Anda di halaman 1dari 22

Pelaksanaan pembangunan yang adil dan merata pada semua aspek kehidupan ditinjau dari sudut

geopolitik

Prof. Dr. Azyumardi Azra, dkk, Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum
(Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, 2002), hlm 117

Rois Mahfud, Al – Islam Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Erlangga, 2011), hlm 12

Muhammad Taruna, “10 Nama-nama Malaikat dan Tugas-tugasnya yang Wajib Diketahui”,
http://mylaboratorium.blogspot.co.id/2012/02/10-nama-nama-malikat-dan-tugas-
tugasnya.html#ixzz4OTZiHw8P, pada tanggal 29 oktober 2016 pukul 19:20

Azra, Azyumardi dkk. (2002). ”Buku Teks Pendidikan Islam Pada Perguruan Tinggi
Umum”. Jakarta: Departemen Agama RI.

Taruna, Muhammad. (2012). “10 Nama-nama Malaikat dan Tugas-tugasnya”. Diakses dari
http://mylaboratorium.blogspot.co.id/2012/02/10-nama-nama-malikat-dan-tugas-
tugasnya.html#ixzz4OTZiHw8P. 29 Oktober 2016.

Mahfud, Rois. (2010). “Al-Islam Pendidikan Agama Islam”. Jakarta: Erlangga.

Pengertian Geopolitik
Kata geo-politik berasal dari kata geo dan politik. “geo” berarti bumi dan “politik”
berasal dari bahasa Yunani politeia, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri (negara)
dan teia yang berarti urusan. Sementara dalam bahasa Inggris, politics adalah suatu rangkaian
asas (prinsip), keadaan, cara yang digunakan untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu.
Dari pengertian di atas, pengertian geopolitik dapat lebih disederhanakan lagi.
Geopolitik adalah suatu studi yang mengkaji masalah-masalah geografi, sejarah dan ilmu
sosial, dengan merujuk kepada percaturan politik internasional. Geopolitik mengkaji makna
strategis dan politis suatu wilayah geografi, yang mencakup lokasi, luas serta sumber daya
alam wilayah tersebut. Geopolitik mempunyai 4 unsur pembangun, yaitu keadaan geografis,
politik dan strategi, hubungan timbal balik antara geografi dan politik, serta unsur
kebijaksanaan.

Perkembangan Teori Geopolitik


Istilah geopolitik semula sebagai ilmu politik, kemudian berkembang menjadi
pengetahuan tentang sesuatu yang berhubungan dengan konstelasi ciri _khas negara yang
berupa bentuk, Luas, letak, iklim, dan sumber daya alam_ sutau negara untuk membangun
dan membina negara. Para penyelenggara pemerintah nasional hendaknya menyusun
pembinaan politik nasional berdasarkan kondisi dan situasi geomorfologi secara ilmiah
berdasarkan cita-cita bangsa. Adapun geostrategi diartikan sebagai pelaksanaan geopolitik
dalam negara.
Kemudian, teori geopolitik berkembang menjadi konsepsi wawasan nasional bangsa.
Oleh karena itu, wawasan nasional bangsa selalu mengacu pada geopolitik. Dengan wawasan
nasional suatu negara, dapat dipelajari kemana arah arah perkembangan sautu negara.
Beberapa Pandangan Para Pemikir Mengenai Geopolitik
Sebelum membahas wawasan nasional, terlebih dahulu perlu pembahasan tentang
beberapa pendapat dari para penulis geopolitik. Semula geopolitik adalah ilmu bumi politik
yang membahas masalah politik dalam suatu negara, lalu berkembang menjadi ajaran yang
melegitimasi Hukum Ekspansi suatu negara. Hal ini tidak terlepas sumbangsih pemikiran dari
pada penulis, diantaraya:
a. Teori Geopolitik Kontinental
Friedrich Ratzel (1844-1904).
Teori yang dikemukakannya adalah teori ruang yang dalam konsepsinya dipengaruhi
oleh ahli biologi Charles Darwin. Ia menyamakan negara sebagai makhluk hidup yang
makin sempurna serta membutuhkan ruang hidup yang makin meluas karena kebutuhan.
Dalam teorinya, bahwa bangsa yang berbudaya tinggi akan membutuhkan sumber daya yang
tinggi dan akhirnya mendesak wilayah bangsa yang “primitif”. Pendapat ini dipertegas
Rudolf Kjellen (1864-1922) dengan teori kekuatan, yang pada pokoknya menyatakan bahwa
negara adalah satuan politik yang menyeluruh serta sebagai satuan biologis yang memiliki
intelektual. Dengan kekuatannya, ia mampu mengeksploitasi negara “primitif” agar
negaranya dapat swasembada. Beberapa pemikir sering menyebutnya sebagai Darwinisme
social.
Karl Haushofer (1869-1946).
Haushofer yang pernah menjadi atase militer di Jepang meramalkan bahwa Jepang
akan menjadi negara yang jaya di dunia. Untuk menjadi jaya, suatu bangsa harus mampu
menguasai benua-benua di dunia. Ia berpendapat bahwa pada hakekatnya dunia dapat dibagi
atas empat kawasan benua (Pan Region) dan dipimpin oleh negara unggul. Teori Ruang dan
Kekuatan merupakan hasil penelitiannya serta dikenal pula sebagai teori Pan Regional,
yaitu:
1) Lebensraum (ruang hidup) yang “cukup”;
2) Autarki (swasembada); serta
3) Dunia dibagi empat Pan Region, tiap region dipimpin satu bangsa (nation) yang unggul,
yaitu Pan Amerika, Pan Asia Timur, Pan Rusia India, serta Pan Eropa Afrika. Dari
pembagian daerah inilah, dapat diketahui percaturan politik masalah lalu dan masa depan.
Pengaruh Haushofer _menjelang Perang Dunia II_ sangat besar di Jerman ataupun di
Jepang. Semboyan Macht und Erde di Jerman serta doktrin Fukoku Kyohei di Jepang
melandasi pembangunan kekuatan angkatan perang kedua negara tersebut menjelang Perang
Dunia II.
b. Wawasan Geopilitik
Selanjutnya masih ada beberapa pandangan geopolitik lain, akan tetapi lebih
cenderung menunjukkan kepada suatu wawasan yaitu
1) Wawasan Benua
Sir Halford Mackinder (1861-1947)
Teori Daerah Jantung (dikenal pula sebagai wawasan benua). Dalam teori ahli
geografi ini, mungkin terkandung maksud agar negara lain selalu berpaling pada
pembentukan kekuatan darat. Dengan demikian, tidak mengganggu pengembangan armada
laut Inggris. Teorinya dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Dunia terdiri atas 9/12 air, 2/12 pulau dunia (Eropa, Asia, Afrika), serta sisanya 1/12 pulau
lainnya.
b. Daerah terdiri atas Daerah Jantung (Heartland), terletak di pulau dunia, yaitu Rusia, Siberia,
sebagian Mongolia, Daerah Bulan Sabit Dalam (inner cresent) meliputi Eropa Barat, Eropa
Selatan, Timur Tengah, Asia Selatan, Asia Timur, serta Bulan Sabit Luar (outer cresent)
meliputi Afrika, Australia, Amerika / Benua Baru.
c. Apabila suatu negara ingin menguasai dunia, harus menguasai Dunia Jantung, untuk itu
diperlukan kekuatan darat yang memadai.
Teori geopolitik Mackinder dapat disimpulkan sebagai berikut Who rules East
Europe commands the Heartland; who rules the Heartland commands the world; Island,
Who rules the world Island commands the World.
2) Wawasan Bahari
Sir Walter Raleigh (1554-1618) dan Alfred T. Mahan (1840-1914)
Teori Kekuatan Maritim yang direncanangkan oleh Raleigh, bertepatan dengan
kebangkitan armada Inggris dan belanda yang ditandai dengan kemajuan teknologi
perkapalan dan pelabuhan, serta semangat perdagangan yang tidak lagi mencari emas dan
sutra di Timur (Simbolon,1995 : 425).
Pada masa ini pula, lahir pemikiran hukum laut internasional yang berlaku sampai
tahun 1994 (setelah UNCLOS 1982 disetujui melalui SU PBB).
a. Sir W.Raleigh: Siapa yang kuasai laut akan menguasai perdagangan dunia/kekayaan dan
akhirnya menguasai dunia, karena itu ia harus memiliki armada laut yang kuat. Sebagai
tindak lanjut, maka Inggris berusaha menguasai pantai-pantai benua, paling tidak
menyewanya.
b. Alfred T.Mahan: Laut untuk kehidupan, sumber daya alam banyak terdapat di laut, maka
harus dibangun armada laut yang kuat untuk menjaganya. Menurut Mahan, di samping hal
tersebut, juga perlu diperhatikan masalah akses ke laut dan jumlah penduduk karena faktor ini
juga akan memungkinkan kemampuan industri untuk kemandirian suatu bangsa dan negara.
3) Wawasan Dirgantara
Giulio Douhet (1869-1930) William Mitcel (1879-1936).
Awal abad XX merupakan kebangkitan ilm pengetahuan penerbangan. Kedua orang
ini mencita-citakan berdinya Angkatan Udara. Dalam teorinya, disebutkan bahwa kekuatan
udara mampu beroperasi hingga belakang lawan, serta kemenangan akhir ditentukan oleh
kekuatan udara.
4) Wawasan Kombinasi
. Nicholas J. Spijkman (1893-1943).
Teori Daerah Batas (Rimland theory). Teorinya dipengaruhi oleh Mackinder dan
Haushover, terutama dalam membagi daerah. Karena ia adalah bangsa Belanda yang pada
dasarnya bangsa mari_tim, maka menurutnya penguasa daerah jantung harus ada akses ke
laut hendaknya menguasai pantai Eurasia. Dalam teorinya tersirat:
a. Dunia menurunya terbagi empat daerah, yaitu daerah jantung (Hearland), Bulan Babit
Dalam(Rimland), Bulan Sabit Luar, dan Dunia Baru(Benua amerika);
b. Menggunakan kombinasi kekuatan darat, laut, udara untuk kuasai dunia;
c. Daerah Bulan Sabit Dalam (Rimland) akan lebih besar panga_ruhnya dalam percaturan
politik dunia dari pada daerah jantung; serta
d. Wilayah Amerika yang paling ideal dan menjadi negara terkuat.

( http://tiyyuloke.blogspot.co.id/2015/03/makalah-geopolitik-indonesia.html, tia widianti, “makalah


geopolitik indonesia”, tgl 9 desember 2016 pukul 7:28.. 2015)

Perkembangan Geopolitik di Indonesia

Pembangunan geopolitik Indonesia sudah dimulai oleh para pendiri bangsa melalui ikrar
sumpah pemuda, satu nusa yang berarti keutuhan wilayah nusantara, satu bangsa yang
merupakan landasan kebangsaan Indonesia, satu bahasa yang merupakan faktor pemersatu
seluruh wilayah nusantara beserta isinya. Rasa kebangsaan merupakan perekat persatuan dan
kesatuan, baik dalam makna spirit maupun moral, sehingga membantu meniadakan adanya
perbedaan fisik yang disebabkan adanya perbedaan letak geografi.

Kondisi geografis suatu negara atau wilayah menjadi sangat penting dan menjadi
pertimbangan pokok berbagai kebijakan, termasuk juga dalam merumuskan kebijakan
keamanan nasional atau keamanan manusia . Berbagai bencana alam yang terjadi seperti :
angin puting beliung, gempa bumi, tsunami adalah beberapa ancaman terhadap manusia yang
sebagian besar diantaranya ditentukan oleh kondisi geografis. Penyebaran konflik komunal
tampaknya sedikit terbendung oleh faktor geografis, sebagaimana terjadi di Afrika, Balkan
dan Asia Tengah, dengan demikian posisi strategis Indonesia juga membawa implikasi
geopolitik dan geostrategi tertentu.Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pembangunan geopolitik hanya efektif apabila dilandasi oleh wawasan kebangsaan yang
mantap. Unsur-unsur dasar Wawasan Nusantara dalam mencapai kesatuan dan keserasian
dapat ditinjau melalui, Satu kesatuan wilayah, Satu kesatuan bangsa, Satu kesatuan sosial
budaya, Satu kesatuan ekonomi, Satu kesatuan pertahanan dan keamanan.Konsepsi geopolitik
khas Indonesia itu kemudian dirumuskan menjadi acuan dasar yang diberi nama Wawasan
Nusantara, berbunyi sebagai berikut:

“Wujud suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai suatu Negara kepulauan yang
dalam kesemestaannya merupakan satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan keamanan untuk mencapai tujuan nasional dan cita-cita perjuangan bangsa
melalui pembangunan nasional segenap potensi darat, laut dan angkasa secara terpadu” .

Perkembangan Geopolitik di Indonesia juga dipengaruhi adanya Globalisasi dan kemajuan


teknologi yang menyebabkan wilayah kedaulatan suatu Negara terutama Negara Indonesia
menjadi semakin abstrak dan kurang pasti sehingga dapat dengan mudah ditembus oleh para
pelaku atau actor internasional. Kemudian adanya proses politik dan demokratisasi. Akhir
tahun 2004 juga ditandai dengan keberhasilan bangsa Indonesia menyelenggarakan Pemilu
dengan sistem pemilihan langsung. Proses Pemilu yang sangat transparan merupakan kunci
keberhasilan KPU menyelenggarakan pesta demokrasi ini.Selanjutnya munculah tiga kasus
besar,pertama adalah gerakan separatis politik dan bersenjata yang kini mengarah pada
upaya pemisahan diri dari NKRI yakni, gerakan separatis bersenjata di Aceh, Gerakan Aceh
Merdeka/GAM (yang telah sepakat untuk mengakui dan bergabung kembali dalam NKRI),
kelompok separatis politik (KSP) dan kelompok separatis bersenjata (KSB/TPN) yang
berinduk di bawah OPM di Papua, serta upaya pembentukan kembali Republik Maluku
Selatan (RMS) melalui pembentukan organisasi RMS gaya baru yakni Forum Kedaulatan
Maluku (FKM).Hal tersebut tentu saja akan mengancam keutuhan wilayah geografis dan
persatuan NKRI sendiri.

Unsur-unsur Geopolitik

Geopolitik memiliki unsur-unsur dasar konsepsi Geopolitik atau biasa disebut sebagai
Wawasan Nusantara ada tiga,yaitu :

1. 1. Wadah (Contour)

Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara meliputi seluruh wilayah


Indonesia yang memiliki sifat nusantara dengan kekayaan alam dan penduduk serta
keanekaragaman budaya. Bangsa Indonesia memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan
wadah berbagai kegiatan kenegaraan dalam wujud suprastruktur politik dan wadah dalam
kehidupan bermasyarakat adalah berbagai kelembagaan dalam wujud infrastruktur politik.

1. 2. Isi (Content)

Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan nasional
yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai aspirasi yang berkembang di
masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional seperti tersebut di atas bangsa Indonesia
harus mampu menciptakan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan nasional yang berupa
politik, ekonomi, social, dan budaya serta pertahanan dan keamanan. Isi menyangkut dua hal,
pertama realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama (konsensus nasional) dan
perwujudannya, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional , kedua persatuan dan kesatuan
dalam ke-bhineka-an yang meliputi semua aspek kehidupan nasional.

1. 3. Tata laku (conduct)

Hasil dari interaksi antara sebuah wadah dengan isi maka akan menghasilkan sebuah tata laku
yang terdiri dari tata laku batiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang
baik dari bangsa Indonesia.Sedangkan tata laku lahiriah yaitu tercermin dalam tidakan,
perbuatan dan perilaku dari bangsa Indonesia.Kedua tata laku tersebut akan mencerminkan
identitas jati diri/kepribadian bangsa berdasarkan asas kekeluargaan dan kebersamaan yang
memiliki rasa bangga dan cinta terhadap bangsa dan tanah air sehingga menimbulkan rasa
nasionalisme yang tinggi dalam semua aspek kehidupan nasional.

Sedangkan kasus yang kedua yaitu aksi kekerasan dan konflik komunal. Meski langkah-
langkah penegakkan hukum telah diambil, namun diperkirakan kasus-kasus kekerasan dan
konflik-konflik komunal masih akan terjadi secara insidentil. Penanganannya diawali dengan
pendekatan pembangunan kebangsaan, tanpa mengabaikan keberagaman budaya, dan pada
saat yang sama dilaksanakan pembangunan kesejahteraan. Meskipun upaya peningkatan
kualitas proses politik dalam rangka normalisasi dan stabilisasi kehidupan masyarakat
disejumlah daerah konflik dan rawan konflik relatif berjalan Iambat, tetapi perbaikan struktur
dan proses politik menuju penyelesaian konflik secara bertahap dapat berjalan dengan
baik.Dan yang ketiga adalah isu keamanan teritorial, perbatasan dan pulau terluar. Dalam isu
keamanan perbatasan baik perbatasan darat maupun laut, terdapat sejumlah permasalahan
tapal batas wilayah yang harus segera diatasi. Isu keamanan perbatasan tersebut, juga
meliputi adanya kondisi pulau-pulau terluar yang berada dan berbatasan langsung dengan
beberapa negara tetangga yang sesungguhnya berpotensi dapat lepas dari NKRI bila tidak
dapat dipelihara dan dijaga dengan baik.

(http://windi-utari-fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-91920-Education-Makalah%20Geopolitik
%20Indonesia.html, windi utari, “makalah geopolitik indonesia”, tgl 9 desember pukul 7:31..2014)

Pengertian Pembangunan Nasional


Pengertian Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan
masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan nasional
dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperhatikan tantangan
perkembangan global (Tap. MPR No. IV/MPR/1999). Dalam mengimplementasikan
Pembangunan Nasional senantiasa mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai luhur yang
universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan,
sejahtera, maju, serta kokoh, baik kekuatan moral maupun etika bangsa Indonesia.

 Pengalaman Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, antara lain mencakup tanggung jawab
bersama dari semua golongan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa secara bersama-sama meletakkan landasan spiritual, moral, dan etik yang kukuh
bagi pembangunan nasional.

 Pengalaman Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, antara lain mencakup
poeningkatan martabat serta hak dan kewajiban asasi warga Negara serta
penghapusan penjajahan, kesengsaraan dan ketidakadilan dari muka bumi.

 Pengalaman Sila Persatuan Indonesia antara lain mencakup peningkatan pembinaan


bangsa di semua bidang kehidupan manusia, masyarakat, bangsa dan Negara sehingga
rasa kesetiakawanan semakin kuat dalam ragnka memperkukuh persatuan dan
kesatuan bangsa.

 Pengalaman Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan anatara lain mencakup upaya makin menumbuhkan dan
mengembangkan system politik Demokrasi Pancasila yang makin mampu memelihara
stabilitas nasional yang dinamis.

 Pengalaman Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia antara lain
mencakup upaya untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
yang dikaitkan dengan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada
terciptanya kemakmuran yang berkeadilan. Berdasarkan pokok pikiran diatas, maka
hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya dengan Pancasila sebagai dasar,
tujuan dan pedoman pembangunan nasional. Pembangunan nasional dilaksanakan
merata diseluruh tanah air dan tidak hanya untuk satu golongan atau sebagian dari
masyarakat, tetapi untuk seluruh masyarakat.

Keseluruhan semangat arah dan gerak pembangunan dilaksanakan sebagai pengalaman


semua sila Pancasila secara serasi dan sebagai kesatuan yang utuh, yang
meliputi :Pembangunan nasional dilaksanakan secara berencana, menyeluruh, terpadu,
terarah, bertahap dan berlanjut untuk memacu peningkatan kemampuan nasional dalam
rangka mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang
telah maju. Pembangunan nasional adalah pembangunan dari, oleh dan untuk rakyat
dilaksanakan semua aspek kehidupan bangsa yang meliputi aspek politik, ekonomi,
social-budaya dan aspek pertahanan keamanan dengan senantiasa harus merupakan
perwujudan Wawasan Nusantara serta memperkukuh Ketahanan Nasional yang
diselenggarakan dengan sasaran jangka panjang yang ingin diwujudkan.

Hakikat Pembangunan Nasional


Hakikat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Ini berarti dalam pelaksanaan pembangunan
nasional diperlukan hal-hal sebagai berikut:

1. Ada keselarasan, keserasian, kesimbangan, dan kebulatan yang utuh dalam seluruh
kegiatan pembangunan. Pembangunan adalah untuk manusia dan bukan sebaliknya
manusia untuk pembangunan. Dalam pembangunan dewasa ini, unsur manusia, unsur
sosial-budaya, dan unsur lainnya harus mendapatkan perhatian yang seimbang.
2. Pembangunan harus merata untuk seluruh masyarakat dan di seluruh wilayah tanah
air.
3. Subjek dan objek pembangunan adalah manusia dan masyarakat Indonesia, sehingga
pembangunan harus berkepribadian Indonesia pula.
4. Pembangunan dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah. Masyarakat
adalah pelaku utama pembangunan dan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan,
membimbing, serta menciptakan suasana yang menunjang. Kegiatan masyarakat dan
kegiatan pemerintah mesti saling mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi
dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan nasional.

Visi dan Misi Pembanguanan Nasional


Dalam mewujudkan visi Pembangunan Nasional tersebut ditempuh delapan misi
Pembangunan Nasional sebagai berikut :

1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan


beradab berdasrkan falsafah Pancasila adalah memperkuat jati diri dan karakter
bengsa melalui pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan
internal dan antarumat beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya,
mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan
meiliki kebanggab sebagai bangsa Indonesia dalam rangka memantapkan landasan
spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing adalah mengedepankan pembangunan
sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing; meningkatkan penguasaan dan
pemanfaatan IPTEK melalui penelitian, pengembangan , dan penerapan menuju
inovasi secara berkelanjutan; membangun infrastruktur yang maju serta reformasi
dibidang hukum dan aparatur negara; dan memperkuat perekonomian domestik
berbasis keunggulan setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan
membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk
pelayanan jasa dalam negeri
3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum adalah memantapkan
kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat peran masyarakat sipil;
memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomi daerah; menjamin pengembangan
media dan kebebasan media dalam mengomunikasikan kepentingan masyarakat; dan
melakukan pembenahan struktur hukum dan meningkatkan budaya hukum dan
menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak pada
rakyat kecil
4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu adalah membangun kekuatan TNI
hingga melampaui kekuatan esensial minimum serta disegani dikawasan regional dan
internasional; memantapkan kemampuan dan meningkatkan profesionalisme Polri
agar mampu melindungi dan mengayomi masyarakat; mencegah tindak kejahatan, dan
menuntaskan tindak kriminalitas; membangun kapabilitas lembaga intelejen dan
kontra intelejen negara dalam penciptaan kemanan nasional; serta meningkatkan
kesiapan komponen cadangan, komponen pendukung pertahanan dan kotribusi
industri pertahanan nasional dalam sistem pertahanann semesta
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan adalah meningkatkan
pembangunan daerah; mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh,
keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah yang masih lemah;
menanggulangi kemiskinan dan pengangguran secara drastis; menyediakan akses
yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan
prasarana ekonomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk
gender
6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari adalah memperbaiki pengelolaan pelaksanaan
pembangunan yang dapat menjaga keseimbangan antara pemanfaatan, keberlanjutan,
keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tetap
menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini dan
masa depan, melalui pemanfaatab ruang yang serasu antara penggunaan untuk
permukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi; meningkatkan
pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang berkesinambungan;
memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk mendukung
kualitas kehidupan; memberikan keindahan dan kenyamanan kehidupan; serta
meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keanekargaman hayati sebagai modal
dasar pembangunan
7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepualauan yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional adalah menumbuhkan wawasan bahari bagi
masyarakat dan pemerintah agar pembangunana Indonesia berorientasi kelautan;
meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang berwawasan kelauatan melalui
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan; mengelola wilayah laut
nasional untuk mempertahankan kedaulatan dan kemakmuran; dan membangun
ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatab sumber
kekayaan laut secara berkelanjutan
8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional adalah
memantapkan diplomasi Indonesia dalam rangka memperjuangkan kepentinagn
nasional; melanjutkan komitmen Indonesia terhadap pembentukan identitas dan
pemantapan integrasi internasional dan regional; dan mendorong kerja sama
internasional, regional dan bilateral antarmasyarakat, antarkelompok, serta
antarlembaga di berbagai bidang

Tujuan Pembangunan Nasional


Tujuan nasional, sebagaimana yang termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945, yaitu :

Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Pernyataan di atas merupakan cerminan bahwa pada dasarnya tujuan Pembangunan Nasional
adalah untuk mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang sejahtera, lahiriah maupun
batiniah. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka pembangunan yang dilaksanakan oleh
bangsa Indonesia merupakan pembangunan yang berkesinambungan, yang meliputi seluruh
aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.

Agar pembangunan yang dilaksanakan lebih terarah dan memberikan hasil dan daya guna
yang efektif bagi kehidupan seluruh bangsa Indonesia maka pembangunan yang dilaksanakan
mengacu pada perencanaan yang terprogram secara bertahap dengan memperhatikan
perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu
pemerintah merancang suatu perencanaan pembangunan yang tersusun dalam suatu Repelita
(Rencana Pembangunan Lima Tahun), dan mulai Repelita VII diuraikan dalam suatu Repeta
(Rencana Pembangunan Tahunan), yang memuat uraian kebijakan secara rinci dan terukur
tentang beberapa Propenas (Program Pembangunan Nasional). Rancangan APBN tahun 2001
adalah Repeta pertama dari pelaksanaan Propenas yang merupakan penjabaran GBHN 1999-
2004, di samping merupakan tahun pertama pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi
fiskal.
Sejak repelita pertama (tahun 1969) hingga repelita sekarang (tahun1999) telah terealisasi
beberapa program pembangunan yang hasilnya telah menyentuh seluruh aspek kehidupan
masyarakat, baik aspek politik, ekonomi, sosial dan budaya. Meskipun realisasi
pembangunan telah menyentuh dan dinikmati oleh hampir seluruh masyarakat, namun tidak
berarti terjadi secara demokratis. Dengan kata lain, hasil-hasil pembangunan tersebut belum
mampu menjangkau pemerataan kehidupan seluruh masyarakat. Masih banyak terjadi
ketimpangan atau kesenjangan pembangunan maupun hasil-hasilnya, baik antara pusat dan
daerah atau dalam lingkup yang luas adalah kesenjangan antara Kawasan Timur Indonesia
(KTI) dan Kawasan Barat Indonesia (KBI), khususnya pada sektor ekonomi. Salah satu
kesenjangan di sektor ekonomi tersebut diantaranya adalah tidak meratanya kekuatan
ekonomi di setiap wilayah, seperti tidak meratanya tingkat pendapatan (per kapita) penduduk,
tingkat kemiskinan dan kemakmuran, mekanisme pasar dan lain-lain.
Dampak dari kesenjangan tersebut telah menimbulkan beberapa gejolak dalam bentuk
tuntutan adanya pemerataan pembangunan maupun hasil-hasilnya, dari dan untuk setiap
wilayah di Indonesia. Untuk mengurangi bahkan menghilangkan kesenjangan tersebut
pemerintah telah menempuh beberapa kebijaksanaan pembangunan diantaranya dengan
memberlakukan Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah yang pada
prinsipnya merupakan pelimpahan wewenang pusat ke daerah untuk mengurus rumah
tangganya sendiri sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah.

Asas-Asas Pembangunan Nasional


Asas Pembangunan Nasional adalah prinsip pokok yang harus diterapkan dan dipegang teguh
dalam perencanan dan pelaksanaan Pembangunan Nasional :

 Asas Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa


 Asas Manfaat Kegiatan pembangunan memberikan manfaat bagi peningkatan
kesejahteraan
 Asas Demokrasi Pancasila Kegiatan Pembangunan Nasional dilakukan berdasarkan
kekeluargaan
 Asas Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan dalam Perikehidupan Dalam
Pembangunan Nasional adanya keseimbangan, keserasian dan keselarasan antara
dunia dan akhirat, materil dan spiritual dan lain-lain
 Asas Hukum Dalam penyelenggaraan Pembangunan Nasional, masyarakat harus taat
dan patuh kepada hukum
 Asas Kemandirian Pembangunan Nasional berlandaskan kepercayaan akan
kemampuan diri sendiri
 Asas Kejuangan Dalam penyelenggaraan Pembangunan Nasional masyarakata harus
memiliki mental, tekad, jiwa dan semangat
 Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pembangunan Nasional dapat memberikan
kesejahteraan rakyat lahir dan batin yang setinggi-tingginya

Modal dasar Pembangunan Nasional adalah keseluruhan sumber kekuatan nasional baik yang
efektif maupun potensial yang dimiliki dan didayagunakan bangsa Indonesia dalam
pembangunan nasional, yaitu :
A. Kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dan Negara Indonesia
B. Jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa
C. Wilayah nusantara yang luas yang berkedudukan di garis khatulistiwa
D. Kekayaan alam yang beraneka ragam
E. Penduduk yang besar sebagai sumber daya manusia yang potensuial
F. Rohaniah dan mental
G. Budaya bangsa Indonesia yang dinamais
H. Potensi dan kekuatan efektif bangsa
I. Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI)

(http://irriyanti.blogspot.co.id/2013/06/makalah-sederhana-pembangunan-nasional.html, irriyanti sutino,


“makalah sederhana [pembangunan nasional]”, tgl 9 desember pukul 7:50..2013)

Peranan Wawasan Nusantara


Dalam kehidupan kehidupan nasional, Wawasan Nusantara dijelaskan peranannya
untuk :
1. Mewujudkan serta memelihara persatuan dan kesatuan, yang serasi dan selaras
pada segenap aspek kehidupan nasional.
Wawasan Nusantara sebagai geopolitik bangsa Indonesia
“Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa indonesia mengenai diri dan tanah
airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.”.( prof. Dr.
Wan usman)
Konsepsi Wawasan Nusantara tidak hanya menopang keutuhan Negara Kesatuan
Republik INdonesia, merekatkan persatuan dan kesatuan, tapi juga secara tepat
mengetengahkan jati diri bangsa.Dengan menerapkan konsep Wawasan Nusantara, maka
terbentuk dan terjalin kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang dijalin erat dari begi
beragamnya kehidupan sosial, budaya, sejarah dan cita-cita

Wasantara sebagai Wawasan Pembangunan Nasional


Menurut UUD 1945 MPR wajib membuat GBHN. GBHN_masa ORBA_ menegaskan
bahwa wawasan dalam penyelenggaraan pembangunan nasional adalah Wawasan Nusantara
yang bersumber pada pancasila dan UUD 1945. Wawasan Nusantara adalah cara pandang
dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri serta lingkungannya dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa. Di samping itu, dengan mengutamakan kesatuan wilayah
dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini
mencakup :
a. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Politik
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan wawasan nusantara, yaitu;
1. Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang-undang, seperti UU Partai Politik,
UU Pemilihan Umum, dan UU Pemilihan Presiden. Pelaksanaan undang-undang tersebut
harus sesuai hukum dan mementingkan persatuan bangsa.Contohnya seperti dalam
pemilihan presiden, anggota DPR, dan kepala daerah harus menjalankan prinsip demokratis
dan keadilan, sehingga tidak menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia harus sesuai dengan
hukum yang berlaku. Seluruh bangsa Indonesia harus mempunyai dasar hukum yang sama
bagi setiap warga negara, tanpa pengecualian. Di Indonesia terdapat banyak produk hukum
yang dapat diterbitkan oleh provinsi dan kabupaten dalam bentuk peraturan daerah (perda)
yang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku secara nasional.
3. Mengembangkan sikap hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk mempersatukan
berbagai suku, agama, dan bahasa yamg berbeda, sehingga menumbuhkan sikap toleransi.
4. Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga pemerintahan untuk
meningkatkan semangat kebangsaan, persatuan dan kesatuan.
5. Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan memperkuat korps
diplomatik sebagai upaya penjagaan wilayah Indonesia terutama pulau-pulau terluar dan
pulau kosong.
b. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi
Wilayah nusantara mempunyai potensi ekonomi yang tinggi, seperti posisi khatulistiwa, wilayah laut
yang luas, hutan tropis yang besar, hasil tambang dan minyak yang besar, serta memeliki penduduk
dalam jumlah cukup besar. Oleh karena itu, implementasi dalam kehidupan ekonomi harus
berorientasi pada sektor pemerintahan, pertanian, dan perindustrian.
1. Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan antar daerah.
Oleh sebab itu, dengan adanya otonomi daerah dapat menciptakan upaya dalam keadilan
ekonomi.
2. Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan memberikan
fasilitas kredit mikro dalam pengembangan usaha kecil.
c. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sosial, yaitu
1. Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang berbeda, dari segi
budaya, status sosial, maupun daerah. Contohnya dengan pemerataan pendidikan di semua
daerah dan program wajib belajar harus diprioritaskan bagi daerah tertinggal.
2. Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta dapat
dijadikan kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan nasional maupun
daerah. Contohnya dengan pelestarian budaya, pengembangan museum, dan cagar budaya.
d. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan Keamanan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan pertahanan dan keamanan, yaitu
1. Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan kesempatan kepada
setiap warga negara untuk berperan aktif, karena kegiatan tersebut merupakan kewajiban
setiap warga negara, seperti memelihara lingkungan tempat tinggal, meningkatkan
kemampuan disiplin, melaporkan hal-hal yang mengganggu keamanan kepada aparat dan
belajar kemiliteran.
2. Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau juga menjadi
ancaman bagi daerah lain. Rasa persatuan ini dapat diciptakan dengan membangun
solidaritas dan hubungan erat antara warga negara yang berbeda daerah dengan kekuatan
keamanan.
3. Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan prasarana yang memadai
bagi kegiatan pengamanan wilayah Indonesia, terutama pulau dan wilayah terluar Indonesia.

(http://makalahtugasmu.blogspot.co.id/2015/09/geopolitik.html, bimo seno, “makalah geopolitik”,


tgl 9 desember pukul 09:45..2015)

( http://tiyyuloke.blogspot.co.id/2015/03/makalah-geopolitik-indonesia.html, tia widianti, “makalah


geopolitik indonesia”, tgl 9 desember 2016 pukul 7:28.. 2015)
2.5 Implementasi Geopolitik dalam Hukum Kewilayahan

Penerapan Geopolitik atau Wawasan Nusantara dalam hukum kewilayahan Indonesia yaitu :

1. Pembangunan wilayah perbatasan Indonesia agar tidak menjadi wilayah yang


terisolasi sehingga lebih mempertegas garis perbatasan wilayah NKRI
2. Mengembangkan sector ekonomi daerah yang bisa menghasilkan keuntungan yang
lebih bagi APBD
3. Mewujudkan keadilan dan pemerataan pembangunan di setiap wilayah Indonesia
yang masih terisolasi
4. Menyusun dan membuat tata ruang/kota wilayah yang sesuai dengan kultur setempat
5. Mengembangkan Sumber Daya Alam ynag dimiliki daerah untuk menyejahterakan
masyarakat

2.6 Otonomi Daerah

Jika kita telisik pengertian Otonomi Daerah secara harfiah. Otonomi daerah berasal dari kata
otonomi dan daerah. Dalam bahasa Yunani, otonomi berasal dari kata autos dan namos.
Autos berarti sendiri dan namos berarti aturan atau undang-undang, sehingga dapat dikatakan
sebagai kewenangan untuk mengatur sendiri atau kewenangan untuk membuat aturan guna
mengurus rumah tangga sendiri. Sedangkan daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah.

Otonomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk meningkatkan daya
guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap
masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.Agar lebih aplikatif sesuai dengan kondisi obyektif daerah masing-
masing.Pengertian otonomi daerah tersebut bisa saja mengalami perubahan dan
perkembangan sejalan dengan perubahan konsepsi otonomi daerah yang dilaksanakan di
Indonesia.

Sedangkan yang dimaksud dengan kewajiban adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat.

Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai
implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara memberikan daerah
kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam mengatur,
memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang ada di daerahnya masing-masing.

Pelaksanaan Otonomi Daerah


Pelaksanaan otonomi daerah merupakan titik fokus yang penting dalam rangka memperbaiki
kesejahteraan rakyat.Pengembangan suatu daerah dapat disesuaikan oleh pemerintah daerah
dengan potensi dan kekhasan daerah masing-masing. Ini merupakan kesempatan yang sangat
baik bagi pemerintah daerah untuk membuktikan kemampuannya dalam melaksanakan
kewenangan yang menjadi hak daerah. Maju atau tidaknya suatu daerah sangat ditentukan
oleh kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan yaitu pemerintah daerah. Pemerintah
daerah bebas berkreasi dan berekspresi dalam rangka membangun daerahnya, tentu saja
dengan tidak melanggar ketentuan hukum yaitu perundang-undangan

Ø Ciri-ciri otonomi daerah


Negara Kesatuan Negara Federal Otonomi daerah
Setiap daerah memiliki Setiap daerah mempunyai UUD yang Setiap daerah memiliki perda
perda (dibawah UU) tidak bertentangan dengan UUD negara (dibawah UU)
(hukum tersendiri)
Perda terikat dengan UU UUD tidak terikat dengan UU negara Perda terikat dengan UU
Bisa desentralisasi atau Desentralisasi Desentralisasi
sentralisasi
Bisa interversi dari Tidak bisa interversi dari kebijakan Bisa interversi dari kebijakan
kebijakan pusat pusat pusat
Perjanjian dengan pihak Perjanjian dengan pihak asing/luar Perjanjian dengan pihak
asing/luar negeri harus negeri harus melalui pusat asing/luar negeri harus
melalui pusat melalui pusat
APBN dan APBD APBD untuk setiap daerah dan APBN APBN dan APBD tergabung
tergabung hanya untuk Negara
Setiap daerah tidak Setiap daerah diakui sebagai negara Setiap daerah tidak diakui
diakui sebagai negara berdaulat sebagai negara berdaulat
berdaulat
Bendera nasional hanya Bendera nasional serta daerah diakui Bendera nasional hanya
diakui diakui
Daerah diatur pemerintah Daerah harus mandiri Daerah harus mandiri
pusat
Keputusan pemda diatur Keputusan pemda tidak ada hubungan Keputusan pemda diatur
pemerintah pusat dengan pemerintah pusat pemerintah pusat
3 kekuasaan daerah tidak 3 kekuasaan daerah diakui 3 kekuasaan daerah tidak
diakui diakui
Perda dicabut pemerintah Perda dicabut DPR setiap daerah Perda dicabut pemerintah
pusat pusat

(http://windi-utari-fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-91920-Education-Makalah%20Geopolitik
%20Indonesia.html, windi utari, “makalah geopolitik indonesia”, tgl 9 desember pukul 09:51..2014)
Asas adil dan merata: bahwa pembangunan nasional yang diselenggarakan sebagai usaha bersama
harus merata di semua lapisan masyarakat dan di seluruh wilayah tanah air di mana setiap warga
negara berhak memperoleh kesempatan berperan dan menikmati hasil-hasilnya secara adil

Berikut merupakan asas-asas dalam pembangunan nasional :


Asas Pembangunan Nasional adalah prinsip pokok yang harus diterapkan dan dipegang teguh dalam
perencanan dan pelaksanaan Pembangunan Nasional :

1. Asas Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa


Bahwa segala usaha dan kegiatan pembangunan nasioanl dijiwai, digerakkan dan dikenadalikan oleh
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME sebagai nilai luhur yang menjadi landasan spiritual,
moral, dan etika dalam rangka pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila.

2. Asas Manfaat
Bahwa segala usaha dan kegiatan pembangunan nasional memberikan manfaat bagi kemanusiaan,
kesejahteraan rakyat dan pengembangan pribadi warga Negara serta mengutamakan kelestarian
nilai-nilai luhur budaya bangsa.

3. Asas Demokrasi Pancasila


Bahwa untuk mencapai tujuan pembangunan nasional dilakukan dengan semangat kekeluargaan
yang bercirikan kebersamaan, gotong royong, persatuan dan kesatuan melalui musyawarah untuk
mencapai mufakat.

4. Asas Adil dan Merata


Bahwa pembangunan nasional dilakukan atas usaha bersama harus merata di semua lapisan
masyarakat dan di seluruh wilayah tanah air dimana setiap warga Negara berhak memperoleh
kesempatan berperan dan menikmati hasilnya secara adil sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan.

5. Asas Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan dalam Perikehidupan


Bahwa dalam pembangunan nasional harus ada keseimbangan antara berbagai kepentingan, yaitu
keseimbangan keserasian dan keselarasan antara kepentingan dunia dan akhirat, material dan
spiritual jiwa raga, individu, masyarakat dan Negara, pusat dan daerah serta antardaerah,
kepentingan kehidupan darat, laut dan udara serta kepentingan nasional dan internasional.

6. Asas Hukum
Bahwa setiap warga Negara dan penyelenggara Negara harus taat pada hukum yang berintikan
keadilan dan kebenaran, serta Negara diwajibkan untuk menegakkan dan menjamin kepastian
hukum.

7. Asas Kemandirian
Bahwa pembangunan nasional berlandaskan pada kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan
sendiri, serta bersendikan kepada kepribadian bangsa.

8. Asas Kejuangan
Bahwa penyelenggara Negara dan masyarakat harus memiliki mental, tekad, jiwa dan semangat
pengabdian serta ketaatan dan disiplin yang tinggi dengan lebih mengutamakn kepentingan bangsa
dan Negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.

9. Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Bahwa pembangunan nasional dapat memberikan kesejahteraan rakyat lahir batin yang setinggi-
tingginya, penyelenggaraannya perlu menerapkan nilai- nilai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
mendorong pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi secara
seksama dan bertanggung jawab dengan mempertahankan nilai- nilai agama dan nilai-nilai luhur
budaya bangsa.

Pembangunan Nasional Adalah pembangunan yang dilakukan dalam rangka melakukan perbaikan
serta perubahan yang dilakukan dalam janhka waktu yang berkelanjutan guna mencapai cita bangsa
dan kesejahteraan. Dalam melakukan pembangunan perlunya susunan rencana yang tidak
menimbulkan kerugian tententu supaya pembangunan tersebut sesuai dengan keinginan.
Pembangunan nasional dilaksanakan atas asas-asast yang telah ditentukan, berikat merupakan
macam-macam asas dalam pembangunan nasional.

1. Asas kekeluargaan
Asas kekeluargaan artinya dalam melakukan pembangunan nasional dibutuhkan lingkungan dan
kerjasama yang baik antara seluruh komponen warga Indonesia yang merasa bahwa pembangunan
tersebut dilakukan guna kepentingan bersama

2. Asas kesadaran hukum


Asas kesadaran hukum artinya dalam melakukan pembangunan tentunya ada aturan-aturan yang
membatasi apa saja yang dapat dilakukan dan bagaimana melakukannya agar terhindar dari
pelanggaran ataupun tindakan melawan hukum

3. Asas demokrasi
Asas demokrasi artinya mengutamakan kepentingan rakyat yang pada hakikatnya pembangunan
tersebut dilakukan atas kebutuhan dan keinginan rakyat

4. Asas adil dan merata


Asas adil dan merata artinya pembangunan dilakukan dengan seadil-adilnya, tidak ada wilayah yang
terlewatkan dalam program pembangunan nasional, dilakukan secara merata dan menyeluruh demi
keadilan seluruhnya

5. Asas manfaat
Asas manfaat artinya pembangunan yang dilakukan harus memiliki manfaat dalam
pembangunannya, agar terhindar dari lumpuhnya pembangunan atau hasil pembangunan yang
memyebabkan kerugian materil serta sia-sia

6. Asas perikehidupan dan keseimbangan


Asas perikehidupan dan keseimbangan artinya pembangunan yang baik juga meperhatikan beberapa
faktor, pembangunan tidak dilakukan dengan keterpaksaan sehingga menimbulkan kerugian pada
bidang lain

7. Asas kepercayaan bagi diri sendiri


Asas kepercayaan bagi diri sendiri artinya yakni pembangunan dilakukan dengan pertimbangan yang
matang dan tentunya pembangunan tersebut dilakukan atas kehendak sendiri tanpa ada paksaan
dari luar.

C. Asas-Asas dan Prinsip-Prinsip Pembangunan Nasional


 Asas-Asas Pembangunan Nasional
Asas Pembangunan Nasional adalah prinsip pokok yang harus diterapkan dan dipegang
teguh dalam perencanan dan pelaksanaan Pembangunan Nasional. Asas-asas tersebut adalah :
 Asas Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Bahwa segala usaha dan kegiatan pembangunan nasioanl dijiwai, digerakkan dan
dikenadalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME sebagai nilai luhur yang
menjadi landasan spiritual, moral, dan etika dalam rangka pembangunan nasional sebagai
pengamalan Pancasila.
 Asas Manfaat
Bahwa segala usaha dan kegiatan pembangunan nasional memberikan manfaat bagi
kemanusiaan, kesejahteraan rakyat dan pengembangan pribadi warga Negara serta
mengutamakan kelestarian nilai-nilai luhur budaya bangsa.
 Asas Demokrasi Pancasila
Bahwa untuk mencapai tujuan pembangunan nasional dilakukan dengan semangat
kekeluargaan yang bercirikan kebersamaan, gotong royong, persatuan dan kesatuan melalui
musyawarah untuk mencapai mufakat.
 Asas Adil dan Merata
Bahwa pembangunan nasional dilakukan atas usaha bersama harus merata di semua
lapisan masyarakat dan di seluruh wilayah tanah air dimana setiap warga Negara berhak
memperoleh kesempatan berperan dan menikmati hasilnya secara adil sesuai dengan nilai-
nilai kemanusiaan.
 Asas Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan dalam Perikehidupan
Bahwa dalam pembangunan nasional harus ada keseimbangan antara berbagai
kepentingan, yaitu keseimbangan keserasian dan keselarasan antara kepentingan dunia dan
akhirat, material dan spiritual jiwa raga, individu, masyarakat dan Negara, pusat dan daerah
serta antardaerah, kepentingan kehidupan darat, laut dan udara serta kepentingan nasional dan
internasional.
 Asas Hukum
Bahwa setiap warga Negara dan penyelenggara Negara harus taat pada hukum yang
berintikan keadilan dan kebenaran, serta Negara diwajibkan untuk menegakkan dan
menjamin kepastian hukum.
 Asas Kemandirian
Bahwa pembangunan nasional berlandaskan pada kepercayaan akan kemampuan dan
kekuatan sendiri, serta bersendikan kepada kepribadian bangsa.

 Asas Kejuangan
Bahwa penyelenggara Negara dan masyarakat harus memiliki mental, tekad, jiwa dan
semangat pengabdian serta ketaatan dan disiplin yang tinggi dengan lebih mengutamakn
kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
 Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Bahwa pembangunan nasional dapat memberikan kesejahteraan rakyat lahir batin
yang setinggi-tingginya, penyelenggaraannya perlu menerapkan nilai- nilai ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta mendorong pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi secara seksama dan bertanggung jawab dengan mempertahankan
nilai- nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa.
Prinsip-Prinsip Pembangunan Nasional
Pelaksanaan pembangunan nasional dilakukan dengan berpegang pada prinsip yang
dijadikan pedoman dalam penyelenggaraannya, antara lain:
1. Kesemestaan
Bahwa pembangunan nasional bersifat komprehensif, artinya menyatukan seluruh
aspek kehidupan dan penghidupan bangsa Indonesia.
2. Partisipasi rakyat
Betapapun kulifiednya para aparat penyelenggara Negara dan matangnya program-
program pembangunan yang dicanangkan; tidak akan membawa hasil yang optimal tanpa
didukung oleh partisipasi rakyat.
3. Keseimbangan
Mengandung makna bahwa pembangunan nasioanl harus seimbang.
4. Kontinuitas,
Cita-cita akhir bangsa Indonesia tidak akan tercapai dalam kurun waktu satu genersi.
Hal ini berarti bahwa usaha mewujudkannya harus diperjuangkan secara terus-menerus.
5. Kemandirian,
Pelaksanaan pembangunan nasional harus berlandaskan pada kepercayaan akan
kemampuan dan kekuatan sendiri yang bersendikan pada kepribadian bangsa.
6. Skala prioritas,
Pelaksanaan pembangunan dibatasi oleh berbagai keterbatasan, sehingga tidak
mungkin semua bidang atau masalah dilaksanakan atau ditangani dalam waktu bersamaan.
7. Pemerataan disertai pertumbuhan
Hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai harus dapat dinikmati secara merata oleh
seluruh bangsa Indonesia.
Factor Pendukung dan Penghambat Pembangunan Nasional
1. Faktor Pendukung Pembangunan Nasional
Suksesnya pelaksanaan pembangunan nasional didukung oleh beberapa faktor yaitu:
a. Kemerdekaan dan kedaulatan bangsa,
Untuk terselenggaranya pembangunan ekonomi bangsa Indonesia, modal yang
dipandang sangat penting adalah modal yang mencerminkan harga diri dan martabat bangsa
yang merupakan motivasi kuat untuk bertekad memperbaiki nasib dengan mengandalkan
kekuatan sendiri.
b. Posisi geografik negara,
 tesedianya sumber daya lam tertentu
 Skala prioritas pembangunan ekonomi yang harus dipertimbngkan
 Jenis masalah yang diperhitungkan
 Akses kepada sumber ekonomi yang dibutuhkan, tetapi berada di luar batas wilayah negara
kita adalah beberapa implikasi atas posisi geografis Negara kita.
c. Penduduk,
Jumlah penduduk yang besar merupakan keunggulan yang luar biasa menguntungkan
bagi bangsa Indonesia. Bila potensi ini dapat didayagunakan dan ditingkatkan terutama
kualitas fisik dan mental intelektualnya, maka selain merupakan sumber tenaga kerja yang
besar serta menjadi konsumen bagi pasaran industri nasioanl, juga dapat menjadi modal
utama Indonesia dalam menghadapi persaingan global di dunia internasional.
d. Kekayaan alam,
Keberhasilan pembangunan ekonomi yang telah dicapai oleh Indonesia selama ini tidak
terlepas dari dukungan sumber daya alam yang dimiliki, yang menjadi modal dasar
pembangunan ekonomi nasional.
e. Faktor rohaniah dan mental,
Keimanan dan ketaqwaa terhadap Tuhan YME serta diterimanya Pncasila sebagai satu-
satunya asas dalam kehidupan merupakan factor pendukung bisa terlaksanya pembangunan
ekonomi.
f. Globalisasi ekonomi,
Tata pergaulan dunia yang melahirkan globalisasi di berbagai bidang terutama di
bidang informasi dan ekonomi memberikan peluang untuk mengenali dan memanfaatkan
budaya ekonomi bangsa lain dan membuka jalan masuk keluarnya produk dalam dan luar
negeri yang akan bersaing dalam pasar internasional.
g. Kepercayaan kreditur luar negeri,
Keberhasilan pembangunan ekonomi bangsa Indonesia menambah kepercayaan
kreditur luar negeri.
h. Situasi politik nasional yang stabil,
Hal ini merupakan kesadaran bahwa dalam keadaan situasi politik yang stabil
pembangunan di segala bidang bisa diselenggarakan.
(http://sitimapmap.blogspot.co.id/2015/09/makalah-pembangunan-nasional_2.html, siti mafrurah,
“Makalah Pembangunan Nasional”, tgl 9 desember pukul 10:40..2013)

http://www.dosenpendidikan.net/2016/07/tujuan-pembangunan-nasional-isi-trilogi-pembangunan-
dan-isi-8-jalur-pemerataan-pembangunan.html,

Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang
merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanaannya,
pembangunan nasional senantiasa memperhatikan asas-asas pembangunan, antara lain, bahwa
segala usaha dan kegiatan pembangunan nasional harus memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi kemanusiaan, bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, dan bagi pengembangan pribadi
warga negara. Pembangunan nasional yang diselenggarakan sebagai usaha bersama harus merata di
semua lapisan masyarakat dan di seluruh wilayah tanah air, di mana setiap warga negara berhak
memperoleh kesempatan berperan serta dan menikmati hasilnya secara adil sesuai dengan nilai-nilai
kemanusiaan dan darma baktinya yang diberikan kepada bangsa dan negara, serta menuju pada
keseimbangan, keserasian, dan keselarasan dalam perikehidupan materiil dan spiritual.

Pembangunan yang merata materiil adalah perwujudan Kepulauan nusantara sebagai satu
kesatuan ekonomi, bahwa kekayaan wilayah Nusantara, baik potensial maupun efektif,
adalah modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus
tersedia merata di seluruh wilayah tanah air. Tingkat perkembangan ekonomi hams serasi dan
seimbang di seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam
pengembangan kehidupan ekonomi yang berlandaskan demokrasi ekonomi berdasarkan
Pancasila, dan mengandung kemampuan memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan
dinamis serta memiliki kemampuan menciptakan kemandirian ekonomi nasional dengan daya
saing yang tinggi dan mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil dan merata.
Pembangunan yang merata spiritual adalah pembangunan yang merata bagi masyarakat
dalam pengembangan rohani, budaya, dan rasa kesetiakawanan sosialnya, yang tercermin
dalam keselarasan hubungan antara manusia dan Tuhannya, antara sesama manusia, serta
antara manusia dan lingkungan alam sekitarnya. Keselarasan hubungan ini dalam
pembangunan nasional merupakan perwujudan kesatuan politik dan sosial wilayah
Kepulauan Nusantara, bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib
sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad untuk mencapai cita-
cita bangsa. Masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus merupakan
kehidupan yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang merata dan
seimbang, serta ada keselarasan kehidupan yang sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa.
Rasa keadilan, keamanan, ketenteraman, dan kemajuan dari pembangunan dirasakan merata
oleh seluruh rakyat sesuai dengan peran serta dan sumbangannya dalam pembangunan.
Pola pembangunan nasional
Tujuan pembangunan nasional adalah menciptakan masyarakat adil dan makmur yang
merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pembangunan nasional dilaksanakan dengan mengikuti pola dasar tertentu.Pola dasar
pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
seluruh masyarakat Indonesia secara bertahap dan berencana.

Pelaksanaan pembangunan tersebut bertumpu kepada Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur
Pemerataan.

Isi Trilogi Pembangunan


Trilogi Pembangunan Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju terciptanya keadilan sosial bagi seluruh
rakyat.
2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
3. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

Gambar: Tujuan Pembangunan Nasional

Isi 8 Jalur Pemerataan Pembangunan


Delapan Jalur Pemerataan dari pembangunan nasional adalah sebagai berikut.

1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, khususnya pangan, sandang, dan perumahan.
2. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan layanan kesehatan.
3. Pemerataan pembagian pendapatan.
4. Pemerataan kesempatan kerja.
5. Pemerataan kesempatan berusaha.
6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi (ambil bagian) dalam pembangunan, khususnya bagi
generasi muda dan kaum wanita.
7. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air.
8. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.

Anda mungkin juga menyukai