Anda di halaman 1dari 12

GEOPOLITIK INDONESIA

Diajukan untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu.: Shabirin, S,H., M.H

Disusun oleh:

LUKMANUL HAKIM (2102040085)

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN


MUHAMMAD ARSYAD ALBANJARI
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
BANJARMASIN
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masalah Geopolitik semakin tahun semakin marak terjadi, mulai dari


perebutan wilayah dari timur sampai barat Indonesia. kami ingin
mengangkat tema ini untuk menunjukkan kepada mahasiswa dan para
pembaca agar ikut mendalami permasalahan teritorial yang terjadi di ranah
nusantara. Maka itu kami membuat makalah yang berjudul Geopolitik
Indonesia mengenai pengertian Geopolitik dan teori-teori yang relevan
dengan tema yang diangkat. kami juga mengangkat kasus-kasus yang
pernah terjadi tentang permasalahan wawasan atau geopolitik di Indonesia.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua kalangan yang membacanya.

B. Rumusan masalah

Rumusan masalah makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Apakah pengertian Geopolitik?

2. Bagaimana teori Geopolitik menurut para tokoh?

3. Bagaimana Geopolitik di Indonesia?


BAB II
PEMBAHASAN
A. Geopolitik
Pada awalnya geopolitik dicetuskan oleh Frederich Ratzel (1844-
1904) yang artikan sebagai ilmu bumi politik (political geography),
kemudian istilah geopolitik di kembangkan dan diperluas lebih lanjut oleh
Rudolf Kjellen dan Karl Haushofer menjadi Geographical Politic.
Perbedaan kedua artian tersebut terletak pada fokus perhatiannya. Ilmu
Bumi politik (political geography) mempelajari fenomena geografi dari
aspek politik, sedangkan geopolitik (Geographical Politic) mempelajari
fenomena politik dari aspek geografi.
Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo dan politik. “Geo”
berarti bumi dan “Politik” berasal dari (bahasa Yunani) politeia, yang
berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri (negara) dan Teia yang
berarti urusan (politik) berarti kepentingan umum warga negara suatu
bangsa (Sunarso, 2006:195).
Geopolitik diartikan sebagai system politik atau peraturan-peraturan
dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh
aspirasi nasional geografik (kepentingan yang titik beratnya terletak pada
pertimbangan geografi, wilayah atau teritorial dalam arti luas) suatu
negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung
atau tidak langsung kepada system politik suatu negara. Sebaliknya negara
itu secara langsung akan berdampak kepada geografi negara yang
bersangkutan. Geopolitik bertumpu kepada geografi sosial (hukum
biografi), mengenai situasi, kondisi, atau konstelasi geografi dan segala
sesuatu yang di anggap relevan dengan karakteristik geografi disuatu
negara.
Dalam hubungan dengan kehidupan manusia dalam suatu negara
dalam hubungannya dengan lingkungan alam, kehidupan manusia didunia
mempunyai kedudukan sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai
wakil Tuhan (khalifatullah) di bumi yang menerima amanat untuk
mengelola sumber daya alam. Sebagai wakil Tuhan manusia dalam
hidupnya memiliki kewajban memelihara dan memanfaatkan segenap
karunia kekayaan dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Kedudukan manusia tersebut mencakup tiga segi hubungan
antara manusia dengan Tuhan, hubungan antara manusia dengan manusia,
hubungan manusia dengan alam dan makhluk. Bangsa Indonesia sebagai
umat manusia yang religious dengan sendirinya dapat berperan sebagai
dengan kedudukan tersebut.
Oleh karena itu wawasan nusantara adalah geopolitik Indonesia. Hal
ini dipahami berdasarkan pengertian bahwa dalam wawasan nusantara
terkandung konsepsi geopolitik Indonesia yaitu unsur-unsur ruang, yang
kini berkembang secara fisik geografis, melainkan dalam pengertian secara
keseluruhannya (Surahdinata ; Sumiarno:2005).
Untuk lebih memahami konsep geopolitik secara global, berikut ini
adalah teori-teori mengenai geopolitik yang pernah ada di dunia:
1. Teori Geopolitik Frederich Ratzel
Frederich Ratzel (1844-1904) berpendapat bahwa negara itu seperti
organisme yang hidup. Negara identik dengan ruangan yang ditempati
oleh sekelompok masyarakat (bangsa) pertumbuhan negara mirip dengan
pertumbuhan organisme yang memerlukan ruang hidup (lebensraum) yang
cukup agar dapat tumbuh dengan subur. Semakin luas ruang hidup maka
negara akan semakin bertahan, kuat, dan maju. Oleh karena itu, jika negara
ingin tetap hidup dan berkembang butuh ekspansi (perluasan wilayah
sebagai ruang hidup). Teori ini dikenal sebagai teori organisme atau teori
biologis.
2. Teori Geopolitik Rudolf Kjellen
Rudolf Kjellen (1964-1922) melanjutkan ajaran Ratzel, tentang teori
organisme. Berbeda dengan Ratzel yang menyatakan negara seperti
organisme, maka ia menyatakan dengan tegas bahwa negara adalah suatu
organisme, bukan hanya mirip. Negara adalah satuan dan sistem politik
yang menyeluruh yang meliputi bidang geopolitik, ekonomi politik, demo
politik, sosial politik, dan krato politik. Negara sebagai organisme yang
hidup dan intelektual harus mampu mempertahankan dan mengembangkan
dirinya dengan melakukan ekspansi. Paham ekspansionisme
dikembangkan. Batas negara bersifat sementara karena bisa diperluas.
Strategi yang dilakukan adalah membangun kekuatan darat yang
dilanjutkan kekuatan laut.

3. Teori Geopolitik Karl Haushofer


Karl Haushofer (1896-1946) melanjutkan pandangan Ratzel dan Kjellen
terutama pandangan tentang lebensraum dan paham ekspansionisme. Jika
jumlah penduduk suatu wilayah negara semakin banyak sehingga tidak
sebanding lagi dengan luas wilayah, maka negara tersebut harus berupaya
memperluas wilayahnya sebagai ruang lingkup (lebensraum) bagi warga
negara. Untuk mencapai maksud tersebut, negara harus mengusahakan
antara lain:
a. Autarki, yaitu cita-cita untuk memenuhi kebutuhan sendiri tanpa
bergantung pada negara lain. Hal ini dimungkinkan apabila wilayah
negara cukup luas sehingga mampu memenuhi kebutuhan itu. Untuk
itu politik ekspansi dijalankan. Berdasarkan asumsi demikian, karl
Haushofer membagi dunia menjadi beberapa wilayah (region) yang
hanya dikuasai oleh bangsa-bangsa yang dikatakan unggul, seperti
Amerika Serikat, Jerman, Rusia, Inggris dan Jepang. Dari pendapat ini
lahirlah:
b. Wilayah-wilayah yang dikuasai (pan-regional), yaitu:
1. Pan Amerika sebagai “perserikatan wilayah” dengan Amerika
Serikat sebagai pemimpinnya.
2. Pan Asia Timur, mencakup bagian timur Benua Asia, Australia,
dan wilayah kepulauan dimana Jepang sebagai penguasa.
3. Pan Rusia India, yang mencakup wilayah Asia Barat, Eropa Timur
dan Rusia yang dikuasai Rusia.
4. Pan Eropa Afrika, mencakup Eropa Barat – tidak termasuk Inggris
dan Rusia – dikuasai oleh Jerman.

Teori Geopolitik Karl Haushofer ini dipraktikkan oleh Nazi Jerman


dibawah pimpinan Hittler sehingga menimbulkan Perang Dunia II.

4. Teori Geopolitik Halford Mackinder


Halford Mackinder (1861-1947) mempunyai konsepsi geopolitik yang
lebih strategik, yaitu dengan penguasaan daerah-daerah jantung dunia,
sehingga pendapatnya dikenal dengan teori Daerah Jantung. Barang siapa
menguasai daerah jantung (Eropa Timur dan Rusia) maka ia akan
menguasai pulau dunia (Eropa, Asia, dan Afrika) yang pada akhirnya akan
menguasai dunia. Untuk menguasai dunia dengan menguasai daerah
jantung dibutuhkan kekuatan darat yang besar sebagai persyaratannya.
Berdasarkan ini muncullah konsep Wawasan Benua atau konsep kekuatan
di darat.

5. Teori Geopolitik Alfred Thayer Mahan


Alfred Thayer Mahan (1840-1914) mengembangkan lebih lanjut konsepsi
geopolitik dengan memperhatikan perlunya memanfaatkan serta
mempertahankan sumber daya laut, termasuk akses laut. Sehingga tidak
hanya pembangunan armada laut saja yang diperlukan, namun lebih luas
juga membangun kekuatan maritim. Berdasarkan hal tersebut, muncul
konsep Wawasan Bahari atau konsep kekuatan di laut. Barang siapa
menguasai lautan akan menguasai kekayaan dunia.
6. Teori Geopolitik Guilio Douhet, William Mitchel, Saversky, dan JFC
Fuller
Guilio Douhet (1869-1930) dan William Mitchel (1878-1939) mempunyai
pendapat lain dibandingkan dengan para pendahulunya. Keduanya melihat
kekuatan dirgantara lebih berperan dalam memenangkan peperangan
melawan musuh. Untuk itu mereka berkesimpulan bahwa membangun
armada atau angkatan udara lebih menguntungkan sebab angkatan udara
memungkinkan beroperasi sendiri tanpa dibantu oleh angkatan lainnya. Di
samping itu, angkatan udara dapat menghancurkan musuh di kandangnya
musuh itu sendiri atau di garis belakang medan peperangan. Berdasarkan
hal ini maka muncullah konsepsi Wawasan Dirgantara atau konsep
kekuatan di udara.
7. Teori Geopolitik Nicholas J.Spijkman
Nicholas J.Spijkman (1879-1936) terkenal dengan teori Daerah Batas.
Dalam teorinya, ia membagi dunia dalam empat wilayah atau area:
- Pivot Area, mencakup wilayah daerah jantung
- Offshore Continent Land, mencakup wilayah pantai benua Eropa-Asia
- Oceanic Belt, mencakup wilayah pulau di luar Eropa-Asia, Afrika
Selatan
- New World, mencakup wilayah Amerika

Terhadap pembagian tersebut, Spijkman menyarankan pentingnya


penguasaan daerah pantai Eurasia, yaitu Rimland. Menurutnya, Pan
Amerika merupakan daerah yang ideal karena dibatasi oleh batas
alamiah, dan Amerika diperkirakan akan menjadi negara kuat. Atas
pembagian dunia menjadi empat wilayah ini, Spijman memandang
diperlukan kekuatan kombinasi dari angkatan-angkatan Perang untuk
dapat menguasai wilayah-wilayah dimaksud. Pemandangannya ini
menghasilkan teori Garis Batas (Rimland) yang dinamakan Wawasan
Kombinasi.
B. Geopolitik Di Indonesia
Politik dan strategi Nasional didasarkan perjuangan bangsa
Indonesia yang telah berhasil, merebut kemerdekaannya, berlandaskan
pada Pancasila dan UUD 1945 untuk mengisi kemerdekaan tersebut
guna mencapai masyarakat adil dan makmur. Cita-cita, tujuan
Nasional dan kepentingan nasional utama dinyatakan dalam
pembukaan UUD 1945, seperti yang telah diuraikan terdahulu.
Geopolitik memberikan arah kepada suatu pola tertentu bagi
tujuan negara Republik Indonesia, aspirasi bangsa Indonesia, serta
motif yang ada pada bangsa Indonesia yang harus memperoleh
penyaluran.
Geopolitik harus dijiwai oleh falsafah Pancasila, karena
pandangan hidup bangsa Indonesia tersebut akan mengarahkan
geopolitik Indonesia kepada pencapaian kepentingan-kepentingan
nasional, tanpa menjerumuskan diri ke bidang politik kekuatan dan
pengguasaan dunia.
Cita-cita suatu bangsa ditentukan oleh sejarahnya, oleh
jiwanya yang terbentuk dan terpengaruhi oleh situasi tempat dan
lingkungannya itu, disamping oleh kepercayaan-kepercayaan, atau
agama-agama yang dianutnya.
Corak sejarah adalah dasar-dasar yang kemudian membentuk
dorongan dan rangsangan bagi pelaksanaan perjuangan selanjutnya
yang merupakan kelanjutan dari perjuangan masa kini dan masa
sebelumnya. Oleh karena itu maka aspirasi bangsa Indonesia
tercermin dalam cita-cita geopolitiknya.
Geopolitik dapat diwujudkan dengan baik apabila suatu bangsa
mempunyai ketahanan nasional tinggi, yaitu ketahanan dibidang
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan dan
keamanan.

C. Kasus-kasus Geopolitik di Indonesia


Masalah-masalah teritorial, umumnya menyangkut beberapa hal
berikut:
1. Pembinaan wilayah untuk menciptakan ketahanan nasional yang
maksimal dan efektif.
2. Faktor kesejahteraan dan keamanan bangsa.
3. Pembinaan teritorial yang dititikberatkan pada penyusunan potensi
Hankam.

D. Solusi Permasalahan Pertahanan Negara Kepulauan

1. Wawasan Nusantara

Diperlukan suatu konsep geopolitik khusus untuk menyiasati


keadaan/kondisi Negara Indonesia, yang terdiri dari ribuan pulau yang
tersebar sepanjang 3,5 juta mil. Konsep geopolitik itu adalah wawasan
Nusantara. Berbeda dengan pemahaman geopolitik negara lain yang
cenderung mengarah kepada tujuan ekspansi wilayah, konsep geopolitik
Indonesia, atau Wawasan Nusantara justru bertujuan untuk
mempertahankan wilayah. Sebagai negara kepulauan yang luas, Bangsa
Indonesia beranggapan bahwa laut yang dimilikinya merupakan sarana
“penghubung” pulau, bukan “pemisah”. Sehingga, walaupun terpisah-
pisah, bangsa Indonesia tetap menganggap negaranya sebagai satu
kesatuan utuh yang terdiri dari ‘tanah’ dan ‘air’, sehingga lazim disebut
sebagai ‘tanah air’. Untuk mewujudkan integrasi tanah air serta mencapai
tujuan Wawasan Nusantara, maka dipakailah empat asas, yaitu:

1. satu kesatuan wilayah


a. Satu wadah Bangsa Indonesia yang bersatu
b. Satu kesatuan tumpah darah dengan bersatunya dan dipersatukan
segala anugerah dan hakekatnya

2. Satu kesatuan negara

a. Satu UUD dan politik pelaksanaannya


b. Satu ideologi dan identitas nasional

3. Satu kesatuan budaya

a. Satu perwujudan budaya nasional atas dasar Bhinneka Tunggal Ika


b. Satu tertib sosial dan tertib hukum

4. Satu kesatuan ekonomi

a. Satu tertib ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan asas


kekeluargaan
b. Seluruh potensi yang ada atau yang dapat diadakan, diselenggarakan
secara total untuk mewujudkan suatu kesatuan sistem pertahanan
keamanan, yang meliputi subyek, obyek dan metode.
Jadi, Wawasan Nusantara bermaksud untuk mewujudkan kesejahteraan,
ketenteraman dan keamanan bagi Bangsa Indonesia, dengan demikian ikut
serta juga dalam membina kebahagiaan dan perdamaian bagi seluruh umat
manusia di dunia.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari beberapa pengertian di atas, pengertian geopolitik dapat lebih


disederhanakan lagi. Geopolitik adalah suatu studi yang mengkaji masalah-
masalah geografi, sejarah dan ilmu sosial, dengan merujuk kepada percaturan
politik internasional. Geopolitik mengkaji makna strategis dan politis suatu
wilayah geografi, yang mencakup lokasi, luas serta sumber daya alam wilayah
tersebut. Geopolitik mempunyai 4 unsur pembangun, yaitu keadaan geografis,
politik dan strategi, hubungan timbal balik antara geografi dan politik, serta unsur
kebijaksanaan.
Negara tidak akan pernah mencapai persamaan yang sempurna dalam segala
hal. Keadaan suatu negara akan selalu sejalan dengan kondisi dari kawasan
geografis yang mereka tempati. Hal yang paling utama dalam mempengaruhi
keadaan suatu negara adalah kawasan yang berada di sekitar negara itu sendiri,
atau dengan kata lain, negara-negara yang berada di sekitar (negara tetangga)
memiliki pengaruh yang besar terhadap penyelenggaraan suatu negara.
DAFTAR PUSTAKA

Sunarsono, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.


Yogyakarta: UNYPress.Tilaar 2000.
Kaelani dan Achmad Zubaidi. Pendidikan Kewarganegaraan untuk
Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Paradigma. 2010

Anda mungkin juga menyukai