Anda di halaman 1dari 10

SUPLEMEN

PEDOMAN E-KKP3K

Panduan Pembiayaan Pengelolaan


Kawasan Konservasi Perairan,
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Panduan Pembiayaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................................................ii DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rangkuman Pertanyaan dan Alat Verifikasi Dukungan Pembiayaan


DAFTAR TABEL .............................................................................................................................iii Pengelolaan KKP........................................................................................................... 9

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................................................iii


DAFTAR GAMBAR

Bab I. PENDAHULUAN............................................................................................................... 1 Gambar 1. Diagram Alir Konsep Dukungan Pembiayaan Pengelolaan KKP................................. 2

Bab II. URAIAN DUKUNGAN PEMBIAYAANPENGELOLAAN KKP................................................. 2


A. PengantarDukungan Pembiayaan KKP....................................................................... 2
B. Deskripsi SuplemenDukungan Pembiayaan Pengelolaan KKP................................... 2
B.1. Biaya Operasional Kantor................................................................................... 3
B.2. Perencanaan Pendanaan Sesuai Dokumen Rencana Strategis.......................... 3
B.3. Pembiayaan APBD/APBN (Sumber Anggaran Pemerintah)............................... 4
B.4. Perencanaan Usulan Pendanaan........................................................................ 5
B.5. Pemenuhan Anggaran Pengelolaan Kawasan (sesuai rencana)......................... 7
C. Pendanaan Berkelanjutan (Dana Perwalian)............................................................... 8

Bab III. PENUTUP ...................................................................................................................... 12

ii Panduan Pembiayaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Panduan Pembiayaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil iii
BAB I
PENDAHULUAN

Pengelolaan kawasan konservasi secara berkelanjutan penting untuk memperhatikan kaidah-


kaidah pemanfaatan dan menjamin ketersediaan dan kesinambungan kualitas nilai dan
keanekaragaman sumberdaya yang ada. Untuk menuju hal tersebut, upaya pengelolaan diukur
dengan menetapkan standar indikator capaian pengelolaan kawasan konservasi. Efektivitas
pengelolaan dibagi dalam 5 tingkat berdasarkan parameter; SK Pencadangan, Lembaga Pengelola,
Rencana Pengelolaan, Penguatan Kelembagaan (Kemitraan, Jejaring & SDM), Upaya Pengelolaan,
Infrastruktur dan Sarana Pengelolaan. Pedoman Teknis E-KKP3K disusun sebagai panduan dalam
rangka mengevaluasi efektivitas pengelolaan berkelanjutan kawasan konservasi di masing-masing
lokasi dengan menggunakan indikator-indikator pengelolaan yang telah ditetapkan. Pedoman Teknis
E-KKP3K ditujukan sebagai:
1) perangkat yang bisa digunakan oleh para pengambil kebijakan di tingkat nasional untuk
mengevaluasi kinerja semua kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil di
Indonesia, dan membuat prioritas bagi pengembangan pengelolaan efektif kawasankawasan
tersebut;
2) perangkat yang digunakan oleh para pengelola dan pemangku kepentingan terkait untuk
merencanakan kegiatan guna meningkatkan kinerja pengelolaan; dan
3) perangkat yang digunakan oleh para pengelola dan pemangku-kepentingan terkait untuk
mengevaluasi status kinerja atau peringkat pengelolaan suatu kawasan.
Pedoman E-KKP3K sebagai perangkat upaya pengelolaan masih menghadapi persoalan dan
keterbatasan teknis dalam praktek implementasinya. Hal ini karena masih adanya parameter-
parameter dalam indikator capaian pengelolaan kawasan konservasi yang perlu dilengkapi
penjelasan atau uraiannya.
Penyusunan buku ini dimaksudkan sebagai suplemen Buku Pedoman E-KKP3K, dan tujuannya
dapat memberikan pengertian dan pemahaman yang lebih lengkap tentang hal-hal yang terkait
dengan upaya dukungan pembiayaan pengelolaan kawasan konservasi perairan di Indonesia.
Dalam penyusunan buku ini mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan Pendanaan dan Pengelolaan Keuangan,khususnya bidang Kelautan dan Perikanan,
arahan kebijakan konservasi, danbeberapa sumber bacaan lainnya, diantaranya:
 PP 23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum serta PP 74/2012 tentang
Perubahan PP 23/2005
 PP 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
 Perpres 80/2011 tentang Dana Perwalian
 Permendagri 61/2007 tentang Pedomana Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah
 Permen KP RI Nomor PER.30/MEN/2012 tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan
Konservasi Perairan
 Permen KP RI Nomor PER.33/MEN/2012 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi
Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan
 Peraturan Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil Nomor PER.10/KP3K/2011 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program dan Kegiatan Dekosentrasi dan Tugas Pembantuan
Lingkup Dirjen KP3K

iv Panduan Pembiayaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Panduan Pembiayaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 1
B.1. Biaya Operasional Kantor
BAB II
Kebutuhan biaya operasional kantor, mencakup biaya penyelenggaraan operasional dan
URAIAN ASPEK DUKUNGAN PEMBIAYAAN PENGELOLAAN KKP pemeliharaan perkantoran, meliputi;
1) Biaya kebutuhan sehari-hari perkantoran,seperti:
 Alat Tulis Kantor, barang cetak untuk manajemen kantor, alat kebersihan;
A. Pengantar Dukungan Pembiayaan KKP
 Perlengkapan fotokopi/komputer;
Upaya pengelolaan KKP membutuhkan biaya yang besar, yang dipergunakan untuk memenuhi  Langganan surat kabar/berita/majalah;
kebutuhan pengelolaan seperti; operasional kantor, Sumberdaya Manusia (SDM), infrastruktur,  Biaya Satpam/pengaman, cleaning service, sopir, pramubakti (yang dipekerjakan secara
dan pelaksanaan kegiatan (pemantauan, pengawasan, sosialisasi, penyuluhan, pendidikan, kontraktual)
penelitian, dll). Semua kebutuhan biaya tersebut dihitung dan dianggarkandalam sebuah rencana  Pengurusan sertifikat tanah, pembayaran PBB.
pendanaan, yang bisa bersumber dari pemerintah (APBN dan APBD) ataupun sumber di luar 2) Biaya langganan daya dan jasa,seperti:
pemerintah (asing, swasta, masyarakat). Pembiayaan yang dananya bersumber dari luar  Langganan listrik, telepon, air, gas, termasuk pembayaran denda keterlambatannya;
pemerintah, antara lain dapat diupayakan melalui; kerjasama, program sosial (Comdev, CSR,dll)  Jasa Pos dan Giro;
dan Hibah. Selain itu untuk memenuhi rencana kebutuhan biaya pengelolaan, dapat  Telex, internet, bandwith, komunikasi khusus diplomat;
dikembangkan sumber-sumber pendanaan alternatif yang sah sesuai dengan peraturan  Sewa kantor/gedung, kendaraan, mesin fotokopi.
perundang-undangan yang ada. Selanjutnya untuk menjamin dukungan pembiayaan secara 3) Biaya pemeliharaan kantor, seperti:
berkelanjutan dalam upaya pengelolaan KKP diperlukan sistem pengelolaan pendanaan  Pemeliharaan gedung/bangunan, instalasi jaringan, sarana prasarana kantor;
berkelanjutan.  Pemeliharaan kendaraan bermotor.
Gambar 1. Diagram Alir Konsep Dukungan Pembiayaan Pengelolaan KKP3K 4) Biaya pembayaran terkait pelaksanaan operasional kantor,seperti:
 Honor terkait operasional Satker;
Belum ada Sudah ada Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan  Bahan makanan, penambah daya tahan tubuh;
pengelola pengelola minimal optimal Berkelanjutan
 Pemeriksaan kesehatan pegawai;
 Keprotokoleran (termasuk pas dan jasa tol tamu);
Kawasan dikelola
Kawasan Mandiri
 Operasional Pimpinan /Kepala;
Kawasan dikelola
optimum
 Pelantikan/pengambilan sumpah jabatan;
Kawasan Didirikan
minimum
 Pakaian dinas, toga, pakaian kerja;
Kawasan Diinisiasi  Perjalanan dinas dalam rangka konsultasi/koordinasi.
Pembiayaan belum Ada rencana Pemenuhan Sistem pendanaan Biaya operasional kantor ini umumnya rutin dikeluarkan setiap bulan. Penggunaan biaya
memadai pembiayaan pembiayaan
operasional kantor inidipertangungjawabkan dan disusun dalam dokumen laporan keuangan
oleh pimpinan unit organisasi pengelola. Laporan keuangan secara umum memuat penggunaan
biaya untuk apaserta berapa besar jumlahnya.
 Peningkatan partisipasi
 Pengembangan sumber-
sumber pembiayaan
para pihak B.2. Perencanaan PendanaanSesuai Dokumen Rencana Strategis
 Pengelolaan Dana
alternatif Perwalian
 Pengembangan Unit Pendanaan adalah upaya menyangkut keuangan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
 Rencana pendanaan
Organisasi dgn Pola
Pengelolaan Keuangan
pembiayaan pengelolaan. Pendanaan diarahkan untuk mewujudkan efektifitas pengelolaan KKP
dirancang dari rencana BLU/BLUD secara berkelanjutan yang antara lain dilakukan dalam bentuk; penyusunan rencana anggaran
strategi pengelolaan  Pengembangan
 Dukungan dana APBD/ Kerjasama/kemitraan kebutuhan pengelolaan, merancang mekanisme pendanaan berkelanjutan, penetapan standar
 Cukup utk biaya
APBN (DAK, Dekon/TP) dgn pihak swasta (CSR, biaya komponen pengelolaan, dan akutanbilitas pendanaan. Pendanaan diperlukan mengingat
dlm pendanaan PKBL)
operasional  Dukungan usulan donasi/  Dana Hibah terbatasnya dukungan pembiayaan pengelolaan KKP.
kantor donatur dlm pendanaan  Dana Swadaya
Pengelolaan kawasan konservasi perairan dilakukan berdasarkan rencana pengelolaan kawasan
B. DeskripsiSuplemen Dukungan Pembiayaan KKP konservasi perairan.Rencana pengelolaan kawasan konservasi perairan disusun oleh satuan
unitorganisasi pengelola.Unit Organisasi Pengelola dan penyusunan rencana pengelolaan
Pada tingkat pengelolaan kawasan konservasi diinisiasi (Merah) belum ada dukungan kawasan konservasi perairan dilakukan pada tingkatan Kuning. Rencana pengelolaan kawasan
pembiayaan. Dukungan pembiayaan pengelolaan baru mulai dibutuhkan pada tingkat kawasan konservasi perairan terdiri atas; rencana jangka panjang, rencana jangka menengah, danrencana
konservasi didirikan (Kuning). Pada tingkatan ini, mulai dibentuk unit organisasi yang bisa kerja tahunan.Rencana jangka panjang berlakuselama 20 (dua puluh) tahun dan dapat
berbentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) pusat, UPT daerah, atau bagian unit dari satuan organisasi ditinjausekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sekali, memuat kebijakan pengelolaan kawasan
yang menangani bidang perikanan. Dukungan pembiayaan yang perlu ada setidak-tidaknya konservasi perairan yang meliputi; visi dan misi, tujuan dan sasaran pengelolaan, danstrategi
adalah untuk memenuhi kebutuhan biaya operasional perkantoran guna menggerakkan roda pengelolaan.Rencana jangka menengah pengelolaan kawasan konservasi perairan berlakuselama
kegiatan kantor. 5 (lima) tahun yang merupakan penjabaran dari visi, misi, tujuan, sasaranpengelolaan, dan
strategi pengelolaan kawasan konservasi perairan. Dan rencana kerja tahunan pengelolaan

3
2 Panduan Pembiayaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Panduan Pembiayaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 3
2
kawasan konservasi perairan disusunberdasarkan rencana jangka menengah dalam bentuk di bidang kelautan danperikanan yang bersifat investasi jangka menengah guna
rencana kegiatan dananggaran yang disusun satu tahun sekali. menunjangpelayanan dasar yang merupakan urusan provinsi dan kabupaten/kotasesuai dengan
prioritas nasional.DAK bidang kelautan dan perikanan kabupaten/kota yang terkait dengan
Rencana pengelolaan jangka menengah tersebut merupakan dokumen strategis unit organisasi
pengelolaan KKP mencakupkegiatan:
pengelola KKP. Pada tingkatan Hijau, rencana strategis inidiperkirakankebutuhan dana dan
a. Penyediaan sarana dan prasarana kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil
sumber dana yang memungkinkandalam sebuah rencana pendanaan. Rencana pendanaanini
yang terdiri dari;Gedung dan Bangunan, Sarana Peralatan dan Mesin, dan Sarana Pendukung
merupakan dokumen yangdinamis yang dapatmengalami perubahan, yang tujuan akhirnya
lainnya untuk pengelolaan.
menentukanapakah organisasi mempunyai sumberkeuangan yang memadai untuk mencapai
b. Pengembangan sarana dan prasarana pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan,
tujuanyang dirumuskan dalam rencana strategis jangka menengah organisasi
seperti;speed boat pengawasan (8/12 meter), perahu motor POKMASWAS, alat komunikasi
pengelola.Perencanaan pendanaan ini penting untuk menentukan kelayakan rencana strategis,
pengawasan, kendaraan roda 2 (dua) pengawasan perikanan, bangunan pos pengawas, dan
sehingga organisasi pengelola memiliki pertimbangan tingkat kemampuan keuangannya untuk
steiger speed boat pengawasan.
membiayai kegiatan pengelolaan.Dalam rencana pendanaan dilakukan penentuan dan
penetapan prioritas kegiatan oleh organisasi pengelola. Selanjutnya masing-masing kegiatan 2. Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
dijabarkan dalam angka-angka keuangan yang terukur agar dapat dibuat perkiraan biaya Dekonsentrasi adalah sebagian urusan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang dilimpahkan
pelaksanaan. Selain itu juga diperkirakan kebutuhan biaya administrasinya berdasarkan kegiatan kepada Gubernur selaku wakil pemerintah pusat di daerah. Dana Dekonsentrasi digunakan untuk
yang akan dilaksanakan. membiayai kegiatan non fisik seperti sinkronisasi, koordinasi, perencanaan, bimbingan teknis,
penelitian, pelatihan, supervisi, dan lain-lainnya. Tugas Pembantuan merupakan urusan
B.3. Pembiayaan APBD/APBN(Sumber Anggaran Pemerintah)
Kementerian Kelautan dan Perikanan yang ditugaskan kepada daerah provinsi dan atau
Pengelolaan KKP terbagi sesuai dengan pembagian kewewenangan antara Pemerintah, kabupaten/kota. Dana TP digunakan untuk membiayai kegiatan fisik pengembangan sarana
pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Oleh karenanya, dalam menyusun prasarana.
rencanapendanaan pengelolaan KKP dapat memanfaatkan sumber pembiayaan dari anggaran
Program dan kegiatan yang dibiayai Dana Dekon/TP tertuang di dalam Renstra, Renja, dan
Pemerintah (melalui APBN) dan/atau memanfaatkan sumber pembiayaan dari anggaran
Rencana Kerja Anggaran (RKA) Kementerian Kelautan dan Perikanan. Perencanaan program dan
pemerintah daerah (melalui APBD Provinsi dan APBD Kabupaten).
kegiatan Dekon/TP melalui tahapan sinkronisasi antara Kementerian KP dengan Menteri
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), merupakan sumber pembiayaan kegiatan PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota).
pembangunan di daerah. Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), adalah rencana Pelaksanaan Dana Dekon/TP tidak diwajibkan ada Dana Pendamping. Pemerintah daerah selaku
keuangan tahunan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah. APBD pelaksana kegiatan Dekon/TP pengelolaan KP3K berpedoman pada Juknis Dirjen KP3K.
disusun dengan berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). RKPD merupakan Sebagaicontoh kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Konservasi Kawasan dan Jenis yang
penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) daerah untuk jangka waktu 1 dilaksanakan TA. 2012 melalui mekanisme Dekonsentrasi. Dimana uraian pelaksanaan kegiatan
(satu) tahun, yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan Pengelolaan dan Pengembangan Konservasi Kawasan dan Jenis meliputi komponen kegiatan
daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah sebagai berikut:
daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, dengan mengacu kepada
rencana kerja Pemerintah (RKP). a) Identifikasi dan Inventarisasi Lokasi Calon Kawasan Konservasi Perairan;
b) Fasilitasi Kelembagaan di Kawasan Konservasi Perairan;
Untuk dapat memanfaatkan APBD, perencanaan dan pendanaan kegiatan pengelolaan KKP c) Fasilitasi dan Penyusunan Managemen Plan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan;
disesuaikan dengan siklus perencanaan dan penganggaran tahunan pemerintah Kabupaten atau d) Fasilitasi Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan;
Provinsi.Proses pendanaan program pemerintah biasanya diawali pada bulan Januari sampai e) Fasilitasi Inisiasi Penetapan Status Perlindungan Jenis Ikan;
Desember setiaptahunnya. Usulan kegiatan awalnya dibahas dalam forum Musyawarah Rencana f) Penyusunan Dokumen Usulan Inisiasi Penetapan Status Jenis Ikan Terancam Punah;
Pembangunan (Musrenbang) kabupaten/provinsi. Setelah disepakati, usulan anggaran kegiatan g) Inventarisasi Potensi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Kawasan Konservasi Perairan.
oleh instansi sektoral terkait (Dinas KP) diserahkan ke DPRD untuk dibahas. Dan setelah
pendanaannya mendapat persetujuan, kegiatan tersebut menjadi Daftar Isian Proyek (DIP). Penyusunan APBD berpedoman pada Rencana Kerja pemerintah daerah (RKPD),sementara
penyusunan APBN berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja
Anggaran dan Pendapatan Belanja Nasional (APBN) merupakan sumber pembiayaan kegiatan Pemerintah/Pemerintah Daerah ini merupakan rencana jangka pendek atau rencana kerja
pembangunan nasional. Dukungan pembiayaan dari APBN dapat memanfaatkan anggaran tahunan. Rencana kerja tahunan disusun berdasarkan rencana jangka menengah.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP) dan Dana Perimbangan. Dana Perimbangan yang
dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembiayaan pengelolaan KKP adalah Dana Alokasi Khusus Pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disampaikan dalam bentuk laporan keuangan
(DAK), khususnya untuk membiayai sarana dan prasarana fisik pengelolaan. Selain itu, dapat juga yang antara lain meliputi laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas
memanfatkan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan yang berasal dari anggaran laporan keuangan. Bentuk dan isi laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan Standar
Kementerian KP. Pembiayaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan (TP) ini karena Akuntansi Pemerintahan (SAP), yaitu dengan menerapkan prinsip-prinsip akuntansi dalam
penyelenggaraan sebagian urusan yang menjadi wewenang Pemerintah di daerah menggunakan laporan keuangan pemerintahan.
asas Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. B.4. Perencanaan Usulan Pendanaan
1. DAK Bidang Kelautan dan Perikanan Dukungan pembiayaan dari APBN/APBD umumnya terbatas dan kompetitif dengan kepentingan
DAK bidang kelautan dan perikanan, adalah dana yangbersumber dari APBN yangdialokasikan program/kegiatan sektor/bidang lain di luar pengelolaan KKP. Untuk mengoptimalkan
kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantumendanai kegiatan pembangunan fisik pengelolaan KKP,dapat diupayakan pemenuhan kebutuhan pembiayaan melaluipengumpulan
4 5
4 Panduan Pembiayaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Panduan Pembiayaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 5
dana melalui pihaklain (pihak donor/donatur). Donatur bisa berasal dari pihak di dalam negeri masyarakat, pembuatan atau perbaikan kebijakan, pengembangan jaringan pemasaran
ataupun luar negeri, seperti: hasil industri rumah tangga, dan lainnya.
1. Perseorangan  Peningkatan kapasitas, yaitu peningkatan kemampuan dan sumberdaya individu,
Sumber dana dari perseorangan adalah bantuan pendanaan yang diperoleh dari seseorang organisasi dan komunitas dalam mengatasi perubahan pembangunan, termasuk di
yang secara individu menyediakan dana (baik dalam bentuk hibah atau pinjaman) untuk dalamnya adalah pembentukan kesadaran, keterampilan, pengetahuan, motivasi,
membiayai suatu kegiatan yang diajukan oleh pemohon. komitmen dan kepercayaan diri. Contoh bentuk pembiayaan ini adalah pelatihan dan
2. Lembaga non pemerintah/swasta/yayasan beasiswa yang diberikan oleh beberapa lembaga donor dan organisasi nirlaba/non-
Pembiayaan dari lembaga non pemerintah atau swasta adalah suatu pembiayaan yang pemerintah.
berasal dari perusahaan swasta, BUMN dan organisasi nir laba seperti Lembaga Swadaya  Pengkajian, dalam bentuk studi atau saran di bidang yang diajukan oleh pemohon.
Masyarakat (LSM) atau yayasan. Pembiayaan yang bersumber dari peran pihak swastadapat Bentuk pembiayaan ini terutama dilakukan oleh lembaga pemerintah, lembaga donor
mencakup pembiayaan sebagai bagian dari bisnis perusahaan atau dapat juga pembiayaan serta beberapa organisasi nirlaba/non-pemerintah.
sebagai bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan atau melalui Untuk mendapatkan dukungan sumber pendanaan tersebut, diperlukan upaya proaktif dan
ProgramKemitraan Bina Lingkungan (PKBL), dan lain sebagainya. meyakinkan dengan mengajukan sebuah proposalrencana program/kegiatan, surat permohonan
3. Lembaga pemerintah bantuan/kerjasama, atau dokumen usulanpendanaan lainnya.
Lembaga pemerintah ini mencakup lembaga pelaksana pemerintahan seperti Kementerian-
kementerian, pemerintah propinsi, pemerintah kabupaten, universitas, ataupun badan- B.5. Pemenuhan Anggaran Pengelolaan Kawasan (sesuai rencana)
badan pemerintah. Untuk memenuhi anggaran pengelolaan kawasan sesuai dengan rencana kebutuhan
4. Lembaga keuangan pengelolaan, selain dari sumber pendanaan pemerintah (APBD/APBN) dan dana lembaga
Lembaga keuangan dapat dibagi menjadi bank dan non-bank(misal koperasi). Lembaga donor/donatur seperti diuraikan di atas. Unit pengelola KKP dapat mengembangkan sumber
keuangan ini mencakup lembaga keuangan swasta dan pemerintah. pembiayaan/pendanaan dalam bentuk Dana Pinjaman (Loan), Dana Hibah (Grant), Kerja sama
5. Lembaga donor luar negeri. pembiayaan (Swasta/NGO), dan lain-lain. Untuk dukungan pembiayaan/pendanaan yang
Lembaga donor luar negeri adalah lembaga-lembaga internasional baik yang berkantor di bersumber dari peran pihak swasta, dapat melalui dana-dana kegiatan kemitraan seperti
Indonesia maupun di luar negeri. Lembaga-lembaga ini dapat lembaga pemerintah Negara program sosial CSR, Bina Lingkungan, dan lain sebagainya. Sumber dana tersebut antara lain
lain ataupun lembaga non-pemerintah. berasal dari:
Bentuk bantuan/kerjasama dari pihak donatur antara lain ialah:  Kerjasama (NGO,CSR, PKBL, Hibah)
1. Bantuan Program (Program AID), biasanya diberikan oleh suatu Negara atau lembaga  Pengembangan sumber pembiayaan alternatif (PES, user fee, dll)yang sah sesuai peraturan
pendanaan internasional ke suatu Negara berkaitan dengan suatu program pembangunan peraturan Perundang-undangan
tertentu.  Unit organisasi pengelola KKP bisa dikembangkan menjadi lembaga yang lebih fleksibel
2. Bantuan Proyek (Project Aid), diberikan dalam bentuk fasilitas pembiayaan berupa, valuta dalam menggali sumber-sumber pendanaan secara mandiri, misalnya dengan meningkatkan
asing atau valuta asing yang dirupiahkan, untuk membiayai berbagai kegiatan proyek menjadi Badan Layanan Umum (BLU) atau Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
pembangunan baik dalam rangka rehabilitasi, pengadaan barang/peralatan dan jasa, Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan
perluasan atau pengembangan proyek baru. Pemberian dana secara langsung ini, bisa dalam pelayanan kepada masyarakat (umum) berupa penyediaan barang dan/atau jasa, yang didasari
bentuk hibah (pemberian dana tanpa kewajiban untuk mengembalikan), pinjaman prinsip tanpa mengutamakan keuntungan, efisiensi, dan produktivitas. BLU beroperasi sebagai
(pemberian dana dengan kewajiban untuk mengembalikan berdasarkan kesepakatan yang unit kerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah berdasarkan kewenangan yang
disetujui sebelumnya) atau investasi (pemberian dana dengan suatu harapan mendapatkan didelegasikan oleh instansi induknya. Suatu satuan kerja instansi Pemerintah dapat mengelola
keuntungan dalam jangka waktu tertentu, termasuk penyertaan modal). Bentuk pembiayaan keuangan dengan PPK-BLU apabila memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan administratif.
ini umumnya diberikan oleh lembaga pemerintah, lembaga donor, organisasi nirlaba/non- Persyaratan substantif berhubungan dengan penyediaan barang/jasa layanan umum;
pemerintah dan lembaga keuangan. pengelolaan wilayah/kawasan tertentu; dan pengelolaan dana khusus. Persyaratan teknis terkait
3. Bantuan Teknis (Technical Assistance), diberikan kesuatu proyek tertentu dalam bentuk dengan kinerja pelayanan dan keuangan satuan kerja bersangkutan. Sedang persyaratan
bantuan penyediaan tenaga ahli (expert), pendidikan dan latihan, barang dan peralatan dan administratif terkait dengan penyajian beberapa dokumen, seperti; pola tata kelola, rencana
atau kegiatan pendukung lainnya. Secara umum, bantuan teknis ini antara lain sebagai stratgeis, laporan keuangan, standar pelayanan minimum, laporan audit, dll.
berikut:
 Penyediaan perlengkapan fisik, mencakup pemberian secara langsung alat dan bahan BLU dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang/jasa layanan yang
untuk menunjang terlaksananya kegiatan pemohon, serta berbagai teknologi yang diberikan. Imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan ditetapkan dalam bentuk tarif yang
mendukung. Bentuk pembiayaan ini contohnya bantuan kereta rel listrik yang ada di disusun atas dasar perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per investasi dana.
Jabotabek yang diberikan oleh Kedutaan Besar Jepang kepada pemerintah Indonesia BLU menyusun rencana strategis bisnis lima tahunan dengan mengacu kepada Rencana Strategis
(dalam hal ini Departemen Perhubungan). Kementerian Negara/Lembaga atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. BLU
 Pendampingan, termasuk di dalamnya fasilitasi, advokasi kebijakan, pembentukan menyusun Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan dengan mengacu kepada rencana
jaringan, kerjasama atau asosiasi. Bentuk pembiayaan ini banyak diberikan oleh lembaga strategis bisnis. RBA BLU adalah dokumen perencanaan bisnis dan penganggaran yang berisi
donor dan organisasi nirlaba/non-pemerintah dalam hal pembentukan organisasi program, kegiatan, target kinerja, dan anggaran suatu BLU.

6 Panduan Pembiayaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
6 Panduan Pembiayaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 7
7
Pendapatan yang diperoleh dari jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat dan hibah tidak Pengelola Dana Amanat, dapat berupa: a. Kementerian/Lembaga; b. Lembaga Multilateral; c.
terikat yang diperoleh dari masyarakat atau badan lain merupakan pendapatan operasional Organisasi Non Pemerintah; d. Badan Usaha Nasional; dan/atau e. Lembaga Keuangan
BLU.Hibah terikat yang diperoleh dari masyarakat atau badan lain merupakan pendapatan yang Asing.Kementerian/Lembaga, Lembaga Multilateral, atau Organisasi Non Pemerintah, ditetapkan
harus diperlakukan sesuai dengan peruntukan.Hasil kerjasama BLU dengan pihak lain dan/atau sebagai Pengelola Dana Amanat berdasarkan penunjukan sesuai Perjanjian Hibah. Badan Usaha
hasil usaha lainnya merupakan pendapatan bagi BLU. Pendapatan sebagaimana dimaksud dapat Nasional dan Lembaga Keuangan Asing, ditetapkan sebagai Pengelola Dana Amanat berdasarkan
dikelola langsung untuk membiayai belanja BLU sesuai RBA. hasil pemilihan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang pengadaan
barang/jasa, kecuali diatur lain dalam Perjanjian Hibah.
Dalam rangka pengelolaan kas, BLU menyelenggarakan hal halsebagai berikut:
a. merencanakan penerimaan dan pengeluaran kas; Dana Perwalian dapat disalurkan oleh Majelis Wali Amanat kepadapelaksana kegiatan, yang
b. melakukan pemungutan pendapatan atau tagihan; terdiri dari: a. Kementerian/Lembaga; b. Pemerintah Daerah; c. Organisasi Non Pemerintah;
c. menyimpan kas dan mengelola rekening bank; dan/atau d. Lembaga Swasta.Kegiatan yang akan dibiayai melalui Dana Perwalian, diusulkan oleh
d. melakukan pembayaran; Kementerian/Lembaga, Organisasi Non Pemerintah, dan/atau Lembaga Swasta kepada Majelis
e. mendapatkan sumber dana untuk menutup defisit jangka pendek; dan Wali Amanat. Usulan kegiatan Kementerian/Lembaga termasuk usulan yang akan dilaksanakan
f. memanfaatkan surplus kas jangka pendek untuk memperoleh pendapatan tambahan. oleh Pemerintah Daerah.Penyaluran Dana Perwalian kepada Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah, dilaksanakan dengan mekanisme Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Lebih lengkap terkait dengan BLU atau BLUD dapat merujuk pada PP 23/2005 dan PP 74/2012 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. sedangkan Penyaluran Dana
untuk BLU, serta Permendagri 61/2007 untuk BLUD. Perwalian kepada Organisasi Non Pemerintah dan Lembaga Swasta sebagai pelaksana kegiatan,
dilaksanakan melalui mekanisme Anggaran Pendapatan dan Belanja
C. Pendanaan Berkelanjutan (Dana Perwalian) Negara.Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Organisasi Non Pemerintah dan Lembaga
Dalam pengelolaan keanekaragaman hayati laut Indonesia diharapkan tercipta"Amazon of the Swasta selaku pelaksana kegiatan, menyampaikan laporan triwulanan kepada Majelis Wali
Sea", sebuah konsep pengembangan dan pengelolaan kawasan konservasi yang melibatkan Amanat. Laporan, terdiri atas laporan pelaksanaan kegiatan dan laporan realisasi penyerapan
peran-peran stakeholder untuk mendukung pengelolaan kawasan konservasi yang mandiri. Salah Dana Perwalian.
satu pilarnya adalah terciptanya suatu model pengelolaan pendanaan berkelanjutan (sustainable
financing) bagi pengelolaan kawasan-kawasan konservasi perairan.
Tabel 1. Rangkuman Pertanyaan dan Alat VerifikasiDukungan Pembiayaan Pengelolaan KKP
Pembiayaan pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, secara umum kebutuhan pengelolaannya
bervariasi antara US $ 7,5 per hektar per tahun untuk kawasan yang luasnya lebih dari 1 (satu) Peringkat Pertanyaan AlatVerifikasi PenjelasanAlatVerifikasi
juta hektar, sampai dengan US $ 110 per hektar per tahun untuk kawasan yang luasnya kurang Kuning Bagaimana status pembiayaan pengelolaan? Laporan Biaya operasional kantor,
Apakah pembiayaan pengelolaan belum keuangan unit mencakup;
dari 20 ribu hektar. Investasi pengelolaan kawasan konservasi perairan membutuhkan
memadai (minimum untuk operasional organisasi  Biaya kebutuhan sehari-
pendanaan tidak kurang US$ 125 juta.Investasi terbesar diperuntukkan untuk membangun kantor) pengelola hari perkantoran
infrastruktur dasar, peningkatan kapasitas dan fasilititas pengelolaan. Untuk itu, pembiayaannya  Biaya langganan daya dan
menggunakan model Trust Fund atau dana perwalian. jasa
Trust fund merupakan pijakan bagi strategi pendanaan berkelanjutan melalui pengelolaan  Biaya pemeliharaan kantor,
 Biaya pembayaran terkait
beragam sumber dana berjangka panjang atau dana yang diperoleh sendiri dari kawasan. Trust
pelaksanaan operasional
Fund dapat berpartisipasi dalam menetapkan prioritas konservasi dan menyediakan wahana bagi
kantor
dialog antar pemangku kepentingan, serta membangun kapasitas penerima hibah. Biaya
Sesuai Perpres 80/2011 Pengelolaan Dana Perwalian dilakukan oleh Lembaga Wali Amanat, inidipertangungjawabkan
terdiri dari Majelis Wali Amanat dan Pengelola Dana Amanat. Lembaga Wali Amanat dibentuk dalam dokumen laporan
keuangan oleh pimpinan unit
oleh Menteri/Pimpinan Lembaga setelah mendapat pertimbangan dari Menteri Perencanaan
organisasi pengelola yang
Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan. Dalam hal Dana Perwalian digunakan oleh lebih secara umum memuat
dari satu Kementerian/Lembaga atau lintas sektoral, pembentukan Lembaga Wali Amanat penggunaan biaya serta
dilaksanakan oleh salah satu Menteri/Pimpinan Lembaga terkait berdasarkan penunjukan jumlahnya.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, setelah mendapat pertimbangan Menteri Hijau Apakah Perencanaan Pendanaan pengelolaan Dokumen  Rencana pengelolaan
Keuangan. sudah ada? strategi dan jangka menengah
rencana merupakan dokumen
Susunan organisasi Majelis Wali Amanat terdiri dari: Ketua,Sekretaris,dan Anggota.Ketua Majelis pendanaan strategis unit organisasi
Wali Amanat berasal dari Kementerian/Lembaga yang membentuk Lembaga Wali Amanat, atau kawasan pengelola KKP.
berdasarkan kesepakatan dalam Perjanjian Hibah. Sekretaris dan Anggota Majelis Wali Amanat  Melalui dokumen rencana
dapat berasal dari Kementerian/Lembaga yang terkait, pihak lain yang terkait dengan strategis ini kebutuhan
pemanfaatan Dana Perwalian, dan/atau pihak yang ditunjuk oleh Pemberi Hibah. dana dan sumber dana
Kementerian/Lembaga lain yang terkait, sekurang-kurangnya terdiri dari Kementerian yang memungkinkan
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kementerian Keuangan. dihitung dan diperkirakan

8 Panduan Pembiayaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Panduan Pembiayaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 99
8
Peringkat Pertanyaan AlatVerifikasi PenjelasanAlatVerifikasi Peringkat Pertanyaan AlatVerifikasi PenjelasanAlatVerifikasi
dalam sebuah rencana sumber pendanaan, dapat berasal
pendanaan. pendanaan. dari:
Apakah unit pengelola memperoleh Laporan  Dukungan APBD/APBN bisa  Kerjasama (NGO,CSR, PKBL,
dukungan pembiayaan pengelolaan dari keuangan unit dari anggaran Dinas, Hibah)
APBD/APBN? organisasi anggaran kementerian  Pengembangan sumber
pengelola (Dekon/TP), dan anggaran pembiayaan alternatif (PES,
sesuai dengan Dana Perimbangan (DAK) user fee, dll) yang sah
ketentuan yang terkait dgn bidang Kelautan sesuai peraturan peraturan
berlaku di dan Perikanan. Perundang-undangan
Indonesia dan  APBD berpedoman pada
 meningkatkan Unit
rencana kerja Rencana Kerja pemerintah
organisasi pengelola KKP
tahunan. daerah (RKPD), sementara
. menjadi Badan Layanan
APBN berpedoman pada
Umum (BLU) atau Badan
Rencana Kerja Pemerintah
Layanan Umum Daerah
(RKP). Rencana Kerja
Pemerintah atau (BLUD) agar fleksibel dalam
Pemerintah Daerah menggali sumber-sumber
merupakan rencana jangka pendanaan secara mandiri
pendek atau rencana kerja
tahunan. Rencana kerja
tahunan disusun
berdasarkan rencana
jangka menengah.
 Pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN/APBD
disampaikan dalam bentuk
laporan keuangan yang
antara lain meliputi laporan
realisasi anggaran, neraca,
laporan arus kas, dan
catatan atas laporan
keuangan. Bentuk dan isi
laporan keuangan disusun
dan disajikan sesuai dengan
Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP), yaitu
dengan menerapkan
prinsip-prinsip akuntansi
dalam laporan keuangan
pemerintahan.
Apakah ada Dokumen  Pemenuhan kebutuhan
perencanaanpemenuhankebutuhananggaran usulan anggaran dapat melalui
pengelolaan kawasan anggaran rencana pengumpulan
alternatif, surat dana melalui pihak lain
permohonan, (donor/donatur), yg bisa
proposal dan berasal dari dalam negeri
lain-lain ataupun luar negeri dengan
mengajukan proposal
rencana kegiatan, surat
permohonan kerjasama,
atau dokumen usulan
pendanaan lainnya.
Biru Apakah anggaran pengelolaan kawasan telah Laporan Sumber pendanaan anggaran
terpenuhisesuai dengan perencanaan? pelaksanaan pengelolaan selain melalui
kegiatan dan APBD/APBN dan bantuan

10 Panduan Pembiayaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 10 Panduan Pembiayaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 11

11
BAB III
PENUTUP

Buku Suplemen Aspek Pembiayaan ini merupakan bagian dari upaya untuk memberikan
informasi atau penjelasan yang melengkapi Pedoman Teknis E-KKP3K dalam pengelolaan kawasan
konservasi secara berkelanjutan berdasarkan indikator capaian pengelolaannya. Hal-hal yang terkait
dengan informasi lebih lanjut terkait dengan Buku Suplemen ini dapat menghubungi kontak
Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan.

12 Panduan Pembiayaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Panduan Pembiayaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 13
14 Panduan Pembiayaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Panduan Pembiayaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 15

Anda mungkin juga menyukai