Anda di halaman 1dari 4

“MENUNGGU PERUBAHAN ATAU MEMBAWA PERUBAHAN?


Narator: Gereja tak hanya sebuah bangunan, tapi juga ada dalam hati para jemaatNya. Tuhan selalu
menerima apapun keadaan kita dirumahNya, yaitu di gereja. Tapi, apakah orang yang ada didalamnya
bisa menerima apapun keadaan kita? Dan, apakah kita bisa menerima apapun kondisi yang ada di
tempat itu? Tak jarang, kondisi ini yang bisa meruntuhkan indahnya kesatuan di dalam rumah Tuhan
yang suci ini. Haruskah kita menunggu perubahan? Atau kita yang membawa perubahan untuk rumah
Tuhan ini?.
Di suatu waktu, ada sebuah keluarga kecil yang hanya berisikan Ayah dan satu anak perempuan. Ayah
dari anak perempuan ini harus berpindah tugas pekerjaan dari luar pulau jawa ke sebuah kota di pulau
jawa, Kondisi ini juga mengharuskan mereka untuk berpindah gereja dari tempat asalnya. Hingga
akhirnya mereka menemukan gereja yang ada di sebuah perumahan dekat dengan rumah baru mereka
di pulau jawa. Akhirnya, di hari minggu mereka datang untuk beribadah disana..
//Kezia dan kak Ruben masuk. (Bisa di turunan pintu utama / di tengah² jemaat//
Bapak (Ruben): Nak, mulai sekarang kita bergereja disini ya. Karena tempatnya dekat dari rumah
kita
Kezia: Disini pak? Ndak mau coba cari gereja lain dulu? Mungkin ada ndak jauh dari sini..
Bapak (Ruben): Disini saja nak, ndak apa. Biar kita ndak jauh-jauh berangkatnya
Kezia: Gitu ya pak, baiklah kalau begitu.
//Kezia dan kak Ruben duduk//
Narator: Akhirnya ayah dan anak ini mulai mengikuti ibadah di gereja itu, satu dua lagu telah
dinyanyikan hingga akhirnya anak ini mulai menyadari bahwa tak ada anak seusianya di gereja ini.
Dia pun bergumam di dalam hati..
Kezia: Loh, kok gaada anak remaja yang seumuran sama aku ya di gereja ini, apa jangan-jangan
cuma aku anak remaja di gereja ini?

Narator: Hal ini membuatnya mulai merasa kurang nyaman, dan berpikir ingin pindah dari gereja itu,
tapi sampai akhirnya dia berpikir...
Kezia: Coba aku tunggu sampai minggu depan, kalau memang di ibadah selanjutnya gaada
pemudanya, aku coba minta ke bapak buat pindah gereja saja..
//Kak Ruben dan Kezia keluar, Nono tunggu kak Ruben dan Kezia keluar dari ruang ibadah yaa//
Narator: Tak terasa, hari pun berlalu hingga tiba minggu yang dinantikan itu. Berangkatlah ayah dan
anak ini ke gereja yang sama seperti minggu kemarin, hingga akhirnya sampailah mereka di gereja
itu..
//Kezia dan kak Ruben masuk, langsung cari tempat duduk//
Narator: Disaat bersamaan, ada 2 pemudi yang juga baru datang ke gereja itu.
//Camar dan Elsa juga cari tempat duduk atau lewat yang bisa diliat Kezia//

Kezia: (suara dalam hati) Ehh, ternyata ada pemudinya, pingin kenalan biar ada temen tapi kok malu
banget rasanya
Narator: Ibadah minggu itupun selesai. Dan akhirnya, ada 1 anak yang menyapa Kezia setelah
ibadah selesai..
//Camar nyamperin Kezia setelah ibadah selesai//
Camar: Haloo, baru pertama kali kesini yaa? kenalin yaa aku Camar!
Kezia: Ohh haloo, aku Kezia. Minggu kemarin aku sudah kesini tapi ndak ada pemudanya sama
sekali
Camar: Wah gitu iya, minggu kemarin aku sakit jadinya ndabisa ke gereja. Kita hari sabtu ada ibadah
lohh, kamu hadir yaa kita ibadah bareng hari sabtuu
Kezia: wah ada yaa, aku dateng yaa hari sabtu..
Camar: sip sip, ditunggu yaa hari sabtu Kezia..
Kezia: siapp, makasii yaa Camar..
//Keluar semua dari ruang ibadah//
//Kezia ambil posisi masuk dari pintu samping//
*Jangan lupa kursi yang buat sekolah minggu sama bawa alkitabnya
Narator: Kezia yang awalnya berniat pindah gereja mengubah pikirannya, dia mulai tertarik karena
diajak oleh Camar. Kezia pun senang karna dia akan bertemu dengan pemuda/mudi yang ada di gereja
itu, diapun mulai senang bergereja disitu walau belum tau apakah dia akan cocok dengan
pemuda/mudi yang ada, bisa jadi makin betah, bisa juga dia tidak cocok dengan lingkungannya. Tapi
apapun yang terjadi, Kezia hanya ingin segera punya teman baru ditempat barunya ini. Hingga
akhirnya tibalah hari sabtu ituu..
//Kezia masuk//
Kezia: Asikkk! Aku bakalan punya banyak temen nih habis inii. Semoga anaknya asik-asikk..
//Kezia langsung duduk//
Narator: Kezia sangat bersemangat akan ibadah pemuda di sabtu sore ituu dan akhirnya dia bertemu
dengan Camar, Kezia juga bertemu dengan Ketua dari organisasi pemuda itu yaitu Kristin.
//temen² PKMB mulai masuk, bisa lewat pintu depan / samping//
(KRISTIN MASUK PIMPIN IBADAH. BUAT SUASANA IBADAH PKMB YANG LANGSUNG
RENUNGAN, KRISTIN PIMPIN RENUNGAN, YANG LAIN DENGERIN KRISTIN DENGAN
WAJAH DATAR (LIAT BAWAH/NDINGKLUK)
//Langsung duduk – nyanyi – doa – renungan//
Narator: Berharap ibadahnya seru akan tetapi.. ekspetasi Kezia dipatahkan langsung dengan suasana
ibadah yang garing pada sore ituu..
Kezia: (suara dalam hati) yahh, kok pada lemes gini nyanyinya, gaada ice breaking juga buat cairin
suasana, kenapa langsung renungan jugaa.
Narator: Hal ini kembali membuat semangat Kezia turun dan kembali berpikir untuk berpindah
gereja.
//Sehabis renungan, Kristin langsung umumin ada ibadah PKMB lagi minggu depan yang dipimpin
oleh Camar//
//Jangan lupa salaman dulu, habis itu keluar semua yaa. Baru Nono lanjut baca lagi ya//
Narator: Sepulangnya dari persekutuan, akhirnya Kezia memutuskan untuk bercerita kepada
bapaknya.
*Dari pintu samping
//Kak Ruben masuk dulu, lagi ngelakuin something atau beres²//
//Kezia masuk//
Kezia: Bapakk..
Ayah (Ruben): Wah haloo nak, gimana persekutuannya tadi? Kalo anak muda” pasti seru kan? Ga
bosen dan ngantuk kan?
Kezia: Bosen pak, Cuma nyanyi 2 lagu, doa, langsung renungan gitu. Aku pengen pindah gereja..
Bapak (Ruben): lohe lohe kok gitu ndukk, masak iya langsung renungan gitu?
Kezia: Beneran pak, bapak masa gapercaya sama anak sendiri?!
Bapak (Ruben): bukan gitu nakk, bapak mastiin aja. Tapi, ngedenger ceritamu ini bapak jadi keinget
masa muda bapakk. Dulu waktu bapak masih seumuran kamu, Bapak juga sempet ngerasain
pengalaman yang sama kayak kamu, persekutuan pemuda rasanya cuma formalitas aja biar keliatan
hidup pemudanya, kumpul renungan kumpul renungan. Bukan berarti renungan ini salah, tapi cara
pemuda di gereja bapak dulu buat menyajikan firman Tuhan itu yang kurang pas, ndak diselingi
kegiatan atau aktivitas seru yang bisa membangkitkan semangat pemudanya. Dan sialnya lagi, Bapak
memilih diam saat itu dan ndak menyuarakan isi hati bapak waktu itu, bapak lebih milih nunggu ada
yang membawa perubahan daripada bapak sendiri yang mencoba membawa perubahan..
Kezia: Maksudnya membawa perubahan itu gimana pak?
Bapak (Ruben): Nak, terkadang kita ini hanya menuntut hal ini itu tanpa mau memperjuangkannya,
dan lebih memilih menunggu orang lain yang mengusahakan. Padahal tanpa kita sadari, kita ini punya
potensi dan bisa mengusahakan hal apapun buat gereja. Memang saat ini kita masih jemaat baru nak,
tapi ndak ada salahnya kalau kita bisa membawa perubahan buat tempat kita beribadah sekarang,
siapa tau Tuhan mengutus kita kesini untuk membawa hal baru dan berdampak di tempat kita
sekarang.
//Kak Ruben lanjut ngelakuin something, habis itu keluar duluan//
//Kezia pasang ekspresi kayak berfikir bentar aja, habis itu keluar juga//
*mark pink dibawah bisa jadi patokan buat keluarnya ya, mau dilebihin juga boleh. Yang penting
ngga sampai habis. Jadi Nono udah mulai baca teks Narator selanjutnya, pas kak Ruben udah selesai
ngomong kalimat yang diatas ya.
Narator: Mendengar wejangan dari Bapaknya, Kezia mulai merenungkan motivasinya bergereja
selama ini, karena selama ini dia ber gereja hanya untuk mengikuti kegiatan-kegiatan untuk kaum
muda tanpa mengerti tujuan sebenernya dari kegiatan itu. Memang tidak salah jika dia mau mengikuti
kegiatan itu. Tapi, sebenarnya apa yang dia kejar? Keseruan dari kegiatan itu atau Tuhan Yesus?
//temen² PKMB masuk terus duduk dan dipimpin Camar//
*pakai baju yang berbeda
Narator: Hari berlalu hingga tibalah hari sabtu lagi, saat untuk bersekutu bersama bagi para pemuda.
//langsung kayak baca 3 atau 4 ayat alkitab aja habis itu doa//
//selesai doa, langsung diambil alih sama Kristin, untuk penentuan spin//
Kristin: Okei gaiss, jadi berdasarkan hasil spin hari ini, minggu depan yang bawain acara Kezia yaa
Narator: Dan saat itu juga, Kezia mendapat giliran untuk membawakan acara persekutuan di sabtu
depannya..
//temen² keluar dulu, janlup salaman//
Narator: Hal ini mengingatkan Kezia akan wejangan dari bapaknya, Kezia pun berniat untuk
mencoba membawa acara yang berbeda dari persekutuan sebelumnya, Kezia pun bersemangat untuk
mencoba membawa perubahan itu.
//temen² masuk//
*pakai baju yang berbeda pt. 2

Narator: Hari yang di nanti-nanti oleh Kezia pun tiba. Hari sabtu. Dimana dia bertugas UNTUK
memimpin ibadah PKMB. Dia selalu mengingat wejangan dari bapaknya, untuk membawa perubahan
dimulai dari dirinya.
//mulai ibadahnya//

//TEMEN² IBADAH YANG SERU/LAGI MAIN GAMES TERUS PADA KETAWA” GITU, NYANYI
NYANYI TAPI SENYUM SEMUA SAMBIL TEPUK TANGAN (NONO MULAI BACA TEKS SELANJUTNYA).
TEMEN² TETEP LANJUT IBADAH, SAMBIL NUNGGU NARATOR SELESAI NGOMONG TEKS YANG
DIBAWAH//

Narator: Dan, sesuai dugaan persekutuan sore itu berjalan dengan lebih santai dan memberikan
suasana yang berbeda. Kezia pun berhasil membawa perubahan pada persekutuan sore itu. Tapi,
apakah hal ini bisa bertahan lama? Maka dari itu..
//SEMUA MAJU KEDEPAN GANTIAN KRISTIN AMBIL ALIH BUAT NGOMONG//
Kami, Persekutuan Kaum Muda Baptis GBI Lebo memohon doa dan support dari bapak ibu jemaat
sekalian, karena kami adalah generasi penerus yang akan meneruskan gereja ini. Bukan hal yang
mudah, tapi kami yakin dan percaya bahwa Tuhan menyertai kami lewat dukungan dan doa yang tulus
dari bapak ibu jemaat sekalian. Walaupun masih minggu depan, kami mengucapkan “SELAMAT
ULANG TAHUN GEREJA BAPTIS INDONESIA LEBO” mari bersama membawa perubahan untuk
gereja kita tercinta ini, Tuhan Yesus memberkati kita semua…

*****
DONE GAIS!

Anda mungkin juga menyukai