Oleh:
OKTO REZKI RAHMAN IBRAHIM
NIM. 856594097
POKJAR KERINCI
i
LEMBAR PERNYA TAAN BEBAS PLAGIAT
ii
KATA P ENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
ABSTRAK
Okto Rezki Rahman Ibrahim, 2022. Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik
dengan menggunakan Model Talking Stick Berbasis Multimedia pada
Muatan Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 178/III Koto Dua Baru.
Berdasarkan latar belakang tersebut terlihat beberapa hal, antara lain
pembelajaran masih berpusat pada guru, peserta didik kurang terlibat dan tertarik
dalam belajar, dan guru hanya menyampaikan materi pembelajaran sedangkan
peserta didik hanya mendengarkan dan mencatat. Muatan pelajaran IPA masih
memiliki hasil belajar yang rendah bagi peserta didik. Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh upaya untuk menentukan peningkatan hasil belajar peserta
didik kelas V SD Negeri 178/III Koto Dua Baru tahun pelajaran 2022/2023 pada
muatan pelajaran IPA. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebutan untuk
jenis penelitian ini. Memanfaatkan model Talking Stick berbasis multimedia dan
pendekatan saintifik. Penelitian ini melibatkan 18 peserta didik, 7 diantaranya
laki-laki dan 11 diantaranya perempuan. 2 siklus pelaksanaan penelitian ini. Ada
empat fase dalam 1 siklus: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Observasi, tes, dan dokumentasi sebagai metode pengumpulan data yang
diperoleh kemudian dianalisis untuk sampai pada kesimpulan. Peningkatan hasil
belajar tercermin dari rata-rata nilai ketuntasan pra siklus sebesar 33%, rata-rata
nilai ketuntasan peserta didik setelah siklus 1 sebesar 72%, dan peningkatan yang
signifikan pada hasil rata-rata nilai ketuntasan siklus 2 sebesar 83 mencerminkan
temuan penelitian ini. Implikasi penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar
peserta didik muatan pelajaran IPA kelas V SD Negeri 178/III Koto Dua Baru
dapat ditingkatkan melalui penerapan Model Talking Stick Berbasis Multimedia.
Kata Kunci: Hasil Belajar. Multimedia. Talking Stick.
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
pelajaran peserta didik menghadapi kesulitan. Artinya, peserta didik kelas awal
melihat diri mereka sebagai pusat lingkungan dan memaknainya secara holistik
serta sebagai satu keseluruhan, yang belum jelas unsur-unsurnya. Pembelajaran
terpadu sebagai sebuah konsep, khususnya menghubungkan mata pelajaran
guna memberikan peserta didik pengalaman yang bermakna, diharapkan bisa
menerapkan serta mengalami konsep-konsep yang sudah dipelajari lewat
pengalaman langsung sebagai bagian dari pembelajaran yang tematik. Peserta
didik Sekolah Dasar masih memaknai seluruh suatu secara holistik serta
mendasarkan model pembelajarannya dan cara berpikir tentang seluruh sesuatu
yang konkret. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran di sekolah dasar, khususnya
di kelas awal, perlu diperhatikan karakteristik dan gaya belajar peserta didik
yang mengikuti semua proses pembelajaran. Tapi kelas akhir biasanya dipartisi
menjadi mata pelajaran tersendiri (Amelia, 2019: 1-3).
Sesuai dengan Keputusan Menteri nomor 22 tahun 2006 tentang standar
satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. standar kompetensi artinya kriteria
minimal nasional yang harus dipenuhi oleh peserta didik serta dijadikan
sebagai rekomendasi pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan.
Pencapaian standar kompetensi serta kompetensi inti berdasarkan pada
pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan keterampilan,
penelitian, dan pengetahuan mereka sendiri dengan bantuan guru.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 65 tahun
2013 tentang standar proses Pendidikan Dasar dan Menengah, proses
pendidikan sepenuhnya diarahkan pada pengembangan tiga ranah (sikap,
keterampilan, serta pengetahuan) secara holistik, yang berarti bahwa
pengembangan satu bidang tidak dapat dipisahkan dari perkembangan bidang
lainnya. Dengan demikian, proses pembelajaran secara holistik membentuk
karakteristik individu yang merepresentasikan penguasaan sikap, keterampilan,
serta informasi secara utuh. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
bersifat menarik, menyenangkan, menuntut, dan mendorong peserta didik
untuk terlibat secara aktif. Ini juga memberikan ruang yang cukup bagi peserta
3
A. Kajian Teori
1. Pendidikan
Menurut (Depdiknas, 2013: 326) “Ki Hajar Dewantara mengartikan
pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta
jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan
menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.”
Kemudian menurut (Undang-undang nomor 20 tahun 2003) “Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” Sedangkan menurut (Ahmadi dan
Uhbiyati 2007: 70) mengemukakan bahwa “pendidikan pada hakekatnya
merupakan suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta penuh
tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga
timbul interaksi dari keduanya agar anak mencapai kedewasaan yang
dicitacitakan dan berlangsung terus menerus.” (Rahmat, 2019: 23-24).
2. Hakikat Proses Belajar Mengajar
Mengajar dan belajar adalah konsep yang tidak dapat dipisahkan.
Belajar adalah proses mengubah tingkah laku seseorang melalui interaksi
dengan lingkungan sekitarnya. Mengubah perilaku adalah upaya sadar
berdasarkan interaksi sebelumnya dengan lingkungan. Dalam bentuk
tindakan, reaksi, dan hubungan, pola perilaku yang dihasilkan dapat dilihat
dan diamati baik secara mental maupun fisik. Keberhasilan belajar seorang
peserta didik ditentukan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal
adalah kondisi belajar yang berasal dari dalam diri individu dan
menyebabkan perubahan perilaku. Faktor internal meliputi kecerdasan,
bakat, kemampuan, minat, motivasi, kondisi fisik, dan keadaan mental.
Faktor eksternal adalah kondisi di luar kelas yang mempengaruhi belajar
9
10
guru sulit dicerna dan dipahami, siswa secara alami menjadi cepat lelah.
Masalah berkontribusi pada kebosanan peserta didik. Menggunakan media
sebagai alat, pendidik dapat mengembangkan strategi pengajaran untuk
menghindari semua itu (Febrita, 2019: 183).
Menurut pendapat (Sanjaya 2011: 102) yang menyatakan bahwa
“paradigma konsep mengajar sebagai proses mengatur lingkungan yang
memiliki karakteristik:
a. mengajar berpusat pada peserta didik;
b. peserta didik sebagai subjek belajar;
c. proses pembelajaran berlangsung di mana saja;
d. pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan.
Pembelajaran yang dilaksanakan secara aktif dan efektif dengan
strategi pembelajaran yang tepat guna pula mampu menciptakan suasana
proses belajar mengajar yang kondusif dan merancang aktifitas belajar
peserta didik terhadap mata pelajaran yang diajarkan. Karena bagaimanapun
hasil belajar peserta didik tidak dapat dicapai secara maksimal jika kondisi
dan situasi proses belajar mengajar yang dilaksanakan tidak memberikan
ruang dan gerak kepada peserta didik dalam menggali dan mengembangkan
potensi yang terdapat dalam dirinya.” (Rawung, 2019: 49-50).
4. Pembelajaran IPA
IPA merupakan bagian mata pelajaran di sekolah dasar. Pelajaran IPA
sangat luas serta sangat erat kaitannya dengan kehidupan makhluk hidup
dan cara memperoleh informasi yang sistematis tentang alam (Gunardi,
2022: 20)
Menurut (Hisbullah 2018: 1) “Studi tentang fenomena alam berfungsi
sebagai dasar untuk bidang sains. Pengertian IPA adalah sekumpulan
pengetahuan tentang fenomena alam dan benda-benda yang diperoleh dari
temuan pemikiran dan penyelidikan ilmiah yang dipadukan dengan
kemampuan percobaan dengan metode ilmiah.” Kemudian menurut (Nelly
Wedyawati 2019: 4) “pada dasarnya, pembelajaran IPA sebagai mata
12
16
17
Gambar 1
Desain Penelitian Perbaikan Pembelajaran
∑
=∑
Keterangan:
= Mean (Rata-rata)
∑ = Jumlah semua nilai peserta didik
∑ = Jumlah banyak data peserta didik
2. Data Kualitatif
Menurut Widoyoko, “Data kualitatif adalah pernyataan atau kata-kata
yang menunjukkan kualitas sesuatu yang ada, seperti kondisi, proses,
peristiwa, atau lainnya. Kapasitas untuk mengevaluasi kualitas sesuatu
diperlukan untuk menentukan kualitasnya dalam data.” (Widoyoko, 2014:
18). Pada penelitian ini, Metode kuantitatif sederhana digunakan untuk
menganalisis data kualitatif sebagai data pendukung dalam penelitian ini,
dan skor kuantitatif (kategori) digunakan untuk menganalisis data kualitatif,
sebagai berikut:
22
23
Keterangan:
Kriteria tingkat keberhasilan peserta didik:
80%-100% Sangat Baik
70%-79% Baik
60%-69% Cukup
<59% Kurang
Data awal hasil belajar peserta didik pada muatan pelajaran IPA di
kelas V SD Negeri 178/III Koto Dua Baru dapat dilihat pada tabel di atas: 6
peserta didik (33%) memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan 12
peserta didik (67%) di bawah KKM 65 yang ditetapkan SD Negeri 178/III
Koto Dua Baru. Secara klasikal, nilai rata-rata kelas adalah 68. karena
masih banyak peserta didik yang tidak memenuhi KKM, atau karena
persentase peserta didik yang memenuhi kriteria tingkat keberhasilan
belajarnya masih rendah. Oleh karena itu, peneliti melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Ditinjau dari pelaksanaan PTK ini dibagi menjadi 2
siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2 yang masing-masing siklus dilaksanakan
dalam satu kali pertemuan. Data awal yang peneliti peroleh dari Nilai
Ulangan Harian Kelas V SD Negeri 178/III Koto Dua Baru, dapat dilihat
pada grafik berikut ini:
Diagram 1
Data Awal
67%
70%
60%
50%
33%
40%
30%
20%
10%
0%
2. Siklus I
Kegiatan persiapan PTK siklus 1 sebagai berikut:
a. Menggunakan Model Talking Stick berbasis multimedia untuk membuat
RPP perbaikan pembelajaran.
b. Waktu pembelajaran yang digunakan adalah 90 menit.
c. Mempersiapkan sarana dan prasarana pembelajaran.
d. Menyiapkan Lembar Kerja Peserta didik (LKPD).
e. Membuat lembar observasi untuk peserta didik, guru/ peneliti untuk
digunakan dalam proses perbaikan pembelajaran.
Pada tanggal 05 November 2022 dilakukan penelitian siklus 1.
Diawali dengan observasi terhadap kegiatan belajar mengajar. Tindakan
PTK terhadap muatan pelajaran IPA dilaksanakan pada siklus 1 dengan
tema Organ Gerak Hewan dan Manusia (Tema 1) dan sub tema Organ
Gerak Hewan (Sub Tema 1) dilaksanakan satu kali pertemuan dari pukul
08.00 WIB sampai pukul 09.30 WIB. Setelah menyelesaikan pertemuan
pada siklus 1, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 5
Hasil Siklus I
Jenis
No Nama Peserta Didik Nilai Keterangan Kriteria
Kelamin
1 Ahmad Fatir L 68 Tuntas C
2 Ahsanul Fail L 65 Tidak Tuntas C
3 Al Farik Akbar L 65 Tidak Tuntas C
4 Aein Khamesya P 85 Tuntas B
5 Aira Naqiya Rahma P 62 Tidak Tuntas D
6 Aisya Putri Najwa P 90 Tuntas A
7 Aisya Rahmadani P 92 Tuntas A
8 Calista Shaqueena P 70 Tuntas C
9 Fakhry Maldiansyah L 65 Tidak Tuntas C
10 Faiz Al Fakhri L 70 Tuntas C
11 Miktahul Kanisa P 70 Tuntas C
12 Mikha Ameena Putri P 80 Tuntas B
13 Mahib Khairon Ibbas L 65 Tidak Tuntas C
14 Nur Faizah P 80 Tuntas B
15 Rahmad Frasetya L 88 Tuntas A
16 Silya Rahmadania P 68 Tuntas C
17 Siska Putri Kardina P 70 Tuntas C
25
Diagram 2
Hasil Siklus I
72%
80%
70%
60%
50%
28%
40%
30%
20%
10%
0%
Rata-rata Persentase Rata-rata Persentase Tidak
Ketuntasan Tuntas
3. Siklus II
Pada tanggal 15 November 2022 dilakukan penelitian siklus 2.
Diawali dengan observasi terhadap kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan persiapan PTK siklus 2 sebagai berikut:
a. Menggunakan Model Talking Stick berbasis multimedia untuk membuat
RPP perbaikan pembelajaran.
b. Waktu pembelajaran yang digunakan adalah 90 menit.
c. Mempersiapkan sarana dan prasarana pembelajaran.
d. Menyiapkan Lembar Kerja Peserta didik (LKPD).
e. Membuat lembar observasi untuk peserta didik, guru/ peneliti untuk
digunakan dalam proses perbaikan pembelajaran.
Tindakan PTK terhadap muatan pelajaran IPA dilaksanakan pada
siklus 2 dengan tema Organ Gerak Hewan dan Manusia (Tema 1) dan sub
tema Manusia dan Lingkungan (SubTema 2) dilaksanakan satu kali
pertemuan dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 09.30 WIB. Setelah
menyelesaikan pertemuan pada siklus 2, diperoleh hasil sebagai berikut:
27
Tabel 6
Hasil Siklus II
Jenis
No Nama Peserta Didik Nilai Keterangan Kriteria
Kelamin
1 Ahmad Fatir L 70 Tuntas C
2 Ahsanul Fail L 62 Tidak Tuntas D
3 Al Farik Akbar L 75 Tuntas C
4 Aein Khamesya P 95 Tuntas A
5 Aira Naqiya Rahma P 96 Tuntas A
6 Aisya Putri Najwa P 92 Tuntas A
7 Aisya Rahmadani P 98 Tuntas A
8 Calista Shaqueena P 65 Tidak Tuntas C
9 Fakhry Maldiansyah L 72 Tuntas C
10 Faiz Al Fakhri L 80 Tuntas B
11 Miktahul Kanisa P 85 Tuntas B
12 Mikha Ameena Putri P 85 Tuntas B
13 Mahib Khairon Ibbas L 65 Tidak Tuntas C
14 Nur Faizah P 90 Tuntas A
15 Rahmad Frasetya L 78 Tuntas B
16 Silya Rahmadania P 85 Tuntas B
17 Siska Putri Kardina P 85 Tuntas B
18 Yora Adelva P 80 Tuntas B
Jumlah 1458
Rata-rata 81
Nilai Tertinggi 98
Nilai Terendah 62
Tuntas 15
Tidak Tuntas 3
Rata-rata Persentase Ketuntasan 83%
Rata-rata Persentase Tidak Tuntas 17%
Sumber Data: Data yang diolah Peneliti
Mengacu pada tabel di atas dapat digambarkan bahwa peserta didik
yang mendapat nilai KKM 65 yang ditetapkan SD Negeri 178/III Koto Dua
Baru pada siklus 2 sebanyak 15 peserta didik (83%). Kemudian ada 3
peserta didik (17%) yang nilainya di bawah KKM. Selanjtnya terdapat 7
peserta didik (39%) mendapat nilai Baik (B), 5 peserta didik (28%)
mendapat nilai Cukup (C), dan 1 peserta didik (6%) mendapat nilai Kurang
(D). Nilai rata-rata kelas pada siklus 2 adalah 81. Dari hasil yang diperoleh
dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata sudah berada pada kategori Sangat
Baik.
28
Hasil siklus 2 yang terdapat pada tabel di atas. Maka dapat dilihat
secara grafik, sebagai berikut:
Diagram 3
Hasil Siklus II
83%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
17%
30%
20%
10%
0%
Rata-rata Persentase Rata-rata Persentase Tidak
Ketuntasan Tuntas
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Data Awal Hasil Siklus I Hasil Siklus II
Tabel 8
Data Awal, Siklus I dan Siklus II
Rata-rata
Nilai Nilai
Jenis Nilai Nilai
No Nama Peserta Didik Siklus Siklus
Kelamin Awal Peserta
I II
Didik
1 Ahmad Fatir L 60 68 70 66
2 Ahsanul Fail L 58 65 62 62
3 Al Farik Akbar L 60 65 75 67
4 Aein Khamesya P 80 85 95 87
5 Aira Naqiya Rahma P 55 62 96 71
6 Aisya Putri Najwa P 88 90 92 90
7 Aisya Rahmadani P 90 92 98 93,33
8 Calista Shaqueena P 58 70 65 64
9 Fakhry Maldiansyah L 62 65 72 66,33
10 Faiz Al Fakhri L 62 70 80 71
11 Miktahul Kanisa P 60 70 85 72
12 Mikha Ameena Putri P 78 80 85 81
13 Mahib Khairon Ibbas L 85 65 65 72
14 Nur Faizah P 77 80 90 82
15 Rahmad Frasetya L 60 88 78 75,33
16 Silya Rahmadania P 62 68 85 72
17 Siska Putri Kardina P 60 70 85 71,67
18 Yora Adelva P 61 68 80 69,67
Jumlah 1216 1321 1458 1332
Rata-rata 68 73 81 74
Nilai Tertinggi 90 92 98 93
Nilai Terendah 55 62 62 62
Tuntas 6 13 15 16
Tidak Tuntas 12 5 3 2
Rata-rata Persentase Ketuntasan 33% 72% 83% 89%
Rata-rata Persentase Tidak Tuntas 67% 28% 17% 11%
Sumber Data: Data yang diolah Peneliti
Data pada tabel dapat dijelaskan bahwa partisipasi tanya jawab dan
motivasi belajar peserta didik masih kurang selama siklus 1. Peserta didik
berkemampuan tinggi masih mendominasi aktivitas peserta didik. Kemudian
peserta didik yang memiliki kemampuan kurang mengalami kesulitan dalam
memahami materi dan tidak dapat menjawab pertanyaan ketika mereka
mendapat kesempatan selama aksi permainan Talking Stick, sehingga pada
analisis penelitian siklus 1 nilai rata-rata kelas diperoleh 73. Setelah itu, pada
siklus 2, peserta didik lebih antusias dalam belajar dan berpartisipasi lebih aktif
31
dalam waktu tanya jawab. Nilai rata-rata kelas mencapai 81 berdasarkan hasil
analisis penelitian siklus 2.
Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran
dengan menggunakan Model Talking Stick berbasis Multimedia pada Muatan
Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 178/III Koto Dua Baru. Sebagaimana
tergambar pada grafik berikut ini:
Diagram 5
Nilai Rata-rata Kelas Persiklus
82
80
78
76 81
74
72 73
70
68
A. Simpulan
Berdasarkan hasil PTK dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan proses belajar mengajar, pendekatan Scientific dengan
menggunakan Model Talking Stick berbasis Multimedia dapat
meningkatkan motivasi dan aktivitas peserta didik dalam proses
pembelajaran.
2. Penerapan proses belajar mengajar, pendekatan Scientific dengan
menggunakan Model Talking Stick berbasis Multimedia dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik berupa tingkat ketercapaian
Kriteria Ketuntasan Minimal dengan nilai 65, yang pada siklus I masih
kurang tercapai akan tetapi meningkat pada siklus II.
3. Penerapan proses belajar mengajar, pendekatan Scientific dengan
menggunakan Model Talking Stick berbasis Multimedia dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik dari data awal Kriteria Tingkat
Keberhasilan hanya 33%, pada siklus I mulai meningkat 72%, dan pada
siklus II semakin meningkat menjadi 83%.
B. Saran Tindak Lanjut
1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan pembelajaran
pendekatan Scientific dengan menggunakan Model Talking Stick berbasis
Multimedia sebagai suatu alternatif dalam muatan pelajaran IPA untuk
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas peserta didik.
2. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat bagi guru dan peserta didik maka
diharapkan kegiatan ini dilakukan secara berkesinambungan baik untuk
muatan pelajaran IPA maupun pelajaran lainnya.
32
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. Bumi
Aksara.
Djamarah, S. B., & Aswan Zain. (2014). Strategi Belajar Mengajar (Edisi Revisi).
PT. Rineka Cipta.
Febrita, Y., & Maria Ulfah. (2019). Peranan Media Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Prosiding DPNPM Unindra.
Portanata, L., Yasinta Lisa, & Imanuel Sairo Awang. (2017). Analisis
Pemanfaatan Media Pembelajaran IPA SD. Jurnal Pendidikan Dasar
PerKhasa, 3(1).
Rahmat, H., & Abdillah. (2019). Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori dan
Aplikasinya.” LPPPI.
Rampo, A. (2019). Meningkatkan Hasil Belajar IPA Konsep Daur Air dan
Peristiwa Alam Melalui Model Pembelajaran Talking Stick pada Murid
Kelas IV SDN 130 Tokesan Kabupaten Tana’ Toraja. Jurnal Pemikiran
dan Pengembangan Pembelajaran, 1(3).
33
Tibahary, A. R., & Muliana. (2018). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Scolae:
Journal of Pedagogy, 1(1).
34
LAMPIRAN
Lampiran 1
35
36
Lampiran 2
37
38
39
40
Lampiran 3
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
Lampiran 4
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
Lampiran 5
80
Lampiran 6
81
82
Lampiran 7
83
84
Lampiran 8
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
Lampiran 9
104
105