merupakan suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta penuh
tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga
timbul interaksi dari keduanya agar anak mencapai kedewasaan yang
dicitacitakan dan berlangsung terus menerus.” (Rahmat, 2019: 23-24).
2. Hakikat Proses Belajar Mengajar
Mengajar dan belajar adalah konsep yang tidak dapat dipisahkan.
Belajar adalah proses mengubah tingkah laku seseorang melalui interaksi
dengan lingkungan sekitarnya. Mengubah perilaku adalah upaya sadar
berdasarkan interaksi sebelumnya dengan lingkungan. Dalam bentuk
tindakan, reaksi, dan hubungan, pola perilaku yang dihasilkan dapat dilihat
dan diamati baik secara mental maupun fisik. Keberhasilan belajar seorang
peserta didik ditentukan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal
adalah kondisi belajar yang berasal dari dalam diri individu dan
menyebabkan perubahan perilaku. Faktor internal meliputi kecerdasan,
bakat, kemampuan, minat, motivasi, kondisi fisik, dan keadaan mental.
Faktor eksternal adalah kondisi di luar kelas yang mempengaruhi belajar

9
10

individu peserta didik. Lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat


merupakan contoh faktor eksternal (kondisi sosial ekonomi, sosial budaya
dan sosial) (Tibahary, 2018: 54).
Belajar merupakan proses perubahan perilaku berkat pengalaman serta
latihan, tentunya tujuan kegiatan ialah perubahan tingkah laku, pengetahuan,
sikap, serta keterampilan, maupun yang meliputi aspek pribadi. Kegiatan
belajar dan mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah
kegiatan, menilai proses, maupun hasil belajar, kesemuanya itu termasuk
dalam cangkupan tanggung jawab guru (Djamarah, 2014: 10-11). Adapun
hakikat mengajar menurut Joyce dan Weil adalah membantu pembelajar/
peserta didik memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai-nilai, cara
berpikir, dan belajar bagaimana cara belajar (Tibahary, 2018: 56)
3. Pembelajaran
Menurut (Warsita, 2008: 265) “Pembelajaran merupakan terjemahan
dari kata instruction yang dalam bahasa Yunani disebut instructus atau
intruere yang berarti menyampaikan pikiran, dengan demikian arti
pembelajaran adalah menyampaikan pikiran, ide yang telah diolah secara
bermakna melalui pembelajaran.” Kemudian Menurut (Miarso 2004: 528)
“Belajar adalah usaha yang disengaja untuk mengendalikan lingkungan
seseorang agar dapat berkembang secara positif dalam kondisi tertentu.
Oleh karena itu, hakikat pembelajaran adalah usaha guru atau pendidik
untuk mendorong siswa belajar.” (Nasution, 2017: 17-18).
Proses pembelajaran di kelas tidak terlepas dari guru, peserta didik,
kurikulum, sarana dan prasarana. Untuk mencapai tujuan pendidikan, guru
harus dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat berdasarkan materi
yang diberikan. Selama proses pembelajaran tentunya komunikasi
merupakan hal yang penting. Namun, ada kalanya peserta didik gagal
berkomunikasi secara efektif. Artinya, tidak semua mata pelajaran dapat
dipahami dengan baik oleh siswa karena pesan guru atau mata pelajaran
tidak selalu diterima dengan baik oleh mereka. Lebih buruk lagi, seperti
penerima pesan, siswa salah menafsirkan maksud guru. Karena penjelasan
11

guru sulit dicerna dan dipahami, siswa secara alami menjadi cepat lelah.
Masalah berkontribusi pada kebosanan peserta didik. Menggunakan media
sebagai alat, pendidik dapat mengembangkan strategi pengajaran untuk
menghindari semua itu (Febrita, 2019: 183).
Menurut pendapat (Sanjaya 2011: 102) yang menyatakan bahwa
“paradigma konsep mengajar sebagai proses mengatur lingkungan yang
memiliki karakteristik:
a. mengajar berpusat pada peserta didik;
b. peserta didik sebagai subjek belajar;
c. proses pembelajaran berlangsung di mana saja;
d. pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan.
Pembelajaran yang dilaksanakan secara aktif dan efektif dengan
strategi pembelajaran yang tepat guna pula mampu menciptakan suasana
proses belajar mengajar yang kondusif dan merancang aktifitas belajar
peserta didik terhadap mata pelajaran yang diajarkan. Karena bagaimanapun
hasil belajar peserta didik tidak dapat dicapai secara maksimal jika kondisi
dan situasi proses belajar mengajar yang dilaksanakan tidak memberikan
ruang dan gerak kepada peserta didik dalam menggali dan mengembangkan
potensi yang terdapat dalam dirinya.” (Rawung, 2019: 49-50).
4. Pembelajaran IPA
IPA merupakan bagian mata pelajaran di sekolah dasar. Pelajaran IPA
sangat luas serta sangat erat kaitannya dengan kehidupan makhluk hidup
dan cara memperoleh informasi yang sistematis tentang alam (Gunardi,
2022: 20)
Menurut (Hisbullah 2018: 1) “Studi tentang fenomena alam berfungsi
sebagai dasar untuk bidang sains. Pengertian IPA adalah sekumpulan
pengetahuan tentang fenomena alam dan benda-benda yang diperoleh dari
temuan pemikiran dan penyelidikan ilmiah yang dipadukan dengan
kemampuan percobaan dengan metode ilmiah.” Kemudian menurut (Nelly
Wedyawati 2019: 4) “pada dasarnya, pembelajaran IPA sebagai mata
12

pembelajaran di sekolah akan mempunyai dampak yang penting, karena hal


ini berhubungan erat dengan:
a. Keberlangsungan umat manusia di dunia ini, khususnya yang
berhubungan dengan pilihan tindakan yang bijak terhadap isu-isu global
(pemanasan global, rekayasa genetik, dll);
b. Tuntutan angkatan kerja dalam lingkungan ekonomi yang berbasis ilmu
pengetahuan dan teknologi (knowledge based economy).
Kenyataan ini jelas menunjukkan adanya suatu kebutuhan supaya
pendidikan IPA disekolah haruslah efektif dan relevan bagi sebagai besar
populasi serta juga untuk berbagai kelompok yang berbeda-beda (gender,
latar belakang ekonomi dan sosial, suku bangsa, lokasi, dll).” (Gunardi,
2022: 17).
B. Konsep
1. Model Talking Stick dalam Pembelajaran
Menurut (Good dan Travers dikutip oleh Gafar, 2001: 37), “Model
adalah representasi naratif, matematis, grafis, atau simbolik lainnya dari
peristiwa atau sistem yang kompleks dari dunia nyata. Sebuah model
juga dapat digunakan untuk meniru, mendemonstrasikan, menjelaskan,
memprediksi, memperkenalkan sesuatu, sesuai dengan pernyataannya.”
Pakar pendidikan memberikan pengertian tentang model pembelajaran
berdasarkan pengertian tersebut, sebagai berikut:
Menurut Syaiful Sagala “Model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang memandu perancang pembelajaran dan pendidik dalam
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Ini menguraikan
proses metodis untuk mengatur pengalaman belajar siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu.”
Menurut (Joyce dan Weil 2000:13) mengemukakan bahwa Model
pembelajaran adalah gambaran iklim pembelajaran yang
menggambarkan penyusunan rencana mata pelajaran, rencana satuan
pembelajaran, perangkat keras pembelajaran, bahan bacaan, multimedia,
dan bantuan pembelajaran melalui program komputer. Membantu peserta
13

didik memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai, dan cara berpikir


merupakan inti dari pengajaran (Tibahary, 2018: 55-56)
Menerapkan model Talking Stick mendorong peserta didik
memiliki keberanian untuk menyuarakan pendapatnya ketika model
Talking Stick digunakan. Penjelasan guru tentang materi yang akan
dipelajari mengawali pembelajaran. Peserta didik memiliki kesempatan
untuk membaca mempelajari materi. Kegiatan ini mendapatkan waktu
yang cukup dari guru. Selanjutnya, mintalah peserta didik menutup buku
mereka. Tongkat yang sudah disiapkan diambil oleh guru. Tongkat
diberikan kepada salah satu peserta didik. Para peserta didik pemegang
tongkat diharapkan untuk menanggapi pertanyaan yang telah disiapkan
oleh guru (Faradita, 2019: 2-3).
Menurut (Kurniasih dan Sani 2015: 82) “Salah satu model
pembelajaran kooperatif adalah model Pembelajaran Talking Stick.
Tongkat digunakan untuk melaksanakan model pembelajaran ini. Setelah
peserta didik mempelajari materi, mereka menggunakan tongkat sebagai
jatah atau giliran untuk berdebat atau menjawab pertanyaan dari guru.”
Menurut (Styawati 2011: 4) “Model Pembelajaran Talking Stick
menekankan partisipasi peserta didik dalam proses belajar mengajar
untuk mendorong peserta didik berani menyuarakan pendapatnya.
Peserta didik dapat termotivasi untuk aktif belajar dengan menggunakan
metode ini untuk memahami dan menemukan konsep, memungkinkan
mereka menghubungkan pertanyaan dengan teori yang ada. Misalnya,
contoh soal pada bahan ajar peserta didik dapat digunakan untuk
mendeskripsikan teori dan konsep yang dibahas dalam diskusi kelas.”
(Gunardi, 2022: 23).
2. Multimedia
Mengenai evolusi media dan pemaknaannya, tampak bahwa,
khususnya bagi masyarakat umum, pemaknaan media menyempit sekitar
pergantian abad ke-20. Karena penyempitan tersebut, media kini hanya
dipandang sebagai alat untuk berkomunikasi ke berbagai arah yang banyak
14

digunakan oleh manusia. Karena masyarakat selalu mengikuti


kecenderungan yang diterima dalam memberi makna atau stigma pada
objek. Pengertian media menurut Heinich, yang menegaskan: “Saluran
komunikasi disebut sebagai media. Apa pun yang mengirimkan informasi
dari satu sumber ke sumber lain termasuk dalam definisi ini. Video, televisi,
diagram, materi cetak, komputer, dan instruktur adalah contohnya.”
(Yuniastuti dkk., 2021: 2). Sedangkan media Menurut (Arsyad 2011: 3)
“Media berasal dari kata Latin medius, yang berarti tengah atau perantara.”
(Portanata dkk., 2017: 339).
3. Hasil Belajar
Menurut Nurdinah “Penilaian formatif dan sumatif dapat digunakan
untuk mengevaluasi hasil belajar. Evaluasi perkembangan merupakan suatu
tindakan penilaian, yang dengan demikian dapat dimanfaatkan untuk lebih
mengembangkan pengalaman tumbuh kembang yang sedang atau telah
dilaksanakan. Sebaliknya, penilaian sumatif adalah penilaian yang
dilakukan untuk mengumpulkan data atau informasi mengenai sejauh mana
peserta didik telah mencapai penguasaan atau pencapaian dalam
mempelajari suatu mata pelajaran yang telah dipelajari untuk waktu yang
telah ditentukan.” (Rampo, 2019: 108).
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelusuran dari hasil beberapa penelitian yang ada, dan
melihat relevansinya dengan penelitian yang diteliti. Maka Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) berkaitan model pembelajaran Talking Stick merupakan topik
yang telah banyak dibahas baik dalam bentuk penelitian, dan artikel. Namun
peneliti belum temukan dalam penelitian dan kajian terdahulu yang secara
spesifik membahas mengenai model pembelajaran Talking Stick berbasis
multimedia dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam muatan
pembelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 178/III Koto Dua Baru. Menurut
penilaian peneliti, terdapat beberapa penelitian yang memiliki kajian yang
sama, sebagai berikut:
15

Penelitian pertama, yang diteliti oleh Siti Aminah dari Jurnal


Pembelajaran IPA Terpadu: PELITA, dengan judul “Penggunaan Model
Talking Stick untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Materi Bumi dan
Alam Semesta Siswa” telah mengambil sampel dalam penelitiannya di SD
Negeri Bagi 03 Kabupaten Madiun. Dalam penelitian tersebut. Hasil
penelitiannya mengungkapkan bahwa, pembelajaran melalui model Talking
Stick materi pembelajaran ilmu bumi dan alam semesta dapat meningkatkan
kemampuan dan hasil belajar pada siswa kelas V SDN Bagi 03 Kecamatan
Madiun. Dengan peningkatan nilai rata-rata kelas pada peserta didik kondisi
awal dari 18.75% meningkat menjadi 56,24% peserta didik yang tuntas belajar
pada siklus 1 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 93,75 % (Aminah,
2022: 32-33).
Penelitian tersebut di atas memiliki persamaan dengan penelitian ini,
yaitu sama-sama menggunakan model Talking Stick. Selain dari pada itu
tentunya memiliki perbedaan, baik lokasi maupun materi pembelajaran. Pada
sisi lokasi berada di SD Negeri Bagi 03 Kabupaten Madiun. Sedangkan materi
pembelajaran tentang ilmu bumi dan alam semesta.
Penelitian kedua, yang dilakukan oleh Agustina Rampo dari Jurnal
Pemikiran dan Pengembangan Pembelajaran dengan judul “Meningkatkan
Hasil Belajar IPA Konsep Daur Air dan Peristiwa Alam Melalui Model
Pembelajaran Talking Stick pada Murid Kelas IV SD Negeri 130 Tokesan
Kabupaten Tana’ Toraja”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hasil
belajar IPA menggunakan model Talking Stick materi pembelajaran Daur air
dan Peristiwa Alam pada murid kelas IV SD Negeri 130 Tokesan Kabupaten
Tana Toraja, dapat meningkat. Adapun perolehan nilai rata-rata kelas pada
siklus I 64,84 masih termasuk kategori rendah. Selanjutnya perolehan nilai
rata-rata pada siklus II adalah 85,16 sudah termasuk kategori tinggi (Rampo,
2019: 114-115).
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak yang membantu


1. Subjek Penelitian
Peneliti sendiri merupakan seorang guru pada saat melakukan
penelitian ini. Subjek penelitian merupakan peserta didik kelas V (lima)
tahun pelajaran 2022/2023, yang berjumlah 18 orang peserta didik dengan 7
orang Laki-laki dan 11 orang Perempuan.
2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini berlokasi di SD Negeri 178/III Koto Dua Baru
dengan alamat Desa Koto Dua Baru, Kecamatan Air Hangat Barat,
Kabupaten Kerinci. Pengambilan lokasi penelitian ini, karena Sekolah
Dasar tersebut berdekatan dengan tempat tinggal peneliti sekaligus
peneliti juga salah satu staf pengajar, sehingga memudahkan peneliti
berintegrasi dengan pihak sekolah.
b. Waktu Penelitian/ Lama Tindakan
Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober s.d. 15
November 2022, tahun pelajaran 2022/2023. Penelitian ini dilaksanakan
selama 20 hari dengan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II. Jadwal
pelaksanaan perbaikan pada setiap siklus, sebagai berikut:
Tabel 2
Jadwal Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Nama Muatan
No Har/ Tanggal Kegiatan
Pelajaran
1 - IPA Sabtu/ 05 Pelaksanaan Perbaikan
- Bahasa Indonesia November berfokus Penelitian pada
2022 Muatan Pembelajaran IPA
di Siklus I
2 - IPA Selasa/ 15 Pelaksanaan Perbaikan
- Bahasa Indonesia November berfokus Penelitian pada
- SBdP 2022 Muatan Pembelajaran IPA
di Siklus II

16
17

3. Pihak yang Membantu


Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas tentunya peneliti dibantu
oleh pembimbing/ supervisor 1 yang bertugas mengarahkan pelaksanaan
penelitian serta membantu dalam bimbingan membuat laporan penelitian
Pemantapan Kemampuan Profesioal (PKP). Kemudian tidak luput juga
bantuan dari pembimbing/ supervisor 2 yang tentunya dengan menggunakan
lembar observasi untuk mengamati proses perbaikan pembelajaran atau
penelitian, serta kepala sekolah maupun guru senior di SD Negeri 178/III
Koto Dua Baru juga ikut berperan membantu peneliti menyediakan fasilitas
maupun support. Diantaranya tidak luput pula teman sejawat yang juga turut
membantu serta memberikan semangat kepada peneliti dalam proses
penyelesaian laporan kegiatan ini.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Menurut Arikunto, “PTK merupakan kegiatan yang mengkaji proses
belajar mengajar. Aksi tersebut dimunculkan dengan sengaja dan berlangsung
dalam satu kelas secara bersama-sama. Tindakan ini dilakukan oleh guru serta
peserta didik sesuai dengan petunjuk guru.” (Arikunto dkk., 2014: 3).
Berdasarkan pernyataan tersebut di atas, bahwa pelaksanaan PTK
dibutuhkan observasi untuk dijadikan dasar pada kegiatan penelitian yang
dilakukan serta tindakan-tindakan dalam perbaikan muatan pembelajaran IPA.
Adapun observasi yang dilakukan dengan mengamati dan berdiskusi bersama
guru kelas V SD Negeri 178/III Koto Dua Baru sekaligus sebagai pembimbing/
supervisor 2. Seterusnya peneliti dibantu untuk merumuskan permasalahan
yang akan diangkat sebagai topik penelitian. Mengenai desain langkah-langkah
maupun tahap-tahapnya, dalam perbaikan muatan pembelajaran IPA pada
pelaksanaan penelitian dengan 2 siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, proses perbaikan muatan pembelajaran
IPA yang merupakan PTK, seperti gambar di bawah ini:
18

Gambar 1
Desain Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Sumber: Prosedur Langkah-langkah PTK (Arikunto, 2014: 138)


1. Tahap Perencanaan
Berdasarkan gambar prosedur langkah-langkah PTK di atas, tindakan
perencanaan yang mesti dilakukan peneliti dalam memperbaiki proses serta
hasil belajar peserta didik pada muatan pembelajaran IPA kelas V di SD
Negeri 178/III Koto Dua Baru. Pada fase ini, peneliti membuat perencanaan
untuk:
a. Mengidentifikasi terkait standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
pendekatan, metode, model dan materi ajar.
b. Menyusun perangkat belajar terdiri dari bahan ajar dan RPP.
c. Membuat sumber belajar, seperti buku pelajaran dan buku lain tentang
mata pelajaran.
d. Membuat powerpoint dan video tutorial untuk digunakan dalam proses
pembelajaran
e. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kemampuan peneliti
sebagai guru, aktivitas peserta didik, hasil belajar peserta didik pada
ranah afektif dan evaluasi, dan catatan lapangan pada muatan
pembelajaran IPA.
2. Tahap Pelaksanaan
19

Implementasi merupakan kegiatan utama untuk mengimplementasikan


perencanaan strategi dan skenario pembelajaran yang dikembangkan pada
setiap siklus PTK. Kemudian, bersamaan dengan fase ini, diikuti dengan
kegiatan observasi dan interpretasi, dilanjutkan dengan refleksi. Kegiatan
penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklusnya diadakan satu
kali pertemuan. Siklus pertama membahas tema Organ Gerak Hewan dan
Manusia dengan sub tema Organ Gerak Hewan. Siklus kedua membahas
tema Organ Gerak Hewan dan Manusia dengan sub tema Manusia dan
Lingkungan. Pada saat penelitian dilakukan secara bertahap: Sebelum
kegiatan (mengondisikan kelas), kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan akhir.
3. Tahap Pengamatan
Tujuan pengamatan ialah untuk melihat atau mengamati dan
mendokumentasikan dampak yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan.
Pengamatan berupa observasi dilakukan terus menerus dari siklus pertama
ke siklus kedua. Hasil setiap siklus dapat mempengaruhi persiapan kegiatan
untuk siklus selanjutnya. Disini peneliti sebagai guru mengamati aktivitas
peserta didik dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan hasil
belajar peserta didik pada muatan pelajaran IPA. Mengukur pencapaian dan
menganalisis pengaruh metode ceramah dan model Talking Stick. kemudian
peneliti mendiskusikan hasil observasi tersebut dengan pembimbing/
supervisor 2 selaku guru kelas V di SD Negeri 178/III Koto Dua Baru, dan
diadakan refleksi buat perencanaan siklus berikutnya.
4. Tahap Refleksi
Refleksi merupakan tahapan terakhir dari PTK. Data yang diperoleh
selama tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis. Berdasarkan hasil
analisis tersebut, peneliti dapat mempertimbangkan kegiatan yang berkaitan
dengan pengajaran muatan pelajaran IPA. Mendesain ulang proses belajar
mengajar yang sudah ada, termasuk aktivitas peserta didik dan hasil belajar
pada siklus 1, kemudian mengembangkan perbaikan pembelajaran untuk
siklus 2. Jika masalah tetap ada dan indikator keberhasilan tidak terpenuhi,
20

maka siklus dilanjutkan. apabila indikator keberhasilan terpenuhi pada


siklus 2, kegiatan penelitian dapat dihentikan. Oleh karena itu, atas dasar
refleksi, diambil keputusan untuk menghentikan atau melanjutkan.
C. Teknik Analisis Data
Data penelitian ini dikumpulkan dari kelas nyata dengan semua
komponennya. Metode kualitatif deskriptif digunakan untuk menganalisis data
yang dikumpulkan, yang mencakup data kuantitatif dan kualitatif. Analisis
data, tentu saja, mutlak diperlukan untuk menentukan sejauh mana tindakan
penelitian untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Metode pemeriksaan
informasi yang digunakan dalam eksplorasi muatan pelajaran IPA dengan
model Talking Stick berbasis Multimedia, yaitu:
1. Data Kuantitatif
Menurut (Sugiyono, 2012: 8), penelitian kuantitatif yaitu: “Penelitian
kuantitatif adalah metode penelitian berdasarkan positivisme yang melihat
populasi atau sampel tertentu. Pengambilan sampel biasanya dilakukan
secara acak, instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data, dan
analisis statistik digunakan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan
sebelumnya.” (Portanata dkk., 2017: 341).
a. Analisis Data Berdasarkan Ketuntasan Individual
Analisis Data Berdasarkan Ketuntasan Individual. Peneliti
menganalisis data ketuntasan individual menggunakan rumus untuk
menghitung nilai hasil belajar pada skala 0-100, sebagai berikut:

Nilai peserta didik =

b. Analisis Data Berdasarkan Ketuntasan Klasikal


Ketuntasan Klasikal belajar kelas, Peneliti menganalisis data
menggunakan rumus, sebagai berikut:

Ketuntasan hasil Klasikal =

c. Menghitung nilai rata-rata kelas/ mean


Nilai rata-rata/ mean peserta didik dicari menggunakan rumus,
sebagai berikut:
21


=∑

Keterangan:
= Mean (Rata-rata)
∑ = Jumlah semua nilai peserta didik
∑ = Jumlah banyak data peserta didik
2. Data Kualitatif
Menurut Widoyoko, “Data kualitatif adalah pernyataan atau kata-kata
yang menunjukkan kualitas sesuatu yang ada, seperti kondisi, proses,
peristiwa, atau lainnya. Kapasitas untuk mengevaluasi kualitas sesuatu
diperlukan untuk menentukan kualitasnya dalam data.” (Widoyoko, 2014:
18). Pada penelitian ini, Metode kuantitatif sederhana digunakan untuk
menganalisis data kualitatif sebagai data pendukung dalam penelitian ini,
dan skor kuantitatif (kategori) digunakan untuk menganalisis data kualitatif,
sebagai berikut:

Presentase perolehan nilai =

Kemudian dibuat tabel kriteria tingkat keberhasilan dari skor yang


diperoleh. Untuk mengetahuinya, lihat tabel di bawah ini:
Tabel 3
Kriteria Tingkat Keberhasilan
80%-100% Sangat Baik
70%-79% Baik
60%-69% Cukup
<59% Kurang
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Hasil penelitian terlebih dahulu menyajikan eksposisi data, yang secara
singkat menggambarkan apa yang peneliti lakukan setelah observasi awal,
yaitu kondisi awal, peserta didik, dan refleksi diikuti dengan data awal yang
nilai diambil dari Ulangan Harian Kelas V SD Negeri 178/III Koto Dua Baru.
Kemudian dilanjutkan dengan siklus 1, dan siklus 2, sebagai berikut:
1. Data Awal
Tabel 4
Data Awal
Jenis
No Nama Peserta Didik Nilai Keterangan Kriteria
Kelamin
1 Ahmad Fatir L 60 Tidak Tuntas D
2 Ahsanul Fail L 58 Tidak Tuntas D
3 Al Farik Akbar L 60 Tidak Tuntas D
4 Aein Khamesya P 80 Tuntas B
5 Aira Naqiya Rahma P 55 Tidak Tuntas D
6 Aisya Putri Najwa P 88 Tuntas A
7 Aisya Rahmadani P 90 Tuntas A
8 Calista Shaqueena P 58 Tidak Tuntas D
9 Fakhry Maldiansyah L 62 Tidak Tuntas D
10 Faiz Al Fakhri L 62 Tidak Tuntas D
11 Miktahul Kanisa P 60 Tidak Tuntas D
12 Mikha Ameena Putri P 78 Tuntas B
13 Mahib Khairon Ibbas L 85 Tuntas B
14 Nur Faizah P 77 Tuntas B
15 Rahmad Frasetya L 60 Tidak Tuntas D
16 Silya Rahmadania P 62 Tidak Tuntas D
17 Siska Putri Kardina P 60 Tidak Tuntas D
18 Yora Adelva P 61 Tidak Tuntas D
Jumlah 1216
Rata-rata 68
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 55
Tuntas 6
Tidak Tuntas 12
Rata-rata Persentase Ketuntasan 33%
Rata-rata Persentase Tidak Tuntas 67%
Sumber Data: Nilai Ulangan Harian Kelas V SD Negeri 178/III Koto Dua
Baru

22
23

Keterangan:
Kriteria tingkat keberhasilan peserta didik:
80%-100% Sangat Baik
70%-79% Baik
60%-69% Cukup
<59% Kurang
Data awal hasil belajar peserta didik pada muatan pelajaran IPA di
kelas V SD Negeri 178/III Koto Dua Baru dapat dilihat pada tabel di atas: 6
peserta didik (33%) memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan 12
peserta didik (67%) di bawah KKM 65 yang ditetapkan SD Negeri 178/III
Koto Dua Baru. Secara klasikal, nilai rata-rata kelas adalah 68. karena
masih banyak peserta didik yang tidak memenuhi KKM, atau karena
persentase peserta didik yang memenuhi kriteria tingkat keberhasilan
belajarnya masih rendah. Oleh karena itu, peneliti melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Ditinjau dari pelaksanaan PTK ini dibagi menjadi 2
siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2 yang masing-masing siklus dilaksanakan
dalam satu kali pertemuan. Data awal yang peneliti peroleh dari Nilai
Ulangan Harian Kelas V SD Negeri 178/III Koto Dua Baru, dapat dilihat
pada grafik berikut ini:
Diagram 1
Data Awal

67%
70%
60%
50%
33%
40%
30%
20%
10%
0%

Rata-rata Persentase Ketuntasan Rata-rata Persentase Tidak Tuntas


24

2. Siklus I
Kegiatan persiapan PTK siklus 1 sebagai berikut:
a. Menggunakan Model Talking Stick berbasis multimedia untuk membuat
RPP perbaikan pembelajaran.
b. Waktu pembelajaran yang digunakan adalah 90 menit.
c. Mempersiapkan sarana dan prasarana pembelajaran.
d. Menyiapkan Lembar Kerja Peserta didik (LKPD).
e. Membuat lembar observasi untuk peserta didik, guru/ peneliti untuk
digunakan dalam proses perbaikan pembelajaran.
Pada tanggal 05 November 2022 dilakukan penelitian siklus 1.
Diawali dengan observasi terhadap kegiatan belajar mengajar. Tindakan
PTK terhadap muatan pelajaran IPA dilaksanakan pada siklus 1 dengan
tema Organ Gerak Hewan dan Manusia (Tema 1) dan sub tema Organ
Gerak Hewan (Sub Tema 1) dilaksanakan satu kali pertemuan dari pukul
08.00 WIB sampai pukul 09.30 WIB. Setelah menyelesaikan pertemuan
pada siklus 1, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 5
Hasil Siklus I
Jenis
No Nama Peserta Didik Nilai Keterangan Kriteria
Kelamin
1 Ahmad Fatir L 68 Tuntas C
2 Ahsanul Fail L 65 Tidak Tuntas C
3 Al Farik Akbar L 65 Tidak Tuntas C
4 Aein Khamesya P 85 Tuntas B
5 Aira Naqiya Rahma P 62 Tidak Tuntas D
6 Aisya Putri Najwa P 90 Tuntas A
7 Aisya Rahmadani P 92 Tuntas A
8 Calista Shaqueena P 70 Tuntas C
9 Fakhry Maldiansyah L 65 Tidak Tuntas C
10 Faiz Al Fakhri L 70 Tuntas C
11 Miktahul Kanisa P 70 Tuntas C
12 Mikha Ameena Putri P 80 Tuntas B
13 Mahib Khairon Ibbas L 65 Tidak Tuntas C
14 Nur Faizah P 80 Tuntas B
15 Rahmad Frasetya L 88 Tuntas A
16 Silya Rahmadania P 68 Tuntas C
17 Siska Putri Kardina P 70 Tuntas C
25

18 Yora Adelva P 68 Tuntas C


Jumlah 1321
Rata-rata 73
Nilai Tertinggi 92
Nilai Terendah 62
Tuntas 13
Tidak Tuntas 5
Rata-rata Persentase Ketuntasan 72%
Rata-rata Persentase Tidak Tuntas 28%
Sumber Data: Data yang diolah Peneliti
Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari siklus 1. Adapun
sebanyak 13 peserta didik (72%) memperoleh nilai memenuhi KKM,
sedangkan sebanyak 5 (28%) peserta didik yang mendapatkan nilai di
bawah KKM 65 yang ditetapkan SD Negeri 178/III Koto Dua Baru.
Kemudian 11 peserta didik (61%) mendapat nilai Cukup (C), sedangkan 1
peserta didik (6%) mendapat nilai Kurang (D). Nilai rata-rata kelas pada
siklus 1 adalah 73. Berdasarkan persentase kriteria keberhasilan belajar
peserta didik yang memenuhi Nilai KKM tersebut sudah berada pada
kategori Baik.
Peneliti dan guru kelas V SD Negeri 178/III Koto Dua Baru
berkolaborasi dalam kegiatan refleksi. Temuan dan pengamatan dibahas
bersama. Perencanaan, pelaksanaan, dan hasil yang diperoleh peserta didik
merupakan bagian dari refleksi tindakan siklus 1. Kemudian, saat tindakan
dilakukan, didiskusikan dan dianalisis untuk mendapatkan informasi sebagai
berikut:
a. Buang-buang waktu karena materi pelajaran terlalu luas.
b. Peserta didik kurang motivasi, artinya mereka kurang suka bertanya dan
mengikuti proses pembelajaran.
c. Masih belum ada kriteria tingkat keberhasilan belajar peserta didik.
Peneliti melanjutkan penelitian pada siklus 2 karena pembelajaran pada
siklus 1 belum tuntas.
Karena pada siklus 1 pembelajaran belum tuntas maka peneliti
meneruskan penelitian pada siklus 2. Hasil siklus 1 yang terdapat pada tabel
di atas. Maka dapat dilihat secara grafik, sebagai berikut:
26

Diagram 2
Hasil Siklus I

72%
80%
70%
60%
50%
28%
40%
30%
20%
10%
0%
Rata-rata Persentase Rata-rata Persentase Tidak
Ketuntasan Tuntas

Rata-rata Persentase Ketuntasan Rata-rata Persentase Tidak Tuntas

3. Siklus II
Pada tanggal 15 November 2022 dilakukan penelitian siklus 2.
Diawali dengan observasi terhadap kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan persiapan PTK siklus 2 sebagai berikut:
a. Menggunakan Model Talking Stick berbasis multimedia untuk membuat
RPP perbaikan pembelajaran.
b. Waktu pembelajaran yang digunakan adalah 90 menit.
c. Mempersiapkan sarana dan prasarana pembelajaran.
d. Menyiapkan Lembar Kerja Peserta didik (LKPD).
e. Membuat lembar observasi untuk peserta didik, guru/ peneliti untuk
digunakan dalam proses perbaikan pembelajaran.
Tindakan PTK terhadap muatan pelajaran IPA dilaksanakan pada
siklus 2 dengan tema Organ Gerak Hewan dan Manusia (Tema 1) dan sub
tema Manusia dan Lingkungan (SubTema 2) dilaksanakan satu kali
pertemuan dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 09.30 WIB. Setelah
menyelesaikan pertemuan pada siklus 2, diperoleh hasil sebagai berikut:
27

Tabel 6
Hasil Siklus II
Jenis
No Nama Peserta Didik Nilai Keterangan Kriteria
Kelamin
1 Ahmad Fatir L 70 Tuntas C
2 Ahsanul Fail L 62 Tidak Tuntas D
3 Al Farik Akbar L 75 Tuntas C
4 Aein Khamesya P 95 Tuntas A
5 Aira Naqiya Rahma P 96 Tuntas A
6 Aisya Putri Najwa P 92 Tuntas A
7 Aisya Rahmadani P 98 Tuntas A
8 Calista Shaqueena P 65 Tidak Tuntas C
9 Fakhry Maldiansyah L 72 Tuntas C
10 Faiz Al Fakhri L 80 Tuntas B
11 Miktahul Kanisa P 85 Tuntas B
12 Mikha Ameena Putri P 85 Tuntas B
13 Mahib Khairon Ibbas L 65 Tidak Tuntas C
14 Nur Faizah P 90 Tuntas A
15 Rahmad Frasetya L 78 Tuntas B
16 Silya Rahmadania P 85 Tuntas B
17 Siska Putri Kardina P 85 Tuntas B
18 Yora Adelva P 80 Tuntas B
Jumlah 1458
Rata-rata 81
Nilai Tertinggi 98
Nilai Terendah 62
Tuntas 15
Tidak Tuntas 3
Rata-rata Persentase Ketuntasan 83%
Rata-rata Persentase Tidak Tuntas 17%
Sumber Data: Data yang diolah Peneliti
Mengacu pada tabel di atas dapat digambarkan bahwa peserta didik
yang mendapat nilai KKM 65 yang ditetapkan SD Negeri 178/III Koto Dua
Baru pada siklus 2 sebanyak 15 peserta didik (83%). Kemudian ada 3
peserta didik (17%) yang nilainya di bawah KKM. Selanjtnya terdapat 7
peserta didik (39%) mendapat nilai Baik (B), 5 peserta didik (28%)
mendapat nilai Cukup (C), dan 1 peserta didik (6%) mendapat nilai Kurang
(D). Nilai rata-rata kelas pada siklus 2 adalah 81. Dari hasil yang diperoleh
dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata sudah berada pada kategori Sangat
Baik.
28

Hasil siklus 2 yang terdapat pada tabel di atas. Maka dapat dilihat
secara grafik, sebagai berikut:
Diagram 3
Hasil Siklus II

83%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
17%
30%
20%
10%
0%
Rata-rata Persentase Rata-rata Persentase Tidak
Ketuntasan Tuntas

Rata-rata Persentase Ketuntasan Rata-rata Persentase Tidak Tuntas

4. Rekap Data Awal, Hasil Siklus I dan Hasil Siklus II


Sumber data awal yang diperoleh dari Ulangan Harian Kelas V SD
Negeri 178/III Koto Dua Baru. Selain itu, perbandingan hasil evaluasi
pembelajaran siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 7
Rekap Data Awal, Hasil Siklus I dan Hasil Siklus II
No Data Persentase Rata-Rata Keterangan
1 Data Awal 33% Belum Tercapai
2 Hasil Siklus I 72% Tercapai
3 Hasil Siklus II 83% Terlampaui
Sumber Data: Data yang diolah Peneliti
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar mengajar
dengan menggunakan Model Talking Stick berbasis Multimedia pada
Muatan Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 178/III Koto Dua Baru sebesar
33% pada data awal. Selain itu, siklus 1 menunjukkan peningkatan sebesar
29

(72%). Rata-rata hasil belajar mengajar siklus 2 menunjukkan peningkatan


sebesar (83%).
Rekap data awal, hasil siklus 1 serta hasil siklus 2 yang terdapat pada
tabel di atas. Maka dapat dilihat secara grafik, sebagai berikut:
Diagram 4
Rekap Data Awal, Hasil Siklus I dan Hasil Siklus II

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Data Awal Hasil Siklus I Hasil Siklus II

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Pembahasan hasil penelitian perbaikan pembelajaran merupakan paparan
yang telah diuraikan di atas. Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan proses
pembelajaran dengan menggunakan Model Talking Stick berbasis Multimedia
pada Muatan Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 178/III Koto Dua Baru.
Sebagaimana tergambar pada tabel berikut ini:
30

Tabel 8
Data Awal, Siklus I dan Siklus II
Rata-rata
Nilai Nilai
Jenis Nilai Nilai
No Nama Peserta Didik Siklus Siklus
Kelamin Awal Peserta
I II
Didik
1 Ahmad Fatir L 60 68 70 66
2 Ahsanul Fail L 58 65 62 62
3 Al Farik Akbar L 60 65 75 67
4 Aein Khamesya P 80 85 95 87
5 Aira Naqiya Rahma P 55 62 96 71
6 Aisya Putri Najwa P 88 90 92 90
7 Aisya Rahmadani P 90 92 98 93,33
8 Calista Shaqueena P 58 70 65 64
9 Fakhry Maldiansyah L 62 65 72 66,33
10 Faiz Al Fakhri L 62 70 80 71
11 Miktahul Kanisa P 60 70 85 72
12 Mikha Ameena Putri P 78 80 85 81
13 Mahib Khairon Ibbas L 85 65 65 72
14 Nur Faizah P 77 80 90 82
15 Rahmad Frasetya L 60 88 78 75,33
16 Silya Rahmadania P 62 68 85 72
17 Siska Putri Kardina P 60 70 85 71,67
18 Yora Adelva P 61 68 80 69,67
Jumlah 1216 1321 1458 1332
Rata-rata 68 73 81 74
Nilai Tertinggi 90 92 98 93
Nilai Terendah 55 62 62 62
Tuntas 6 13 15 16
Tidak Tuntas 12 5 3 2
Rata-rata Persentase Ketuntasan 33% 72% 83% 89%
Rata-rata Persentase Tidak Tuntas 67% 28% 17% 11%
Sumber Data: Data yang diolah Peneliti
Data pada tabel dapat dijelaskan bahwa partisipasi tanya jawab dan
motivasi belajar peserta didik masih kurang selama siklus 1. Peserta didik
berkemampuan tinggi masih mendominasi aktivitas peserta didik. Kemudian
peserta didik yang memiliki kemampuan kurang mengalami kesulitan dalam
memahami materi dan tidak dapat menjawab pertanyaan ketika mereka
mendapat kesempatan selama aksi permainan Talking Stick, sehingga pada
analisis penelitian siklus 1 nilai rata-rata kelas diperoleh 73. Setelah itu, pada
siklus 2, peserta didik lebih antusias dalam belajar dan berpartisipasi lebih aktif
31

dalam waktu tanya jawab. Nilai rata-rata kelas mencapai 81 berdasarkan hasil
analisis penelitian siklus 2.
Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran
dengan menggunakan Model Talking Stick berbasis Multimedia pada Muatan
Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 178/III Koto Dua Baru. Sebagaimana
tergambar pada grafik berikut ini:
Diagram 5
Nilai Rata-rata Kelas Persiklus

82
80
78
76 81
74
72 73
70
68

Nilai Rata-rata Kelas Siklus 1 Nilai Rata-rata Kelas Siklus 2


BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Berdasarkan hasil PTK dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan proses belajar mengajar, pendekatan Scientific dengan
menggunakan Model Talking Stick berbasis Multimedia dapat
meningkatkan motivasi dan aktivitas peserta didik dalam proses
pembelajaran.
2. Penerapan proses belajar mengajar, pendekatan Scientific dengan
menggunakan Model Talking Stick berbasis Multimedia dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik berupa tingkat ketercapaian
Kriteria Ketuntasan Minimal dengan nilai 65, yang pada siklus I masih
kurang tercapai akan tetapi meningkat pada siklus II.
3. Penerapan proses belajar mengajar, pendekatan Scientific dengan
menggunakan Model Talking Stick berbasis Multimedia dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik dari data awal Kriteria Tingkat
Keberhasilan hanya 33%, pada siklus I mulai meningkat 72%, dan pada
siklus II semakin meningkat menjadi 83%.
B. Saran Tindak Lanjut
1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan pembelajaran
pendekatan Scientific dengan menggunakan Model Talking Stick berbasis
Multimedia sebagai suatu alternatif dalam muatan pelajaran IPA untuk
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas peserta didik.
2. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat bagi guru dan peserta didik maka
diharapkan kegiatan ini dilakukan secara berkesinambungan baik untuk
muatan pelajaran IPA maupun pelajaran lainnya.

32
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, W. (2019). Praktek Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar. Mentari


Jaya.

Aminah, S. (2022). Penggunaan Model Talking Stick untuk Meningkatkan Hasil


Belajar IPA pada Materi Bumi dan Alam Semesta Siswa. Jurnal
Pembelajaran IPA Terpadu: PELITA, 2(1).

Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian. PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. Bumi
Aksara.

Djamarah, S. B., & Aswan Zain. (2014). Strategi Belajar Mengajar (Edisi Revisi).
PT. Rineka Cipta.

Faradita, M. N. (2019). Metode Talking Stick dalam Pembelajaran IPA.


Mavendra Pers.

Febrita, Y., & Maria Ulfah. (2019). Peranan Media Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Prosiding DPNPM Unindra.

Gunardi, A., & Susilawati Ramadewi. (2022). Pengaruh Penggunaan Model


Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA
Siswa Kelas V SDN Keronjen Kota Serang Tahun Ajaran 2021/2022.
ISSN Online: 2597-3622, 3(1).

Nasution, W. N. (2017). Strategi Pembelajaran (Asrul Daulay, Ed.). Perdana


Publishing.

Portanata, L., Yasinta Lisa, & Imanuel Sairo Awang. (2017). Analisis
Pemanfaatan Media Pembelajaran IPA SD. Jurnal Pendidikan Dasar
PerKhasa, 3(1).

Rahmat, H., & Abdillah. (2019). Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori dan
Aplikasinya.” LPPPI.

Rampo, A. (2019). Meningkatkan Hasil Belajar IPA Konsep Daur Air dan
Peristiwa Alam Melalui Model Pembelajaran Talking Stick pada Murid
Kelas IV SDN 130 Tokesan Kabupaten Tana’ Toraja. Jurnal Pemikiran
dan Pengembangan Pembelajaran, 1(3).

Rawung, I. Y. (2019). Strategi Pembelajaran Aktif Bagi Guru Sekolah Dasar di


SD GKST II Poso Kota Utara. Abdimas Toddopuli: Jurnal Pengabdian
Pada Masyarakat, Universitas Sintuwu Maroso, 1(1).

33
Tibahary, A. R., & Muliana. (2018). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Scolae:
Journal of Pedagogy, 1(1).

Widoyoko, E. P. (2014). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Pustaka


Kencana.

Yuniastuti, Miftakhuddin, & Muhammad Khoiron. (2021). Media Pembelajaran


Untuk Generasi Milenial “Tinjauan Teoritis dan Pedoman Praktis.”
Scopindo Media Pustaka.

34
LAMPIRAN

Lampiran 1

35
36
Lampiran 2

37
38
39
40
Lampiran 3

41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
Lampiran 4

64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
Lampiran 5

80
Lampiran 6

81
82
Lampiran 7

83
84
Lampiran 8

85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
Lampiran 9

104
105

Anda mungkin juga menyukai