Anda di halaman 1dari 2

“MELAYANI TUHAN YESUS DI DALAM KETERBATASAN DAN KEBERAGAMAN”

Oleh : Berty Natalia Hawini

Shalom Perkenalkan nama Saya Berty Natalia, anggota jemaat GKE


Tamiang Layang. Bicara tentang pengalaman dalam melayani Tuhan saya akan
menceritakannya secara singkat didalam artikel rohani ini. Saya kembali
mengingat kehidupan yang telah dilewati beberapa tahun yang lalu, masih
teringat awal kehidupan sebagai mahasiswa saya di perhadapkan dengan
banyaknya keberagaman di sekitar saya, mulai dari teman-teman kuliah yang
berbeda keyakinan, ras, hingga perbedaan kepribadian masing-masing. Di tengah
keberagaman tadi saya berusaha ingin selalu dekat dengan Tuhan Yesus dan bisa
menjadi terang melalui pekerjaan-pekerjaan pelayanannya walaupun saya
memiliki waktu yang terbatas karena kesibukan di kampus.
Perlahan saya mulai aktif menjadi anggota gereja di kota tempat saya
menuntut ilmu dan Tuhan percayakan juga saya bertanggung jawab untuk
melayaniNya di beberapa pelayanan gereja, sampai suatu hari saya mendapat
tugas pelayanan berangkat ke suatu desa bersama para pendeta dan penetua
diakon untuk pergi kesana yang jaraknya 3 jam lebih dari kota kami, pukul 5 pagi
kami sudah berangkat dan ketika perjalanan mulai memasuki ke arah desa yang
kami tuju seisi mobil berguncang karena jalannya terjal, berbatu serta kanan kiri
jalan kami terdapat jurang yang cukup dalam yang bisa saja sewaktu-waktu
mengancam kami, sesampainya didesa itu disambutlah kami dengan jemaat
dewasa yang jumlahnya kurang lebih ada 15 orang dan beberapa anak mereka,
kami beribadah bersama selama 1 jam setelah selesai dilanjutkan pelayanan
sekolah minggu oleh saya dibantu rekan penetua diakon, dari awal saya berpikir
anak-anak ini paham dalam hal baca dan menulis mengingat usia rata-rata 7
tahun, saat membimbing mereka membuka dan membaca alkitab disitu
tantangan saya sebagai pelayanan gereja di uji, karena saya harus benar-benar
membuat mereka memahami Firman Tuhan yang saya sampaikan ditambah
mereka hanya memahami bahasa daerah setempat dan hanya sedikit paham
bahasa Indonesia. Masih teringat jelas saat itu saya membawakan Firman Tuhan
Mengenai buah-buah Roh kudus dari Galatia 5:22-23 “Tetapi buah Roh ialah:
kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri” dan di akhir penyampaian Firman Tuhan saya
dan mereka praktekkan apa saja buah-buah roh kudus dalam kehidupan sehari-
hari serta saya ajarkan lagunya juga, betapa senangnya mereka dan perasaan saya
bahagia melihat mereka yang bisa saya layani untuk kemuliaan nama Tuhan
Yesus, selesai sekolah minggu dan makan siang saya dan rekan saya di ajak anak-
anak tadi ke belakang gereja yang ternyata ada sungai dangkal dipenuhi batu-
batu besar, airnya bersih kebetulan tempat ini adalah daerah pengunungan jadi
kami bisa leluasa menikmati kesegaran air yang mengalir. Setelah semua
pelayanan gereja hari itu selesai dan berpamitan kepada Jemaat di desa itu maka
pulang lah kami kembali ke kota, Sesampainya di kota hari sudah mulai gelap dan
saya harus pulang ke kos untuk berisitirahat dan mempersiapkan diri menjalani
kewajiban saya keesokan harinya sebagai seorang mahasiswa yang masih
menuntut ilmu di perguruan tinggi.
Satu pelajaran yang bisa di petik dalam melayani Tuhan yaitu, walaupun
berada dalam keterbatasan bahkan dalam perbedaan keberagaman sekalipun kita
harus bisa beradaptasi dan jangan pernah takut menjadi terang untuk pekerjaan
yang Tuhan Yesus percayakan. Pada masa itu dan sekarang saya memegang
teguh Firman Tuhan dari “Roma 12: 15 Demikian juga kita, walaupun banyak,
adalah satu tubuh di dalam KRISTUS; tetapi kita masing-masing adalah anggota
yang seorang terhadap yang lain”. Semoga artikel rohani ini bermanfaat untuk
sahabat-sahabat sekalian, Tuhan Yesus memberkati

Anda mungkin juga menyukai