GEOPOLITIK
DOSEN PENGAMPU : RAPANI, Drs., M.Pd
KELOMPOK 6
Geopolitik adalah ilmu bumi politik yang membahas masalah politik dalam suatu
negara, namun berkembang menjadi ajaran yang melitimasikan Hukum Ekspansi
suatu negara. Hal ini tidak terlepas dari para penulis antara lain :
Istilah geopolitik pertama kali diartikan oleh Frederich Ratzelsebagai ilmu bumi politik
(political geography) yang kemudian diperluasoleh Rudolf Kjellen menjadi geographical
politic disingkat geopolitik.
Pengertian Geopolitik menurut beberapa para ahli :
a.Rudolf Kjellén seorang ilmuwan politik Swedia, pada awal abadke-20 mendefinisikan
Geopolitik adalah seni dan praktek penggunaan kekuasaan politik atas suatu
wilayah tertentu.
Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa Yunani) yang berarti
bumi yang menjadi wilayah hidup. Sedangkan politik dari kata polis yang berarti
kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri atau negara ; dan teia yang berarti
urusan (politik) bermakna kepentingan umum warga negara suatu bangsa.
Sebagai acuan bersama, geopolitik dimaknai sebagai ilmu penyelenggaraan
negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi
wilayah atau tempat tinggal suatubangsa.
Dengan demikian geografi bersangkut-paut dengan interrelasi antara manusia
dengan lingkungan tempat hidupnya. Sedangkan politik, selalu berhubungan
dengan kekuasaan atau pemerintahan.
PERKEMBANGAN GEOPOLITIK DI INDONESIA
Pembangunan geopolitik Indonesia sudah dimulai oleh para pendiri bangsa melalui ikrar
sumpah pemuda, satu nusa yang berarti keutuhan wilayah nusantara, satu bangsa yang
merupakan landasan kebangsaan Indonesia, satu bahasa yang merupakan faktor
pemersatu seluruh wilayah nusantara beserta isinya.
Perkembangan Geopolitik di Indonesia juga dipengaruhi adanya Globalisasi dan
kemajuan teknologi yang menyebabkan wilayah kedaulatan suatu Negara terutama
Negara Indonesia menjadi semakin abstrak dan kurangpasti sehingga dapat dengan
mudah ditembus oleh para pelaku atau actor internasional. Kemudian adanya proses
politik dan demokratisasi.
Konsepsi geopolitik khas Indonesia itu kemudian dirumuskan menjadi acuan dasar yang
diberi nama Wawasan Nusantara, berbunyi sebagai berikut:
“Wujud suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai suatu Negarakepulauan
yang dalam kesemestaannya merupakan satu kesatuan politik,ekonomi, sosial budaya
dan pertahanan keamanan untuk mencapai tujuannasional dan cita-cita perjuangan
bangsa melalui pembangunan nasionalsegenap potensi darat, laut dan angkasa secara
terpadu”.
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI LANDASAN GEOPOLITIK
Ditinjau dari tataran pemikiran/ konsepsi yang berlaku di Indonesia, wawasan nusantara
adalah geopolitik Indonesia yang merupakan pra-syarat bagi terwujudnya cita-cita
nasional yang tertuang dalam UUD 1945dan Pancasila. Konfigurasi Indonesia adalah
unik dengan ciri-ciri demografi, anthropologi, meteorology, dan latar belakang sejarah
yang memberi peluang munculnya desintegrasi bangsa. Tidaklah mengherankan apabila
para pendiri Republik sejak dini telah meletakkan dasar-dasar geopolitik Indonesia yaitu
melalui ikrar sumpah pemuda, dimana amanatnya adalah satu nusa,yang berarti
keutuhan ruang nusantara, satu bangsa yang merupakan landasan kebangsaan
Indonesia, satu bahasa yang merupakan faktor pemersatu seluruh ruang nusantara
bersama isinya. Kebangsaan Indonesia terdiri dari 3 unsur geopolitik yaitu :
1. Rasa Kebangsaan
2. Paham Kebangsaan
3. Semangat Kebangsaan
Ketiga-tiganya menyatu secara utuh menjadi jiwa bangsa Indonesiadan sekaligus
pendorong tercapainya cita-cita proklamasi.
Dengan demikian bahwa geopolitik hanya akan efektif apabila dilandasi oleh
wawasan kebangsaan yang mantap, karena tanpa itu ia tidaklebih hanya permainan
politik semata, sebab wawasan kebangsaan akanmembuat ikrar satu bangsa
terwujud dan bangsa yang satu dapatmewujudkan satu nusa dengan berbekal
landasan satu bahasa. Oleh karenaadanya amanat yang demikian itulah, maka
wawasan nusantara secarailmiah dirumuskan dalam bentuk konsepsi tentang
kesatuan yang meliputi:
1. Kesatuan Politik
2. Kesatuan Ekonomi
3. Kesatuan Sosial Budaya
4. Kesatuan Hankam
KESIMPULAN