(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat yang Dibina
Oleh Bapak Arpin, SKM., M.Kes)
Disusun Oleh
Kelompok 3 :
1. Sri Saidawati Mahmud (2420221032)
2. Hairul Bariyah (2420221016)
3. Sri Mariaulfa Sunge (2420221049)
4. Jesika Ananda Tasya (2420221014)
5. Sri Ambarwati J. Malaiyo (2420221012)
6. Naya Aurelia Bilondatu (2420221042)
7. Siti Nurfadhlia Sakirang (2420221017)
8. Nira Sinusi (2420221041)
9. Yusran Dungi (2420221037)
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pergaulan bebas telah menjadi isu yang signifikan di kalangan remaja di
seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu lingkungan di mana
fenomena pergaulan bebas menjadi perhatian kami dalam pelaksanaan
penyuluhan kali ini adalah di SMP 1 Muhammadiyah Gorontalo. SMP 1
Muhammadiyah Gorontalo adalah salah satu sekolah menengah pertama yang
berada di bawah naungan Muhammadiyah, sebuah organisasi Islam
terkemuka di Indonesia. Sekolah ini terletak di Kota Gorontalo, provinsi
Gorontalo.
Gorontalo sebagai kota yang terletak di Sulawesi Utara, memiliki ciri
khas sosial dan budaya yang beragam. Kota ini menghadapi tantangan dalam
menjaga nilai-nilai tradisional dan moral di tengah arus globalisasi dan
modernisasi yang sedang berlangsung di Sekolah-sekolah, termasuk SMP 1
Muhammadiyah Gorontalo, berperan penting dalam membentuk karakter dan
perilaku siswa.
Pergaulan bebas di kalangan remaja merupakan fenomena yang
meresahkan dan memprihatinkan. Pergaulan bebas dapat diartikan sebagai
perilaku remaja yang melibatkan aktivitas negatif, seperti minum-minuman
keras, merokok, menggunakan narkoba, berpacaran dengan bebas tanpa
pengawasan, dan terlibat dalam kegiatan seksual yang tidak sehat. Fenomena
ini bisa terjadi akibat berbagai faktor, seperti pengaruh lingkungan sekitar,
tekanan sosial, kurangnya pengawasan dari orang tua, dan minimnya
pemahaman agama dan nilai-nilai moral.
Dalam konteks SMP 1 Muhammadiyah Gorontalo, upaya untuk
mencegah dan mengatasi pergaulan bebas di kalangan siswa sangat penting.
Sebagai lembaga pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai Islam, sekolah ini
memiliki tanggung jawab untuk memberikan pendidikan yang holistik, tidak
hanya pada aspek akademik, tetapi juga moral dan spiritual. Upaya
1
pencegahan dan penanggulangan pergaulan bebas harus melibatkan semua
pihak, termasuk sekolah, orang tua, masyarakat, dan lembaga terkait.
Makalah ini bertujuan untuk mempelajari dan menganalisis fenomena
pergaulan bebas di SMP 1 Muhammadiyah Gorontalo, serta menawarkan
strategi dan solusi yang dapat diimplementasikan oleh sekolah dan pihak
terkait lainnya. Diharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan yang
berguna dan kontribusi positif dalam mengatasi pergaulan bebas dan
membentuk karakter siswa yang berintegritas di SMP 1 Muhammadiyah
Gorontalo.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat kami paparkan:
1. Jelaskan tentang pergaulan bebas?
2. Apa dampak dari pergaulan bebas?
3. Bagaimana ciri-ciri dari pergaulan bebas?
4. Bagaimana cara menangani permasalah terkait pergaulan bebas?
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan kami dalam melaksanakan penyuluhan
terkait pergaulan bebas:
1. Siswa dapat mengetahui seperti apa itu pergaulan bebas
2. Mengetahui dampak dari pergaulan bebas
3. Mengetahui ciri-ciri pergaulan bebas
4. Mengetahui cara menangani permasalahan terkait pergaulan bebas
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pergaulan bebas adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
suatu bentuk interaksi sosial di mana individu terlibat dalam hubungan
interpersonal tanpa adanya ikatan atau kendali yang kaku. Dalam konteks
umum, pergaulan bebas merujuk pada gaya hidup di mana individu terlibat
dalam hubungan seksual atau hubungan romantis tanpa mempertimbangkan
norma-norma sosial yang umumnya berlaku.
Pergaulan bebas sering kali mengacu pada perilaku seksual yang tidak
terikat oleh pernikahan atau hubungan yang resmi. Ini berarti individu terlibat
dalam hubungan seksual dengan mitra yang berbeda tanpa adanya komitmen
jangka panjang. Dalam beberapa kasus, pergaulan bebas dapat melibatkan
hubungan seksual tanpa ikatan emosional atau hubungan romantis.
Konsep pergaulan bebas sering kali diperdebatkan dan dipandang
kontroversial, terutama dari sudut pandang nilai-nilai tradisional atau agama
yang mengedepankan pernikahan dan hubungan yang stabil. Beberapa kritik
terhadap pergaulan bebas mencakup kekhawatiran tentang penyebaran
penyakit menular seksual, penggunaan kontrasepsi yang tidak memadai,
kehamilan di luar nikah, dan dampak psikologis dari hubungan yang tidak
stabil.
Namun, penting untuk dicatat bahwa pandangan dan pendekatan terhadap
pergaulan bebas dapat bervariasi di berbagai budaya dan kelompok sosial.
Beberapa orang mungkin melihat pergaulan bebas sebagai pilihan hidup yang
sah, sementara yang lain mungkin menganggapnya tidak sesuai dengan nilai-
nilai mereka. Akhirnya, penting bagi setiap individu untuk memahami dan
mempertimbangkan implikasi dan konsekuensi dari pergaulan bebas sebelum
memutuskan untuk terlibat di dalamnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pergaulan diartikan
sebagai aktivitas menjalin pertemanan dalam kehidupan bermasyarakat.
Sementara, kata bebas berarti lepas atau tidak terikat. Secara bahasa,
3
pergaulan bebas bisa disebut sebagai pertemanan dalam kehidupan
bermasyarakat yang bersifat lepas atau tidak terikat.
Sementara, Kemendikbud dan Modul SMP Terbuka PJOK Kelas VIII
terbitan Direktorat SMP tahun 2021 mengartikan pergaulan bebas sebagai
salah satu bentuk perilaku interaksi seseorang dengan individu atau kelompok
yang menyimpang melewati batas kewajiban, tuntutan, aturan, syarat, dan
perasaan malu.
Pergaulan bebas juga diartikan sebagai perilaku menyimpang yang
melanggar norma agama maupun norma kesusilaan. Pasalnya, dalam
pergaulan ada batasan-batasan yang perlu diperhatikan, baik berdasarkan
jenis kelamin, budaya, suku, agama, dan lainnya.
B. Ciri-ciri Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
gaya hidup di mana seseorang memiliki kebebasan yang tinggi dalam
menjalin hubungan sosial tanpa adanya batasan moral atau norma yang kaku.
Namun, perlu diingat bahwa konsep pergaulan bebas dapat bervariasi
tergantung pada budaya, nilai-nilai masyarakat, dan pandangan individu. Di
bawah ini adalah beberapa ciri umum yang sering dikaitkan dengan pergaulan
bebas:
1. Kebebasan seksual
Pergaulan bebas sering kali dikaitkan dengan kebebasan dalam menjalani
hubungan seksual tanpa adanya komitmen jangka panjang atau ikatan
pernikahan. Individu yang terlibat dalam pergaulan bebas mungkin
memiliki banyak pasangan seksual tanpa adanya keterikatan emosional
yang kuat.
2. Ketidakpatuhan terhadap norma sosial
Pergaulan bebas dapat menunjukkan ketidakpatuhan terhadap norma sosial
yang umumnya diterima dalam masyarakat. Ini mungkin termasuk
penolakan terhadap konvensi pernikahan atau hubungan monogami, serta
pengabaian terhadap pandangan moral atau agama yang tradisional.
4
3. Ekspresi diri yang bebas
Orang-orang yang terlibat dalam pergaulan bebas mungkin lebih
cenderung mengungkapkan diri mereka tanpa penekanan atau kekangan
yang kuat dari norma masyarakat. Mereka mungkin mengekspresikan diri
mereka melalui gaya berpakaian yang eksentrik, tindakan provokatif, atau
penampilan fisik yang mencolok.
4. Keterbukaan terhadap variasi hubungan
Pergaulan bebas seringkali mencerminkan keterbukaan terhadap berbagai
jenis hubungan, termasuk hubungan tanpa ikatan formal, hubungan sesama
jenis, atau hubungan dengan beberapa pasangan. Konsep monogami atau
komitmen jangka panjang mungkin dianggap tidak penting atau terlalu
membatasi dalam konteks pergaulan bebas.
5. Mengutamakan kesenangan dan kepuasan pribadi
Pergaulan bebas seringkali dihubungkan dengan pencarian kepuasan
pribadi dan kesenangan dalam hubungan tanpa terlalu memperhatikan
tanggung jawab sosial atau konsiderasi moral. Pada umumnya, individu
yang terlibat dalam pergaulan bebas cenderung mengutamakan kepuasan
pribadi dan kebebasan individu di atas kewajiban atau pertimbangan
moral.
C. Faktor Penyebab Pergaulan Bebas
Sebagai tindakan yang menyimpang dan melanggar norma serta ajaran
agama, pergaulan bebas bisa muncul karena beberapa faktor. Berikut faktor
penyebab terjadinya pergaulan bebas:
1. Rendahnya Tingkat Pendidikan Keluarga
Keluarga adalah lingkungan terdekat seseorang dan kelompok yang
punya pengaruh besar terhadap perkembangan seseorang. Tingkat
pendidikan keluarga juga sangat berpengaruh besar pada terjadinya
pergaulan bebas.
Sebagai contoh, keluarga yang memberikan kebebasan kepada
anak tanpa batasan yang tegas dan jelas bisa menjadi bumerang. Anak
5
yang dibebaskan mencari teman bahkan sudah mendapatkan izin
berpacaran tanpa ada pengawasan orang tua menjadi salah satu faktor
penyebab pergaulan bebas.
2. Keluarga Broken Home
Selain itu, kondisi keluarga yang tidak harmonis alias broken home juga
berpeluang membuat anak terjerumus kepada pergaulan bebas. Orang tua
yang sering bertengkar di depan anak hingga bercerai bisa merusak
perkembangan psikis anak. Itu membuat sang anak cenderung mencari
kesenangan di luar rumah karena tidak mendapatkan kasih sayang dan
rasa aman dari keluarga.
3. Ekonomi Keluarga
Keluarga dengan tingkat ekonomi rendah membuat anak tidak dapat
bersekolah dan biasanya banyak yang putus sekolah. Ini membuat
pergaulan anak menjadi liar dan bergabung bersama anak-anak lain yang
senasib sehingga perilakunya makin menyimpang dan mengarah ke
pergaulan bebas.
Selain itu, kondisi keluarga yang tidak harmonis alias broken home
juga berpeluang membuat anak terjerumus kepada pergaulan bebas.
Orang tua yang sering bertengkar di depan anak hingga bercerai bisa
merusak perkembangan psikis anak. Itu membuat sang anak cenderung
mencari kesenangan di luar rumah karena tidak mendapatkan kasih
sayang dan rasa aman dari keluarga.
4. Kurang Wawasan Agama
Kurangnya wawasan dan pengetahuan tentang agama membuat banyak
orang yang gagal mengidentifikasi hal-hal yang tidak sesuai dengan
norma dan ajaran agama. Oleh karena itu, sangat penting untuk
mempelajari agama sedari kecil agar senantiasa berusaha melaksanakan
perintah Tuhan dan menjauhi larangan yang ada.
5. Penyalahgunaan Internet
Internet tidak hanya memiliki fungsi informasi, pendidikan, dan hiburan.
Namun juga memiliki fungsi mempengaruhi. Peredaran arus informasi di
6
internet sangatlah masif dan tak terhindarkan. Anda bisa mengakses apa
pun yang ada di internet.
Internet bisa berbahaya karena berisiko membuat anak-anak
meniru konten yang tidak pantas di internet. Oleh karena itu, pengawasan
dari orang tua penting untuk mendampingi sang anak saat menggunakan
internet.
6. Factor Lingkungan
Ada sebuah pepatah mengatakan jika kamu bergaul dengan tukang
minyak wangi maka membuat kamu menjadi wangi, namun jika bergaul
dengan tukang minyak tanah maka akan membuat kamu menjadi bau
minyak tanah. Intinya kondisi lingkungan yang baik dan buruk juga turut
mempengaruhi perilaku seseorang.
Perhatikanlah lingkungan pertemanan yang saat ini sedang kamu
jalani, jika berpotensi untuk menjerumuskan kamu ke hal-hal yang buruk
hendaknya kamu segera menghindari itu dan mencari lingkungan yang
lebih baik lagi. Contohnya teman-teman kamu sering mengajak kamu
untuk mabuk-mabukan bahkan ada suatu saat menyuruh kamu untuk
memakai narkoba, lingkungan seperti ini yang harus kamu hindari.
7. Control Diri
Salah satu penyebab pergaulan bebas karena lemahnya kontrol diri. Jika
seseorang memiliki kontrol diri yang lemah maka biasanya tidak dapat
membedakan perilaku yang baik dan buruk. Ini membuat anak dan
remaja berpotensi melakukan tindakan melanggar norma atau perilaku
buruk. Bahkan meskipun seseorang sudah mengetahui tindakan itu salah,
ia tetap melakukannya.
8. Gaya Hidup
Gaya Hidup modern saat ini juga bisa menyebabkan pergaulan bebas
pada remaja. Mengikuti gaya hidup atau tren yang tidak sesuai dengan
norma yang berlaku pada akhirnya dapat memicu pergaulan bebas. Jika
tidak mengikuti gaya hidup atau tren saat ini pasti akan dianggap
ketinggalan zaman dan tidak kekinian.
7
Contohnya adalah ketika semua lingkungan teman sebaya memiliki
smartphone baru yang memiliki kamera bulat-bulat, seseorang yang
masih labil terutama remaja akan mengingini hal itu juga agar sama
dengan teman-temannya. Namun keadaan ekonomi keluarga tidak
memungkinkan untuk anak itu mengganti smartphone seperti teman-
temannya. Sehingga akhirnya anak tersebut mencuri untuk mendapatkan
barang yang ia inginkan.
D. Dampak Pergaulan Bebas Dalam Masyarakat
1. Dampak Psikologis
a) Penurunan kesehatan mental
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan penurunan
kesehatan mental, seperti stres berkepanjangan, trauma, isolasi
sosial, atau masalah kehidupan yang tidak teratasi. Dalam kondisi
seperti ini, seseorang mungkin mengalami gejala seperti kelelahan
yang berkepanjangan, perubahan nafsu makan, gangguan tidur,
penurunan minat dalam kegiatan sehari-hari, dan perasaan putus asa.
Bila tidak ditangani dengan baik, penurunan kesehatan mental dapat
berdampak pada kualitas hidup secara keseluruhan.
b) Gangguan identitas dan kepercayaan diri
Perasaan tidak aman atau tidak memiliki kepastian dalam hidup
dapat mempengaruhi identitas dan kepercayaan diri seseorang.
Dalam kondisi ini, seseorang mungkin merasa bingung tentang siapa
mereka sebenarnya, meragukan kemampuan dan nilai diri, atau
mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan. Gangguan
identitas dan kepercayaan diri ini dapat memengaruhi hubungan
interpersonal, kinerja akademik atau profesional, serta merintangi
perkembangan pribadi.
c) Kecenderungan terjadinya depresi dan kecemasan
Penurunan kesehatan mental sering kali dikaitkan dengan
kecenderungan terjadinya depresi dan kecemasan. Depresi ditandai
dengan perasaan sedih yang mendalam, kehilangan minat atau
8
kegairahan dalam aktivitas yang biasa disukai, perubahan pola tidur
dan nafsu makan, perasaan tidak berharga, dan mungkin juga
munculnya pikiran atau tindakan yang merugikan diri sendiri.
Kecemasan melibatkan ketakutan yang berlebihan atau kekhawatiran
yang terus-menerus, dan bisa disertai gejala fisik seperti ketegangan
otot, sulit berkonsentrasi, atau sering merasa gelisah.
2. Dampak Sosial
a) Kerusakan Hubungan Interpersonal
Kerusakan hubungan interpersonal dapat terjadi akibat berbagai
faktor, seperti kurangnya komunikasi efektif, kesalahpahaman,
konflik kepentingan, dan perbedaan nilai-nilai. Perkembangan
teknologi, seperti penggunaan media sosial yang berlebihan, juga
dapat mengganggu hubungan interpersonal secara langsung.
Misalnya, ketika seseorang lebih memperhatikan perangkat
elektronik daripada berinteraksi secara langsung dengan orang di
sekitarnya. Ini dapat mengurangi kualitas hubungan interpersonal
dan menyebabkan isolasi sosial.
b) Peningkatan Kasus Perceraian dan Broken Home
Peningkatan kasus perceraian dan broken home (rumah tangga
yang terpecah) dapat menjadi dampak sosial negatif yang signifikan.
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kestabilan rumah
tangga, seperti ketidakcocokan, perbedaan nilai-nilai,
perselingkuhan, atau masalah keuangan. Perceraian dan broken
home dapat berdampak negatif pada anggota keluarga, terutama
anak-anak, yang mungkin mengalami stres, kecemasan, atau
kesulitan menyesuaikan diri dengan perubahan yang mendadak.
c) Meningkatnya Angka Kekerasan dalam Pacaran
Meningkatnya angka kekerasan dalam pacaran adalah masalah
serius dalam hubungan intim. Kekerasan dalam pacaran dapat
meliputi kekerasan fisik, emosional, atau seksual. Faktor-faktor
seperti ketidakseimbangan kekuasaan, masalah kepercayaan, dan
9
gangguan mental dapat mempengaruhi terjadinya kekerasan dalam
pacaran. Kekerasan dalam pacaran tidak hanya merugikan secara
fisik dan emosional bagi korban, tetapi juga berdampak negatif pada
masyarakat secara keseluruhan.
3. Dampak Kesehatan
Dampak Kesehatan terkait masalah seksual dan reproduksi memiliki
beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Berikut ini adalah tiga dampak
kesehatan yang Anda sebutkan:
a) Penyebaran penyakit menular seksual (PMS)
Penyakit menular seksual adalah penyakit yang dapat menyebar
melalui kontak seksual dengan orang yang terinfeksi. Beberapa
contoh PMS meliputi HIV/AIDS, gonore, sifilis, herpes genital, dan
klamidia. Penyebaran PMS dapat terjadi ketika seseorang melakukan
hubungan seksual yang tidak aman dengan pasangan yang terinfeksi.
Dampak kesehatan dari PMS ini dapat berkisar dari gejala yang tidak
nyaman hingga masalah kesehatan serius seperti infertilitas,
komplikasi kehamilan, dan bahkan kematian.
b) Risiko kehamilan di luar pernikahan
Kehamilan di luar pernikahan mengacu pada kehamilan yang
terjadi tanpa adanya ikatan pernikahan atau hubungan yang stabil.
Risiko kesehatan terkait kehamilan di luar pernikahan meliputi akses
terbatas terhadap perawatan prenatal yang adekuat, peningkatan
risiko komplikasi kehamilan, dan tingginya tingkat kelahiran
prematur. Wanita yang hamil di luar pernikahan juga mungkin
menghadapi tekanan sosial, stigmatisasi, dan keterbatasan dukungan
sosial yang dapat memengaruhi kesejahteraan fisik dan mental
mereka.
c) Permasalahan kesehatan reproduksi
Permasalahan kesehatan reproduksi meliputi sejumlah isu yang
mempengaruhi sistem reproduksi manusia, baik pada pria maupun
wanita. Beberapa contoh permasalahan kesehatan reproduksi
10
termasuk infertilitas (ketidakmampuan untuk hamil), gangguan
menstruasi, endometriosis, penyakit radang panggul, dan gangguan
ereksi. Permasalahan kesehatan reproduksi dapat mempengaruhi
kesejahteraan fisik, emosional, dan sosial individu yang terkena
dampaknya.
11
Pergaulan bebas dapat menyebabkan keretakan dalam hubungan
romantis dan keluarga. Ketidaksetiaan, ketidakamanan emosional, dan
kecenderungan untuk mencari kepuasan seksual di luar hubungan yang
ada dapat merusak ikatan antara pasangan. Hal ini dapat mengakibatkan
perpisahan, perceraian, dan masalah dalam mendidik anak.
c. Perubahan sosial dan budaya
Pergaulan bebas dapat mempengaruhi nilai-nilai sosial dan budaya
masyarakat. Norma-norma yang diterima mengenai moralitas dan
perilaku seksual dapat menjadi terabaikan atau dilemahkan. Ini dapat
mengarah pada perubahan dalam cara masyarakat melihat dan
memahami hubungan, seksualitas, dan tanggung jawab sosial.
d. Stigma dan diskriminasi
Pergaulan bebas seringkali masih dianggap tabu dan dikecam oleh
beberapa segmen masyarakat. Orang-orang yang terlibat dalam pergaulan
bebas dapat menghadapi stigma, diskriminasi, atau penilaian negatif dari
orang lain. Ini dapat mengakibatkan isolasi sosial, masalah kejiwaan, dan
kesulitan dalam mencari pekerjaan atau hubungan yang stabil.
e. Konsekuensi hukum
Beberapa bentuk pergaulan bebas, seperti prostitusi, penggunaan
obat-obatan terlarang, dan pemerkosaan, melanggar hukum dalam
banyak yurisdiksi. Individu yang terlibat dalam kegiatan semacam itu
berisiko menghadapi konsekuensi hukum, termasuk penangkapan,
penahanan, dan pengadilan.
12
dan tanggung jawab sosial dapat membantu mengurangi dampak negatif
pergaulan bebas dalam masyarakat.
13
mempengaruhi perilaku mereka. Keluarga, teman, atau kelompok
dukungan sebaya yang positif dapat membantu mengurangi kesepian dan
meningkatkan rasa percaya diri, sehingga mengurangi kemungkinan
terlibat dalam pergaulan bebas.
14
Bicarakan dengan orang tua atau wali Anda mengenai kekhawatiran
Anda terkait pergaulan bebas. Berdiskusilah mengenai harapan dan
batasan yang ada dalam keluarga.
4. Batasi paparan terhadap konten negatif
Hindari konsumsi media yang mempromosikan pergaulan bebas atau
perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai Anda. Pilihlah konten yang
mendukung perkembangan pribadi yang positif.
15
Tetaplah berpegang pada prinsip-prinsip Anda dan ingatlah bahwa Anda
memiliki kendali atas pilihan Anda. Jika Anda merasa kesulitan atau terjebak
dalam situasi yang sulit, jangan ragu untuk mencari bantuan dari orang-orang
yang Anda percayai, seperti konselor atau tokoh yang berpengalaman.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
C. Hasil Kegiatan
16
c. Siswa/i paham apa yang disampaikan mengenai pergaulan bebas, dampak
dan faktor, hingga bagaimana cara penanganan pergaulan bebas.
d. Siswa/i dapat mengerti apa saja dampak yang akan terjadi jika terjerumus
kedalam pergaulan bebas.
D. Media Sosialisasi
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
Gambar 1.1: Pembukaan rangkaian sosialisasi yang disampaikan oleh Ibu SUSI di
mushollah SMP 1 Muhammadiyah Gorontalo.
17
Gambar 1.2: Memberikan arahan materi dari Nn. Hairul Bariyah terkait
Pengertian dari Pergaulan bebas.
Gambar 1.3: Memberikann arahan materi dari Nn. Jesika Ananda tasya terkait
ciri-ciri dari pergaulan bebas.
18
Gambar 1.4: Memberikan arahan materi dari Tn. Ysran Dungi terkait Faktor dari
pergaulan bebas.
Gambar 1.5: Penyampaian ucapan terimakasih dari bapak Sarjan Kiayi, S.pd., MH
kepada kami (mahasiswa) atas pemberian sosialisasi di SMP 1 Muhammadiyah
Gorontalo.
19
Gambar 1.6: Pengambilan Foto bersama Kepala Sekolah, Bapak Sarjan Kiayi,
S.pd., MH. Selaku kepala sekolah SMP 1 muhammadiyah Gorontalo.
Gambar 1.7: Pengambilan Foto bersama kepala sekolah, guru, dan siswa/siswi
SMP 1 Muhammadiyah Gorontalo.
20
21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pergaulan bebas juga diartikan sebagai perilaku menyimpang yang
melanggar norma agama maupun norma kesusilaan. Pasalnya, dalam
pergaulan ada batasan-batasan yang perlu diperhatikan, baik berdasarkan
jenis kelamin, budaya, suku, agama, dan lainnya. Penting untuk dicatat bahwa
pandangan dan pendekatan terhadap pergaulan bebas dapat bervariasi di
berbagai budaya dan kelompok sosial. Beberapa orang mungkin melihat
pergaulan bebas sebagai pilihan hidup yang sah, sementara yang lain
mungkin menganggapnya tidak sesuai dengan nilai-nilai mereka. Akhirnya,
penting bagi setiap individu untuk memahami dan mempertimbangkan
implikasi dan konsekuensi dari pergaulan bebas sebelum memutuskan untuk
terlibat di dalamnya. Ada berbagai dampak psikologis dapat bervariasi antara
individu, tergantung pada faktor-faktor pribadi, situasi, dan cara seseorang
mengatasi tantangan kehidupan. Dalam kondisi seperti ini, penting untuk
mencari dukungan dari tenaga profesional, seperti psikolog atau psikiater,
yang dapat membantu dalam memahami dan mengatasi masalah psikologis
yang mungkin dialami.
Kita harus mengetahui bagaimana cara penanganan pergaulan bebas
yaitu dengan melakukan pendekatan yang kompleks dan melibatkan berbagai
faktor. Upaya kolektif dari keluarga, masyarakat, lembaga pendidikan, dan
pemerintah diperlukan untuk mengurangi pergaulan bebas dan
mempromosikan hubungan yang sehat dan bertanggung jawab.
22
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. (2016). Pergaulan Bebas Remaja dan Dampaknya pada
Perkembangan
Remaja. Jurnal Psikologi, 43(2), 170-181.
Sartika, D. (2005). Pergaulan Bebas Remaja dan Implikasinya terhadap
Penyalahgunaan Narkoba. Jurnal Penelitian Psikologi, 6(1), 15-28.
Hidayati, A. (2009). Pergaulan Bebas dan Dampaknya pada Kesehatan Jiwa
Remaja. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(1), 52-61.
Andriani, M. (2015). Pergaulan Bebas Remaja dan Dampaknya dalam Perspektif
Psikologi. Jurnal Psikologi, 15(2), 139-151.
Devina. Sosial Budaya, Pengertian pergaulan bebas: ciri, penyebab, dampak dan
cara mencegah. (https://www.gramedia.com/literasi/pergaulan-bebas/,
diakses 13 mei 2023).
Bambang Eko W. Dampak pergaulan bebas bagi psikologis seseorang
(https://www.unews.id/health/pr-2882190977/dampak-pergaulan-bebas-
bagi-psikologis-seseorang, di akses 13 mei 2023).
Kemendikbud. Modul SMP terbuka PJOK kelas VIII terbitan direktorat SMP.
(https://ditsmp.kemdikbud.go.id/apa-penyebab-terjadinya-pergaulan-
bebas-di-kalangan-remaja/, diakses 13 mei 2023).
23