Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PELATIHAN STERILISASI TINGKAT DASAR UNTUK

PELAKSANA PELAYANAN STERILISASI DI FASYANKES

I. PENDAHULUAN
Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan
untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan
dapat dilakukan dengan proses kimia atau fisika.
Untuk mencapai keberhasilan pada proses tersebut maka perlu dilakukan
pengendalian infeksi di Rumah Sakit dengan cara melakukan sterilisasi pada alat
atau bahan tertentu secara tepat yang bertujuan untuk menghancurkan semua
bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan dapat dilakukan dengan proses
kimia atau fisika.
II. LATAR BELAKANG
Pada saat ini menjadi sangat penting bagi rumah sakit dan klinik kesehatan
memiliki pelaksana pelayanan yang berkompeten dalam suatu kegiatan pencegahan
dan pengendalian infeksi di fasilitas kesehatan. Selain dapat menjadi daya tarik
untuk pasien yang semakin aware mengenai sterilisasi, namun juga untuk
memenuhi standar pelayanan kesehatan yang ditetapkan sesuai dengan Permenkes
Nomor 27 tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
TUJUAN UMUM
Mampu melakukan pelayanan sterilisasi di fasyankes sesuai dengan kewenangan
dalam bidang tugasnya.
TUJUAN KHUSUS
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelaksana di unit sterilisasi
berdasarkan pedoman yang sudah ditetapkan.
IV. SASARAN
Nama : Nurul Mufik
Jabatan : Pelaksana Sterilisasi
V. PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Jum’at-Ahad / 26-28 Maret 2021
Jam : Sesuai rincian kegiatan
Tempat pelaksanaan : Metode Online via ZOOM
SUSUNAN ACARA Tgl : 26 MARET
2021 hari JUMAT
JADWAL ACARA PEMBUKAAN
07.40 - 08.00 REGISTRASI
08.00 – 08.20  Indonesia Raya dan MARS PERSISI & PUSDIKLAT
Muhammadiyah
 Laporan Ketua Panitia : Surya Fitri MM.,Apt
 Sambutan Ketua Umum PERSISI : Laswety Bakat,
M.Epit,.Apt
 Sambutan Ketua MPKU dan membuka acara Pelatihan
 Baca Doa

08.20 – 08.50 Keynote Speech : dr.Rita Rogayah Sp.P (K ) , MARS Regulasi Direktur Pelayanan
tentang pelayanan sterilisasi yang tersentralisasi. Kesehatan Rujukan,
Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan,
Kementerian Kesehatan
RI
08.50 – 09.20 Keynote Speech : DR.Drs. H. Agus Samsudin, MM Harapan Ketua MPKU PP
penyelenggara pelayanan kesehatan terhadap pelayanan Muhammadiyah dah
sterilisasi yang tersentralisasi
Konsil Kedokteran
Indonesia
Moderator : PUSDIKLAT
JADWAL MATERI NARA
SUMBER
1. 09.20 - 10.00 Implementasi Kebijakan Sterilisasi Sentral di RS dr. Metta Desvini
Primadona
Siregar, Sp.KJ

2. 10.00 - 10.40 Pengenalan Akreditasi KARS (SNARS ed 1.1) Apt., Dra.Laswety Bakar
terkaitan Sterilisasi Sentral M.Epid.

3. 10.40 - 11.20 Budaya dan etika kerja dalam pelayanan dr. Pradono Handojo,
MHA,.MBA

4. 11.20 – 12.00 Hubungan Mikrobiologi dengan pelayanan sterilisasi DR. dr. Anggraini Iriani,
Sp.PK

5. 12.00 – 13.20 ISHOMA


Moderator : Silmi Yusri Rahmadani, M.Si
6. 13.20 – 14.00 Sejarah CSSD dan perkembangan pelayanan Apt., Surya Fitri MM.
sterilisasi

7. 14.00 – 14.40 Perlindungan Dan Advokasi petugas pelayanan yang DR.Machli Riyadi
tersentralisasi S.H.,M.H

8. 14.40 – 15.20 Pelayanan Prima Sterilisasi yang Tersentralisasi DR. Rochimi Zam
Zami, SPsi,SH, Psi,MPd

9. 15.20 – 16.00 Pengendalian Infeksi di CSSD Irma Nurmaisyah


Skp.,MM
10. 16.00 – 16.40 Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Apt.,Drs.Syafiwal Azzam
MM

11. 16.40 – 17.40 Dinamika kelompok (Vidio) Anang Suryana SE

SUSUNAN ACARA Tgl 27 Maret


2021 hari SABTU
07. 45 - 08.00 REGISTRASI

Moderator : Silmi Yusri Rahmadani, M.Si


JADWAL MATERI NARA
SUMBER
1. 08.00 - 08.20 Pretest

2. 08.20 - 09.00 Manajemen, Organisasi & Ketenagaan CSSD Apt.,Indah Budiati


M.Kes

3. 09.00 - 09.40 Keamanan dan Kesehatan Kerja petugas Sterilisasi Sentral Apt.,Drs.Ridwan
Anwar M.Kes., MMR

4. 09.40 – 10.40 Design lay out dan Penempatan Mesin bangunan CSSD dan Vidio Tri Andono
Setiyadi ,ST.,MM,.

5. 10.40 – 11.40 Metoda Sterilisasi suhu rendah dan suhu tinggi Karli MSc

6. 11.40 – 12.20 Presentasi Produk PT

7. 12.20 – 13.20 ISHOMA


Moderator : PUSDIKLAT
8. 13.20 – 14.00 Pemeliharaan peralatan pelayanan sterilisasi Nuri Indrastuti,
SKp,.MPh

9. 14.00 – 14.40 Penggunaan APD dalam pelayanan sterilisasi Eman Sukirman AMK
SKM

10. 14.40 – 15.20 Penggunaan Desinfektan dan Antiseptik dalam Silmi Yusri
pelayanan sterilisasi Rahmadani.M.Si

11. 15.20 – 16.00 Penggunaan BHP Pelayanan Sterilisasi (pengemas dan Budi Setiawan
Indikator Mutu)

12. 16.00 – 16.40 Presentasi Produk PT

13. 16.40 – 17.20 Desinfeksi tingkat rendah (peralatan non kritikal) Apt.,Dra.La
Bimtek (vidio) swety Bakar
M.Epid
SUSUNAN ACARA Tgl 28 Maret
2021 hari Minggu
07.45 – 08.00 REGISTRASI
Moderator : Apt.Surya Fitri MM
JADWAL MATERI NARA
SUMBER
1. 08.00 - 09.20 Pelaksanaan penyiapan alat kesehatan kritikal steril di titik Silmi Yusri
pemakaian (pre cleaning , transportasi ) di rahmadani Msi
area kotor (Precleaning dan Cleaning) , Bimtek(vidio

2. 09.20 – 10.20 DTT peralatan Semi kritikal dan Bimtek (vidio) Abror Shodiq,
SKep,Ns,MKep

3. 10.20 – 11.40 Di area bersih (Setting ,Pengemasan dan labeling ) dan Sterilisasi Heri Suwandono,
dan Bimtek ( vidio) AM.Kep

4. 11.40 – 12..20 Presentasi Produk PT.

5. 12.20 – 13..20 ISHOMA

6. 13.20 – 14.20 Penyediaan BMHP (Kasa) steril dan Bimtek (vidio) Apt.,Dra.Laswety
Bakar M.Epid.

7. 14.20 – 15.20 Penyediaan linen steril ( penerimaan, pelipatan, proses steril) dan Abror Shodiq,
Bimtek (vidio) SKep,Ns, M.Kep

VI. ANGGARAN
Biaya Pelatihan : Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan
VII. RINGKASAN MATERI
1. Materi I : Implementasi Kebijakan Sterilisasi Sentral di RS adalah menerima,
membersihkan, mendekontaminasi, mengemas, mensterilkan, dan
mendistribusikan perangkat medis. Perangkat ini diproses ulang dalam
peralatan pemrosesan ulang, seperti mesin cuci-disinfektan dan alat sterilisasi
yang dirawat dan divalidasi secara rutin untuk mencegah kontaminasi silang
dan infeksi pada pasien. Ini dicapai oleh staf yang terlatih dan
berpengetahuan luas yang bekerja di SSD di bawah pengawasan manajer SSD
yang berpengalaman dan terlatih yang memahami dan menerapkan strategi
manajemen risiko dan QA. Kualitas pelayanan praktek sterilisasi harus di
standarkan sesuai dengan kebijakan dan prosedur untuk standar yang
konsisten dan seragam.
Regulasi mengacu pada :
 Undang-Undang nomor 44 Tahun 2009 ttg RS
 Permenkes Nomor 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan Fisik Bangunan RS
 Permenkes Nomor 27 tahun 2017 ttg PPI di Fasyankes
 Pedoman Pelayanan CSSD, Tahun 2009
 APSIC Guideline Desinfection and Strelisation of Instrument of Health
Facility, 2017
 WHO Guideline, Decontamination and Reprocessing of Medical Divices for
Health Care Facilities. 2016
 Pedoman Teknis Bangunan RS Instalasi Strerilisasi Sentral, Ditjen Bina
Yanmedik dan Sarpras, Kemenkes, 2012

2. Materi II : Akreditasi SNARS


PMK 27/2017 Tentang PPI Peran unit sterilisasi di fasyankes untuk memastikan
perlindungan kepada setiap orang terhadap kemungkinan tertular infeksi
( masyarakat umum dan disaat menerima pelayanan kesehatan).
Meminimalkan terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung, dan
masyarakat sekitar fasilitas pelayanan kesehatan. Berprinsip dari kewaspadaan
standar unit sterilisasi memiliki tanggung jawab penanganan, pembersihan, dan
disinfeksi peralatan perawatan pasien dengan aman.

3. Materi III :Budaya dan etika kerja dalam pelayanan


Suatu sifat dan kebiasaan yang dibudayakan dalam suatu kelompok yang terwujud
sebagai bentuk kerja mereka totalitas kepribadian dirinya
 menciptakan suasana kerja yang nyaman
 menjalin komonikasi yang baik
 meningkatkan kerjasama.menciptakan kekompakan dalam bekerja

4. Materi IV : Hubungan Mikro biologi dengan pelayanan sterilisasi


Pada dasarnya dari seluruh mikroorganisme yang ada di alam, hanya sebagian kecil
saja yang merupakan patogen. Patogen adalah organisme atau mikroorganisme
yang menyaebabkan penyakit pada organisme lain. Kemampuan patogen untuk
menyebabkan penyakit disebut dengan patogenitas.
Jenis mikroorganisme :
 Virus, bakteri, jamur, protozoa, alga
 Bakteri: sebagai flora normal terbanyak, paling banyak menyebabkan
infeksi rumah sakit
 Terdapat beberapa mekanisme pertahanan mikroba di lingkungan

Perpindahan atau transmisi mikroorganisme masuk melalui kulit/parenteral,


mukosa, plasenta.
Sedangkan keluarnya melalui saluran cerna, saluran nafas, saluran kemih, dan
saluran genetalia. Salah satu cara memutus transmisi mikroorganisme dengan cara
dekontaminasi.
Pengendalian dan penghancuran mikroorganisme :
 Cleaning – disinfection – sterilization
 Pemilihan cara dekontaminasi dan zat kimia yang digunakan tergantung
pada sifat target mikroba.

5. Materi V : Sejarah CSSD dan perkembangan pelayanan sterilisasi


Sebelum th 1983 CSSD belum ada di Rumah Sakit.proses penyediaan alat
kesehatan steril di lakukan di kamar oprasi atau di masing-masing unit pengguna
pada th 1983-2000.surat edaran Direktur Jendral Pelayanan Medik .tanggal 29
maret 1983 tentang CSSD di bawah Instalansi farmasi. Menkes no;553 th 1994
Sub Instalansi Farmasi
SK Menkes no 130 th 2000 tentang CSSD menjadi Intalansi yang mandiri intalansi
Pusat Sterilisasi
Pelayanan sterilisasi instrumen, alat medis dan linen dari semua unit pelayanan
pasien .juga meliputi pemrosesan ulang alat steril sekali pakai yang di re-use.
6. Materi VI : Perlindungan Dan Advokasi petugas pelayanan yang
tersentralisasi.
Setiap tenaga kesehatan berhak mendapatkan perlindungan hukum.
 pelayanan penunjang yang diberikan oleh tenaga kesehatan sebagaimana
dimaksud
 pelayanan sterilisasi yang tersentral;pasal 57 huruf a uu 36/2014 ttg tenaga
kesehatan .
7. Materi VII : Pelayanan Prima Sterilisasi yang Tersentral
Sebagai salah satu upaya agar Rumah Sakit dapat melaksanakan pengendalian
infeksi nosokomial dengan baik dan terarah di perlukan adanya pelayanan sterilisasi
sentral di rumah sakit .
 untuk meningkatkan mutu rumah sakit
 mencegah terjadinya infeksi silang baik pasien maupun petugas
 mengurangi terjadinya infeksi nosokomial yang diakibatkan alat medik dan
linen yang tidak steril

8. Materi VIII : Pengendalian infeksi di CSSD


Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan upaya yang penting dalam
miningkatkan mutu pelayanan medis suatu rumah sakit .
Tujuan meningkatkan penggunan APD di unit sterilisasi ,kebersihan
tangan ,sterilisasi ,dan pengendalian lingkungan .monitoring sterilisasi .

9. Materi IX : Pemberantasan Penyakit dan penyehatan Lingkungan


Mewujudkan kualitas kesehatan lingkungan rumah sakit yang menjamin kesehatan,
baik dari aspek fisik,kimia,biologi,radioaktifitas maupun sosial bagi sumberdaya
manusia rumah sakit ,pasien,pengunjung,dan masyrakat di sekitar rumah sakit.
 Pengawasan proses dekontaminasi
 pengawasan kwalitas udara
 pemeriksaan kualitas mikrobiologiair bersih
 pemeliharaan kebersihan
 pengolahan limbah padat
 pengendalian vektor

10. Materi X : Menejemen ,Organisasi dan Ketenagaan CSSD


Kedudukan Organisasi CSSD Berdiri sendiri atau bergabung dengan unit lain
CSSD
-Ditetapkan oleh pimpinan RS sesuai kebutuhan
-Ka.CSSD;
-Diangkat dan di berhentikan oleh pimpinan RS
-Tugas;
-Dibantu oleh tenaga-tenaga fungsional dan atau non medik.
-Tenaga/SDM di CSSD
Diperlukan SDM yang terlatih dan berpendidikan untuk CSSD
-Tenaga-Tenaga di CSSD
1.Kepala
Kualifikasi untuk RS kelas A.B,dan C
2.Wakil Kepala/Ka.Sub Instansi
3.Penanggung jawab
4.pelaksana/staff
-Meningkatkan kualitas SDM
1.Pendidikan
2.Pelatihan/kursus/seminar
3.study banding baik dalam /luar negeri
4.mempelajari pemeliharaan mesin-mesin CSSD

11. Materi XI : Keamanan dan Kesehatan Kerja Petugas Sterilisasi Sentral


Setiap petugas sterilisasi bertanggung jawab terhadap pelaksanaan semua kegiatan
secara aman setelah dilakukan pembekalan terhadap bahaya yang mungkin terjadi di
sterilisasi .kecelakaan dapat dihindari dengan mengetahui potensi bahaya yang di
timbulkan
# langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain ;
a.Tidak boleh memasukkan tangan ke dalam wadah berisi barang terkontaminasi
tanpa dapat melihat secara jelas isinya .
b.Pisahkan benda tajam dari instrumen atau bahan lain dan posisikan benda tajam
menghadap ke bawah sehingga dapat mencegah kemungkinan terjadinya luka pada
petugas.
c.Mengikuti rekomendasi pabrik dalam penggunaan bahan kimia, dekontaminasi dan
gunakan APD seperti: sarung tangan, appron, google.
d.Cuci dan sikat instrumen dalam bak pencucian untuk mencegah terbentuknya
aerosol
yang dapat terhirup.
Setiap tenaga kesehatan berhak mendapatkan perlindungan hukum: pasal 57 huruf
a
UU 36/2014 tentang tenaga kesehatan : pelayanan penunjang, fasilitas kesehatan dan
sarana penunjang.
12. Materi XII : Design Lay out dan Penempatan Mesin bangunan CSSD
Dalam mendesain tata letak CSSD,sangat diperlukan wawasan yang luas terhadap
teknologi mesin-mesin dekontaminasi .pendesain harus memahami fungsi
mesin ,media yang dipakai serta efek samping dari mesin-mesin tersebut ;
-mesin sterilisasi suhu rendah harus harus ditempatkan di ruangan terpisah untuk
menggantisipasi dampak dari media yang digunakan .

13. Materi XIII : Metode Sterilisasi suhu rendah dan suhu tinggi
Sterilisasi Suhu Rendah H2O2 (Plasma)
Plasma adalah bentuk ke 4 dari unsur. 99% dari seluruh unsur di alam semesta
ada dalam bentuk plasma. Gas plasma adalah gas yang terionisasi tinggi, terdiri dari
ion, elekton, dan partikel netral. Kelebihan dari teknologi gas plasma adalah
kemampuan untuk membuang residu hidrogen peroksida dari instrumen sehingga
hasil yang dicapai tidak ada residu beracun pada instrumen, meningkatkan
keselamatan pasien dan petugas, tidak memiliki efek kerusakan pada instrumen
sehingga dapat memperpanjang umur instrumen. Cara kerja mesin sterilisasi plasma
: Vacum – Sterilisasi – Vent. Validasi sterilisasi suhu rendah plasma meliputi
monitoring Fisik ( siklus waktu, suhu, tekanan ), biologi ( biological indikator ),
Kkimiawi ( external indicator tape andi Internal indicator strips ).
Sterilisasi Suhu Rendah EO
Sterilisasi suhu rendah EO adalah satu metode sterilisasi suhu rendah yang
digunakan sebagai metode sterilisasi alternatif pada instrumen yang tidak tahan
terhadap panas maupun yang tidak tahan terhadap kelembaban. Penggunaan etilen
oksida banyak di gunakan dalam industri global termasuk dalam dunia medis
contohnya digunakan untuk sterilisasi alat kesehatan sekali pakai dan alat kesehatan
yang dapat digunakan kembali. Spesifikasi Gas Ethylene Oxide : Suhu
Operasioanal 37ºC sampai 55ºC, alkilasi sistem untuk metode membunuh
mikroorganimse, waktu pemaparan/exposure time 90 hingga 120 menit,
penggunaan industri - 8 hingga 12 jam, daya tembus tinggi, interaksi material yang
minimal, waktu aerasi bervariasi menurut load jika daya serap tinggi membutuhkan
waktu lama untuk aerasi, perawatan kesehatan (150 l) dan aplikasi industri (50 m3),
toksisitas, dalam kondisi terkontrol (<5ppm) jauh lebih aman. Untuk mengetahui
hasil yang valid maka harus selalu memantau parameter kritical pada proses
sterilisasi.
Parameter kritical pada proses sterilisasi EO :
 Suhu paparan : 20-60°C
 Konsentrasi gas :400->1000mg/L
Waktu paparan : Minimal 1 – 12 jam
 Kelembaban : 40 – 70 % rh

Sterilisasi Suhu Rendah Formaldehide (LTSF)


Gas formaldehide dapat membunuh mikroorganisme melalui mekanisme
alkilasi,namun tidak dapat digunakan untuk untuk sterilisasi alat rentan panas.Gas
Formaldehide berbau tajam dan dapat mengiritasi mata, saluran pernafasan, dan
kulit. Oleh karena itu formalin harus ditangani dengan hati-hati untuk
meminimalkan resiko pemaparan.
Menurut Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI (2011) menyebutkan
bahwa kadar tertinggi Formaldehyde di tempat kerja yang diperbolehkan adalah
sebesar 0,3 ppm.
Sterilisasi suhu tinggi.
Kondisi yang diperlukan untuk keberhasilan proses sterilisasi uap yaitu
semua permukaan barang yang akan disterilisasi harus dalam keadaan basah dan
Temperature-time-integral dari air minimum 121°C, 15 min (F0  15 min)
dibutuhkan di semua permukaan barang yang akan disterilisasi. Pengantar sterilisator
adalah air yang berada dalam temperature-time- integral. Tidak ada sterilisasi yang
terjadi dalam proses sterilisasi uap, jika: uap tidak bisa berkondensasi dengan air
karena pemanasan yang berlebih (e.g. hygroscopic condensation in cellulose fibres,
overheated steam etc), permukaan yang akan disterilisasi harus ditutupi dan dengan
demikian kondesasi terhadap air bisa dihindari, contohnya dengan menggunakan:
bio-films, maintenance and protection agents, lubricants, sealing gaskets,
accumulation of non-condensable gases (NCG) in partially closed spaces. Artinya
penghalang penghantaran panas tersebut harus ditiadakan dengan cara
pencucian/dekontaminasi yang baik, dengan alat bantu seperti spray gun rinser &
ultra sonic cleaner, dengan washer disinfector otomatis di mana pencucian bukan
hanya untuk bagian luar tetapi juga bagian dalam instrument

14. Materi X1V;Pemeliharaan peralatan pelayanan sterilisasi


Pelayanan sterilisasi secara garis besar meliputi ;
1.Setiap ruangan perawatan harus membuat perencanaan jumlah intrumen
sebelumnya
untuk mencukupi kebutuhan pelayanan di ruang perawatan masing-masing .
2.Proses penanganan awal dan segera pada instrumen yang terkontaminasi dengan
mengurangi jumlah kontaminan dan mencegah cairan tubuh ( kotoran) pada
instrumen
menjadi kering sehingga sulit untuk di bersihkan .
3.Pembersihan atau pencucian adalah suatu proses untuk menghilangkan semua
kotoran/partikel yang melekat pada instrumen .
4.Pengeringan merupakan penghilangan sisa-sisa air dari alat yang telah melalui
proses
pencucian.
5.Proses untuk menghilangkan semua mikroorganisme kecuali beberapa endospora
bakteri pada instrumen yang masuk dalam kriteria semi kritikal atau non kritikal .
6.Kegiatan menata ,memaket dan membungkus beberapa jenis instrumen yang akan
disterilkan menggunakan pengemas yang sesuai .
7.Pemberian identitas pada instrumen atau bahan yang di sterilkan .
8.Proses sterilisasi panas kering terjadi melalui mekanisme kondusi panas ,dimana
panas
akan diabsorsi oleh permukaan luar dari alat yang di sterilkan lalu merambat ke
bagian
dalam permukaan sampai akhirnya suhu untuk sterilisasi tercapai .
9.Penyimpanan barang steril disimpan sementara dalam ruang simpan steril, diletakkan
pada rak kawat sampai barang didistribusikan ke masing-masing ruang perawat .
10.Sebelum pemakaian harus dipastikan barang-barang steril tidak mengalami
kerusakan
kemasan dan tidak melewati masa kadaluarsa .
11.Pencatatan dan pelaporan ,pendataan seluruh kegiatan pelayanan sterilisasi.
15.Materi XV : Penggunaan APD dalam pelayanan sterilisasi
APD adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi
seluruh dan atau sebagian tubuh dari adanya kemungkinan potensi bahaya dan
kecelakaan kerja .UU Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan kerja.
Menciptakan kondisi yang aman dan produktif bagi petugas serta pelayanan dapat
dilakukan secara aman. Mengisolasi tubuh petugas dari bahaya ditempat kerja serta
mencegah dan melindungi timbulnya gangguan .

16. Materi XV1 : Penggunaan Disenfektan dan Antiseptik dalam pelayanan


sterilisasi.
Disenfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk menghambat ataumembunuh
mikroorganisme pada bakteri, virus,dan jamur,kecuali spora bakteri.pada permukaan
benda mati,seperti: furniture, ruangan , lantai.
Disenfektan tidak digunakan pada kulit maupun selaput lendir,karena beresiko
mengiritasi kulitdan berpotensi kanker.
Antiseptik adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada permukaan kulit
dan membran mukosa untuk mengurangi kemungkinan infeksi ,sepsis atau
pembusukan contoh: alkohol, H2O2, Asam borat, sabun.
Tingkatan Disenfektan : Disenfektan Tinggkat Tinggi (DTT), Disenfektan Tinggkat
sedang (DTS), Disenfektan Tingkat Rendah (DTR).
17.Materi XV11 : Penggunaan BHP Pelayanan Sterilisasi (pengemasan dan
Indikator Mutu)
Pengemasan adalah wadah atau pembungkus untuk menyiapkan barang menjadi siap
untuk ditransportasikan ,didistribusikan ,disimpan,dijual,dan di pakai.adanya wadah atau
pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan,melindungi produk
yang ada didalamnya,melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan
fisik ;gesekan,benturan dan getaran;
Indikator merupakan salah satu bagian kontrol dengan indikator ini dimaksudkan bahwa
suatu barang telah melalui proses sterilisasi yang sempurna ,namun belum menunjukkan
bahwa barang tersebut telah bebas dari mikroorganisme .
Ada 3 jenis indikator :
1.indikator fisik ;indikator ini menunjukkan keadaan mesin sterilisasi berfungsi dengan
baik atau tidak .
2.indikator kimia;indikator yang menandai adanya paparan sterilisasi pada benda yang
disterilkan ;misal gas dan uap panas;degan adanya perubahan warna.
3.indikator biologi;indikator biologi merupakan sediaan yang berisi populasi
mikroorganisme spesifik dalam bentuk spora yang resisten terhadap beberapa parameter
yang terkontrol dan terukur dalam suatu proses sterilisasi tertentu .
Peningkatan mutu pelayanan sterilisasi akan mendapat hasil yang optimal dengan adanya
dukungan dari semua pihak yang terkait ,adanya umpan balik yang bersifat membangun
dari semua pihak di setiap tahapan proses sangat diperlukan sehingga selalu mengalami
peningkatan mutu.
18. Materi XV111 :Disenfeksi tingkat rendah ;peralatan non kritikal
Proses untuk menghilangkan semua mikroorganisme kecuali beberapa endospora bakteri
pada instrumen yang masuk dalam kriteria non kritikal ,menggunakan disenfektan kimiawi
yang di klasifikasikan menurut tingkat daya bunuhnya.
Untuk peralatan medis yang kontak dengan permukaan kulit yang utuh.
Penggelolaan peralatan medis dengan cara disenfeksi tingkat rendah .
Contoh;Tensimeter,stetoscope,dll

19. Materi X1X; Pelaksanaan Penyiapan alat kesehatan kritikal steril di titik
pemakaian ,precleanig ,transportasi,di area kotor ;precleaning dan cleaning .
Peralatan medis yang masuk kedalam jaringan tubuh steril atau sistem pembuluh
darah .pengelolaan peralatan dengan cara;Sterilisasi ;contoh ;instrumen bedah.
1.Pre-cleaning adalah proses penanganan awal dan segera pada instrumen yang
terkontaminasi dengan mengurangi jumlah kontaminasi dan mencegah cairan tubuh
/kotoran pada instrumen menjadi kering sehingga sulit untuk di bersihkan .pre-cleanig
dilakukan sesegera mungkin setelah dipakai oleh petugas di titik pemakaian dengan cara
membersihkan cairan tubuh atau kotoran menggunakan linen,kapas,kasa,guyur air,guyur
wf.setelah itu instrumen di kumpulkan ke dalam box kontainer tertutup khusus instrumen
kotor,dan segera di bawa ke CSSD untuk di lakukan proses pembersihan .perlu di
perhatikan bahwa limba/buangan harus di pisahkan dari instrumen ,diidentifikasi dan di
buang di tempat pemakaian oleh petugas di area kotor.
2.Cleaning;adalah suatu proses untuk menghilangkan semua kotoran /partikel yang
melekat pada instrumen dan menyiapkan instrumen sehingga aman untuk proses
selanjutnya ;
-di perhatikan pelepasan sambungan bila merupakan alat rakitan
-di buka semua sambungan nya untuk memastikan seluruh permukaan tercuci bersih
-di sortir berdasarkan metode pembersihan
Proses pembersihan diawali dengan melakukan perendaman menggunakan produk deterjen
enzimatik yang dapat melepaskan partikel -partikel kotoran ,darah dan zat-zat protein
lainya.kemudian dilakukan pencucian .
-Petugas harus menggunakan APD lengkap untuk menghindari kontaminasi selama proses
pembersihan .
-Bahan-bahan pencuci harus diperhatikan kesesuain dengan bahan ,alat dan metode
pencucian .sebaiknyan mengikuti rekomendasi produsen .
-Cuci instrumen dalam bak pencuci ,sikat dan gosok di bawah permukaan airuntuk
mencegah terbentuk nya aerosol yang dapat di hirup
-Proses pencucian dilakukan menurut aturan dari produsen jika alat tidak dapat
tenggelam /terendam.
-Dicuci dengan sikat khusus anti gores untuk mencegah kerusakan instruman.
-Pengeringan,disenfeksi kimia,pengemasan,pelabelan,sterilisasi,serah terima dan
distribusi,penyimpanan,pemakaian,pencatatan dan pelaporan.
20. Materi XX;DTT Peralatan Semi kritikal
-Proses menghilangkan semua mikroorganisme kecuali beberapa endospora bakteri pada
instrumen yang masuk dalam kriteria semi kritikal ,menggunakan desinfektan kimiawi
yang di klasifikasikan menurut tingkat daya bunuhnya ,yaitu DTT memilih disenfektan
harus ditentukan berdasarkan pemakaian alat dan level disenfeksi yang diperlukan untuk
pemakaian tersebut.
Peralatan yang masuk /kontak dengan membran mukosa tubuh .;pengelolaan alat medis
dengan dengan cara;DTT ,contoh; -endotracheal tube,endoscopi.
-Membebaskan peralatan dari bakteri,jamur atau fungi berbagai macam virus.
21. Materi XX1; DI area bersih;Setting,Pengemasan,dan Labeling;dan Sterilisasi.
-Perencanaan,pelayanan dilakukan sehingga setiap ruang perawatan harus membuat
perencanaan jumlah instrumen sebelumnya untuk mencukupi kebutuhan pelayanan di
ruang perawatan masing -masing.
-Pengemasan ;kegiatan menata,memaket dan membungkus beberapa jenis instrumen yang
akan di sterilkan menggunakan pengemas yang sesuai.
-Pelabelan merupakan pemberian identitas pada instrumen atau bahan yang di sterilkan
-Sterilisasi ;pemusnahan atau eliminasi semua mikroorganisme ,termasuk
spora ,bakteri,yang sangat resisten.
22. MATERI XX11 Penyediaan BMHP;kasa;steril
-Alat kesehatan yang di tujukan untuk penggunaan sekali pakai yang daftar produknya di
atur dalam peraturan perundang -undangan .dalam penyelenggaraan BMHP harus
menjamin kertersediaan ,keamanan ,bermutu,bermanfaat dan terjangkau.
-Kasa steril merupakan kasa yang di gunakan untuk membersihkan ,menutup,dan
membalut luka.
-Bagian pengadaan BMHP adalah logistik farmasi termasuk kasa steril.
23. MATERI XX111.Penyediaan linen steril;penerimaan,pelipatan,proses steril
Penyediaan linen ,steril yang menyediakan adalah petugas loundry menyiapkan berbagai
keperluan linen ,.menyerahkan linen yang sudah di kemas ,dilipat. kepetugas cssd untuk
dilakukan proses sterilisasi terhadap linen tersebut ,kemudian didistribusikan linen steril ke
ruang oprasi dan unit perawatan .
-Dalam melakukan pemrosesan linen terkontaminasi menjadi hygeni ,sejalan dengan upaya
pencegahan infeksi di rumah sakit yang menjadi stsndar ppi-rs.
24. MATERI XX1V;Penyimpanan ,pendistribusian alat kesehatan sterildi area steril
Pada Unit Sterilisasi Sentral ,barang steril di simpan sementara dalam ruang simpan
steril ,diletak kan pada rak kawat sampai barang steril didistribusikan kemasing-masing
ruangan perawatan .penyimpanan barang steril di ruang perawatan diletakan di lemari
simpan yang di tempatkan jauh dari lalulintas karyawan dan pasien .spesifikasi ruang
simpan instrumen dan linen steril adalah sebagai berikut;
-suhu terkontrol [18-22 derajat c]
-kelembaban 35-75 persen
-penerangan yang memadai
-rak penyimpanan berlubang [tray]berjarak minimal 25cm dari lantai ,44cm dari plafon dan
5cm dari dinding .
Sedangkan distribusi instrumen dan duk milik kamar oprasi dilakukan oleh petugas unit
sterilisasi sental pada waktu tertentu.
VIII. KESIMPULAN
1. Kualitas pelayanan praktek sterilisasi harus di standarkan sesuai dengan
kebijakan dan prosedur untuk standar yang konsisten dan seragam.
2. Sterilisasi berperan penting untuk meminimalkan dan mencegah terjadinya
infeksi pada pasien, petugas, pengunjung, dan masyarakat sebagai upaya
peningkatan mutu di Rumah Sakit.
3. Hubungan saling melekat dan saling melengkapi satu dengan yang lain
nya.ketika suatu komunitas menciptakan batasan dan aturan aturan.
4. Risiko dan bahaya di unit CSSD dapat dihilangkan atau direduksi dengan
berbagai cara mitigasi seperti : eliminasi, substirusi, rekayasa teknik,
administrasi dan penggunaan APD, penggunaan APD adalah cara mitigasi
terlemah.
5. CSSD salah satu unit penunjang pelayanan di Rumah Sakit yg berada di
bawah Intalansi Farmasi .mempunyai peranan yang penting dan mendukung
dalam pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit.
6. Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang
aman ,bermutu,dan terjangkau.;-sesuai dengan standar profesi,pelayanan
prpfesi ,prosedur profesional.
7. Unit Sterilisasi Sentral melayani proses sterilisasi semua unit pelayanan
pasien yang membuhtuhkan .
8. Pencegahan infeksi nosokomial karena pemakaian alat setiap kegiatan di
mulai dari perencanaan,pelaksanaan ,dan pemantauan evaluasi .
9. Upaya mengurangi atau menghilangkan kontaminasi oleh mikroorganisme
pada orang ,peralatan ,bahan dan ruangan melalui disenfeksi dan sterilisasi
dengan cara fisik dan kimiawi untuk mewujudkan kualitas kesehatan
lingkungan rumah sakit .
10. CSSD merupakan salah satu pelayanan penunjang medik di rumah
sakit ,yang bertugas memberikan pelayanan terhadap semua kebutuhan
dalam kondisi steril atau bebas dari semua mikroorganisme termasuk
endospora secara cepat ,tepat aman dan terpadu .;
-CSSD merupakan salah satu jantung pelayanan kesehatan rumah
sakit ,CSSDsangat berperan dalam pengendalian infeksi rumah sakit melalui
disenfeksi dan sterilisasi .
11. Melaksanakan manajemen risiko untuk mencegah infeksi silang dan infeksi
nosokomial akibat penggunaan alat dan atau bahan sterillainya .
Status kesehatan ;-Mempunyai data kesehatan yang mencakup data fisik
paling sedikit setahun sekali
-Status imunisasi untuk hepatitis b,tatanus,typhoid fever.
-Laporan mengenai sakit yang di alami selama bekerja di pusat
sterilisasi ;seperti infeksi saluran pernafasan,infeksi kulit,infeksi
gastrointestinal,tertusuk jarum maupun infeksi pada mata,minimal sekali
setahun.

12. Dengan adanya tata letak yang sesuai standar,maka setiap proses tersebut
dapat dimaksimalkan sesuai tujuan dari masing-masing
proses.;memaksimalkan proses dekontaminasi,hasil dekontaminasi,keamanan
pekerja ,memutus mata rantai penyebaran infeksi.
-Pemahaman yang utuh terhadap konsep layanan dan oprasional CSSD
-Pengetahuan menyeluruh terhadap perlengkapan standar CSSD
-Wawasan teknologi terhadap mesin-mesin dekontaminasi.
13. Sterilisasi uap memiliki standar proses sterilisasi suhu 121°C selama 15 menit
dan 134°C selama 3 menit. Untuk mencapai hasil sterilisasi yang standar harus
memenuhi parameter lainnya yaitu tekanan dan tidak adanya penghalang dalam
penghantaran panas oleh air.
Sterilisasi etilen oksida memiliki banyak keuntungan yaitu kemanjuran,
kemampuan sterilisasi yang dapat diandalkan, serta kompatibilitas dengan
banyak bahan.
Kelebihan dari sterilisasi suhu rendah plasma adalah kemampuan untuk
membuang residu hidrogen peroksida dari instrumen sehingga hasil yang
dicapai tidak ada residu beracun pada instrumen, meningkatkan keselamatan
pasien dan petugas, tidak memiliki efek kerusakan pada instrumen sehingga
dapat memperpanjang umur instrumen.
Gas formaldehide dapat membunuh mikroorganisme melalui mekanisme
alkilasi , namun tidak dapat digunakan untuk untuk sterilisasi alat rentan panas.
14. Pemeliharaan dan perawatan instrument (peralatan medis)dilakukan oleh unit
sterilisasi sentral melalui proses pembersihan, disinfeksi, pengemasan dan
sterilisasi dengan tujuan instrument terjaga dengan fungsi yang baik dan
panjang masa penggunaanya.
15. Meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat dikalangan pekerja dan memacu
produksifitas kerja .
Mencegah kecelakaan dan penularan penyakit ,menjamin dan menjaga kualitas
pelayanan dan memberikan nilai tambah terhadap pelanggan .
APD adalah salah satu program keselamatan dan kesehatan kerja .
16. Memilih disenfektan harus ditentukan berdasarkan pemakaian alat dan level
disenfeksi yang diperlukan untuk pemakaian alat tersebut ,untuk menghancurkan
mikroorganisme ,desenfektan dalam konsentrasi tertentu harus kontak langsung
dengan permukaan alat dalam waktu yang cukup lama untuk terjadinya penetrasi ke
dalam sel mikroba dan mende-aktivasi sel-sel pathogen.gunakan desinfektan sesuai
label dan intruksi produsen .
Antiseptik umum nya digunakan saat menangani luka ,juga saat oprasi atau
prosedur tertentu dengan tujuan mengurangi resiko infeksi.

.
17. Pengemasan sesuai standar menjamin kualitas barang alat medis yg disteril,
memudahkan pada saat penggunaan alat medis, dapat memutus rantai infeksi,
menjamin keselamatan pasien dan petugas, meningkatkan mutu pelayanan rumah
sakit.kontrol kualitas dilakukan untuk memberikan jaminan bahwa peralatan medis
yang disediakan adalah benar-benar steril.
18. Memilih disenfeksi harus ditentukan berdasarkan pemakaian alat dan level
disenfeksi yang diperlukan untuk pemakaian tersebut ,gunakan disenfektan sesuai
label dan intruksi produsen.
19. Sentralisasi harus di optimalkan ,perencanaan yang tepat sumberdaya seminimal
mungkin ,
proses penyediaan dan distribusi alat kesehatan steril dilakukan dengan cepat dan
tepat sesuai kebutuhan unit pengguna,untuk menghindari kemungkinan
terlambatnya pelayanan
Proses sterilisasi yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang dapat memutus
rantai penularan infeksi.kualitas proses sterilisasi harus terjamin dengan melakukan
uji mutu berdasarkan parameter tertentu yang dilakukan secara ketat dan
terintegrasi.
20. DTT juga dilakukan setiap akan menggunakan instrumensteril yang tidak
memungkinkan disterilkan menggunakan Autoklaf atau oven memert,DTT di
RSML ,dilakukan oleh petugas ruang perawatan pasien masing-masing.
21. Suatu kegiatan yang di laksanakan untuk menilai mutu dari proses
sterilisasi .sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menjamin instrumen
dan linen yang melalui proses sterilisasi telah sesuai dangan standar.
22. Semua BMHP yang ada di rumah sakit ,itu sudah ada perencanaan dari unit ruang
perawatan masing-masing yang dibutuhkan .
Kasa steril yang di sterilkan di cssd biasanya dari ruang perawatan dan ada juga
yang dari cssd sendiri,itu juga anfra di logistik farmasi.yang bagian pengadaan.
23. Untuk menunjang aktifitas pelayanan medik di lengkapi dengan sarana dan
prasarana yang lengkap untuk menjamin keberlang sungan kegiatan sterilisasi
alat,set oprasi,dan linen .Melakukan penyediaan linen untuk mencukupi kebutuhan
pelayanan di ruang perawatan masing-masing ,
24. Sistem penyimpanan instrumen dan linen steril di Unit Sterilisasi Sentral dan ruang
perawatan .
-menjaga intrumen dan linen steril tidak terkontaminasi
-untuk mempermudah pengambilan ,pastikan label indikator kimia eksternal ,label
identitas ruangan,dan label steril utuh dan jelas terbaca .
-lakukan pengecekan secara rutin terhadap kondisi suhu dan kelembaban di ruang
simpan steril .

IX. SARAN
Eksternal

1. Mendukung seluruh aktivitas dalam rangka keselamatan petugas dan pasien


dengan memenuhi sarana dan prasarana dalam pelayanan di pusat sterilisasi
sesuai standar yang ditetapkan.
Internal
1. Dapat melakukan monitoring dan evaluasi dalam setiap kegiatan di unit
sterilisasi untuk dijadikan perbaikan dalam memberikan pelayanan.
2. Meningkatkan mutu layanan dengan melakukan pemrosesan instrumen sesuai
standar untuk mendukung pencegahan dan pengendalian infeksi serta menekan
kejadian infeksi Rumah Sakit (Healthcare Associated Infections/ HAIs).

Lamongan, 20 MEI 2021

Nurul Mufik

Anda mungkin juga menyukai